Anda di halaman 1dari 22

RESUME AKUNTANSI MANAJEMEN BIAYA

“Cost Volume Profit (CVP)”


KASUS SKY VIEW MANOR

Di susun oleh Kelompok 3

NAMA NIM
1. RASMON 1910247692
2. ZULFAN HERI 1910247713
3. EM FIKRI ALFIANSYAH 1910247715

DOSEN : Dr. Enny Savitri., S.E., MM., Ak, CA

PROGRAM STUDI STRATA 2 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2020

1
PEMBAHASAN

A.          Definisi Analisis Biaya Volume Laba


Pengertian analisis CVP (cost volume profit) adalah analisis yang digunakan untuk
menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan
operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita
ketahui, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan
memiliki hubungan langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ketika
biaya itu dipertemukan dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba
perusahaan yang diperoleh pada suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih
kecil. Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya tetap,
harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan inilah
yang disebut dengan analisis CVP (cost volume profit).
Analisis CVP merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, misalkan dalam menetapkan
harga jual produk. Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan
masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan.
Analisis biaya volume laba (cost profit analysis) merupakan alat yang berguna untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan, khususnya jangka pendek, karena analisis ini
menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya
volume laba juga dapat menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya
masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban
yang diperlukan.
   Analisis biaya volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah :
1.     Menentukan harga jual produk atau jasa.
2.     Memperkenalkan produk atau jasa baru.
3.     Mengganti peralatan.
4.     Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau
dibeli dari luar perusahaan.
5.     Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.”

2
B. Perbedaan Biaya Variabel dan Biaya Tetap.

Ronald W. Hilton (2009) berpendapat bahwa “A variables cost changes in total in direct
proportion to a change in the level of activity (or cost driver). If activity increases by 20%, total
variable cost increases by 20% also. A fixed cost remains unchanged in total as the level of
activity (or cost driver) varies. If activity increases or decreases by 20%, total fixed cost
remains the same.” Selain itu, Carter dan Usry (2002) menyebutkan bahwa “The total amounts
of variable costs change in proportion to changes in activity within a relevant range. Stated
differently, variable costs show a relatively constant amount perunit as activity changes within
a relevant range.” Ditambahkan pula oleh Carter dan Usry bahwa biasanya biaya variabel
mencakup biaya bahan baku (direct material) dan biaya tenaga kerja (direct labor). Secara lebih
teknis Carter dan Usry juga menyatakan bahwa “... management actions may determine
whether a cost is classified as fixed or variable.”

A. Biaya Tetap
a. Biaya tetap adalah biaya yang
secara total tidak berubah ketika
aktivitas bisnis meningkat
atau memnurun. Contoh dari biaya
tetap antara lain: biaya overhead
pabrik tetap, biaya

3
administrasi dan umum tetap.
Biaya tersebut elemennya dapat
digolongkan ke dalam:
biaya depresiasi aktiva tetap,
biaya asuransi, gaji pejabat
kunci, dan biaya tetap
lainnya. Beban tetap
diskresioner (discretionary fixed
costs) atau biaya tetap
terprogram (programmed fixed
costs) adalah pengeluaran yang
bersifat tetap karena
kebijakan manajemen. Biaya
tetap terikat (commited fixed
costs) adalah penegluaran

4
yang membutuhkan serangkaian
pembayaran selama jangka
waktu yang panjang,
misalnya beban bunga atas utang
jangka panjang dan sewa guna
operasi dalam jangka
panjang
A. Biaya Tetap
a. Biaya tetap adalah biaya yang
secara total tidak berubah ketika
aktivitas bisnis meningkat
atau memnurun. Contoh dari biaya
tetap antara lain: biaya overhead
pabrik tetap, biaya

5
administrasi dan umum tetap.
Biaya tersebut elemennya dapat
digolongkan ke dalam:
biaya depresiasi aktiva tetap,
biaya asuransi, gaji pejabat
kunci, dan biaya tetap
lainnya. Beban tetap
diskresioner (discretionary fixed
costs) atau biaya tetap
terprogram (programmed fixed
costs) adalah pengeluaran yang
bersifat tetap karena
kebijakan manajemen. Biaya
tetap terikat (commited fixed
costs) adalah penegluaran

6
yang membutuhkan serangkaian
pembayaran selama jangka
waktu yang panjang,
misalnya beban bunga atas utang
jangka panjang dan sewa guna
operasi dalam jangka
panjang

Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Ketika kita berbicara tentang perhitungan biaya, satu hal yang terlitas di pikiran kebanyakan

orang adalah klasifikasi biaya. Berdasarkan variabilitasnya, biaya diklasifikasikan ke dalam

tiga kategori; yaitu tetap, variable, dan semi-variabel.

