DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
M. HARIYADI OKA PUTRA (J1B116004)
WASGINA (J1B116010)
ELVIS FRESLYNUS MANALU (J1B116011)
AKMALIA (J1B116024)
Puji dansyukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ilmiah motor dan tenaga penggerak tentang Sistem
Penyaluran Bahan Bakar dan Pelumasan Motor Bakar Torak dengan baik. Penulis
juga berterima kasih kepada pak Zainal arifin, S.Pd, M.Pd selaku dosen
pengampu.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun berdasarkan hasil diskusi yang
dilakukan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat dimanfaatkan
dengan semestinya dan menjadi pedoman pembelajaran yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 2
1.3 Manfaat ......................................................................................... 2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Sistem Penyaluran Bahan Bakar................................................... 3
2.2 Pelumasan Motor Bakar Torak..................................................... 8
Bab III Pembahasan
3.1 Komponen Sistem Penyaluran Bahan Bakar................................. 13
3.2 Sistem Bahan Bakar Bensin........................................................... 15
3.3 Macam-macam Sistem Pelumas.................................................... 16
3.4 Sifat-sifat Minyak Pelumas............................................................ 18
3.5 Mekanisme Pelumas...................................................................... 19
3.6 Klasifikasi Minyak Pelumas.......................................................... 20
Bab IV Simpulan dan Saran
4.1 Simpulan....................................................................................... 23
4.2 Saran............................................................................................. 23
Daftar Pustaka............................................................................................ 24
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Berat jenis atau densitas dan nilai panas dari bahan bakar.................... 5
Tabel 2. Klasifikasi minyak pelumas....................................................................
21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tangki bahan bakar........................................................................... 3
Gambar 2. Saringan Bahan Bakar....................................................................... 3
Gambar 3. Pompa Bahan Bakar.......................................................................... 4
Gambar 4. Throttle Body.................................................................................... 4
Gambar 5. Contoh komponen sistem bahan bakar pada motor bensin...............
13
Gambar 6. Sistem pompa in line......................................................................... 14
Gambar 7. Sistem pompa distributor.................................................................. 14
Gambar 8. Sistem bahan bakar motor bensin..................................................... 15
Gambar 9. Sistem pelumasan sump kering.........................................................
17
Gambar 10. sistem pelumasan sump basah......................................................... 18
Gambar 11. Bagan aliran minyak pelumas......................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bisa dipakai secara terus menerus. Apabila motor bakar bekerja terus menerus
maka akan menyebabkan mesinnya panas, keausan, motor kehilangan daya dan
juga menyebabkan mesin akan cepat rusak bahkan dapat terbakar. Oleh karena itu
mesin biasanya dilengkapi dengan sistem pelumasan, untuk mengawetkan mesin
motor serta melancarkan ataupun menstabilkan kerja motor.
Motor bakar dalam penggunaannya mengubah bahan bakar kimia menjadi
energi panas dan energi gerak. Dalam pengubahan bahan bakar menjadi energi
tentunya terdapat suatu gesekan antara komponen-komponen motor bakar.
Gesekan-geskan itu dapat menyebabkan mesin panas, aus, dan dapat kehilangan
daya . Oleh karena itu, diperlukan pelumas untuk dapat mengurangi gesekan dan
mesin dapat bekerja dengan lancar. Pelumas ini digunakan untuk dapat
memperlancar dan menstabilkan kerja mesin.
Berdasarkan uraian diatas untuk menambah pengetahuan pembaca maka
perlu dibuat makalah mengenai sistem penyaluran bahan bakar dan pelumasan
motor bakar torak.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah agar mahasiswa mengetahui tentang sistem
penyaluran bahan bakar dan pelumasan motor bakar torak serta untuk memenuhi
tugas matakuliah motor dan tenaga penggerak.
