Anda di halaman 1dari 36

KEBIJAKAN PELAKSANAAN

VAKSINASI COVID-19
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kemenkes
PENGANTAR

Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

Vaksinasi COVID-19 Tahap 2


PENGANTAR
Sumber: covid19.who.int
UPDATE S.D 20 FEBRUARI 2021
SITUASI COVID-19 INDONESIA
(per 21 Feb 2021)
VAKSINASI

SINERGIS
q Vaksin dapat mencegah beberapa penyakit menular berbahaya.
Contoh Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
yaitu campak, polio, hepatitis B, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus,
influenza, kanker serviks yang disebabkan infeksi virus HPV, dsb.
q Ketika sebagian besar kelompok masyarakat rentan diberikan vaksinasi,
maka penyebaran patogen penyebab penyakit dapat dibatasi/dihentikan.
Ini yang disebut kekebalan kelompok atau herd immunity.
q Dengan kekebalan kelompok, kelompok masyarakat yang tidak dapat
divaksinasi (bukan merupakan sasaran) misalnya bayi baru lahir, lansia
dan mereka yang memiliki kontraindikasi dapat turut terlindungi.

Indonesia telah mencapai beberapa target global maupun regional :

Eradikasi Indonesia Eliminasi Tetanus pada Ibu


Cacar Bebas Polio Hamil dan Bayi Baru Lahir
1974 2014 2016
Return on Investment program imunisasi: 16 kali dibandingkan dengan biaya pengobatan,
intervensi yang cost-effective
Sinovac Biotech
Ltd, China
Coalition for
Epidemic
Preparedness
Innovations (CEPI)

Konsorsium Nasional Vaksin COVID-19

Regulasi: BPOM
Pemilihan Vaksin COVID-19
Rekomendasi ITAGI (Indonesian Technical Advisory
Group on Immunization)/ Komite Penasihat Ahli
Imunisasi Nasional
1. Keamanan (Tidak ada efek samping berat)
2. Efikasi (Ideal: 70%, minimal: 50%)
3. Lama perlindungan panjang (Setidaknya 1 tahun)
4. Stabilitas penyimpanan (suhu 2-8⁰C)
5. Kemasan : Multi dose (optimalisasi kapasitas rantai
dingin vaksin)
6. Platform yang sama untuk memudahkan evaluasi
7. Ada persetujuan penggunaan dari BPOM –
mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA)
AMAN EFEKTIF HALAL
Sudah ada izin
penggunaan pada
masa darurat
(Emergency Use
Authorization) dari
BPOM
INSTRUKSI PRESIDEN UNTUK PROGRAM
VAKSINASI COVID-19

1 Vaksin Covid-19
diberikan secara gratis
dan masyarakat tidak
2 Seluruh jajaran kabinet,
kementerian, lembaga, dan
pemerintah daerah agar
memprioritaskan program
dikenakan biaya sama vaksinasi pada tahun anggaran
sekali. 2021

3 Memprioritaskan dan
merelokasi anggaran lain
terkait ketersediaan dan
4 Presiden menjadi
yang pertama
vaksinasi secara gratis. mendapat vaksin
Covid-19.

5 meminta masyarakat untuk terus menjalankan disiplin


3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci
tangan
PELAKSANAAN
VAKSINASI COVID-19
REKAPITULASI CAPAIAN VAKSINASI 22/02/2021

15
Sumber data: Control Tower KPC-PEN 22 Feb pk 16:10
SISTEM KESEHATAN NASIONAL

INPUT:
SDM,
PERENCANAAN PELAKSANAAN MONEV OUTPUT:
vaksin dan Penerimaan
logistik, masy. tinggi,
cold chain seluruh
sasaran
divaksinasi,
• PENDATAAN SASARAN
• PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES
• REGISTRASI SASARAN • DISTRIBUSI DAN MANAJEMEN • PENCATATAN DAN PELAPORAN
• PERHITUNGAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA VAKSIN DAN LOGISTIK
• PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN
• RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK • STANDAR PELAYANAN
PASKA PELAKSANAAN
• PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN ADSOS, • KERJA SAMA
PELATIHAN, MONEV • PEMANTAUAN DAN
• MANAJEMEN LIMBAH
• PENDANAAN PENANGGULANGAN KIPI
• PENYUSUNAN RENCANA OPERASIONAL WILAYAH
SULIT

