Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LAPORAN KEUANGAN
2.1 PENGERTIAN
Laporan keuangan adalah suatu pernyataan yang menghimpun informasi yang telah
menjalani perlakuan akuntansi sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh para pihak yang
berkepentingan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu siklus atau proses akuntansi.
Laporan keuangan yang utama terdiri dari neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba/rugi,
laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Terdapat sepuluh elemen yang dilaporkan dalam
laporan keuangan yaitu:
1. aktiva (assets) merupakan kekayaan atau sumber ekonomis yang dikuasai perusahaan dan
digunakan untuk mencapai tujuannya.
2. Kewajiban (liabilities) merupakan jumlah rupiah yang harus dibayar kepada kreditur atau
kepada pihak diluar pemilik.
3. Modal (owner’s equity) merupakan jumlah yang harus dibayar atau dikembalikan kepada
pemilik.
4. Pendapatan (revenue/income) merupakan aliran kas masuk (ekuivalen kas) kedalam
perusahaan karena penyerahan barang atau jasa pada pelanggan.
5. Beban (expenses) merupakan aliran kas keluar kekayaan atau aktiva yang melekat pada
produk atau jasa yang diserahkan kepada pelanggan dalam rangka memperoleh
pendapatan.
6. Untung (gains) merupakan kenaikan aktiva yang disebabkan oleh transaksi insidental
seperti laba penjualan saham
7. Rugi (losses) merupakan penurunan aktiva sebagai akibat transaksi yang bersifat
insidental seperti rugi penjualan aktiva.
8. setoran pemilik merupakan aliran kas masuk karena pemilik menanamkan kekayaan
pribadinya ke perusahaan.
9. Prive, merupakan pengambilan aktiva oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan
pribadinya dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan.
10. Laba (profit) merupakan selisih antara pendapatan dan biaya.

2.2 LAPORAN LABA/RUGI


Laporan Laba/Rugi adalah laporan keuangan yang disusun secara sistematik untuk
menyajikan hasil usaha (hasil operasi Perusahaan) dalam rentang waktu yang tertentu. Dengan
demikian laporan laba/rugi menyajikan pendapatan selama satu periode dan beban-beban untuk
memperoleh pendapatan tersebut pada periode yang sama.

2.2.1 Susunan Laporan Laba/Rugi


Laporan Laba/Rugi dapat disusun dalam dua bentuk: (a) Bentuk single step atau bentuk
langsung, yaitu semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan,
kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan
dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih. (b) Bentuk multiple
step atau bertahap, yaitu pendapatan dan beban dibedakan menjadi pendapatan dan beban
operasional dan non-operasional. Pendapatan dan beban operasional disajikan pertama,
pendapatan dan beban non-operasional disajikan kemudian.
Contoh Laporan Laba/Rugi bentuk langsung/single step:
PERUSAHAAN AL HUDA
Laporan Laba/Rugi
Untuk Periode 1-31 Januari 2016
(dalam Rupiah)
Pendapatan Jasa Pengangkutan 10.000.000,00
Beban:
- Upah karyawan 1.000.000,00
- Beban bunga Bank 50.000,00
- Beban bahan habis pakai 750.000,00
- Macam-macam beban 200.000,00
Jumlah beban

2.000.000,00
Laba bersih 8.000.000,00

Contoh Laporan Laba/Rugi bentuk multiple step:


PERUSAHAAN "SENANG"
Laporan Laba/Rugi
Untuk Periode 1-31 Januari 2016
(dalam Rupiah)
Pendapatan Jasa Pengangkutan 10.000.000,00
Beban Operasional:
- Sewa alat pengangkutan 3.000.000,00
- Sewa kantor dan garasi 1.000.000,00
- Upah karyawan 3.000.000,00
- Beban bahan habis pakai 750.000,00
- Macam-macam beban 1.000.000,00
Jumlah beban operasional 8.750.000,00
Laba operasional 1.250.000,00
Beban Non-Operasional:
Beban bunga Bank 50.000,00
Laba bersih sebelum pajak 1.200.000,00

Setiap laporan laba/rugi harus mencantumkan informasi berikut:


 Nama prusahaan (dicantumkan paling atas seperti pada neraca)
 "Laporan Laba/Rugi" sebagai judul laporan
 Periode laporan (periode tertentu)
 Isi Laporan Laba/rugi (Pendapatan, Beban, untung, rugi)