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah adalah mahasiswa dapat memahami tentang
sistem penyaluran bahan bakar dan pelumasan motor bakar torak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 3. Pompa Bahan Bakar
4. Throttle body
Throttle adalah bagian dari mesin injeksi yang mengatur masuknya udara ke
mesin pembakaran. Fungsi Throttle Position Sensor (TPS) atau Sensor Posisi
Throttle adalah sensor yang digunakan untuk memantau posisi throttle apakah
terbuka sebagian, terbukap penuh atau tertutup. Sensor ini biasanya terletak pada
poros kupu-kupu sehingga dapat langsung memantau posisi throttle. ECU (Engine
Control Unit) dapat mengontrol posisi throttle. Fungsi throttle body adalah
sebagai saluran utama yang dilalui oleh udara sebelum masuk ke intake manifold.
Konstruksi throttle body dapat dilihat pada gambar di bawah.
4
Tabel 1. Berat jenis atau densitas dan nilai panas dari bahan bakar
Jenis bahan bakar Densitas Nilai Panas
(g/liter) kkal/g kkal/liter
Minyak bensin 740 10.61 7850
Minyak diesel 825 10.42 8600
Ethanol (ethyl-alcohol) 773 6.60 5100
5
gas. Perbandingan campuran kira-kira 12 sampai 15 berbading 1, artinya 12 –
15 kg udara dalam 1 kg bahan bakar. Proses pembakaran pada mesin diesel dan
motor bensin berbeda, yaitu:
1. Motor bensin
Proses pembakaran motor bensin menggunakan bahan bakar bensin yang
mudah terbakar dan mudah menguap. Campuran udara dan bensin yang masuk
kedalam silinder dan dikompresikan oleh torak pada tekanan 8-15 bar atau 8-15
kg/cm2 dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik (busi). Kecepatan pembakaran
10 -25 m/det, suhu udara naik hingga 2000-25000 C , tekanan pembakaran
berkisar 30- 40 bar.
Proses pembakaran pada motor bensin dapat terjadi apabila :
a. Campuran bahan bakar udara masuk kedalam silinder.
b. Campuran dikompresikan.
c. Bahan bakar dinyalakan dengan bunga api listrik (busi).
Bensin mengandung unsur-unsur carbon dan hydrogen yang dapat
terbakar apabila :
1. Hydrocarbon terbakar bersamaoxygen sebelum carbon
bergabungdengan oxygen.
2. Carbon terbakar lebih dahulu daripada hydrogen.
3. Senyawa hydrocarbon terlebih dahulu bergabung dengan oxygen dan
membentuk senyawa (senyawa hydroxilasi) dan kemudian terbakar
(thermis).
Jika pembakaran berlangsung, diperlukan :
1. Bahan bakar dan udara dimasukan kedalam silinder.
2. Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala.
2. Motor diesel
Proses pembakaran pada mesin diesel udara yang diisap ke dalam ruang bakar
akan dikompresi oleh gerakan piston. Bahan bakar diinjeksikan pada +150
sebelum TMA pada langkah kompresi hingga +100 setelah TMA ke udara tekan
dan bersuhu tinggi. Akibatnya, bahan bakar terbakar dengan sendirinya oleh udara
6
kompresi. Suhu udara kompresi harus di atas 500 ˚C. Proses pembakaran pada
mesin diesel dibagi menjadi 4 periode yaitu:
a. Periode pertama : Waktu pembakaran tertunda (A-B)
Persiapan ini merupakan fase persiapan pembakaran dimana partikel-
partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder
agar mudah terbakar. Penambahan tekanan dalam hal ini diakibatkan oleh
perubahan posisi poros engkol.
b. Periode kedua : Perambatan api (B-C)
Akhir langkah pertama, campuran akan terbakar di beberapa tempat dalam
silinder sehingga pembakaran mulai di beberapa tempat. Nyala api ini akan
merambat dengan kecepatan tinggi seolah-olah campuran terbakar sekaligus
menyebabkan tekanan dalam silinder cepat naik. Periode ini kadang-kadang
disebut pembakaran letup. Kenaikan tekanan pada periode ini sesuai dengan
jumlah campuran yang tersedia pada langkah pertama
c. Periode ketiga : Pembakaran langsung (C-D)
Akibat nyala api di dalam silinder maka bahan bakar yang diinjeksikan
langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat sikontrol dari jumlah bahan
bakar yang diinjeksikan, jadi periode ini sering disebut proses pembakaran
dikontrol.
d. Periode keempat : Pembakaran lanjut (D-E)
Injeksi berakhir pada titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua.
Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila
pembakaran lanjut ini terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi
menyebabkan efisiensi turun.
7
bakar.Kemudian dari pembakaran diperoleh energi thermaluntuk melakukan kerja
mekanis pada poros engkol.
Tenaga yang dihasilkan diperoleh daripembakaran campuran bahan bakar
dan oksigen didalam ruang bakar, sehingga menghasilkan panas,akibatnya fluida
di dalam silinder akan memuai.Namun karena fluida tersebut dibatasi oleh
dinding
silinder maka tekanan dan temperatur naik yang akanmendorong torak bergerak
translasi (mundur),dimana torak tersebut dihubungkan ke poros engkoldengan
perantara batang penggerak yangdirencanakan sedemikian rupa sehingga dari
gerakantranslasi dapat dirubah menjadi gerakan rotasi(putar). Kemudian dari
gerakan rotasi inilah motorbensin dapat digunakan sebagai penggerak kendaraan
bermotor atau penggerak generator listrik dan lainsebagainya setelah mengalami
beberapa jenistranslasi, sesuai dengan kebutuhan.
2. Mesin diesel
Mesin diesel adalah sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar
dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi. Ketika udara dikompresi
suhunya akan meningkat, mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses
pembakaran. Udara di hisap ke dalam ruang bakar mesin diesel dandikompresi
oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio compresi dari mesin bensin.
Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC
(Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam
tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang
bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan terbakar dengan cepat.
Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston
mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Ledakan tertutup ini
menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat,
mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung
(connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft
tenaga linear diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros
crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
8
2.2 Pelumasan Motor Bakar Torak
Menurut Arismunandar (2005) motor bakar adalah motor yang
tenaganyaberasal dari pembakaran campuran bahan bakar danudara didalam
silinder, dimana terjadi perubahanenergi dari energi kimia menjadi energi
mekanik.Berdasarkan bahan bakarnya, motor bakardibedakan menjadi dua, yaitu
motor bensin danmotor diesel. Menurut proses kerjanya motorbensin dan motor
diesel dibagi menjadi dua, yaitumotor bakar dua langkah dan empat langkah.
Motorbakar dua langkah adalah motor bakar yang dalamsatu kali siklus kerjanya
membutuhkan dua kalilangkah torak. Sedangkan motor empat langkahadalah
motor bakar yang dalam satu kali sikluskerjanya membutuhkan empat kali
langkah toraknya.
Ditinjau dari cara memperoleh energi thermalini mesin kalor dibagi menjadi
dua golongan: mesinpembakaran luar (external combustion engine)
danpembakaran dalam (internal combustion engine).Pada mesin pembakaran luar
proses pembakaranterjadi diluar mesin yaitu melalui dinding pemisah,contohnya
pada mesin uap. Semua energi yangdiperlukan oleh mesin mula-mula
meninggalkan gashasil pembakaran yang temperaturnya tinggi. Melaluidinding
pemindah kalor atau ketel uap energi itukemudian masuk ke dalam fluida kerja
yang terdiridari uap atau air.
Pembakaran dalamyang pada umumnya dikenal dengan motor bakarproses
pembakaran berlangsung di dalam motor itusendiri, sehingga gas hasil
pembakaran yang terjadisekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor
bakardengan menggunakan beberapa silinder yangbergerak translasi (bolak balik).