SISTEM INFORMASI SATU DATA VAKSINASI COVID-19


Perpres No. 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 dan Perpres No.14 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Perpres No.99 Tahun 2020

Keputusan Dirjen P2P Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis


Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19
q Ada tambahan klausul bahwa setiap
orang yang sudah ditetapkan sebagai
sasaran WAJIB mengikuti vaksinasi
COVID-19.
q Sasaran dapat dikecualikan (Tidak Wajib)
apabila sasaran tidak memenuhi kriteria
pe ner i ma va ksin COVID- 1 9 sesu a i
indikasi vaksin COVID-19 yang tersedia.
q Sasaran penerima yang tidak mengikuti
vaksinasi COVID-19 dikenakan sanksi
administratif.
1 2 3 4

PETUGAS KESEHATAN MINGGU KE-4 FEB MASYARAKAT MASYARAKAT


JAN-MINGGU 3 FEB 2021 2021 RENTAN LAINNYA
MEI-JULI 2021 AGUS-DES 2021
Vaksinasi dilakukan LANSIA
untuk tenaga Dengan
kesehatan dan Masyarakat di daerah
tenaga penunjang di PETUGAS pendekatan kluster
dengan resiko sesuai dengan
fasyankes tersebar PUBLIK ketersediaan vaksin
penularan tinggi
di 34 provinsi
Mekanisme Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersumber dari
Kementerian/Lembaga/Badan Usaha/Instansi terkait atau sumber
Top-Down lainnya meliputi Nomor Induk Kependudukan, nama, tanggal lahir,
nomor kontak (HP) dan alamat tempat tinggal sasaran

§ Dilakukan sebagai upaya verifikasi atas data sasaran yang


diperoleh secara top-down atau untuk melengkapi mekanisme
Mekanisme top-down.
§ D i l aku ka n s e c a ra ko l ek ti f o l e h i nsta n s i / b a d a n
usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat daerah,
Bottom-Up puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana
vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun
Dinas Kesehatan Provinsi.