2.2.2 Manfaat Laporan Laba/Rugi


Beberapa manfaat laporan laba/rugi adalah sebagai berikut:
1) Laporan laba/rugi merupakan tolok ukur keberhasilan perusahaan. Dengan menganalisis
laporan laba/rugi, para pengguna dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola
sumber-sumber ekonomi perusahaan agar berhasil guna dan berdaya guna.
2) Laporan laba/rugi merupakan titik pangkal penaksiran keberhasilan perusahaan pada periode
berikutnya.
3) Laporan laba/rugi merupakan media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (rentabilitas ekonomis atau return on investment/ROI)

2.3 LAPORAN PERUBAHAN MODAL/LAPORAN EKUITAS PEMILIK


Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menyajikan perubahan posisi modal
perusahaan selama satu periode tertentu. Laporan perubahan modal merupakan pelengkap dari
laporan laba/rugi. Pada kasus Perusahaan AL HUDA misalnya, dari Laporan Laba/Rugi nampak
bahwa usahanya selama satu bulan menimbulkan keuntungan sebesar Rp1.200.000,00.
Keuntungan tersebut akan menambah modal, namun belum tentu semuanya menambah modal.
Hal ini bisa terjadi karena sesuatu transaksi, misalnya pengambilan harta perusahaan oleh
pemilik. Demikian pula dapat saja pertambahan modal lebih besar daripada keuntungan yang
dicapai pada satu periode, sebab pada periode tersebut ternyata pemilik menambah setoran
modal.

2.3.1 Susunan Laporan Perubahan Modal


Berikut ini contoh Laporan Perubahan Modal dengan mengambil acuan kasus Perusahaan AL
HUDA.
PERUSAHAAN AL HUDA
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Untuk periode 1-31 Januari 2016
(dalam Rupiah)
Modal per 1 Januari 2016 9.000.000,00
Laba bersih bulan Januari 2016 8.000.000,00
Dikurangi:
Pengambilan, Tuan Asri (2.000.000,00)
Pertambahan Modal 6.000.000,00
Setoran Modal 10.000.000,00
Modal 31 Januari 2016 25.000.000,00

Contoh laporan perubahan modal ini adalah laporan perubahan modal untuk perusahaan
perseorangan. Laporan perubahan modal untuk perusahaan persekutuan dan perseroan dibahas
pada sub-bab berikut.

2.3.2 Laporan perubahan modal perusahaan persekutuan


Pemilik perusahaan persekutuan adalah dua orang atau lebih. Dengan demikian harus
diikuti dengan seksama setoran modal dan prive para sekutu. Selain itu perlu diperhatikan secara
intens tata cara pembagian laba-rugi yang disepakati. Meskipun begitu, laporan perubahan modal
perusahaan persekutuan tidak berbeda dengan laporan perubahan modal perusahaan
perseorangan. Perbedaan bentuk hanyalah karena pemilikan persekutuan yang menyangkut dua
orang atau lebih.
Berikut ini disajikan laporan perubahan modal perusahaan "Sani & Sari". Perusahaan ini
adalah milik Nn Sani dan Nn Sari, didirikan pada 1 Januari 2016. Modal awal masing-masing
sekutu adalah Rp 6.000.000,00 dan Rp 4.000.000,00 dan kesepakatan mereka mengenai
pembagian laba/rugi adalah sesuai perbandingan modal awal mereka. Apabila pada tahun operasi
2016, perusahaan tersebut:
a) memperoleh laba Rp3.500.000,00
b) mendapat setoran tambahan dari pemilik:
- Sani = Rp1.000.000,00
- Sari = Rp1.000.000,00
c) pengambilan prive:
- Sani = Rp750.000,00
- Sari = Rp600.000,00
maka laporan perubahan modal persekutuan tersebut akan nampak sebagai berikut:

Sani Sari Jumlah


Modal awal 1-1-2016 6.000.000,00 4.000.000,00 10.000.000,00
Ditambah:
Setoran Modal 1.000.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00
Pembagian laba 2.100.000,00 1.400.000,00 3.500.000,00
9.100.000,00 6.400.000,00 15.500.000,00
Dikurangi:
Prive 750.000,00 600.000,00 1.350.000,00
Modal 31-12-2016 8.350.000,00 5.800.000,00 14.150.000,00

Dari laporan perubahan modal di atas tampak bahwa sesungguhnya tidak ada perbedaan yang
berarti dibandingkan dengan laporan modal pada perusahaan perseorangan. Mengenai
pembagian laba dapat diikuti dengan perhitungan sebagai berikut:

