Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH MOTOR DAN TENAGA PEENGGERAK

SISTEM PENYALURAN BAHAN BAKAR DAN PELUMASAN MOTOR


BAKAR TORAK

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
M. HARIYADI OKA PUTRA (J1B116004)
WASGINA (J1B116010)
ELVIS FRESLYNUS MANALU (J1B116011)
AKMALIA (J1B116024)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULOTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dansyukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ilmiah motor dan tenaga penggerak tentang Sistem
Penyaluran Bahan Bakar dan Pelumasan Motor Bakar Torak dengan baik. Penulis
juga berterima kasih kepada pak Zainal arifin, S.Pd, M.Pd selaku dosen
pengampu.

Makalah ilmiah ini telah penulis susun berdasarkan hasil diskusi yang
dilakukan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat dimanfaatkan
dengan semestinya dan menjadi pedoman pembelajaran yang akan datang.

Jambi, Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar .......................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................... ii

Daftar Tabel............................................................................................... iii

Daftar Gambar........................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 2
1.3 Manfaat ......................................................................................... 2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Sistem Penyaluran Bahan Bakar................................................... 3
2.2 Pelumasan Motor Bakar Torak..................................................... 8
Bab III Pembahasan
3.1 Komponen Sistem Penyaluran Bahan Bakar................................. 13
3.2 Sistem Bahan Bakar Bensin........................................................... 15
3.3 Macam-macam Sistem Pelumas.................................................... 16
3.4 Sifat-sifat Minyak Pelumas............................................................ 18
3.5 Mekanisme Pelumas...................................................................... 19
3.6 Klasifikasi Minyak Pelumas.......................................................... 20
Bab IV Simpulan dan Saran
4.1 Simpulan....................................................................................... 23
4.2 Saran............................................................................................. 23
Daftar Pustaka............................................................................................ 24

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Berat jenis atau densitas dan nilai panas dari bahan bakar.................... 5
Tabel 2. Klasifikasi minyak pelumas....................................................................
21

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tangki bahan bakar........................................................................... 3
Gambar 2. Saringan Bahan Bakar....................................................................... 3
Gambar 3. Pompa Bahan Bakar.......................................................................... 4
Gambar 4. Throttle Body.................................................................................... 4
Gambar 5. Contoh komponen sistem bahan bakar pada motor bensin...............
13
Gambar 6. Sistem pompa in line......................................................................... 14
Gambar 7. Sistem pompa distributor.................................................................. 14
Gambar 8. Sistem bahan bakar motor bensin..................................................... 15
Gambar 9. Sistem pelumasan sump kering.........................................................
17
Gambar 10. sistem pelumasan sump basah......................................................... 18
Gambar 11. Bagan aliran minyak pelumas......................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pertanian baik di Indonesia maupun didunia adalah
dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan pola pertanian
yang modern. Salah satu ciri pertanian yang modern adalah penggunaan mesin-
mesin pertanian yang dapat meningkatkan produktifitas kerja dari petani dalam
kegiatan produksi pertanian. Usaha dalam meningkatkan produksi pertanian
adalah menggunakan sumber tenaga yang baik. Mesin bakar diesel adalah salah
satu sumber tenaga dibidang pertanian. Motor bensin merupakan jenis dari motor
bakar, kebanyakan di pakai sebagai kendaraan bermotor yang berdaya kecil
seperti mobil, sepeda motor, dan juga untuk motor pesawat terbang. Pada motor
bakar sering memakai system bahan bakar.
Pompamenyalurkan bahan bakar dari tangki ke karburator untuk memenuhi
jumlah bahan bakar yang harus tersedia di dalam karburasi. Pompa ini terutama di
pakai apabila letak tangki lebih rendah dari pada letak karburator. Untuk
membersihkan bahan bakar dari kotoran yang dapat mengganggu aliran atau
menyumbat saluran bahan bakar, terutama di dalam karburator, di gunakan
saringan atau filter. Sebelum masuk kedalam saringan, udara mengalir melalui
karburator yang mengatur pemasukan, pencampuran dan pengabutan bahan bakar
ke dalam, sehingga di peroleh perbandingan campuran bahan bakar dan udara
yang sesuai dengan keadaan beban dan kecepatan poros engkol. Penyempurnaan
pencampuran bahan bakar udara tersebut berlangsung baik di dalam saluran isap
maupun di dalam silinder sebelum campuran itu terbakar. Campuran ini haruslah
homogen serta perbandingannya sama untuk setiap silinder, campuran yang kaya
(rich fuel) di perlukan dalam keadaan tanpa beban dan beban penuh sedangkan
campuran yang miskin (poor fuel) di perlukan untuk operasi normal.
Motor bakar merupakan sumber penggerak yang sering dipakai di bidang
pertanian. Motor bakar yang sering digunakan untuk pertanian antara lain seperti
traktor dan traktor tangan. Contoh pemanfaatan motor bakar pada pertanian yaitu
sebagai alat untuk membajak. Motor bakar terdapat mesin di dalamnya dan tidak