Dalam hal sasaran individu sesuai tahapan belum terdaftar oleh instansi/badan usaha/lembaga/organisasi maupun oleh
perangkat daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota maupun Dinas Kesehatan Provinsi, maka dapat dilakukan pendataan melalui Aplikasi PCare Vaksinasi.
jumlah sasaran per sesi
Fasilitas Pelayanan KRITERIA pelayanan disesuaikan dengan
Kesehatan milik kapasitas masing-masing
fasilitas pelayanan kesehatan
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah 1. memiliki tenaga kesehatan pelaksana Dalam hal Fasilitas
daerah vaksinasi COVID-19; Pelayanan
Kabupaten/Kota atau 2. memiliki sarana rantai dingin sesuai Kesehatan tidak
milik dengan jenis Vaksin COVID-19 yang dapat memenuhi
masyarakat/swasta digunakan atau sesuai dengan ketentuan kebutuhan dalam
yang memenuhi peraturan perundang-undangan; dan memberikan
persyaratan: 3. memiliki izin operasional Fasilitas Vaksinasi bagi
1. Puskesmas, Pelayanan Kesehatan atau penetapan seluruh sasaran
puskesmas oleh Menteri sesuai dengan ketentuan dan/atau tidak
pembantu; peraturan perundang-undangan. memenuhi
2. Klinik;
persyaratan, Dinas
3. Rumah sakit;
Fasilitas pelayanan Kesehatan yang tidak Kesehatan
dan/atau
dapat memenuhi persyaratan poin 2 Kabupaten/Kota
4. Unit pelayanan
dapat menjadi tempat pelayanan dapat membuka pos
kesehatan di
vaksinasi COVID-19 namun dikoordinasi Vaksinasi COVID-19
Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) oleh puskesmas setempat
Untuk percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19, pelayanan vaksinasi
dapat dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
1. Berbasis fasilitas kesehatan untuk pelayanan publik
2. Kementerian/lembaga/badan usaha/institusi yang memiliki fasilitas
kesehatan di institusinya, maka vaksinasi dilayani di fasilitas kesehatan
masing-masing.
3. Vaksinasi massal terpusat di gedung-gedung
4. Vaksinasi mobile terpusat di tempat keramaian.
5. M o b i l i s a s i s a s a ra n d e n ga n d i ko o rd i n a s i o l e h fa sy a n ke s at a u
Kementerian/lembaga/badan usaha/institusi
Pos pelayanan vaksinasi massal dapat berupa pos layanan yang memanfaatkan area/tempat
di luar fasilitas pelayanan kesehatan atau berupa pelayanan kesehatan bergerak
Dalam rangka
percepatan Perlu disusun perencanaan kegiatan: menentukan jumlah hari pelaksanaan, jumlah target
pelaksanaan sasaran per hari, jumlah sasara per sesi dan jumlah sesi per hari, waktu pelayanan per sesi,
vaksinasi COVID-19, jumlah meja pelayanan per sesi, jumlah sasaran per meja per sesi jumlah tenaga per sesi
Kementerian
Kesehatan bekerja Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harus menerapkan
sama dengan Dinas protokol kesehatan dan memenuhi standar pelayanan vaksinasi COVID-19
Kesehatan Provinsi
dan pihak lain yang Pos pelayanan vaksinasi massal merupakan bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan yang
terkait dapat telah ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai tempat
membuka pos pelayanan vaksinasi COVID-19, sehingga pencatatan dan pelaporannya menjadi bagian dari
pelayanan vaksinasi fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
massal
Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI serius, perlu disiapkan ambulans atau mobil
puskesmas keliling atau ruangan khusus (ICU mini) beserta kit anafilaktik yang memadai.
Minimal 1 orang dokter ahli disiapkan untuk memantau proses observasi dan melakukan
penanganan pertama terhadap KIPI
q Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang memiliki
kompetensi, dibuktikan dengan kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR)

q Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan imunisasi rutin


dan pelayanan kesehatan lainnya;

q Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukan


pemberian vaksinasi

q Menerapkan protokol kesehatan; serta

q Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam mendeteksi


kasus dan analisa dampak
Sasaran vaksinasi
COVID-19 datang
P Care

Meja 1A (Pendaftaran)
• Sasaranmenunjukkan KTP (NIK) atau nomor tiket untuk verifikasi Meja 2 (Skrining)
• Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare • Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana untuk melihat
• Bila data tidak ditemukan atau data tdk sesuai, lakukan registrasi atau perubahan data di kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)
Meja 1B (Meja Veriffikasi Data Sasaran) • Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare
• Sasaran yang ditunda pemberian vaksinnya dapat kembali sesuai rekomendasi petugas

Meja 1B
• Sasaran menunjukan KTP, Kartu Keluarga, surat keterangan bekerja dan/atau dokumen lainnya
• Petugas melakukan registrasi atau perubahan data sasaran menggunakan aplikasi Pcare Vaksinasi
• Sasaran dan petugas menandatangani formulir pernyataan.
• Jika data sudah sesuai dan masuk dalam aplikasi PCARE, sasaran kembali ke meja 1A.

Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)


• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare. Meja 3 (Vaksinasi)
• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI  hasil observasi • Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai prinsip penyuntikan aman
diinput ke Pcare ”Pulang Sehat” atau ”Pulang KIPI” • Petugas melakukan scan barcode atau mencatat merek/jenis, nomor batch dan nomor
• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19 serial vaksin yang diberikan kepada sasaran, tulis pada memo dan berikan pada sasaran.
• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi Memo diberikan saaran kpd petugas meja 4
1. Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di tingkat provinsi dikoordinasikan oleh Gubernur, sedangkan di tingkat
kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Bupati/Wali Kota.
2. Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan vaksinasi
COVID-19 perlu melakukan kerja sama dengan badan usaha milik negara/daerah atau badan usaha
swasta, organisasi profesi/kemasyarakatan, Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dan pihak terkait lainnya. Upaya kerja sama yang dilakukan meliputi:
a. dukungan penyediaan tenaga kesehatan;
b. tempat vaksinasi COVID-19;
c. keamanan;
d. sosialisasi dan penggerakan masyarakat;
e. dukungan penyediaan tenaga non kesehatan; dan
f. pengelolaan limbah medis.
3. Agar kerja sama dapat terlaksana dengan efektif, dibutuhkan Tim Pelaksana mulai dari tingkat provinsi,
kabupaten/kota dan puskesmas. Tim ini harus melibatkan seluruh lintas program di lingkungan sektor
kesehatan serta lintas sektor terkait.
Penyediaan tempat layanan vaksinasi COVID-19 juga melibatkan sektor swasta, sebagai
bagian dari Public Private Mix (PPM)
Vaksinasi COVID-19 Tahap 2
1. Kelompok usia lanjut (usia ≥60 tahun)

2. Petugas Pelayanan Publik

TNI, POLRI, Satpol PP ASN dan P3K

Kepala Desa/Lurah dan Perangkat


Pegawai BUMN/ BUMD
Desa/Kelurahan

Anggota DPR/DPD/DPRD Petugas Pelayanan Publik lain yang terlibat


s e ca ra l a n g s u n g d a l am me m b e ri ka n
pelayanan kepada masyarakat (berusia 18
Pejabat Negara tahun ke atas
Emergency Use
Rekomendasi ITAGI Authorization BPOM SE PLT DIRJEN P2P
Semua pihak perlu bekerja sama untuk akselerasi cakupan vaksinasi
Berbasis Faskes (pemerintah
dan swasta)

Berbasis Institusi (TNI, POLRI,


perkantoran, dst)

Vaksinasi massal di tempat

Vaksinasi massal bergerak


Berbasis Faskes Berbasis Institusi Vaksinasi Vaksinasi
(pemerintah, (TNI, POLRI, massal di massal
swasta) BUMN, dst) tempat bergerak**

Lansia ✔  ✔ 

Pendidik ✔  ✔  ✔ 

Pedagang Pasar ✔  ✔  ✔ 

Tokoh Agama ✔ 

Wakil Rakyat ✔  ✔ 

Pejabat Negara ✔  ✔ 

Pegawai Pemerintah ✔  ✔ 

Keamanan ✔  ✔ 

Pelayan Publik Lainnya* ✔  ✔  ✔ 

Transportasi Publik ✔  ✔  ✔ 

Atlet ✔ 

Wartawan & Pekerja Media ✔  ✔  ✔ 

Pariwisata ✔  ✔  ✔ 

*Pelayan Publik Lainnya: Damkar, BPBD, BUMN, BUMD, BPJS, Kepala/Perangkat Desa **Vaksinasi massal bergerak untuk mendekatkan akses vaksinasi kepada masyarakat
Mekanisme Pendaftaran dan
Pelaksanaan Vaksinasi bagi Lansia
Mekanisme Pendaftaran Mekanisme Pelaksanaan
• Puskesmas
Mendaftar melalui tautan Berbasis faskes • RS
resmi Kementerian
Kesehatan • Instansi Kementerian/Lembaga
Vaksinasi Massal • Organisasi keagamaan
di tempat • Organisasi kemasyarakatan

Data masuk ke Dinas


Kesehatan

Dinas Kesehatan akan


menentukan jadwal, waktu
dan lokasi pelaksanaan
Mekanisme
Pendaftaran
Vaksinasi bagi
Lansia
1. Kementerian Kesehatan telah menyiapkan
Peraturan, SDM, administrasi, logistik,
jaringan fasyankes dan sistem monev untuk
pelaksanaan Vaksinasi COVID-19.
2. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan sesuai
petunjuk teknis.
3. Vaksinasi saat ini sudah mulai dilaksanakan
namun penerapan protokol kesehatan tetap
menjadi hal utama yang perlu dilakukan
oleh seluruh masyarakat termasuk tenaga
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai