Anda di halaman 1dari 14

Akuntansi Bisnis 29

BAB IV
ANALISIS DAN PENCATATAN TRANSAKSI (AKUN)

4.1 DASAR PENCATATAN

Yang dimaksud dengan dasar pencatatan adalah dasar yang dipergunakan untuk
menentukan saat pencatatan suatu transaksi keuangan. Ada dua dasar pencatatan yang
dapat dipergunakan dalam akuntansi, yaitu: (a) Cash Basis, yakni pencatatan transaksi
keuangan dilakukan pada saat transaksi keuangan yang bersangkutan telah diselesaikan
secara tunai; (b) Accrual Basis, yakni pencatatan transaksi keuangan dilakukan pada saat
terjadinya transaksi yang bersangkutan, terlepas apakah transaksi tersebut telah
diselesaikan secara tunai atau belum.
Dasar pencatatan tersebut perlu dipahami terlebih dahulu karena perbedaan dasar
yang dipergunakan akan mengakibatkan hasil pencatatan yang berbeda pula. Sebagai
contoh, suatu perusahaan memperoleh penghasilan selama Desember 2016 sebesar
Rp100.000,00. Dari jumlah tersebut, yang diterima berupa uang tunai Rp 60.000,00
sedangkan sisanya akan diterima bulan Januari 2016. Dengan menggunakan Cash Basis
penghasilan bulan Desember 2016 akan dicatat sebesar Rp 60.000,00. Sedangkan jika
digunakan Accrual Basis, penghasilan bulan Desember 2016 dicatat sebesar Rp
100.000,00.
Dari kedua dasar di atas yang paling sering digunakan sebagai dasar pencatatan
dalam akuntansi adalah Accrual Basis.

4.2 PENGERTIAN AKUN


Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat mengakibatkan perubahan-
perubahan baik itu penambahan, pengurangan maupun pergeseran terhadap setiap jenis
harta, utang, modal pendapatan dan beban. Setiap adanya perubahan perlu diadakan
pencatatan. Untuk mempermudah dalam pencatatan diperlukan adanya tempat yang berupa
daftar dan disebut dengan akun.
Akun (accounts) adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang
bersangkut paut dengan harta, utang, modal, pendapatan dan beban. Tujuan pemakaian
akun adalah untuk mencatat data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan.
Akuntansi Bisnis 30

Akun memberikan informasi-informasi tentang operasi-operasi perusahaan dari hari ke


hari. Sebagai contoh, dari akun dapat diketahui jumlah piutang perusahaan kepada pihak
lain, jumlah utang perusahaan kepada para kreditur, harga beli aktiva yang dimiliki
perusahaan, sumber-sumber dan besarnya penghasilan. Dengan digunakannya akun-akun
maka transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat secara tepat
dan lengkap.
Jumlah akun yang perlu diadakan dalam pembukuan suatu perusahaan adalah
bergantung pada kebutuhan. Kumpulan akun disebut Buku Besar atau Ledger yang berupa
suatu buku yang di dalam halamannya berisi akun-akun atau kemungkinan juga merupakan
kumpulan kartu-kartu yang setiap akun disediakan kartu-kartu tersendiri. Dalam buku
besar biasanya akun-akun disusun dengan cara-cara tertentu yaitu akun untuk neraca
disusun paling depan dan sesudah itu barulah akun-akun yang akan dicantumkan dalam
Laporan Laba/Rugi.

4.3 PENGGOLONGAN AKUN


Pada prinsipnya akun dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: (a) Akun Riil, yaitu
Akun yang diperlukan untuk penyusunan Neraca, meliputi akun Harta, Utang dan Modal;
(b) Akun Nominal yaitu akun yang diperlukan untuk penyusunan Laporan Laba/Rugi,
meliputi akun Pendapatan dan akun Beban. Akun Harta, Utang, Modal, Pendapatan dan
Biaya merupakan kelompok dasar. Tiap-tiap kelompok tersusun atas macam-macam akun
yang dapat digolongkan sebagai berikut:
Akuntansi Bisnis 31

KELOMPOK KELOMPOK TERURAI MACAM-MACAM AKUN


DASAR

HARTA HARTA LANCAR Kas


Surat-surat Berharga
Piutang Dagang
Persediaan
Pos-pos Transitoris dan Antisipasi

HARTA TETAP Tanah


Bangunan
Mesin-mesin
Kendaraan
Alat-alat Perkantoran

INVESTASI JK. PANJANG Investasi – Saham


Investasi – Obligasi

HARTA TIDAK BERWUJUD Goodwill


Hak Paten
Merk Dagang
Franchise

HARTA LAIN-LAIN Gedung dalam Pembangunan


Mesin yang tidak digunakan

UTANG UTANG LANCAR Utang Dagang


Utang Bank
Utang Pajak
Pos-pos Transitoris dan Antisipasi

UTANG JK. PANJANG Utang Hipotik


Utang Obligasi
Utang Bank Jangka Panjang

MODAL MODAL Modal, Sendiri


Modal, sumbangan
Modal, Penilaian kembali Aktiva
Tetap

PRIVE PRIVE Prive, pemilik

PENDAPATAN PENDAPATAN USAHA Pendapatan Jasa


Penjualan

PENDAPATAN DI LUAR USAHA Pendapatan Bunga


Penjualan Aktiva Tetap
Akuntansi Bisnis 32

BEBAN BEBAN USAHA Harga Pokok Penjualan


Beban Administrasi
Beban Penjualan

BEBAN DI LUAR USAHA Beban Bunga


Beban Pajak

Berikut ini penjelasan dari beberapa istilah yang disebutkan di atas:

HARTA (ASSETS)
HARTA (Assets) adalah sumber-sumber ekonomis yang dikuasai oleh perusahaan dan
masih memberikan kemanfaatan di masa yang akan datang. Penyajian Harta dalam neraca
disusun menurut urutan likuiditasnya, yaitu kemampuan untuk dicairkan menjadi kas.
Harta Lancar (Current Assets) adalah Kas atau Bank dan sumber-sumber ekonomis
lainnya yang dapat dicairkan atau dikonversikan menjadi kas atau bank, dijual atau habis
dipakai dalam rentang waktu satu tahun atau selama satu periode kegiatan normal
perusahaan.
Kas (Cash) adalah uang tunai, uang kertas dan uang logam, dan alat-alat pembayaran lain
yang dapat disamakan dengan uang tunai.
Surat-surat berharga (Securities) adalah penanaman uang kas yang sementara tidak
digunakan, dibelikan surat-surat berharga sebagai investasi jangka pendek. Seperti
pembelian saham, obligasi, sertifikat Danareksa. Apabila suatu saat kas tersebut
dibutuhkan, maka surat-surat berharga bisa segera dijual dijadikan uang tunai.
Piutang Dagang (Accounts Receivable) adalah sumber ekonomis milik perusahaan yang
timbul dari aktivitas penjualan barang atau penyerahan jasa yang tidak diterima tunai.
Persediaan (Merchandise Inventory) adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan
barang-barang dagangan yang berujud milik perusahaan. Persediaan ini berkaitan dengan
perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
Pos-pos Transitoris dan Antisipasi adalah pos-pos yang terjadi sehubungan dengan
periodisasi akuntansi.
Investasi Jangka Panjang (Long-Term Investments) merupakan bentuk penyertaan dalam
jangka panjang atau penyertaan yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.
Bentuk penyertaan jangka panjang biasanya dilakukan dengan penyertaan atas saham dan
obligasi.
Akuntansi Bisnis 33

Harta Tetap (Fixed Assets) adalah sumber-sumber ekonomis yang berujud yang
perolehannya dalam kondisi siap dipakai atau dengan membangun lebih dahulu. Harta
tetap dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan normal perusahaan. Harta tetap dapat
dimanfaatkan secara permanen atau dalam rentang waktu lebih dari satu tahun. Contoh:
tanah, gedung, kendaraan, alat-alat perkantoran, mesin-mesin.
UTANG (LIABILITIES)
Utang (Liabilities) adalah klaim atau hak para kreditur terhadap perusahaan. Kreditur
menyerahkan barang atau jasa kepada perusahaan dengan mengharapkan pengembalian
ditambah imbalan tertentu yang menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk melunasi-
nya.
Utang lancar (Current Liabilities) adalah kelompok utang yang akan dilunasi dengan
rentang waktu kurang dari satu tahun.
Utang dagang (Accounts Payable) adalah kewajiban perusahaan yang timbul dari kegiatan
normal perusahaan. Apabila terhadap suatu utang dagang perusahaan menyertai dengan
suatu kesanggupan tertulis untuk melunasinya pada tanggal tertentu, maka utang dagang
tersebut digolongkan ke dalam utang wesel (Notes Payable).
Utang bank (Bank Loan) adalah penarikan pinjaman oleh perusahaan kepada Bank.
Apabila perusahaan dibebani kewajiban untuk melunasinya dalam jangka waktu kurang
dari satu tahun, maka utang bank tersebut termasuk utang lancar.
Utang pajak (Tax Payable) adalah kewajiban-kewajiban fiskal yang sudah menjadi beban
perusahaan tetapi belum dilunasi.
Utang jangka panjang (Long-Term Liabilities) adalah utang yang pelunasannya dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun.
Utang hipotek (Mortgage Payable) adalah utang jangka panjang yang dijamin dengan
sejumlah aktiva tetap, biasanya real estate.
Utang obligasi (Bonds Payable) adalah utang kepada masyarakat dengan cara menerbitkan
Surat Utang Obligasi, yaitu kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu seperti
yang tercantum dalam surat utang obligasi dengan menambah janji ditambahkan sejumlah
bunga kepada para pemegang surat utang.

PENDAPATAN (REVENUE)
Pendapatan (Revenue) adalah tiap-tiap tambahan harta yang timbul karena kegiatan usaha
perusahaan, baik berupa penyerahan jasa-jasa maupun penjualan barang.
Akuntansi Bisnis 34

BEBAN (EXPENSE)
Beban (Expense) adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penda-
patan. Pengorbanan ekonomis dapat berupa penurunan harta atau tambahan kewajiban bagi
perusahaan.
Pada perusahaan Jasa, beban dikelompokkan pada satu kelompok beban saja yaitu Beban
Operasional (Operating Expenses). Pada perusahaan Dagang dan perusahaan pengolahan,
beban dikelompokkan menjadi:
1. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold), yaitu harga pokok barang yang telah
dijual.
2. Beban operasional (Operating Expenses), yaitu beban-beban yang dikeluarkan untuk
membantu kegiatan usaha (operasi) perusahaan. Beban operasional dibedakan menjadi
beban penjualan (selling expenses) dan beban administrasi umum (general and admin-
istrative expenses).
MODAL (EQUITY, CAPITAL)
Modal adalah istilah untuk menyatakan sisa hak atas harta di dalam perusahaan
setelah dikurangi dengan seluruh utang perusahaan. Pada perusahaan perseorangan, harta
yang disetor oleh pemilik merupakan Modal Sendiri (Owner’s Equity). Modal sendiri
merupakan hak pemilik sebagai pihak yang berani mengambil resiko, karena itu akumulasi
laba bersih tiap tahun akan menambah modal sendiri sedangkan kerugian akan mengurangi
modal sendiri.
Modal sendiri pada perusahaan persekutuan (Owners’ Equity) menampung
kontribusi modal tiap sekutu. Misalnya perusahaan Asri & Co didirikan oleh tiga orang
bersaudara: Asri, Anis dan Ary. Maka akan dibentuk 3 perkiraan modal:
- MODAL, ASRI (Asri, Capital)
- MODAL, ANIS (Anis, Capital)
- MODAL, ARIS (Aris, Capital)
Modal sendiri pada perusahaan perseroan merupakan setoran modal para pemegang saham,
sehingga disebut Modal Saham (Capital Stock).

PRIVE (DRAWING)
Akun Prive merupakan akun khusus yang dipergunakan untuk mencatat transaksi
pengambilan uang atau harta lain yang dilakukan oleh pemilik perusahaan sebagai
pengambilan bagian laba yang menjadi haknya. Disamping itu, akun prive digunakan pula
Akuntansi Bisnis 35

untuk mencatat bagian laba yang menjadi hak pemilik perusahaan. Akun prive tidak
termasuk dalam golongan akun harta, utang, modal, biaya dan pendapatan tetapi akun yang
berdiri sendiri. Transaksi yang berhubungan dengan prive hanya perusahaan perseorangan
dan perusahaan persekutuan.

4.4 KODE AKUN


Jumlah akun yang diperlukan oleh perusahaan yang satu dengan yang lain berbeda-
beda tergantung dari kebutuhan. Dalam suatu perusahaan mungkin disediakan akun sendiri
untuk beban listrik, beban air, dan beban telpon, sedangkan pada perusahaan lain beban-
beban tersebut dijadikan satu pada satu akun Macam-macam Biaya (Miscellaneous Ex-
penses).
Untuk memudahkan pembukuan, selain akun dikelompokkan seperti tersebut di atas,
sebaiknya masing-masing akun diberi nomor. Penomoran disesuaikan dengan pengelom-
pokan akun seperti di atas. Nomor akun lebih dikenal dengan sebutan "kode akun"
biasanya dicantumkan dalam suatu daftar nomor-nomor akun atau chart of account.
Ada beberapa cara untuk merencanakan pemberian nomor kode pada akun. Walaupun cara
pemberian nomornya berbeda, namun prinsip pemberiannya sama yaitu menurut penge-
lompokan akun dalam lima golongan: harta, hutang, modal, beban dan pendapatan. Tiap
kelompok akun mempunyai kode sendiri-sendiri sebagai identitas. Perhatikan contoh ini:

DAFTAR KODE AKUN BUKU BESAR


KELOMPOK KODE NAMA REKENING
HARTA 1101 Kas
1102 Bank
1103 Piutang Dagang
1104 Cadangan Rugi Piutang
1105 Persediaan Barang Dagangan
1106 Persediaan Bahan Habis Pakai
1107 Asuransi Dibayar di Muka
1108 Sewa Dibayar Dimuka
1201 Tanah
1202 Bangunan
1203 Akumulasi Depresiasi Bangunan
1204 Kendaraan
1205 Akumulasi Depresiasi Kendaraan
1206 Peralatan Kantor
1207 Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor
Akuntansi Bisnis 36

UTANG 2101 Utang Dagang


2102 Utang Wesel
2103 Utang Bunga
2109 Utang Pajak Penghasilan
2211 Utang Obligasi
2212 Kredit Investasi Permanen
MODAL 301 Modal Saham
302 Premium/Agio Modal Saham
303 Diskonto/Disagio Modal Saham
304 Laba Ditahan
309 Dividen
PENDAPATAN 401 Penjualan
402 Potongan Penjualan
403 Retur Penjualan
404 Laba Penjualan Aktiva Tetap
405 Pendapatan Lain-lain
BEBAN 501 Harga Pokok Penjualan
502 Pembelian
503 Potongan Pembelian
504 Retur Pembelian
505 Beban Angkut Pembelian
506 Gaji Pegawai
507 Beban Depresiasi Bangunan
508 Beban Depresiasi Kendaraan
509 Beban Listrik, Air, Tilpon
510 Beban Bunga
511 Beban Macam-macam

4.5 BENTUK AKUN


Di dalam praktek yang sebenarnya ada bermacam-macam bentuk akun yang
digunakan oleh perusahaan untuk mencatat transaksi. Namun pada prinsipnya akun harus
terdiri dari dua sisi, sisi DEBIT (sebelah kiri) dan sisi KREDIT (sebelah kanan). Secara
sederhana bentuk akun diberi simbol seperti huruf T atau sering disebut dengan akun T
sebagai berikut:
(Nama Akun dan kode akun)
(sisi Debit) (sisi Kredit)

Mencatat di sisi kiri disebut mendebit akun, sedangkan apabila mencatat di sisi kanan
disebut mengkredit. Secara lebih lengkap bentuk akun T dapat digambarkan sebagai beri-
kut:
Akun: (nama Akun) Kode: (nomor)
Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal Keterangan F Jumlah
Akuntansi Bisnis 37

s i s i d e b i t s i s i k r e d i t

Nama akun dicantumkan di atas dan dituliskan di tengah-tengah, kode akun


dituliskan pada bagian atas pinggir kanan, kolom tanggal disediakan untuk mencatat
tanggal terjadinya transaksi, kolom jumlah tentunya untuk mencatat besarnya rupiah.
Kolom F akan dijelaskan kemudian.
Contoh akun yang sudah digunakan oleh Perusahaan "ASRI" untuk mencatat transaksi
Januari 2016:
Kas Kode: 101
Tgl Keterangan F Jumlah Tgl Keterangan F Jumlah
2016 2016
Jan.1 Setoran Modal 9.000.000,00 Jan. 3 Pembelian Bhn Hbs
2 Pinjaman Bank 6.000.000,00 pakai 1.000.000,00
20 Pendapatan Jasa 10.000.000,00 5 Sewa alat angkut 3.000.000,00
7 Sewa Kantor 1.000.000,00
14.700.000*) 25.000.000,00*) 15 Upah Karyawan 3.000.000,00
17 Mcm-macam Biaya 1.000.000,00
20 Angsuran Bank 1.000.000,00
20 Beban Bunga Bank 50.000,00
31 Pengambilan Prive 250.000,00

10.300.000,00

Contoh tersebut menunjukkan fungsi akun sebagai alat pencatatan transaksi.


Informasi yang dicatat dalam akun hanya menyangkut transaksi yang berhubungan dengan
pengeluaran dan pemasukan kas. Pada tiap akhir bulan, baik sisi debit maupun sisi kredit
dijumlahkan dan jumlahnya ditulis dengan pensil. Angka Rp 25.000.000,00 dan
Rp10.300.000,00 menunjukkan jumlah sisi debit dan sisi kredit akun tersebut. Dari kedua
angka tersebut dapat dihitung jumlah kas yang ada pada akhir bulan Januari 2016 yaitu
dengan mencari selisih jumlah sisi debit dan sisi kredit. Angka selisih suatu akun
(Rp14.700.000,00) disebut Saldo Akun.
Selain akun berbentuk T, ada beberapa bentuk akun yang lain yang umum pula
dipakai pada perusahaan-perusahaan pada umumnya, antara lain sebagai berikut:
NAMA AKUN:
Kode Akun :
Halaman :
Saldo
Tanggal Keterangan F Debit Kredit
Debit Kredit
Akuntansi Bisnis 38

4.6 PERATURAN PENDEBITAN/PENGKREDITAN


Peraturan pendebitan dan pengkreditan adalah ketentuan dalam akuntansi yang
mengatur pertambahan dan pengurangan saldo akun. Setiap transaksi keuangan yang
mengakibatkan bertambahnya atau berkurangnya akun yang bersangkutan, akan didebit
atau dikredit dalam akun tersebut sesuai dengan aturannya.
Setiap transaksi dalam akuntansi keuangan selalu mempengaruhi dua akun atau
selalu dibukukan pada dua akun. Akun yang satu dicatat pada sisi debit, sebaliknya akun
yang lain pada sisi kredit. Pola pencatatan demikian disebut juga dengan pencatatan
berpasangan (Double Entry Bookkeeping).
Aturan pendebitan dan pengkreditan untuk masing-masing kelompok adalah sebagai
berikut:
(1) AKUN-AKUN HARTA
DIDEBIT, jika BERTAMBAH
DIKREDIT, jika BERKURANG
Contoh: Transaksi pengeluaran uang untuk membeli peralatan kantor seharga Rp 500.000,00.
Transaksi ini mengakibatkan berkurangnya KAS (harta lancar) dan bertambahnya PER-
ALATAN KANTOR (harta tetap). Sesuai aturan, akun KAS dikredit sebesar Rp500.000,00;
akun Peralatan Kantor didebit Rp500.000,00.
KAS PERALATAN KANTOR
1) Rp500.000,00 1) Rp500.000,00

(2) AKUN-AKUN UTANG


DIDEBIT, jika BERKURANG
DIKREDIT, jika BERTAMBAH
Contoh: Transaksi penerimaan kredit dari Bank sebesar Rp 1.000.000,00. Transaksi ini
mengakibatkan bertambahnya Kas dan bertambahnya Utang Bank sehingga: Akun KAS
didebit sebesar Rp1.000.000,00; Akun UTANG BANK dikredit sebesar Rp1.000.000,00.
KAS UTANG BANK
Akuntansi Bisnis 39

2) Rp1.000.000,00 2) Rp1.000.000,00

(3) AKUN-AKUN MODAL


DIDEBIT, jika BERKURANG
DIKREDIT, jika BERTAMBAH
Contoh: Setoran Modal berupa uang tunai sebesar Rp 5.000.000,00. Transaksi ini akan
menambah Kas dan menambah Modal sehingga akan dicatat: Akun KAS didebit sebesar
Rp 5.000.000,00 dan Akun MODAL dikredit sebesar Rp 5.000.000,00.
KAS MODAL
3) Rp5.000.000,00 3) Rp5.000.000,00

(4) AKUN-AKUN PENDAPATAN


DIDEBIT, jika BERKURANG
DIKREDIT, jika BERTAMBAH
Contoh: Transaksi penerimaan uang dari pendapatan jasa angkutan sebesar Rp10.000.000,00.
Transaksi ini akan menambah uang Kas dan menambah akun pendapatan. Menurut aturan,
akan dicatat sbb: Akun KAS didebit sebesar Rp10.000.000,00 dan akun PENDAPATAN
dikredit sebesar Rp10.000.000,00.
KAS PENDAPATAN
4) Rp10.000.000,00 4) Rp10.000.000,00

(5) AKUN-AKUN BEBAN


DIDEBIT, jika BERTAMBAH
DIKREDIT, jika BERKURANG
Contoh: Pengeluaran uang untuk beban listrik sebesar Rp100.000,00. Transaksi ini akan
mengurangi Kas dan menambah beban listrik, sehingga pembukuannya adalah: Akun
KAS dikredit sebesar Rp100.000,00 dan Akun BEBAN LISTRIK didebit Rp100.000,00.
KAS BEBAN LISTRIK
5) Rp100.000,00 5) Rp100.000,00

Untuk lebih mudah memahami, keterangan di atas dapat diringkas sebagai berikut:

AKUN-AKUN BERTAMBAH BERKURANG


Harta Debit Kredit
Akuntansi Bisnis 40

Utang Kredit Debit


Modal Kredit Debit
Penghasilan Kredit Debit
Beban Debit Kredit

(6) AKUN PRIVE


DIDEBIT, jika terjadi transaksi pengambilan uang atau aktiva yang lain oleh pemilik
perusahaan.
DIKREDIT, jika terjadi transaksi pembagian laba yang menjadi hak pemilik perusa-
haan.

4.7 LATIHAN

SOAL 4-1:

Carilah contoh Laporan keuangan untuk jenis perusahaan Jasa, Dagang dan Industri
(manufacture) melalui internet

SOAL 4-2
Buatlah nama akun-akun dan berikan kode akun yang pada laporan keuangan soal no.
4.1
Akuntansi Bisnis 41
Akuntansi Bisnis 42

Anda mungkin juga menyukai