1
bisa dipakai secara terus menerus. Apabila motor bakar bekerja terus menerus
maka akan menyebabkan mesinnya panas, keausan, motor kehilangan daya dan
juga menyebabkan mesin akan cepat rusak bahkan dapat terbakar. Oleh karena itu
mesin biasanya dilengkapi dengan sistem pelumasan, untuk mengawetkan mesin
motor serta melancarkan ataupun menstabilkan kerja motor.
Motor bakar dalam penggunaannya mengubah bahan bakar kimia menjadi
energi panas dan energi gerak. Dalam pengubahan bahan bakar menjadi energi
tentunya terdapat suatu gesekan antara komponen-komponen motor bakar.
Gesekan-geskan itu dapat menyebabkan mesin panas, aus, dan dapat kehilangan
daya . Oleh karena itu, diperlukan pelumas untuk dapat mengurangi gesekan dan
mesin dapat bekerja dengan lancar. Pelumas ini digunakan untuk dapat
memperlancar dan menstabilkan kerja mesin.
Berdasarkan uraian diatas untuk menambah pengetahuan pembaca maka
perlu dibuat makalah mengenai sistem penyaluran bahan bakar dan pelumasan
motor bakar torak.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah agar mahasiswa mengetahui tentang sistem
penyaluran bahan bakar dan pelumasan motor bakar torak serta untuk memenuhi
tugas matakuliah motor dan tenaga penggerak.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah adalah mahasiswa dapat memahami tentang
sistem penyaluran bahan bakar dan pelumasan motor bakar torak.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Penyaluran Bahan Bakar


Pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar dengan udara (oksigen) terjadi
pada suhu yang merupakan titik bahan bakar. Syarat terjadinya pembakaran
adalahada bahan bakar, ada udara (O2), dan suhu yang cukup tinggi untuk
memulai pembakaran. Bahan bakar mengandung unsur kimia karbon (C)
dan hidrogen (H).Komponen-komponen pada sistem bahan bakar yaitu:
1. Tangki bahan bakar
Tangki bahan bakar dibagi-bagi dalam beberapa bagian dengan pemisah.
Pemisah ini berfungsi sebagai damper bila kendaraan berjalan atau berhenti secara
tiba – tiba atau berjalan di jalan yang kasar.

Gambar 1. Tangki bahan bakar

2. Saringan Bahan Bakar


Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran – kotoran dan air
yang terbawa oleh bahan bakar.

Gambar 2. Saringan Bahan Bakar


3. Pompa Bahan Bakar
Pompa bahan bakar ada dua jenis, yaitu model mekanik dan model elektrik.
Fungsi dari pompa ini adalah untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki
kekarburator.

3
Gambar 3. Pompa Bahan Bakar
4. Throttle body
Throttle adalah bagian dari mesin injeksi yang mengatur masuknya udara ke
mesin pembakaran. Fungsi Throttle Position Sensor (TPS) atau Sensor Posisi
Throttle adalah sensor yang digunakan untuk memantau posisi throttle apakah
terbuka sebagian, terbukap penuh atau tertutup. Sensor ini biasanya terletak pada
poros kupu-kupu sehingga dapat langsung memantau posisi throttle. ECU (Engine
Control Unit) dapat mengontrol posisi throttle. Fungsi throttle body adalah
sebagai saluran utama yang dilalui oleh udara sebelum masuk ke intake manifold.
Konstruksi throttle body dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 4. Throttle Body


2.1.1 Bahan Bakar
Bahan bakar adalah zat kimia yang mudahterbakar dan dapat menghasilkan
kalor (panas) sebagai sumber energi.Bahan bakar untuk motor bakar torak terdiri
atas dua jenis, yaitubahan bakar cair (minyak bensin dan minyak diesel), dan
bahan bakar gas (LPG / Liquified Petroleum Gas).Berat jenis atau densitas dan
nilai panas dari bahan bakar disajikan pada Tabel 1.