Di dalam silinderitulah terdapat pembakaran bahan bakar denganoksigen dari
udara, gas yang dihasilkan oleh prosestersebut mampu menggerakkan torak yang
olehpenghubung (batang penggerak) dihubungkan denganporos engkol
menimbulkan gerak translasi padatorak. Pada motor ini, bahan bakar yang
dipakaiadalah bensin. Bahan bakar bensin dan udarabiasanya dimasukkan
bersama-sama ke dalamsilinder setelah lebih dulu dikabutkan menjadicampuran
yang sangat halus dengan menggunakankarburator. Setelah campuran tersebut
masuk kedalam silinder, pembakaran dilakukan oleh bunga apiyang berasal dari
alat penyulut atau busi.
9
2.2.1 Klasifikasi motor bakar
Klasifikasi motor bakar sangatlah penting untuk menentukan unjuk kerja
yang optimum. Adapun klasifikasi motor bakar menurut Prihartono (2014),
sebagai berikut :
1. Langkah operasi, berdasarkan langkah operasi, motor bakar dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu : siklus 4-langkah dan siklus 2-langkah.
2. Bahan bakar, berdasarkan bahan bakar motor bakar diklasifikasikan menjadi
dua jenis, yaitu : bahan bakar cair dan gas.
3. Penyalaan, berdasarkan metode penyalaan, motor bakar diklasifikasikan
menjadi dua jenis, yaitu : spark ignition engine dan compression ignition engine,
penyalaan mesin terjadi karena lonjatan arus listrik pada elektroda busi.
Sedangkan pada compression ignition engine, penyalaan mesin terjadi karena
kompresi bahan bakar yang tinggi didalam silinder.
4. Perancangan dasar, motor bakar torak dapat dibagi berdasarkan susunan
silindernya, misalnya : segaris (inline), V-tipe, radial, berhadapan dan rotasi.
10
c. Titik Tuang
d. Stabilitas
e. Kelumasan
4. Macam-macam Pelumasan
a. Dilihat dari bentuk fisiknya :
1) liquid (pelumas cair)
2) solid (pelumas padat )
b. Dilihat dari bahan dasarnya :
1) Pelumas mineral
Keunggulan utama untuk menggunakan pelumas diantaranya adalah :
a) Memiliki kekentalan yang sangat stabil pada temperatur rendah dan tinggi.
b) Tidak menyebabkan slip pada kopling.
c) Tidak mudah teroksidasi dan terdegredasi oleh radiasi panas dari mesin.
d) Menjaga kebersihan mesin, serta mencegah terbentuknya deposit pada piston.
e) Melindungi secara optimal mesin dari korosi dan menjaga komponen mesin
dari keausan.
f) Mampu meningkatkan akselerasi dengan sangat prima, sehingga motor dapat
melaju dengan lebih cepat.
g) Suara mesin lebih halus dan bekerja dengan lebih sempurna serta gesekan pada
gigi transmisi dapat diminimalisir secara optimal.
h) Komponen vital motor utamanya kopling dan rangkaian gear pada transmisi
lebih awet dan tahan lebih lama.
11
2) Pelumas Sintetis
Beberapa campuran kimia yang biasanya digunakan untuk pelumas sintetis
meliputi :
a) Synthetic hydrocarbons (pada umumnya polyaphalefins)
b) Organic esters (dibuat dengan mencampur alkohol dan asam)
c) Polyglycos
Beberapa keuntungan pelumas sintetis diantaranya adalah :
a) Dapat membuat mesin mudah dihidupkan pada saat cuaca sangat dingin.
b) Penggunaan pelumas sintetis dapat menghemat pemakaian bahan bakar
seekonomis mungkin karena dapat mengurangi gesekan secara maksimal pada
mesin.
c) Penggunaan pelumas sintetis menghasilkan mesin yang cenderung lebih dingin
pada saat beroperasi karena gesekan yang minim pada mesin.
d) Memiliki ketahanan panas yang lebih tinggi sehingga tidak mudah rusak dan
tahan lama terhadap oksidasi.
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
Gambar 6. Sistem pompa in line
Prinsip sistem in line adalah sebagai berikut : Pada saat pompa menghisap
bahan bakar, dimana plunger akan bergerak lurus, bahan bakar tertekan dan
mengalirkannyake injection nozzle melalui delivery valve. Delivery
valve berfungsi bisa mencegah injeksi secara cepat dan mencegah agar bahan
bakar tidak kembali lagi ke plunger.
Pada sistem pribadi (in line) merupakan sistem yang kompak, tetapi secara
ekonomis harganya mahal. Hal ini disebabkan menggunakan satu pompa untuk
setiap silinder dan semua pompa harus bekerja dalam susunan yang serasi.
2. Sistem pompa distributor
Pada sistem distributor, pompa mengalirkan bahan bakar ke dalam
distributor yang berfungsi membagi bahan bakar ke dalam setiap penyemprot
sesuai dengan urutan penginjeksian. Sistem pompa distributor bekerja sebagai
berikut :
14
timing diatur oleh pressure timer. Keadaan engine mati pada saat starter switch
off, sedangkãn arus yang mengalir ke fuel cut-off selenoid dan saluran bahan
bakar tertutup oleh selenoid plunger, sehingga mesin mati akibat penginjeksian
bahan bakar terputus.
15
Gambar 8. Sistem bahan bakar motor bensin
Keterangan:
1) Tutup tangki
2) Saringan bahan bakar
3) Tangki bahan bakar
4) Kran bahan bakar
5) Filter bahan bakar
6) Choke
7) Selang bahan bakar
8) Piston
9) Selang penunjuk isi bahan bakar
10) Saringan udara
11) Karburator
16
Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik
yang menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk
keperluan pendinginan dari pada minyak pelumasnya.
Keterangan :
1. Tangki penampungan 5. Tangki ekspansi (penampung
2. Filter 6. Filter
3. Pompa minyak pelumas 7. Bagian mesin yang dilumasi
4. Pendingin minyak 8. Pengatur tekanan minyak pelumas
17
Gambar 10. sistem pelumasan sump basah
Keterangan :
1.Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)
4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak pelumas
6.Bagian mesin yang dilumasi.
7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas
18
3.4.3 Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak
terhadap suhu dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang
mempunyai viskositas yang sama pada suhu tertentu.
3.4.5 Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana
minyak dapat mengalir.
3.4.6 Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan
didalam alat percobaan, sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila
suatu nyala api kecil didekatkan pada uap tadi. Titik nyala minyak pelumas yang
digunakan pada motor berkisar antara 175º C sampai 260º C tergantung pada
penggunaan motor dan jenis minyak pelumasnya.
3.4.7 Carbon Residu
Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.
3.4.8 Acidity atau Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari
potassium hydroxide, yang diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.
3.4.9 Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan
menunjukan kualitas suatu minyak.
3.5Mekanisme Pelumasan
Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 11, yang merupakan suatu
bidang bantalan, dengan ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan,
untuk sekedar ilustrasi. Minyak pelumas membasahi kedua permukaan. Minyak
pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-lapisan, dan garis titik horizontal
melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.
Permukaan bantalan pada gambar adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam
sedang, permukan bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan
permukaan. Tidak ada gaya normal terhadap kedua permukaan. Kedua permukaan
dipisahkan oleh suatu film minyak dengan ketebalan yang sama lapisan minyak
19
pelumas yang menempel pada permukaan bawah akan bergerak dengan kecepatan
yang sama dengan kecepatan permukaan bawah.
Kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua
permukaan, sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Besarnya
kecepatan pada masing-masing lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-
vektor.Kecepatan minyak pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan
menjumlah vektor-vektor pada masing-masing titik.
Permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di buat
sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji.
Sehingga akibat kemiringan ini minyak pelumas dapat mengalir secara terus
menerus, dan integrasi kecepatan aliran film minyak pelumas pada permukaan dan
sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin pemisahan kedua permukaan.
20
diresmikan pemakaiannya sejak juli1970. Klasifikasi yang dulu, dibagi menjadi
golongan motor bensin dan motor diesel dan diklasifikasikan sebagai SA, SD,
dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan commercial, kedua-duanya dari
golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.
SAE : Society of Automotive Engineers
API : American Petroleum Institute
ASTM : American Society for Testing Materials.
Tabel 2. Klasifikasi minyak pelumas
No Klasifikasi Service mesin api Minyak mesin
ASTM
1. SA Untuk service motor bensin dan Tak termasuk aditiv,
diesel untuk mesin dalam keadaan selain dari pada untuk
biasa, yang tak memerlukan pengentalan atau
kombinasi aditiv minyak minyak penetrasi
2. SB Untuk service motor bensin beban Miyak anti oxidant a
ringan.untuk mesin yang bekerja gesekan
alam keadaan biasa ang
membtuhkan sedikit aditiv
kombinasi dari minyak.
3. SC Motor bensin untuk truk dan Miyak ini sesuai
mobil yang dibuat antara 1964- dengan permntaan
1967 dan bekerja dibawah tahun pabrik-pabrik untuk
1964 dalam masa garansi pabrik. model 1964-1967
Minyak ini mempunyai sifat yang terutama dipakai
baik terhadap temperatur rendah untuk mobil da
dan tinggi, melindungi mempunyai ketahanan
pengendapan dan mempunyai pada temperatur
sifat untuk mengurangi gesekan rendah, anti
pelumpuran dan anti
karat.
4. SD Untuk 1968 motor bensin truk dan Minyak sesuai
mobil yang beroprasi dibawah permintaan pabrik-
1962 pabrik setelah 1968,
21
terutama dipakai
untuk mobil dan
mempunyai ketahanan
pada temperature
rendah anti
pelumpuran dan anti
karat
5. CA Motor diesel biasa memakai Dipakai untuk
bahan bakar bermutu tinggi. memenuhi
Minyak yang dipakai ini untuk kemampuan MIL-L-
spesifikasi ini terutama pada 21004A pada motor-
pemakaian antara 1940 dan 1950, motor diesel tampa
minyak ini dipakai dengan mutu supercharger dan
bahan bakar yang tinggi dan motor bensin dengan
sifatnya anti karat pada pemakain bahan bakar
bearing/bantalan dan mencegah kadar sulfur rendah
pengendapan pada temperatur
tinggi
6. CB Motor diesel dengan beban berat Minyak ini dipakai
motor diesel yang bekerja pada untuk motor bensin
oprasi biassa dengan mutu bahan dan motor bensin
bakar yang rendah yang tanpa turbocharger ini
menyebabkan tempertur tinggi termasuk minyak
dan karat pada bantalan. Kadang- MIL-L-2104A yang
kadang motor motor bensin ditest dengan kadar
dipakai dalam kasus ini. Minyak sulfur tinggi pada
ini diformalisasikan tahun 1949. bahan bakar
Minyak ini dipergunakan untuk
bahan bakar dengan kadar sulfur
tinggi dan melindungi bantalan
dari karat dan temperature tinggi.
22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bahan bakar adalah zat kimia yang mudahterbakar dan dapat menghasilkan
kalor sebagai sumber energi.Bahan bakar untuk motor bakar torak terdiri atas dua
jenis, yaitubahan bakar cair dan bahan bakar gas.Komponen sistem penyaluran
bahan bakar pada motor bensin yaitu tangki bahan bakar, keran bahan
bakar,saringan bahan bakar, karburator, dan governor.Sistem penyaluran bahan
bakar diesel ada tiga jenis, yaitu sistem pompa pribadi (in line), sistem pompa
distribusi (distributor), dan Sistem akumulator.
Pelumasan merupakan salah satu sistem pelengkap pada suatu kendaraan
dengan tujuan mengatur dan menyalurkan minyak pelumas kebagian-bagian
mesin yang bergerak. Sistem pelumasan terbagi atas dua yaitu sump kering dan
sump basah.Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan
minyak pelumas yang dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai
kebutuhan.
5.2 Saran
Disarankan agar dalam penggunaan bahan bakar sesuai dengan standart yang
telah ditentukan dari alat/mesin tersebut, serta penggunaan minyak pelumas sesuai
dengan kebutuhan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24