Perbandingan Biaya Tetap dan Variabel.

Biaya tetap biaya variabel

7
Biaya yang tetap sama, terlepas Biaya yang berubah dengan perubahan
Pengertian dari volume yang dihasilkan, hasil diperhitungkan sebagai biaya
dikenal sebagai biaya tetap variabel

Sifat Tergantung waktu Tergantung volume

Biaya tetap itu pasti, biaya tetap


Biaya variable terjadi hanya
Terjadi ketika terjadi baik unit yang dihasilkan
ketika unit dihasilkan
ada atau tidak

Biaya tetap berubah pada unit,


yaitu sebagaimana unit yang
dihasilkan menambah, biaya tetap
Biaya variable tetap sama, tiap
Biaya satuan per unit turun dan sebaliknya, jadi
unit
biaya tetap per unit terbalik
sebanding dengan jumlah hasil
yang diproduksi

Tetap konstan untuk periode Berubah seiring perubahan


Perilaku
waktu tertentu level output

Berubah seiring perubahan


level output
Biaya Overhead Produksi, Biaya
Material Lansung, Pekerja
Overhead administrasi dan
Kombinasi dari Langsung, Pengeluaran
Overhead Distribusi dan
Langsung, Overhead Produksi
Penjualan Tetap
Tetap, Overhead Distribusi dan
Penjualan Variabel

Material yang dipakai, upah,


Depresiasi, sewa, gaji, asuransi,
Contoh komisi penjualan, biaya
pajak, dll
packing, dll

C. Laporan Keuangan dengan Format Direct Costing

8
            Direct costing adalah Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi variabel saja atau yang secara langsung mempengaruhi
volume produksi. Biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu
yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Direct costing juga sering disebut variabel costing atau marginal costing. Direct costing
memfokuskan perhatian pada produk dan biaya yang secara langsung dapat ditelusuri ke
perubahan dalam kegiatan produksi.
Variable costing adalah metode akuntansi manajemen yang dipakai untuk menghitung
biaya produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan oleh system variable costing memperlihatkan
margin kontribusi barang-barang yang dihasilkan, informasi yang sangat berfaedah dalam
pengambilan keputusan. Variable costing kadangkala disebut juga direct costing (penentuan
biaya pokok langsung) atau marginal costing (penentuan biaya pokok marginal). Dalam metode
penentuan biaya pokok variable (variable costing), hanya biaya-biaya produksi variable saja
yang dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan.
Contoh Format Laporan Keuangan Direct Costing/Variable Cost.

D. Pengertian Break Even Poin (BEP)

Break even point adalah posisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan

9
tidak menderita kerugian. BEP atau titik impas sangat penting bagi manajemen untuk
mengambil keputusan untuk menarik produk atau mengembangkan produk, atau untuk
menutup anak perusahaan yang tidak menguntungkan. Dengan kata lain, suatu usaha
dikatakan impas jika jumlah pendapatan atau revenue (penghasilan) sama dengan
jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya
tetap saja.
Menurut Djarwanto dalam buku Dr. H. Rusdiana, M.M, Break even point adalah
suatu keadaan impas, yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu
periode tertentu, perusahaan tidak mendapat keuntungan dan tidak menderita rugi.
Horngren dkk mengatakan bahwa Break even point atau titik impas merupakan
suatu tingkat penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Total pendapatan sama
dengan total pengeluaran.
Menurut Henry Simamora Titik Impas adalah volume penjualan dimana jumlah
pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugi bersi.
Menurut Hansen dkk,Titik Impas (break even point) adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol.
Halim dkk mendefinisikan impas merupakan istilah yang digunakan untuk
menyebutkan suatu kondisi usaha, pada saat perusahaan tidak memperoleh laba tetapi
tidak menderita rugi.
Dalam analisis break even point memerlukan informasi mengenai penjualan
dan biaya yang dikeluarkan. Laba bersih akan diperoleh bila volume penjualan
melebihi biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan perusahaan akan menderita
kerugian bila penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang
dikeluarkan, dapat dikatakan dibawah titik impas. Analisis break even point tidak
hanya memberikan informasi mengenai posisi perusahaan dalam keadaaan impas atau
tidak, namun analisis break even point sangat membantu manajemen dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan.Tujuan analisis titik impas adalah untuk
mengetahui tingkat aktivitas dimana pendapatan hasil penjualan sama dengan jumlah
semua biaya variabel dan biaya tetapnya.
Analisa break even adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara
volume penjualan dan profitabilitas.Analisa ini disebut juga sebagai analisa impas,
yaitu suatu metode untuk menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup
biaya, sekaligus menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika
penjualan melampaui atau berada di bawah titik tersebut.
Analisis break even adalah penting bagi manajemen untuk mengetahui
hubungan antara biaya, volume dan laba, khususnya informasi mengenai jumlah
penjualan minimum dan besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan
agar perusahaan tidak menderita kerugian.