4
Tabel 1. Berat jenis atau densitas dan nilai panas dari bahan bakar
Jenis bahan bakar Densitas Nilai Panas
(g/liter) kkal/g kkal/liter
Minyak bensin 740 10.61 7850
Minyak diesel  825 10.42 8600
Ethanol (ethyl-alcohol)  773 6.60 5100

Berdasarkan tingkatannya menurut Suriansyah (2010), maka


bahanbakarterbagi sebagai berikut :
a. Bahan bakar pertama ( primary fuel )Bahan bakar yang langsung
digunakanuntuk fungsi panas (energi) danpenggunaannya secara teknis,
dapatberbentuk padat, cair dan gas, sepertibatubara, kayu, petroleum dan
lainsebagainya.
b. Bahan bakar kedua ( secondery fuel )Bahan bakar yang dibuat dari bahan bakar
lainnya yang kemudian digunakan sebagaibahan – bahan jadi, bahan bakar ini
disebutbahan bakar kedua yang dihasilkan daribahan bakar pertama, misal : gas
batubara,gas air dan sebagainya.
Beberapa sifat utama bahan bakar yang perludiperhatikan adalah :
a. Mempunyai nilai bakar yang tinggi.
b. Mempunyai kesanggupan menguap padasuhu rendah.
c. Uap bahan bakar dapat dinyalakan danterbakar segera dalam campuran dengan
perbandingan yang sesuai terhadap oksigen.
d. Bahan bakar dan hasil – hasilpembakarannya tidak beracun atau
membahayakan kesehatan.
e. Harus mudah diangkut dan disimpandengan mudah dan aman.
f. Kualitas pengetukan (kecenderunganberdenotasi) tergantung bilangan oktannya.

2.1.2 Proses Pembakaran


Pembakaran di dalam silinder adalah reaksi kimia atau reaksi
persenyawaan bahan bakar dengan udara (oxygen), yang diikuti dengan timbulnya
panas. Panas yang dilepas selama proses pembakaran inilah yang digunakan untuk
tenga/power.
Mekanisme pembakaran dipengaruhi oleh keseluruhan proses pembakaran di
mana atom-atom dari bahan bakar dapat bereaksi dengan oxigen dan membentuk

5
gas. Perbandingan campuran kira-kira 12 sampai 15 berbading 1, artinya  12 –
15  kg udara dalam 1 kg bahan bakar. Proses pembakaran pada mesin diesel dan
motor bensin berbeda, yaitu:
1. Motor bensin
Proses pembakaran motor bensin menggunakan bahan bakar bensin yang
mudah terbakar dan mudah menguap. Campuran  udara dan bensin yang masuk
kedalam silinder dan dikompresikan oleh torak pada tekanan 8-15 bar atau 8-15
kg/cm2 dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik (busi). Kecepatan pembakaran
10 -25 m/det, suhu udara naik hingga 2000-25000 C , tekanan pembakaran
berkisar 30- 40 bar.
Proses pembakaran  pada motor bensin dapat terjadi apabila :
a.  Campuran bahan bakar udara masuk kedalam silinder.
b.   Campuran dikompresikan.
c.    Bahan bakar dinyalakan dengan bunga api listrik (busi).
 Bensin mengandung unsur-unsur carbon dan hydrogen yang dapat
terbakar apabila :
1.   Hydrocarbon terbakar bersamaoxygen sebelum carbon
bergabungdengan oxygen. 
2. Carbon terbakar lebih dahulu daripada hydrogen.
3. Senyawa hydrocarbon terlebih dahulu bergabung dengan oxygen dan
membentuk senyawa (senyawa hydroxilasi) dan kemudian terbakar
(thermis).
  Jika pembakaran berlangsung, diperlukan :
1.      Bahan bakar dan udara dimasukan kedalam silinder.
2.      Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala.

2. Motor diesel
Proses pembakaran pada mesin diesel udara yang diisap ke dalam ruang bakar
akan dikompresi oleh gerakan piston. Bahan bakar diinjeksikan pada +150
sebelum TMA pada langkah kompresi hingga +100 setelah TMA ke udara tekan
dan bersuhu tinggi. Akibatnya, bahan bakar terbakar dengan sendirinya oleh udara

6
kompresi. Suhu udara kompresi harus di atas 500 ˚C. Proses pembakaran pada
mesin diesel dibagi menjadi 4 periode yaitu:
a. Periode pertama : Waktu pembakaran tertunda (A-B)
Persiapan ini merupakan fase persiapan pembakaran dimana partikel-
partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder
agar mudah terbakar. Penambahan tekanan dalam hal ini diakibatkan oleh
perubahan posisi poros engkol.
b. Periode kedua : Perambatan api (B-C)
Akhir langkah pertama, campuran akan terbakar di beberapa tempat dalam
silinder sehingga pembakaran mulai di beberapa tempat. Nyala api ini akan
merambat dengan kecepatan tinggi seolah-olah campuran terbakar sekaligus
menyebabkan tekanan dalam silinder cepat naik. Periode ini kadang-kadang
disebut pembakaran letup. Kenaikan tekanan pada periode ini sesuai dengan
jumlah campuran yang tersedia pada langkah pertama
c. Periode ketiga : Pembakaran langsung (C-D)
Akibat nyala api di dalam silinder maka bahan bakar yang diinjeksikan
langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat sikontrol dari jumlah bahan
bakar yang diinjeksikan, jadi periode ini sering disebut proses pembakaran
dikontrol.
d. Periode keempat : Pembakaran lanjut (D-E)
Injeksi berakhir pada titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua.
Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila
pembakaran lanjut ini terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi
menyebabkan efisiensi turun.

