Anda di halaman 1dari 14

PELAYANAN MEDIS DASAR II

Dosen : Arsulfa, S.Si T, M.Keb

RAPID HEALTH ASESSMENT (RHA)

Oleh :

TUTI DASWATI

P00312017045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN

D-IVKEBIDANAN

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang


senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga
Tugas mandiri berupa makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam pembuatan makalah ini,penulisi bertujuan untuk melengkapi tugas
mata kuliah pelayanan medis dasar II
            Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini Penulis
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah berperan serta
dalam pembuatan makalah ini.
            Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi materi yang penulis sajikan maupun dari segi
penulisannya. Untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Kendari, 10 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rapid Health Asessment (RHA)....................................4
2.2 Tujuan Rapid Health Asessment (RHA)..........................................5
2.3 Ruang lingkup Rapid Health Asessment (RHA).............................6
2.4 Penyusunan instrumen Rapid Health Asessment (RHA).................6
2.5 Pengumpulan data Rapid Health Asessment (RHA).......................8
2.6 Metode dari Rapid Health Asessment (RHA).................................9
2.7 Analisis Rapid Health Asessment (RHA)........................................9
2.8 Rekomendasi Rapid Health Asessment (RHA)...............................9
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan.....................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas
alami dan aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi
dan tanah longsor. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang
baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai
kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan
untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.
Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan
demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi
bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya
gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya,
pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut
bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia.
BNPB (2012).
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk
bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam
bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia. Namun demikian
pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi
tidak akan memberi dampak yang hebat / luas jika manusia yang
berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster
resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi
kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi,
mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir,
dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan
jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan
terhadap bencana yang cukup. BNPB (2012).
Bencana alam seakan tidak henti-hentinya menimpa tanah
air, sehingga sudah tidak asing lagi bagi kita jika mendengar
terjadinya peristiwa gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi,
banjir, kekeringan, longsor, dan lainlain. Peristiwa bencana tersebut
tidak mungkin dihindari, hal yang dapat kita lakukan adalah
memperkecil terjadinya korban jiwa, harta maupun lingkungan.
Perlu diketahui bahwa bencana yang diikuti dengan pengungsian
menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh
masalah bidang/sektor lain.
Bencana alam seakan tidak henti-hentinya menimpa tanah
air, sehingga sudah tidak asing lagi bagi kita jika mendengar
terjadinya peristiwa gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi,
banjir, kekeringan, longsor, dan lainlain. Peristiwa bencana tersebut
tidak mungkin dihindari, hal yang dapat kita lakukan adalah
memperkecil terjadinya korban jiwa, harta maupun lingkungan.
Perlu diketahui bahwa bencana yang diikuti dengan pengungsian
menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh
masalah bidang/sektor lain.
Rapid Health Assesment dilakukan untuk menilai kondisi
kesehatan SDM yang ada di lokasi pengungsian. Namun kegiatan
assesment ini harus dilakukan dengan cepat melihat sesaat setelah
bencana merupakan kondisi darurat yang membutuhkan tindakan
yang taktis dan strategis. Arii, M (2013). Mengingat penanggulangan
masalah kesehatan harus segera diberikan baik saat terjadi maupun
pasca bencana. Ada beberapa kegiatan tanggap bencana yang tidak
selalu harus menunggu hasil RHA terutama kegiatan spesifik yang
dapat diperkirakan. Namun pada kenyataannya, banyak lembaga
yang menangani masalah penanggulangan bencana itu terlalu lama
dalam melakukan assesment yang seharusnya dilakukan secara
cepat.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Rapid Health Asessment (RHA)?
2. Apa tujuan Rapid Health Asessment (RHA) ?
3. Apa saja ruang lingkup Rapid Health Asessment (RHA)?
4. Bagaimana penyusunan instrumen Rapid Health Asessment
(RHA)?
5. Bagaimana pengumpulan data Rapid Health Asessment (RHA)?
6. Bagaimana metode dari Rapid Health Asessment (RHA)?
7. Bagaimana analisis Rapid Health Asessment (RHA)?
8. Bagaimana rekomendasi Rapid Health Asessment (RHA)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Rapid Health Asessment
(RHA)
2. Untuk mengetahui tujuan Rapid Health Asessment (RHA)
3. Untuk mengetahui ruang lingkup Rapid Health Asessment
(RHA)
4. Untuk mengetahui penyusunan instrumen Rapid Health
Asessment (RHA)
5. Untuk mengetahui pengumpulan data Rapid Health Asessment
(RHA)
6. Untuk mengetahui metode dari Rapid Health Asessment (RHA)
7. Untuk mengetahui analisis Rapid Health Asessment (RHA)
8. Untuk mengetahui rekomendasi Rapid Health Asessment (RHA)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rapid Health Asessment (RHA)


Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat)
dilakukan untuk mengatur besarnya suatu masalah yang berkaitan
dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi maupun
yang kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan, sebarapa besar
kerusakan terhadap sarana permukiman yang berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi upaya
kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya. RHA
adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan tujuan
untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang
diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian (WHO).
Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment) dilakukan hari H
hingga H+3.
Rapid Health Assesment (RHA), melihat dampak-dampak
apa saja yang ditimbulkan oleh bencana, seperti berapa jumlah
korban, barang-barang apa saja yang dibutuhkan, peralatan apa yang
harus disediakan,berapa banyak pengungsi lansia, anak-anak,
seberapa parah tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.

Dari penggalan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang


Kesehatan diatas bisa kita lihat bahwa Rapid Health Assessment
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Initial Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah
Kesehatan Awal)
Dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan
tingkat kecamatandibawah tanggung jawab Kepala
Puskesmas setempat. Ini dilakukanuntuk menetukan jenis
bantuan awal yang dibutuhkan segera.
2. Integrated Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah
KesehatanTerpadu)
Menindaklanjuti assessment awal dan mendata
kebutuhan para korban di pengungsian. Dengan adanya
assessment terpadu ini kita dapat melakukan
penanggulangan gizi, memberikan imunisasi, melakukan
surveilans epidemiologi terhadap penyakit
potensialsehingga kejadian penyakit di lokasi bencana
dapat dikontrol.

2.2 Tujuan Rapid Health Asessment (RHA)


a. Tujuan Umum
Untuk mengukur besaran masalah kesehatan
akibat perang suku di Sampit, hasilnya berbentuk rekomendasi
untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
penanggulangan kesehatan.
b. Tujuan Khusus
1. Jenis Bencana          
2. Lokasi kejadian kerusuhan                    
3. Penduduk yang terkena dampak kerusuhan
4. Dampak yang terjadi di bidang kesehatan :
5. Kemampuan Sumber Daya Manusia

2.3 Ruang lingkup Rapid Health Asessment (RHA)


a) Aspek Medis     :
1. Puskesmas setempat dan sekitar : segera mengerahkan dan
menyiapkan petugas  kesehatan  untuk  menangani korban
kerusuhan
2.  RS    : Rumah sakit siap siaga dalam menindaklanjuti dan
menerima rujukan bencana kerusuhan
3. Dinas Kesehatan Kota : Memerintahkan semua puskesmas
untuk melibatkan/ mengirim tenaga kesehatan
b) Aspek Epidemiologi
1. Kemungkinan munculnya luka infeksi
2. Kemungkinan munculnya penyakit menular akibat mayat
yang mulai membusuk
3. Kemungkinan munculnya penyakit pernafasan
4. Kemungkinan kejadian kelaparan akibat lumpuhnya sector
perekonomian
c) Aspek Lingkungan
1. Tempat pengungsian yang aman
2. dapur umum
3. air bersih
4. toilet
5. pembuangan sampah

2.4 Penyusunan instrumen Rapid Health Asessment (RHA)

N Lokasi Waktu Jumlah Lokasi Masalah kesehatan dan


o Kejadian kejadi pendud pengungsi dampaknya
an uk yang an
terkena
1. Sampit, 18 ± - 1.    Jumlah korban
Kalimant Febru 1000 ji pengungsi Meninggal   : 1000 jiwa
an ari wa an 2.    Korban
Tengah 2001 Luka : 200 jiwa
     Kehilangan
3.    Jumlah kerusakan
sarana  : Gedung
sekolah : 3 Gedung
rumahwarga :200rumah
sarana ibadah : 2
100.000 orang lebih
kehilangan tempat
tinggal
4.    Potensi Air bersih :
rusak
5.    Kesiapan sarana
Yankes :
RS : 3
Puskesmas : 20
6.    Ketersediaan
logistik :
Obat-obatan dari
pemerintah
Makanan : donatur,
pemerintah
7.    Upaya Kesehatan
yang telah dilakukan :
Pelatihan dan simulasi
SPGDT nakes dan
masyarakat
8.    Ketersediaan
fasilitas evakuasi
Ambulan :  30
9.    Geografis
Keadaan Lingkungan h
ancur, terjadi kebakaran
10.    Bantuan awal
yang diperlukan :sarana
transportasi untuk
mengungsi, tempat
pengungsian yang
aman
11.    Kemampuan
Respon setempat :
SDM : ditingkatkan
Obat dan alat :
dipersiapkan
12.    Hambatan yang
ada :
Kondisi lingkungan
yang tidak aman,
ancaman penyakit
menular akibat mayat
yang membusuk

2.5 Pengumpulan data Rapid Health Asessment (RHA)


1. WAKTU            : Segera setelah kejadian
2. Lokasi                :  Tempat pengungsian
3. Pelaksana           : TIM kesehatan yang  ada di desa , kecamatan,
kabupaten , maupun Provinsi terdekat

2.6 Metode dari Rapid Health Asessment (RHA)


1. Wawancara        : saksi, tokoh masyarakat, para pejabat di
daerah bencana
2. Observasi           : dilakukan terhadap kondisi lingkungan daerah
bencana longsor

2.7 Analisis Rapid Health Asessment (RHA)


1. Luasnya lokasi kejadian : 
a) Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan terganggu
(karena jalan tidak ada yang aman pasca kerusuhan di
Sampit)
b) Dampak terhadap kelancaran evakuasi  : tidak bisa secara
cepat segera sampai tempat pengungsian, namun pada
intinya bantuan bisa mencapai tempat pengungsian karena
jalan transportasinya tidak terkendala
c) Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan
d) Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan
pemerintah di pengungsian-pengungsian yang disediakan
2. Dampak Kesehatan terhadap penduduk :
a) Penduduk mengalami luka-luka parah
b) Penduduk mengalami kematian
c) Penduduk banyak Gangguan Psikis
3. Potensi Sarana Pelayanan
Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko kesehatan.
4. Potensi sumber air bersih dan sanitasi :
Sudah cukup air bersi, MCK di tempat pengungsian
5. Ketersediaan logistik
Kurangnya persediaan obat-obatan untuk luka infeksi dan untuk
mengantisipasi adanya penyakit menular akibat mayat-mayat
yang mulai membusuk.

2.8 Rekomendasi Rapid Health Asessment (RHA)


a. pemindahan warga ke tempat yang aman
b. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga
kesehatan lingkungan
c. Meningkatkan  kebutuhan normatif ( pakaian)
d. Pengelolaan makanan dan minuman
e. Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
f. Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa
g. Koordianasi lintas sektoral
h. Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan
i. Pengiriman masayarakat suku Madura yang tersisa untuk
kembali ke Madura

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari penjelasan di atas yaitu :
1. Menurut WHO RHA adalah kegiatan pengumpulan data dan
informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan
mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera
sebagai respon dalam suatu kejadian .
Manfaat dari RHA yaitu dapat mengidentifikasi fakta-fakta di
lapangan, serta memiliki tujuan untuk mencari berbagai
informasi yang diperlukan sebagai dasar perencanaan program
dan lain sebagainya.
2. Lingkup RHA terdiri dari aspek medis, epidemiologi, dan aspek
kesehatan lingkungan.
3. Pelaksanaan RHA dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai
ketingkat atas ata sebaliknya yaitu :
a. Kepala dinas kesehatan provinsi
b. Direktur rumah sakit provinsi
c. Kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota
d. Direktur rumah sakit kabupaten/ kota
e. Kepala puskesmas di lokasi bencana

3.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang epidemiolog ataupun yang
membidangi bencana dapat mengerti, memahami serta menguasai
bagaimana teori RHA di aplikasikan, hal ini dikarenakan RHA
merupakan sebuah kegiatan yang sangat perlu dilakukan karena
dengan RHA kita mendapatkan informasi dilapangan dan dapat
mengidentifikasi apa saja yang ada di lapangan yang hasilnya
dipergunakan sebagai landasan atau dasar dalam membuat sebuah
kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

Fanggidae, Silvia dkk. Dfaff#3 Manual Manajemen dan Sistem Penanganan


Kondisi Darurat ( Emergency Management Manual). Forum kesiapan dan
Penanganan Bencana (FKPB) kupang.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1357/MENKES/SK?XII/2001


tentang Standar Minimal Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat
Bencana dan Penanganan Pengungsi.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 145/MENKES/SK/I/2007
tentang Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan

file:///C:/Users/37%20Computer/Downloads/Rapid%20Health
%20Assessment%20(RHA)%20Bencana%20Kerusuhan%20Jurnal
%20Bidan%20Diah.html

Anda mungkin juga menyukai