Asumsi Dasar Analisis Break Even Point (BEP)

Asumsi yang mendasari analisis break even point menurut Horngren et all.adalah

10
sebagai berikut:

1. Satu-satunya faktor yang memengaruhi biaya adalah perubahan volume.


2. Manajer menggolongkan setiap biaya ( atau komponen biaya gabungan ) baik
sebagai biaya variabel maupun biaya tetap.
3. Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume relevannya.
4. Tingkat persediaan tidak akan berubah.
5. Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah. Penjualan gabungan
merupakan kombinasi produk yang membentuk total penjualan.

Sedangkan menurut Mulyadi beberapa asumsi yang berpengaruh dalam analisa


break even poinadalah sebagai berikut:

1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang


diramalkan.
2. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
3. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
4. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
5. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
6. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
7. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
8. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya

Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi.
Dalam kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi.
Namun demikian perubahan asumsi ini tidak mengurangi validitas dan kegunaan
analisa BEP sebagai suatu alat bantu pengambilan keputusan. Hanya saja diperlukan
suatu modifikasi tertentu dalam penggunaannya.

E. CVP Under Uncertainty

Perusahaan harus memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam harga, biaya


variabel, dan biaya tetap. Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh risiko dan
ketidakpastian.

1. Risiko dan Ketidakpastian

Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti.
Namun, hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian memiliki perbedaan yaitu
distribusi probabilitas variabel pada risiko dapat diketahui sedangkan distribusi
probabilitas variabel pada ketidakpastian tidak dapat diketahui. Para manajer dapat
menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan dua cara yaitu (1) pihak manajemen
menyadari ketidakpastian harga, biaya, dan kuantitas di masa depan dan

11
mempertimbangkan “kisaran titik impas”. (2) para manajer dapat menggunakan analisis
sensitivitas atau analisis what-if. Dua konsep yang bermanfaat bagi manajer untuk
mempertimbangkan ukuran risiko yaitu:

a. Margin Pengaman. Margin pengaman adalah unit yang terjual atau diharapkan
terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang
melebihi volume impas.Apabila margin pengaman perusahaan adalah besar atas
penjualan tertentu yang diharapkan di tahun depan, maka risiko menderita
kerugian jika penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya
kecil.

b. Pengungkit Operasi. Pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relatif dari


biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi. Saat biaya variabel turun,
margin kontribusi per unit meningkat. Hal itu membuat kontribusi setiap unit
yang dijual menjadi lebih tinggi sebesar itu. pengungkit operasi merupakan
penggunaan biaya tetap untuk menciptakan perubahan persentase laba yang
lebih tinggi ketika aktivitas penjualan berubah. Tingkat pengungkit operasi
dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba. Jika
biaya tetap digunakan untuk mengurangi biaya variabel, maka margin kontribusi
meningkat dan laba menurun, maka tingkat pengungkti operasi naik yang
menandakan adanya peningkatan risiko.

2. Analisis Sensitivitas dan CVP

Analisis sensitivitas adalah teknik “bagaimana-jika”yang menguji dampak dari


perubahan asumsi-asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban. Akuntan harus
mengetahui distribusi biaya dan harga dari perusahaan, serta dampak perubahan kondisi
ekonomi terhadap variabel-variabel tersebut. Keunggulan dari analisis sensitivitas adalah
memberikan masukan dan melatih intuisi bagi para manajer untuk merasakan tingkat
pengaruh dari variabel yang buruk terhadap suatu jawaban.

Cost-Volume-Profit Relationships
Skyview Manor Case Study
12
Studi kasus ini terjadi pada Tahun 1962 di daerah pedesaan Vermont.
Skyview Manor termasuk sudah berusia, namun tetap terpelihara dengan baik dan
telah berpindah kepemilikan beberapa kali selama beberapa tahun. SM tidak memiliki
restauran dan bar. Dengan tarif menengah, SM dikenal sebagai hotel tujuan yang
memberikan layanan berkualitas.

Skyview Manor dibuka hanya pada musim salju, yaitu sejak tgl 2 des sd akhir maret. Kawasan
pegunungan ski yang disediakan oleh Skyview Manor menjadapt ijin opersi dari pemerintah selama 120
hari setiap tahun. Skyview Manor memiliki 50 kamar di sisi timur yang disewakan dengan tarif $15
untuk single bed dan $20 untuk double bed. Sisi barat terdiri dari 30 kamar, semuanya memiliki
pemandangan salju yang spektakuler, yaitu pemandangan pegunungan dan pedesaan. Tarif sewa kamar
di sisi barat adalah $20 untuk single bed dan $25 untuk double bed. Rata2 tingkat hunian kamar adalah
80%, biasanya kamar full booked pada akhir pekan dan 50 – 60% pada hari biasa. Rasio kamar dengan
single bed dan double bed rata-rata adalah 2:8.
Hasil operasi pada satu tahun terakhir terlihat pada table 1. Mr. Kachack, manajer hotel, fokus
pada 6 bulan di mana hotel tidak dibuka, yang merugi setiap bulannya sehingga mengurangi keuntungan
yang diperoleh selama musim beroperasi. Dia menyarankan kepada pemilik agar mengakuisisi hotel
pada akhir tahun 1961 untuk mengurangi kerugian pada saat off-season, pemilik sepakat untuk
mengoperasikan kamar di sisi barat selama satu tahun penuh. Mr Kachack memperkirakan tingkat
hunian pada off sesaon antara 20% - 40%. Kachack memperkirakan bahwa dengan penanganan serius
terhadap pelanggan di off sesaon, kemungkinan besar tingkat hunian akan mencapai 40% yaitu dengan
mengeluarkan tambahan biaya iklan senilai $4,000 per tahun atau $500 setiap bulan selama 8 bulan.
Tidak ada bukti empiris yang mengindikasikan rasio single dan double bed berbanding 2:8 akan berbeda
di off sesaon. Tentu saja tarif kamar harus diturunkan menjadi $10 untuk single bed dan $15 untuk
double bed.
Gaji manajer akan dibayar selama 12 bulan. Dia bertanggung jawab menjaga fasilitas selama off
sesaon dan bertanggung jawab membuat kontrak untuk reparasi dan pemeliharaan alat. Penggunaan
diperkirakan akan meningkatkan biaya tambahan untuk reparasi dan pemeliharan senilai $2,000.
Mrs. Kachack dibayar $20 per hari untuk mensupervisi pelayan dan membantu menerima tamu.
Mrs Kachack bekerja 7 hari seminggu. Petugas front office dan pelayan dibayar per hari dengan tarif
masing-masing $24 dan $15. Pajak gaji 20%. Meskipun penyusutan dan pajak atas property tidak
dipengaruhi keputusan untuk mengoperasikan sisi barat sepanjang tahun, biaya asuransi meningkat
senilai $500 per tahun. Selama off sesaon, Mr dan Mrs Kachack dapat menangani front office tanpa
tambahan pegawai. Namun, Mrs Kachack dibayar tiap 5 hari dalam seminggu.
Biaya pembersihan peralatan dan ½ biaya perlengkapan ruangan dianggap sebagai biaya yang
berkaitan langsung dengan penggunaan kamar. Sedangkan ½ biaya perlengkapan ruangan sisanya
merupakan biaya lain-lain yang tetap (tidak berubah) selama 12 bulan. Penggunaan selimut dianggap
sebagai biaya yang berkaitan langsung dengan penggunaan kamar yang nilainya 2 x lipat untuk double
bed. Biaya lain-lain termasuk di dalamnya telpon dan listrik. Selama kamar ditutup, tidak ada biaya
listrik. Biaya listrik merupakan biaya yang berkaitan langsung dengan penggunaan kamar, biasanya
kamar dipanaskan atau didinginkan suhunya dengan ac listrik.
Tagihan telpon selama 4 bulan adalah sebagai berikut:
80 panggilan @ $3.00/bulan $240
Service charge $ 50
$290
Selama tutup, biaya telpon yang dibayarkan hanya service charge senilai $3 per bulan.
Mr. Kachack mengusulkan pembangunan kolam renang yang diyakini akan meningkatkan
keuntungan pada off sesaon dengan meningkatnya tingkat hunian di atas 30%. Jumlah yang pasti sulit

13
diperkirakan. Meskipun tingkat hunian pada musim dingin tidak dipengaruhi oleh keberadaan kolam
renang, namun kolam renang tersebut akan menjadi daya tarik persaingan.
Pembangunan kolam renang diperkirakan menelan biaya senilai $40,000. Nilai ini akan
disusutkan selama 5 tahun tanpa nilai residu. ($15,000 dari $40,000 adalah biaya plastik dan pemanas
yang digunakan selama 9 bulan per tahun). Biaya tambahan berkaitan dengan kolam renang adalah
biaya pengamanan senilai $400 per bulan, sebagaimana dipersyaratkan oleh peraturan selama jam sibuk.
Biaya asuransi dan pajak senilai $1,200, Biaya pemanas $1,000 dan biaya pemeliharaan $1,800 per
tahun. Jika kolam renang diberi penutup, petugas pengamanan diperlukan selama 12 bulan. Jika kolam
renang tidak ditutup, petugas pengamanan diperlukan hanya selama 3 bulan musim panas (15 Juni sd 15
September, hawa terpanas selama setahun) dan tidak diperlukan biaya untuk memanaskan air kolam
renang.
Table 1
Skyview Manor
Operating Statement, For the Fiscal Year ended 3/31/62

Revenues 160,800
Expenses
Salaries
15,00
- Manager
0
- Manager’s Wife 2,400
- Desk Clerk 2,880
- Maids (four) 7,200
27,480
Payroll Taxes and Fringe Benefit 5,496
Depreciation (15 year life) 30,000
Property Taxes 4,000
Insurance 3,000
Repairs and Maintenance 17,204
Cleaning Supplies 1,920
Utilities 6,360
Linen Service 13,920
Interest on Mortgage (5% interest rate) 21,716
Miscellaneous Expenses 7,314
Total Expenses 138,410
Profit before Federal Income Taxes 22,390
Federal Income Taxes (48%) 10,747
Net Profit 11,643

Lakukan Analisis berikut.


1. Berapa rata-rata jumlah kamar yang harus dijual per malam untuk mencapai BEP?
2. Selama musim ski, hotel selalu penuh. Jika tariff hotel dinaikkan $5 pada weekend, namun hunian
turun menjadi 72 kamar, bukan 80 kamar, berapa keuntungannya?
3. Berapakah incremental Margin Kontribusi untuk usulan pembangunan kolam renang selama off
sesaon?
4. Buatlah alternative dan biaya tahunan tambahan dari tiap alternative yang dibuat yang tidak
berhubungan dengan kamar?.

14
5. Untuk masing-masing alternative tersebut, berapa tingkat hunian kamar sehingga mencapai BEP
dengan tambahan biaya tersebut?
6. Alternatif mana yang Anda rekomendasikan? Mengapa?

COST-VOLUME-PROFIT (CVP) ANALYSIS


CVP merupakan konsep yang membantu manajemen memahami hubungan antara, biaya, volume
dan laba. CVP menjelaskan hubungan laba dengan 5 faktor berikut:
- harga jual,
- volume penjualan,
- biaya variable per unit,
- total biaya tetap dan
- bauran produk.
Analisis tersebut memandu dalam pengambilan keputusan terkait produk/jasa apakah yang dijual,
berapa harga yang ditawarkan, strategi pemasaran apa yang digunakan dan bagaimana struktur biaya
yang diterapkan.
CVP dikembangkan dari rumus dasar laba dan margin kontribusi, yaitu:
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya, atau
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya variabel – Total Biaya tetap.
Margin Kontribusi = Total Pendapatan – Total Biaya variable
Margin Kontribusi adalah laba yang dihasilkan dari setiap unit barang yang dijual.
P–V
Rasio Margin Kontribusi P
Analisa CVP dapat dikembangkan untuk mengetahui tingkat break even point (BEP). BEP adalah
level operasi di mana jumlah produk yang dijual menghasilan tingkat laba 0. Hubungan antara
pendapatan dan biaya dapat digambarkan dalam sebuah grafik, yaitu Grafik CVP. Grafik tersebut
menggambarkan laba perusahaan dengan berbagai alternative kuantitas yang dijual .
Analisa CVP dapat digunakan untuk:
1. Menggambarkan volume, pendapatan, biaya dan laba berkaitan dengan:
- Menentukan tingkat BEP
- Sensitifitas laba terhadap perubahan volume penjualan dan biaya
- Pemilihan berbagai alternatif penjualan
- Kelayakan rencana pengembangan usaha

2. Membantu perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dengan:


- Anggaran
- Produk yang menguntungkan
- Harga jual
- Level produktivitas/aktivitas
- Jadwal kerja pegawai
- Pembelian bahan baku
- Biaya diskresi, seperti biaya pemasaran
- Porsi biaya variable dan biaya tetap
3. Memantau usaha dengan membandingkan antara yang harapan dan actual terkait dengan:

15
- Volume, pendapatan, biaya dan laba
- Resiko laba

ANALISA KASUS SKYVIEW MANOR DENGAN CVP


Kasus yang dialami oleh Skyview Manor di atas dapat dianalisis dengan Cost-Volume-Profit
(CVP) Analysis.
1. Rata-rata jumlah kamar yang harus dijual per malam untuk mencapai BEP
Uraian Jumlah (dalam $)
Identification variable cost  
Cleaning Supplies 1,920
Linen Service 13,920
1/2 Misscellaneous exp 3,657
Total Variable Cost 19,497
   
Variable cost per Room Night  
Total Rooms 80
Operating days 120
Total Room (Capacity Available) 9,600
Occupancy Rate (80%) 0.8
Occupied Room Night (Used Capacity) 7,680
 
Per Occupacied Room Night 2.54
   
Contribution Margin (CM)  
Revenue (Average) ($ 160,800/ $ 7,680) 20.94
Variable cost 2.54
CM 18.40
   
Fixed Cost  
Total Cost = Fixed Cost - Total Variable Cost  
Fixed Cost = Total Cost - Total Variable Cost  
Total Cost 138,410
Total Variable Cost 19,497
Total Fixed Cost 118,913

16
Uraian Jumlah (dalam $)
BEP  
BEP = Fixed Cost/CM  
BEP = $ 118,913/18.40  
BEP = 6463 room night  
Per Night = 6463/120 53.85833333
BEP dalam kuantitas 54 kamar
BEP dalam prosentase tingkat hunian 67.50%

2. Keuntungan yang diperoleh Selama musim ski, jika tarif hotel dinaikkan $5 pada weekend, namun
hunian turun menjadi 72 kamar
Contribution Margin Lost
Weekend Night : 2/7 x 120 : 34 weekend night
  CM Lost = 8 rooms x 34 weekend night X $18.40
  CM Lost = $ 5.005
 
Added Contribution Margin
  Added CM = 72 rooms x 34 x $5
  Added CM = $ 12.240
 
Net Change = Added CM - CM Lost = $ 12.240 - $ 5.005 = $ 7.235
Increase profit (before tax)
 
BEP Lost Rooms/night
  $ 18.40X = (80-X) x $ 5
  $ 18.40X + $5X = $400
  $23.40X = 400
  X = 17 rooms
Harga tersebut akan dapat diterima apabila kamar disewa minimal sejumlah 63 kamar per akhir pekan, dengan
perhitungan = 80 kamar – 17 kamar.

3. Incremental Margin Kontribusi untuk usulan pembangunan kolam renang selama off sesaon
Asumsi :
- Tingkat penyewaan kamar 40% setelah menggunakan jasa periklanan senilai $4.000 ($500 untuk
8 bulan), jasa iklan ini sesuai dengan anjuran dari Nyonya Kachack.
- Jumlah kamar = 30 kamar (sisi barat)
- Kamar disewa = 12 kamar
- Jumlah hari = 245 hari
- Rasio Single Room 2 dari 10
- Rasio Double Room 8 dari 10

17
Perhitungan
Jumlah
Uraian
(dalam $)
Revenue  
  Revenue single bed 10
  Revenue double bed 15
   
Biaya variable yang berkaitan dengan kamar  
Cleaning supplies per kamar  
  Jumlah kamar terisi = 80 kamar x 80% x 120 hari 7,680
  Biaya Cleaning supplies selama hotel operasi 1,920
  Biaya Cleaning supplies per kamar ($1,920 : 7.680 kamar) 0.25

   
Biaya Linen  
  Pemakaian linen per hari  
  Single bed (2/10 x 1 x 7.680) 1,536
  Double bed (8/10 x 1 x 7.680) 12,288
  13,824
  Biaya Linen selama hotel beroperasi 13,920
  Biaya linen per bed 1.01
  Biaya linen untuk single bed 1.01
  Biaya linen untuk double bed 2.01
   
Miscellaneuous expenses  
  Miscellaneuous expenses selama hotel beroperasi 7,314
  Miscellaneuous expenses yang berkaitan dengan kamar 3,657
  Jumlah kamar selama hotel beroperasi 7,680
  Miscellaneuous expenses per kamar 0.48
   
Margin Kontribusi (CM)  
  Revenu single bed 10.00
  Variable Cost (0.25 + 1.01 + 0.48) 1.74
  CM 8.26
   
   
  Revenu double bed 15.00
  Variable Cost (0.25 + 2 x 1.01 + 0.48) 2.75
  CM 12.25
   
  CM rata-rata tertimbang (20% x $8.26 + 80% x $12.25) 11.45

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa Skyview Manor akan memperoleh Margin
Kontribusi positif apabila tetap beroperasi selama off-season. Artinya dengan membuka hotel sisi
barat selama off-season, perusahaan akan mampu mengurangi kerugian yang terjadi setiap bulannya
selama off-season dibandingkan ketika perusahaan tidak beroperasi sama sekali. Namun demikian,
sebelum perusahaan memutuskan untuk beroperasi selama off-season, perlu dipertimbangkan biaya
tetap yang harus ditanggung, termasuk biaya tambahan yang muncul. Selain itu, dari perhitungan
diatas dapat diketahui bahwa contribution margin akan lebih tinggi ada kamar double bed daripada
single bed. Dengan demikian apabila perusahaan memutuskan untuk beroperasi selama off-season,
manajemen harus berusaha meningkatkan penyewaan kamar double bed.untuk mendorong
penyewaan kamar secara double occupancy.

18
4. Alternatif dan biaya tahunan tambahan dari tiap alternatif yang dibuat, yang tidak berhubungan
dengan kamar yang disewa

Tabel Alternatif Operasi dan Biaya Tambahan

Incremental Alternatif Alternatif Alternatif


No Uraian Keterangan
Annual Cost 2 3 4
1 Advertising expense $4,000 8 months $4,000    

2 Repair and maintenance $2,000 Per year $2,000    

3 Insurance $500 Per year $500    

4 Mrs. Kacheck’s salary $3,200 For 8 moths, $3,200    


5 days/week
5 Maids salary $3,360 For 8 moths, $3,360    
7 days/week
6 Payroll taxes and fringe $1,312 For 8 moths $1,312    
benefits
7 Telephone-basic service $400 For 8 moths, $400    
charge $50/month
8 Telephone-variable charge $720 For 8 moths, $720    
30 rooms,
$3/room, per
month
9 Cost of pool (to be $25,000 5 years   $5,000 $5,000
depreciated)
10 Cost of bubble and heating $15,000 5 years   $3,000 -
units
11 Lifeguard’s salary $400 Per month   $4,800 $1,200

12 Insurance and taxes $1,200 Per year   $1,200 $1,200

13 Heating cost $1,000 Per year   $1,000 -

14 Maintenance $1,800 Per year   $1,800 $1,800

  Jumlah biaya incremental     $15,492 $16,800 $9,200

Keterangan:
Incremental Annual Cost tersebut tidak berkaitan dengan kamar

Alternatif 1 -> Seperti yang dilaksanakan selama ini

Alternatif 2 -> Sayap barat dibuka selama off season

Alternatif 3 -> Kolam renang dibuka -Covered (12 months)

Alternatif 4 -> Kolam renang dibuka-Uncovered (3 months)

Asumsi:
Hanya satu maid yang bekerja selama off-season

19
Selama musim dingin terdapat 4 maids yang diperkerjakan untuk mengurus 7,680 kamar. Jadi,
setiap maid mengurus sekitar 1,920 kamar selama musim dingin tersebut (7,680 kamar dibagi 4
maids). Tiap harinya setiap maid melayani 16 kamar (1,920 kamar dibagi 120 hari musim ski).
Sedangkan jumlah kamar yang diperkirakan terisi selama off-season adalah sekitar 12 kamar (40%
dari 30 kamar sayap barat). Jadi, hanya dibutuhkan satu maid selama off-seasons
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa atas setiap alternatif yang diambil, terdapat
konsekuensi yang harus ditanggung oleh Skyview Manor, yaitu penambahan biaya. Sehingga
sebelum perusahaan memutuskan untuk mengambil suatu suatu keputusan dari alternatif yang ada,
perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu apakah alternatif tersebut menguntungkan bagi
perusahaan atau tidak. Selain pertimbangan keuntungan dalam jangka pendek, perlu diperhatikan
keuntungan dalam jangka panjang. Misalnya terkait dengan pembukaan kolam renang, meskipun
dalam jangka pendek pembukaan kolam renang kurang menguntungkan bagi perusahaan, perlu
dipertimbangkan keuntungan dalam jangka panjang, termasuk terkait dengan strategi perusahaan
untuk berkompetisi dalam industri tersebut. Selain itu karena estimasi pendapatan atas penyewaan
kamar tidak dapat dilakukan secara akurat, maka perusahaan perlu mempertimbangkan juga hal
tersebut dan mengambil langkah lebih lanjut untuk meminimalisir kesalahan estimasi. Misalnya
dengan cara melakukan survei terhadap para penyewa ataupun masyarakat di sekitar daerah tersebut
untuk mengetahui respon potensial dari alternatif tersebut. Selain perusahaan juga dapat
mempertimbangkan cara untuk mendapatkan penambahan pendapatan (incremental revenue) dari
alternatif yang ada. Terkait dengan kolam renang misalnya, pihak manajemen perlu
mempertimbangkan untuk membuka kolam renang tersebut bagi masyarakat umum, bukan hanya
penghuni hotel saja. Hal ini mungkin saja dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan, karena
mungkin terdapat sebagian orang hanya ingin berenang saat waktu luang, namun tidak berniat untuk
menginap.

20
5. Tingkat hunian kamar untuk mencapai BEP dengan tambahan biaya untuk masing-masing
alternative
Intcremental Annual Cost Alternatif 1
Intcremental Annual Cost Alternatif 2 15,492.00
Intcremental Annual Cost Alternatif 3 16,800.00
Intcremental Annual Cost Alternatif 4 9,200.00
Jumlah hari tersedia (365 - 120) 245.00
Incremental CM per unit 11.45

Fixed Cost
Rumus BEP =
CM per Unit

BEP untuk tiap alternatif


Jumlah
Uraian
(dlm $)

Alternatif 2  
Incremental Annual Fixed Cost 15,492.00
BEP 1,353.01
Jumlah hari operasi 245.00
Jumlah kamar disewa per malam 5.52
Jumlah kamar tersedia 30.00
Tingkat hunian untuk mencapai BEP 18.41%
   
Alternatif 3  
Incremental Annual Fixed Cost 32,292.00
BEP 2,820.26
Jumlah hari operasi 365.00
Jumlah kamar disewa per malam 7.73
Jumlah kamar tersedia 80.00
Tingkat hunian untuk mencapai BEP 9.66%
   
Alternatif 4  
Incremental Annual Fixed Cost 24,692.00
BEP 2,156.51
Jumlah hari operasi 245.00
Jumlah kamar disewa per malam 8.80
Jumlah kamar tersedia 30.00
Tingkat hunian untuk mencapai BEP 29.34%

21
Dari table di atas diketahui bahwa tingkat hunian untuk mencapai BEP untuk tiap alternatif adalah
sebagai berikut:
1. Alternatif 1, Seperti yang dilaksanakan selama ini
Alternatif 1 sebagaimana pelayanan yang Hotel Skyview Manor selama ini, yaitu dibuka hanya
pada saat sky season saja, tingkat hunian yang diperlukan untuk mencapai BEP adalah 67,50%.
2. Alternatif 2, Sayap barat dibuka selama off season
Penghitungan BEP untuk alternatif 2 dilakukan dengan menggunakan incremental annual cost
dan proposed incremental contributin margin yaitu $11.45. Tingkat hunian yang diperlukan
untuk mencapi BEP jika hotel di sayap barat juga dibuka pada off season adalah 18,41%.
3. Alternatif 3, Kolam renang dibuka -Covered (12 months)
Alternatif 3 dijalankan dengan membangun kolam renang tertutup sehinga dapat dipakai selama
12 bulan dalam setahun. Penghitungan BEP Alternatif 3 dilakukan dengan cara menjumlahkan
incremental cost alternatif 2 dan 3, karena alternatif 3 akan dilakukan jika alternatif 2
dijalankan. Tujuan utama pembangunan kolam renang adalah untuk meningkatkan tingkat
hunian sebesar 30% pada off season. Tingkat hunian yang diperlukan untuk mencapi BEP jika
kolam renang dibuka adalah 9,66%
4. Alternatif 4, Kolam renang dibuka-Uncovered (3 months)
Alternatif 4 dijalankan dengan membuka kolam renang tidak tertutup sehingga hanya dapat
digunakan selama tiga bulan musim panas. Penghitungan BEP alternative 4 dilakukan dengan
menjumlahkan incremental cost alternatif 2 dan 4 karena alternatif 4 akan dilakukan jika
alternatif 2 dijalankan. Tingkat hunian yang diperlukan untuk mencapi BEP jika kolam renang
dibuka adalah 29,34%.

6. Alternatif yang direkomendasikan


Berdasarkan analisis BEP tersebut di atas, alternatif yang direkomendasikan adalah alternatif 3,
yaitu membuka hotel sepanjang tahun dengan membangun kolam renang. Alternatif 3
direkomendasikan karena beberapa alasan, yaitu:
a. Hanya dibutuhkan tingkat hunian sebesar 9,66% yang merupakan tingkat hunian terendah
dibandingkan dengan 3 alternatif lainnya. Tingkat hunian ini sangat mungkin dicapai dengan
mudah oleh Hotel Skyview Manor yang saat ini tingkat huniannya mencapai 67%. Dengan
kenaikan tingkat hunian sedikit saja, manajemen hotel sudah akan mencapai laba.
b. Kolam renang tersebut memerlukan biaya inisial yang tidak sedikit, namun demikian dalam
jangka panjang akan memberikan tingkat pengembalian yang dapat menutup biaya inisial.
c. Selain itu keberadaan kolam renang memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung sehingga
meningkatkan daya saing Hotel Skyview Manor di pasarnya. Keberadaan kolam renang
menjadikan nilai lebih bagi Hotel Skyview Manor karena pada musim ski, pengunjung
diberikan alternatif hiburan selain bermain ski.

22

Anda mungkin juga menyukai