2.1.3 Jenis-Jenis Motor Pembakaran Dalam ( Internal Combustion Engine)


Secara umum motor pembakaran dalam (internal combustion engine)
dibedakan dari sistem penyalaan bahan bakar yang diterapkan,yaitu :
1. Motor bensin (Spark Ignition Engine)
Motor bensin merupakan salah satu jenismesin konversi energi
sebagaipenggerak mula yangmenggunakan energi kimia sebagai bahan

7
bakar.Kemudian dari pembakaran diperoleh energi thermaluntuk melakukan kerja
mekanis pada poros engkol.
Tenaga yang dihasilkan diperoleh daripembakaran campuran bahan bakar
dan oksigen didalam ruang bakar, sehingga menghasilkan panas,akibatnya fluida
di dalam silinder akan memuai.Namun karena fluida tersebut dibatasi oleh
dinding
silinder maka tekanan dan temperatur naik yang akanmendorong torak bergerak
translasi (mundur),dimana torak tersebut dihubungkan ke poros engkoldengan
perantara batang penggerak yangdirencanakan sedemikian rupa sehingga dari
gerakantranslasi dapat dirubah menjadi gerakan rotasi(putar). Kemudian dari
gerakan rotasi inilah motorbensin dapat digunakan sebagai penggerak kendaraan
bermotor atau penggerak generator listrik dan lainsebagainya setelah mengalami
beberapa jenistranslasi, sesuai dengan kebutuhan.

2. Mesin diesel
Mesin diesel adalah sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar
dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi. Ketika udara dikompresi
suhunya akan meningkat, mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses
pembakaran. Udara di hisap ke dalam ruang bakar mesin diesel dandikompresi
oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio compresi dari mesin bensin.
Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC
(Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam
tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang
bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan terbakar dengan cepat.
Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston
mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Ledakan tertutup ini
menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat,
mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung
(connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft
tenaga linear diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros
crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

8
2.2 Pelumasan Motor Bakar Torak
Menurut Arismunandar (2005) motor bakar adalah motor yang
tenaganyaberasal dari pembakaran campuran bahan bakar danudara didalam
silinder, dimana terjadi perubahanenergi dari energi kimia menjadi energi
mekanik.Berdasarkan bahan bakarnya, motor bakardibedakan menjadi dua, yaitu
motor bensin danmotor diesel. Menurut proses kerjanya motorbensin dan motor
diesel dibagi menjadi dua, yaitumotor bakar dua langkah dan empat langkah.
Motorbakar dua langkah adalah motor bakar yang dalamsatu kali siklus kerjanya
membutuhkan dua kalilangkah torak. Sedangkan motor empat langkahadalah
motor bakar yang dalam satu kali sikluskerjanya membutuhkan empat kali
langkah toraknya.
Ditinjau dari cara memperoleh energi thermalini mesin kalor dibagi menjadi
dua golongan: mesinpembakaran luar (external combustion engine)
danpembakaran dalam (internal combustion engine).Pada mesin pembakaran luar
proses pembakaranterjadi diluar mesin yaitu melalui dinding pemisah,contohnya
pada mesin uap. Semua energi yangdiperlukan oleh mesin mula-mula
meninggalkan gashasil pembakaran yang temperaturnya tinggi. Melaluidinding
pemindah kalor atau ketel uap energi itukemudian masuk ke dalam fluida kerja
yang terdiridari uap atau air.
Pembakaran dalamyang pada umumnya dikenal dengan motor bakarproses
pembakaran berlangsung di dalam motor itusendiri, sehingga gas hasil
pembakaran yang terjadisekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor
bakardengan menggunakan beberapa silinder yangbergerak translasi (bolak balik).
Di dalam silinderitulah terdapat pembakaran bahan bakar denganoksigen dari
udara, gas yang dihasilkan oleh prosestersebut mampu menggerakkan torak yang
olehpenghubung (batang penggerak) dihubungkan denganporos engkol
menimbulkan gerak translasi padatorak. Pada motor ini, bahan bakar yang
dipakaiadalah bensin. Bahan bakar bensin dan udarabiasanya dimasukkan
bersama-sama ke dalamsilinder setelah lebih dulu dikabutkan menjadicampuran
yang sangat halus dengan menggunakankarburator. Setelah campuran tersebut
masuk kedalam silinder, pembakaran dilakukan oleh bunga apiyang berasal dari
alat penyulut atau busi.

9
2.2.1 Klasifikasi motor bakar
Klasifikasi motor bakar sangatlah penting untuk menentukan unjuk kerja
yang optimum. Adapun klasifikasi motor bakar menurut Prihartono (2014),
sebagai berikut :
1. Langkah operasi, berdasarkan langkah operasi, motor bakar dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu : siklus 4-langkah dan siklus 2-langkah.
2. Bahan bakar, berdasarkan bahan bakar motor bakar diklasifikasikan menjadi
dua jenis, yaitu : bahan bakar cair dan gas.
3. Penyalaan, berdasarkan metode penyalaan, motor bakar diklasifikasikan
menjadi dua jenis, yaitu : spark ignition engine dan compression ignition engine,
penyalaan mesin terjadi karena lonjatan arus listrik pada elektroda busi.
Sedangkan pada compression ignition engine, penyalaan mesin terjadi karena
kompresi bahan bakar yang tinggi didalam silinder.
4. Perancangan dasar, motor bakar torak dapat dibagi berdasarkan susunan
silindernya, misalnya : segaris (inline), V-tipe, radial, berhadapan dan rotasi.

2.2.2 Sistem pelumasan


Pelumasan merupakan salah satu sistem pelengkap pada suatu kendaraan
dengan tujuan mengatur dan menyalurkan minyak pelumas kebagian-bagian
mesin yang bergerak (Darmanto, 2011). Besarnya gesekan dapat dikurangi dengan
menggunakan pelumas yang berfungsi memisahkan dua permukaan yang
bersentuhan.
1. Fungsi Pelumasan Pada Mesin
a. Memperkecil Kofisien Gesek
b. Pendingin (Cooling)
c. Pembersih (Cleaning)
d. Perapat (Sealing)

2. Sifat Penting Minyak Pelumas


a. Kekentalan
b. Indeks Kekentalan

10
c. Titik Tuang
d. Stabilitas
e. Kelumasan

3. Syarat-syarat Pelumasan Pada Motor Bakar Torak


a. Mempunyai kekentalan yang tepat
b. Harus stabil terhadap temperatur
c. Oli mesin harus sesuai dengan metal (logam)
d. Tidak merusak terhadap komponen
e. Tidak menimbulkan busa

4. Macam-macam Pelumasan
a. Dilihat dari bentuk fisiknya :
1) liquid (pelumas cair)
2) solid (pelumas padat )
b. Dilihat dari bahan dasarnya :
1) Pelumas mineral
Keunggulan utama untuk menggunakan pelumas diantaranya adalah :
a) Memiliki kekentalan yang sangat stabil pada temperatur rendah dan tinggi.
b) Tidak menyebabkan slip pada kopling.
c) Tidak mudah teroksidasi dan terdegredasi oleh radiasi panas dari mesin.
d) Menjaga kebersihan mesin, serta mencegah terbentuknya deposit pada piston.
e) Melindungi secara optimal mesin dari korosi dan menjaga komponen mesin
dari keausan.
f) Mampu meningkatkan akselerasi dengan sangat prima, sehingga motor dapat
melaju dengan lebih cepat.
g) Suara mesin lebih halus dan bekerja dengan lebih sempurna serta gesekan pada
gigi transmisi dapat diminimalisir secara optimal.
h) Komponen vital motor utamanya kopling dan rangkaian gear pada transmisi
lebih awet dan tahan lebih lama.

11
2) Pelumas Sintetis
Beberapa campuran kimia yang biasanya digunakan untuk pelumas sintetis
meliputi :
a) Synthetic hydrocarbons (pada umumnya polyaphalefins)
b) Organic esters (dibuat dengan mencampur alkohol dan asam)
c) Polyglycos
Beberapa keuntungan pelumas sintetis diantaranya adalah :
a) Dapat membuat mesin mudah dihidupkan pada saat cuaca sangat dingin.
b) Penggunaan pelumas sintetis dapat menghemat pemakaian bahan bakar
seekonomis mungkin karena dapat mengurangi gesekan secara maksimal pada
mesin.
c) Penggunaan pelumas sintetis menghasilkan mesin yang cenderung lebih dingin
pada saat beroperasi karena gesekan yang minim pada mesin.
d) Memiliki ketahanan panas yang lebih tinggi sehingga tidak mudah rusak dan
tahan lama terhadap oksidasi.

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Komponen Sistem Penyaluran Bahan Bakar


3.1.1 Motor bensin
Komponen sistem penyaluran bahan bakar pada motor bensin terdiri dari
tangki bahan bakar, keran bahan bakar, saringan bahan bakar, karburator, dan
governor.Bagian pengatur (governor) adalah komponen sistem penyaluran bahan
bakar motor bakar torak yang berfungsi untuk mengatur suplei kabut gas ke ruang
bakar di dalam silinder tetap terjaga konstan pada berbagai variasi beban,
sehingga besar kecepatan putar poros engkol tetap (stabil). Contoh komponen
sistem bahan bakar pada motor bensin dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Contoh komponen sistem bahan


bakar pada motor bensin
3.1.2 Motor diesel
 Sistem penyaluran bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai masuk ke
dalam silinder, memiliki mekanisme yang berbeda pada sistem motor diesel. Ada
tiga sistem penyaluran bahan bakar diesel, yaitu sistem pompa pribadi (in line),
sistem pompa distribusi (distributor), dan Sistem akumulator.
1. Sistem pompa pribadi (in line)
         Sistem pompa in line menggunakan pompa tekanan tinggi setiap silindernya.
Setiap penyemprot dilayani  satu pompa tekanan tinggi. Pompa ini adalah pompa
plunyer yang dilengkapi dengan peralatan pengatur kapasitas. Daya untuk
menggerakan pompa diambil dari daya yang dihasilkan oleh mesin itu sendiri.

13
Gambar 6. Sistem pompa in line
 Prinsip sistem in line  adalah sebagai berikut : Pada saat pompa  menghisap
bahan bakar, dimana plunger akan bergerak lurus,  bahan bakar tertekan dan
mengalirkannyake injection nozzle melalui delivery valve. Delivery
valve  berfungsi bisa mencegah injeksi secara cepat dan mencegah agar bahan
bakar tidak kembali lagi ke plunger.
Pada sistem pribadi (in line) merupakan sistem yang kompak, tetapi secara
ekonomis harganya mahal. Hal ini disebabkan menggunakan satu pompa untuk
setiap silinder dan semua pompa harus bekerja dalam susunan yang serasi.
 2. Sistem pompa distributor
Pada sistem distributor, pompa mengalirkan bahan bakar ke dalam
distributor yang berfungsi membagi bahan bakar ke dalam setiap penyemprot
sesuai dengan urutan penginjeksian. Sistem pompa distributor bekerja sebagai
berikut :

Gambar 7. Sistem pompa distributor


Melalui water sedimenter bahan bakar dibersihkan dan ditekan oleh feed
pump. Dengan adanya gerak bolak-balik dari plunger, maka tekanan akan naik
dan menekan bahan bakar melalui  delivery valve. Sedangkan sistem
governur  mengatur bahan bakar masuk yang disemprotkan nozzle. Fuel injection

14
timing diatur oleh pressure timer. Keadaan engine mati pada saat starter switch
off, sedangkãn arus yang mengalir ke fuel cut-off selenoid dan saluran bahan
bakar tertutup oleh selenoid plunger, sehingga mesin mati akibat penginjeksian
bahan bakar terputus.

3.2 Sistem Bahan Bakar Bensin


Sistem bahan bakar pada motor bensin berfungsi untuk menyediakan
danmengatur banyak sedikitnya campuran bahan bakar secara tepat yang
dibutuhkan mesin (engine) sesuai dengan kondisi dan beban mesin itu sendiri.
Menurut Daryanto (2003)sistem bahan bakar (fuel system) terdiri dari beberapa
komponen utama, umumnya komponen utama sistem bahan bakar motor bensin
terdiri dari tangki bahan bakar, fuel filter (saringan bensin), pompa dan karburator,
serta selang dan pipa pipa penghubung (fuel line).
Bahan bakar yang tersimpan di dalam tangki melalui saringan, selang dan
pipa hisap. Bensin yang sebelumnya sudah di saring kemudian dikirim oleh
pompa bahan bakar ke karburator melalui pipa pipa dan selang. Di karburator,
bensin dicampur dengan udara dengan suatu perbandingan tertentu menjadi
campuran udara dan bahan bakar yang dibutuhkan mesin. Di karburator bahan
bakar juga di atomisasikan (di pecah pecah) sehingga menjadi lebih mudah
dibakar pada proses pembakaran.
Sementara itu, campuran udara dengan bahan bakar dalam bentuk kabut
dikirim keruang bakar (chombustion chamber) campuran tersebut membentuk zat
zat kimia: Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO 2), Hidro karbon dan
nitrogen monoksida.Sirkulasi bahan bakar untuk motor-motor kecil adalah seperti
tampak pada gambar dibawah ini.

15
Gambar 8. Sistem bahan bakar motor bensin
Keterangan:
1) Tutup tangki
2) Saringan bahan bakar
3) Tangki bahan bakar
4) Kran bahan bakar
5) Filter bahan bakar
6) Choke
7) Selang bahan bakar
8) Piston
9) Selang penunjuk isi bahan bakar
10) Saringan udara
11) Karburator

Karburator adalah alat yang amat penting untuk mendapatkan campuran


udara dan bahan bakar dalam perbandingan tertentu sehingga mudah terbakar di
ruang pembakaran.
Fungsi karburator :
1) Mengatur perbandingan campuran udara dan bahan bakar.
2) Menjadikan campuran tersebut menjadi kabut.
3) Menambah atau mengurangi jumlah campuran sesuai dengan kecepatan dan
beban motor yang berubah-ubah.

3.3Macam-Macam Sistem Pelumasan


3.3.1 Sistem pelumasan sump kering
Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai
penampung minyak pelumas, tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar
motor.Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan
pompa, melalui sebuah filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang
terletak diluar dari pada motor tersebut. Pompa ini mempunyai kapasitas yang
besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali sumpnya

16
Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik
yang menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk
keperluan pendinginan dari pada minyak pelumasnya.

Gambar 9. Sistem pelumasan sump kering

Keterangan :
1. Tangki penampungan                        5.  Tangki ekspansi (penampung
2. Filter                                                  6.  Filter
3. Pompa minyak pelumas                     7.  Bagian mesin yang dilumasi
4. Pendingin minyak                               8.  Pengatur tekanan minyak pelumas

3.3.2 Sistem pelumasan sump basah


Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang
memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas. Sistem
inidibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan
tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya,
minyak yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali
ke tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak
kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum
diguunakan ialah:
a. Sistem percikan dan sirkulasi pompa
b. Sistem percikan dan tekanan
c.  Sistem tekanan

17
Gambar 10. sistem pelumasan sump basah

Keterangan :
1.Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas (Pompa di   dalam karter)
4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak pelumas
6.Bagian mesin yang dilumasi.
7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas

3.4 Sifat-sifat Minyak Pelumas


3.4.1 Umum
Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan minyak
pelumas yang dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai
kebutuhan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan minyak
pelumas adalah :
1)  Tekanan bantalan
2)  Kecepatan pergesekan
3)  Bahan yang bergesekan
4)  Ruang antara bahan yang bergesekan
5)  Aksesabilitas
6)  Suhu dan tekanan kerja
3.4.2 Viskositas
Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai gesekan internal, yang
menyebabkan fluida tersebut melawan untuk mengalir.

18
3.4.3  Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak
terhadap suhu dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang 
mempunyai viskositas yang sama pada suhu tertentu.
3.4.5 Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana
minyak dapat mengalir.
3.4.6 Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan
didalam alat percobaan, sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila
suatu nyala api kecil didekatkan pada uap tadi. Titik nyala minyak pelumas yang
digunakan pada motor berkisar antara 175º C sampai 260º C tergantung pada
penggunaan motor dan jenis minyak pelumasnya.
3.4.7 Carbon Residu
Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.
3.4.8 Acidity atau Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari
potassium hydroxide, yang diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.
3.4.9 Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan
menunjukan kualitas suatu minyak.

3.5Mekanisme Pelumasan
Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 11, yang merupakan suatu
bidang bantalan, dengan ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan,
untuk sekedar ilustrasi. Minyak pelumas membasahi kedua permukaan. Minyak
pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-lapisan, dan garis titik horizontal
melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.
Permukaan bantalan pada gambar adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam
sedang, permukan bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan
permukaan. Tidak ada gaya normal terhadap kedua permukaan. Kedua permukaan
dipisahkan oleh suatu film minyak dengan ketebalan yang sama lapisan minyak

19
pelumas yang menempel pada permukaan bawah akan bergerak dengan kecepatan
yang sama dengan kecepatan permukaan bawah.
Kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua
permukaan, sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Besarnya
kecepatan  pada masing-masing lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-
vektor.Kecepatan minyak pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan
menjumlah vektor-vektor pada masing-masing titik.
Permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di buat
sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji.
Sehingga akibat kemiringan ini minyak pelumas dapat mengalir secara terus
menerus, dan integrasi kecepatan aliran film minyak pelumas pada permukaan dan
sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin pemisahan kedua permukaan.

Gambar 11. Bagan aliran minyak pelumas

3.6 Klasifikasi Minyak Pelumas


Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klasifikasi
service minyak pelumas. Kadang-kadang hal ini kurang jelas dan perincian
kondisinya untuk kemampuan pelumasan tidak selalu berhubungan dengan situasi
sebenarnya. Untuk hal inilah tiga organisasi di Amerika Srikat (SAE,API,ASTM)
bergabung untuk mengembangkan system klasifikasi yang baru, yang telah

20
diresmikan pemakaiannya sejak juli1970. Klasifikasi yang dulu, dibagi menjadi
golongan motor bensin dan motor diesel dan diklasifikasikan sebagai SA, SD,
dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan commercial, kedua-duanya dari
golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut. 
SAE      : Society of Automotive Engineers
API       : American Petroleum Institute
ASTM   : American Society for Testing Materials.
Tabel 2. Klasifikasi minyak pelumas
No Klasifikasi Service mesin api Minyak mesin
ASTM
1. SA Untuk service motor bensin dan Tak termasuk aditiv,
diesel untuk mesin dalam keadaan selain dari pada untuk
biasa, yang tak memerlukan pengentalan atau
kombinasi aditiv minyak minyak penetrasi
2. SB Untuk service motor bensin beban Miyak anti oxidant a
ringan.untuk mesin yang bekerja gesekan
alam keadaan biasa ang
membtuhkan sedikit aditiv
kombinasi dari minyak.
3. SC Motor bensin untuk truk dan Miyak ini sesuai
mobil yang dibuat antara 1964- dengan permntaan
1967 dan bekerja dibawah tahun pabrik-pabrik untuk
1964 dalam masa garansi pabrik. model 1964-1967
Minyak ini mempunyai sifat yang terutama dipakai
baik terhadap temperatur rendah untuk mobil da
dan tinggi, melindungi mempunyai ketahanan
pengendapan dan mempunyai pada temperatur
sifat untuk mengurangi gesekan rendah, anti
pelumpuran dan anti
karat.
4. SD Untuk 1968 motor bensin truk dan Minyak sesuai
mobil yang beroprasi dibawah permintaan pabrik-
1962 pabrik setelah 1968,

21
terutama dipakai
untuk mobil dan
mempunyai ketahanan
pada temperature
rendah anti
pelumpuran dan anti
karat
5. CA Motor diesel biasa memakai Dipakai untuk
bahan bakar bermutu tinggi. memenuhi
Minyak yang dipakai ini untuk kemampuan MIL-L-
spesifikasi ini terutama pada 21004A pada motor-
pemakaian antara 1940 dan 1950, motor diesel tampa
minyak ini dipakai dengan mutu supercharger dan
bahan bakar yang tinggi dan motor bensin dengan
sifatnya anti karat pada pemakain bahan bakar
bearing/bantalan dan mencegah kadar sulfur rendah
pengendapan pada temperatur
tinggi
6. CB Motor diesel dengan beban berat Minyak ini dipakai
motor diesel yang bekerja pada untuk motor bensin
oprasi biassa dengan mutu bahan dan motor bensin
bakar yang rendah yang tanpa turbocharger ini
menyebabkan tempertur tinggi termasuk minyak
dan karat pada bantalan. Kadang- MIL-L-2104A yang
kadang motor motor bensin ditest dengan kadar
dipakai dalam kasus ini. Minyak sulfur tinggi pada
ini diformalisasikan tahun 1949. bahan bakar
Minyak ini dipergunakan untuk
bahan bakar dengan kadar sulfur
tinggi dan melindungi bantalan
dari karat dan temperature tinggi.

22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Bahan bakar adalah zat kimia yang mudahterbakar dan dapat menghasilkan
kalor sebagai sumber energi.Bahan bakar untuk motor bakar torak terdiri atas dua
jenis, yaitubahan bakar cair dan bahan bakar gas.Komponen sistem penyaluran
bahan bakar pada motor bensin yaitu tangki bahan bakar, keran bahan
bakar,saringan bahan bakar, karburator, dan governor.Sistem penyaluran bahan
bakar diesel ada tiga jenis, yaitu sistem pompa pribadi (in line), sistem pompa
distribusi (distributor), dan Sistem akumulator.
Pelumasan merupakan salah satu sistem pelengkap pada suatu kendaraan
dengan tujuan mengatur dan menyalurkan minyak pelumas kebagian-bagian
mesin yang bergerak. Sistem pelumasan terbagi atas dua yaitu sump kering dan
sump basah.Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan
minyak pelumas yang dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai
kebutuhan.

5.2 Saran
Disarankan agar dalam penggunaan bahan bakar sesuai dengan standart yang
telah ditentukan dari alat/mesin tersebut, serta penggunaan minyak pelumas sesuai
dengan kebutuhan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula : Motor Bakar Torak,


Edisikelima– Bandung : Penerbit ITB.
Darmanto. 2011.Mengenal Pelumas Pada Mesin.Jurnal Momentum, Vol.7,
hal.5–10,Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
Daryanto. 2003.Motor Bensin Pada Mobil. Penerbit CV.Yrama Widya, Bandung
Prihartono, Joko. 2014. Analisa Kinerja Mesin Bensin Berdasarkan Perbandingan
Pelumas Mineral Dan Sintetis. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Tama
Jagakarsa
Suriansyah.2010.Pengaruh Kombinasi Bahan Bakar Biopremium Dan Oli
Samping Terhadap Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor 2 Tak Jenis Vespa
81. Jurnal Proton2(2):28-34

24

Anda mungkin juga menyukai