Perbandingan modal awal Sani dan Sari = Rp6.000.000,00 : Rp4.000.000,00 atau 3 : 2

Pembagian laba: (1) Sani = 3/5 X Rp3.500.000,00 = Rp2.100.000,00


(2) Sari = 2/5 X Rp3.500.000,00 = Rp1.400.000,00

2.3.3 Laporan Perubahan Modal Perusahaan Perseroan


Pemilikan dalam perusahaan perseroan ditandai dengan pemilikan saham. Laba perusahaan
perseroan dialokasikan menjadi:
(1) Deviden, yang dibagikan kepada para pemegang saham
(2) Laba Ditahan, yaitu laba yang tidak dibagi dan tetap berada di perusahaan.

Dalam perusahaan perseroan, laporan perubahan modal lebih ditujukan untuk perubahan laba
ditahan. Contoh:

PT "CAHAYA SAKTI"
LAPORAN PERUBAHAN LABA DITAHAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2016
Laba Ditahan, 1 Januari 10.000.000,00
Ditambah:
- Laba bersih Sesudah Pajak 6.500.000,00
16.500.000,00
Dikurangi:
Pembagian Deviden 3.250.000,00
Laba Ditahan, 31 Desember 13.250.000,00
2.4 NERACA
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi harta, utang dan modal pada
saat tertentu. Bentuk neraca mengambil kerangka dasar persamaan akuntansi sebagai berikut:

HARTA = UTANG + MODAL

2.4.1 Susunan Neraca


Neraca dapat disusun dalam dua bentuk: (a) bentuk perkiraan (bentuk skontro), di mana harta
dicantumkan di sebelah kiri, sedangkan utang dan modal di sebelah kanan; dan (b) bentuk
laporan (stafel), di mana utang dan modal ditulis di bawah harta.

(a) Contoh Neraca bentuk perkiraan/skontro:


PERUSAHAAN AL HUDA
NERACA
Per 31 Januari 2016
(dalam Rupiah)
AKTIVA PASIVA
Kas 15.100.000,00 Utang 5.400.000,00
Persediaan Bahan Habis Pakai 250.000,00 Modal Tn.Asri 9.950.000,00
JUMLAH AKTIVA 15.350.000,00 JUMLAH PASIVA 15.350.000,00

(b) Neraca bentuk laporan/stafel


PERUSAHAAN AL HUDA
NERACA
Per 31 Januari 2016
(dalam Rupiah)
AKTIVA
Kas 15.100.000,00
Persediaan Bahan Habis Pakai 250.000,00
JUMLAH HARTA 15.350.000,00
PASIVA
Utang 5.400.000,00
Modal:
Modal Tn.Asri 9.950.000,00
JUMLAH PASIVA 15.350.000,00
Setiap neraca harus mencantumkan informasi berikut:
 Nama Perusahaan (dicantumkan paling atas pada kepala neraca)
 "Neraca" sebagai judul laporan
 Tanggal Neraca (saat tertentu)
 Aktiva atau harta (assets) manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh di masa yang akan
datang atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa
lalu.
 Hutang/kewajiban (liabilities) pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
depan yang berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk menyerahkan aktiva atau
menyediakan jasa kepada entities lainnya di masa yang akan datang sebagai hasil dari
transaksi atau kejadian masa lalu.
 Modal/ekuitas pemilik (owner’s equity) hak residu dalam aktiva sebuah entitas setelah
dikurangi dengan kewajiban-kewajibannya.

2.4.2 Manfaat
Manfaat neraca adalah pada aspek likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang ditunjukkan-
nya. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan merupakan kondisi tertentu yang harus dipelihara pada
kapasitas yang mungkin untuk menghasilkan laba. Likuiditas adalah suatu alat ukur untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk menunaikan utang-utangnya pada waktu yang tepat. Para
pemasok dana jangka pendek sangat berkepentingan dengan likuiditas perusahaan. Sedangkan
para pemasok dana jangka panjang lebih memantau fleksibilitas keuangan perusahaan.
Fleksibilitas keuangan adalah alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan sumber dana.

2.5 LAPORAN ARUS KAS


Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode. Dengan demikian dalam laporan
arus kas harus disajikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pembelanjaan. Bentuk laporan arus kas dapat disusun sebagai berikut:
PERUSAHAAN AL HUDA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk periode 1-31 Januari 2016
(dalam Rupiah)

Arus Kas dari Kegiatan Operasi:


Penerimaan kas dari pelanggan 10.000.000,00
Pengeluaran untuk membayar utang ( 4.000.000,00 )
Pembayaran Macam-macam biaya
( 2.000.000,00 ) 4.000.000,00
Arus kas bersih dari kegiatan operasi
Arus kas dari kegiatan investasi :
Pembelian Peralatan kantor 5.000.000,00
Pembelian Tanah 10.000.000,00
(15.000.000,00)
Arus Kas dari kegiatan investasi
Arus Kas dari kegiatan pendanaan:
Setoran Modal pemilik 10.000.000,00
Pinjaman dari Bank 20.000.000,00
Pengambilan prive (2.000.000,00)
Arus kas bersih dari kegiatan pendanaan 28.000.000,00
Kenaikan Saldo Kas 17.000.000,00
Saldo Kas per 1 Januari 2016 0
Saldo Kas per 31 Januari 2016 17.000.000,00

Setiap Laporan arus kas harus mencantumkan:


1. Nama badan usaha (dicantumkan paling atas pada kepala Laporan)
2. Nama Laporan (judul laporan)
3. Tanggal Laporan (tanggal tertentu)

2.6 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi
yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut. Tujuan laporan keuangan
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Catatan atas laporan keuangan meliputi
penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan ralisasi anggaran, neraca
dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan minimal disajikan sebagai berikut:
1. Informasi tentang kebijakan fiscal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target undang-
undang, peraturan-peraturan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target
2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan
3. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting
lainnya. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,
aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan
4. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh standar akuntansi
5. Pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasi dengan
penerapan basis kas
6. Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar yang tidak disajikan
pada lembar muka laporan keuangan
7. Daftar dan skedul

2.7 HUBUNGAN ANTAR LAPORAN


Bila diamati sekali lagi, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, laporan arus kas
dan Neraca terlihat dari keempatnya terdapat hubungan yang erat sekali yaitu aliran datanya.
Laporan Laba/Rugi memantau operasi perusahaan dari awal sampai akhir, sehingga merupakan
laporan mengenai keberhasilan usaha selama satu periode. Keberhasilan dimanifestasikan oleh
perubahan-perubahan pendapatan, beban untuk memperoleh pendapatan tersebut dan selisih
antara keduanya seperti juga terlihat di laporan arus kas. Selisih positif antara pendapatan
dikurangi beban merupakan keuntungan perusahaan, sedangkan selisih negatif menunjukkan
bahwa perusahaan menderita kerugian. Pos laba atau rugi dari sebuah Laporan Laba/Rugi
dimasukkan ke dalam Laporan Perubahan Modal untuk menghitung pertambahan atau
pengurangan modal akibat operasi perusahaan selama satu periode yang berkaitan. Laba akan
menambah modal perusahaan, sebaliknya rugi akan mengurangi modal. Hasil akhir Laporan
Perubahan Modal adalah posisi modal perusahaan pada akhir periode. Posisi modal pada akhir
periode merupakan komponen dalam neraca yang menunjukkan posisi keuangan pada akhir
periode tersebut. Agar lebih jelas, hubungan Laporan Laba/Rugi, Perubahan Modal, laporan arus
kas dan Neraca dapat ditampilkan sebagai berikut:

PERUSAHAAN AL HUDA
LAPORAN LABA/RUGI
Periode 1-31 Januari 2016
Pendapatan Jasa Pengangkutan 10.000.000,00
Beban:
- Upah karyawan 1.000.000,00
- Beban bunga Bank 50.000,00
- Beban bahan habis pakai 750.000,00
- Macam-macam beban 200.000,00

Jumlah beban 2.000.000,00


Laba bersih 8.000.000,00

PERUSAHAAN AL HUDA
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Periode 1-31 Januari 2016
Modal per 1 Januari 2016 9.000.000,00
Laba bersih bulan Januari 2016 8.000.000,00
Dikurangi:
Pengambilan, Tuan Asri (2.000.000,00)
Pertambahan Modal 6.000.000,00
Setoran Modal 10.000.000,00
Modal 31 Januari 2016 25.000.000,00

PERUSAHAAN AL HUDA
NERACA
Periode 31 Januari 2016

AKTIVA PASIVA
Kas 17.000.000,00
Persediaan Bahan Habis Pakai 250.000,00 Utang 20.000.000,00
Peralatan 17.750.000,00 Modal Tuan Asri 25.000.000,00
Tanah 10.000.000,00
JUMLAH AKTIVA 45.000.000,00 JUMLAH PASIVA 45.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai