Anda di halaman 1dari 12

Study Kasus Pemanfaatan Radioaktif Dalam Penyembuhan Kanker

Serta Efek Yang Ditimbulkan

Disusun Oleh:
Fadillah Danardi Putra
Fachriza Farhat Zidane
XII IPA 3
A. Pengertian Radioaktivitas dan Radioaktif

Radioaktivitas merupakan tindakan memancarkan radiasi secara spontan yang dilakukan oleh inti
atom. Pemancaran tersebut karena alasan tertentu, baik karena inti atom tidak stabil atau ingin
melepaskaan energi untuk beralih menjadi lebih stabil. Materi yang mengandung inti tak stabil
memungkinkan untuk memancarkan radiasi, disebut juga zat radioaktif.

Radioaktif adalah unsur yang dengan tiba-tiba memancarkan radiasi. Biasanya unsur yang
termasuk dalam radioaktif yaitu unsur yang memiliki nomor atom diatas 83 seperti Uranium
dengan nomor atom 92.

Pemanfaat material tersebut secara spesifik yaitu berdasarkan kemampuan radiasi yang bisa
menimbulkan perubahan seperti dapat mengionkan nuklida atau molekul, memutuskan ikatan
antar atom sehingga dapat menghasilkan radikal bebas, terbentuknya nukleon menjadi radioaktif
akan melepaskan beberapa energi panas.

Agar penggunaan atau pemanfaatan radioaktif efektif dan efesien maka perlu dilakukan
identifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui jenis dan jumlah yang akan digunakan. Hal ini
penting karena masing-masing jenis radiasi memiliki sifat yang berbeda sehingga untuk
mementukan keberadaannya baik jenis dan jumlah radiasi juga penting menggunakan cara dan
teknik yang khas untuk masing-masing jenis radiasi.

Peluruhan radioaktif terjadi dalam tiga jenis yaitu peluruhan alpha, beta dan gammat dengan
simbol huruf pertama dari alfabet Yunani. Peluruhan radioaktif ada pada inti atom yang tidak
stabil yakni yang tidak mempunyai energi ikat yang cukup untuk menahan inti bersama-sama
karena kelebihan baik proton atau neutron.

Para ahli memutuskan bahwa unsur yang memancarakan radiasi dari dirinya sendiri disebut
unsur radioaktif. Adapun sinar atau partikel yang dipancarkan oleh unsur radioaktif disebut sinar
radioaktif.

B. Jenis-jenis sinar radioaktif

1. Sinar alfa

Sinar alfa adalah sinar radioaktif yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar yang ditemukan
bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas yakni pelluruhan inti atom secara spontan,
tak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri dari 2 proton dan 2 neutron. Berikut
sifat sinar alfa:

 Sinar alfa berinti He.


 Mampu menghitamkan pelat film yang berarti mempunyai daya ionisasi. Dayanya lebih
kuat daripada sinar beta dan gamma.
 Tapi memiliki daya tembus paling lemah dari ketiga sinar radioaktif.
 Bisa dibelokkan oleh medan magnet ataupun medan listrik.
 Panjang jangkauannya sekitar beberapa centimeter di udara dan 10ᶺ2 milimeter di logam.

2. Sinar beta

Sinar beta adalah elektron yang mempunyai energi tinggi berasal dari inti atom. Inilah sifat
alamiah dari sinar beta:

 Daya ionisasinya lebih kecil daripada sinar alfa.


 Daya tembusnya lebih besar dibandingkan sinar alfa.
 Bisa dibelokkan oleh medan magnet ataupun medan listrik.

3. Sinar gamma

Sinar gamma yaitu suatu radiasi gelombang elektromagnetik dari inti atom mempunyai energi
yang sangat tinggi sehingga tidak mempunyai massa ataupun muatan. Sinar ini terpancar saat
sebuah inti memancarkan sinar alfa dan beta. Peluruhan sinar gamma tak mengakibatkan
perubahan nomor pada ato ataupun massa atom.

C. Sifat-Sifat Zat Radioaktif

Secara umum, unsur radioaktif memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Memancarkan sinar radiasi


2. Dapat menembus bahan atau benda padat
3. Dapat mengubah sifat bahan yang dilaluinya
4. Tidak mengalami perubahan identitas walaupun telah mengalami proses fisis dan kimia

Sinar radioaktif yang dipancarkan oleh unsur radioaktif memiliki sifat sebagai berikut:

1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis


2. Dapat menghitamkan plat film
3. Dapat mengionkan gas yang disinari
4. Dapat menyebabkan fluoresensi
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar

D. Sifat-Sifat Kimia Unsur Radioaktif


1. Mengalami Peluruhan Radioaktif

Unsur-unsur radioaktif dapat mengalami berbagai peluruhan yaitu, sebagai berikut.

a. Peluruhan alfa

Peluruhan alfa atau radiasi alfa terdiri dari pancaran inti atom helium yang disebut partikel alfa
dinyatakan dengan   . Setelah terpancar di udara, partikel alfa bertabrakan dengan molekul
udara yang netral.

Contoh :

Partikel alfa tidak dapat menembus kulit manusia, tetapi dapat merusak kulit.

b. Peluruhan beta

Pada peluruhan ini, neutron berubah menjadi proton. Pada proses ini tidak terjadi perubahan
jumlah nukleon. Ada tiga macam peluruhan beta.

(1) Peluruhan negatron

Di sini terjadi perubahan neutron menjadi proton dengan memancarkan elektron negatif atau
negatron.

Contoh :

(2) Peluruhan positron


Contoh :

(3) Penangkapan elektron. Proses ini jarang terjadi pada isotop alam, tetapi terjadi pada
radionuklida buatan.

c. Peluruhan gamma

Proses ini seringkali disebut transisi isomer. Pada peluruhan sinar gamma tidak dihasilkan unsur
baru karena sinar gamma merupakan energi foton yang tidak bermassa dan tidak bermuatan.

2. Pembelahan Spontan

Proses ini hanya terjadi pada nuklida-nuklida yang nomor atomnya besar dan membelah secara
spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda.

3. Mengalami Transmutasi Inti

Pada tahun 1919, Rutherford berhasil menembak gas nitrogen dengan partikel alfa dan
menghasilkan hidrogen dan oksigen.

Reaksi ini merupakan transmutasi buatan pertama yaitu perubahan suatu unsur menjadi unsur
lain.

E. Pemanafatan Unsur Radioaktif

1. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta
orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini salah satunya
digunakan untuk mengobati penyakit kanker.

Kanker (cancer) adalah penyakit yang mulai terjadi pada salah satu organ atau jaringan
di tubuh akibat sel abnormal tumbuh tidak terkontrol, menyerang area di sekitar atau
menyebar ke organ lain. Penyakit ini tercatat menyebabkan kematian terbanyak kedua
di dunia.

Pada dasarnya, tubuh terdiri triliunan sel yang tersebar di setiap organ. Sel ini tumbuh,
berkembang, menua dan mati, kemudian kembali tergantikan oleh sel baru. Sayangnya,
sel bisa saja bekerja secara abnormal tanpa kendali.

Sel abnormal mengalami kesalahan pada sistem, sehingga sel yang rusak tidak mati
dengan sendirinya. Sel justru terus menggandakan dan memperbanyak diri sebanyak-
banyaknya secara agresif hingga jumlah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi. 

Kerusakan DNA adalah salah satu penyebab yang dapat membuat sel normal bertumbuh
menjadi sel kanker. Hal ini dikarenakan DNA yang rusak dapat menyebabkan mutasi di
gen vital yang mengontrol pembelahan sel sampai terjadi pembelahan sel yang tidak
terkendali dan memicu pertumbuhan sel kanker. Mutasi gen yang bermasalah ini juga
bisa dipicu oleh faktor lain. Mulai dari paparan bahan kimia pemicu kanker
(karsinogen), radiasi, asap rokok, virus, obesitas terkait pilihan makanan tidak sehat dan
jarang olahraga, hingga perubahan lain yang memengaruhi hormon atau jam biologis
tubuh. Beberapa mutasi dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker.
Dalam hal ini, teori dekomposisi graf digunakan untuk menganalisa proses terjadinya
pertumbuhan sel kanker yang dimulai dari kerusakan DNA yang menyebabkan
terjadinya mutasi gen. Berikut merupakan contoh-contoh pemanfaatan radioaktif dalam
bidang kedoketeran.

a. Radioterapi

Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi menggunakan radiasi yang
bersumber dari energi radioaktif atau dibangkitkan oleh Linear Accelerator.

Radioterapi atau terapi radiasi adalah prosedur medis untuk menangani penyakit kanker.
Tujuan radioterapi adalah untuk membunuh sel-sel kanker, menghentikan pertumbuhan
dan penyebaran sel kanker, serta mencegah kambuhnya penyakit kanker.
Pengobatan kanker di Indonesia saat ini banyak menggunakan kemoterapi dan proses
pembedahan. Penggunaan terapi kanker dengan radiasi belum banyak digunakan dan
masih terbatas. Kemoterapi atau chemotherapy merupakan metode penyembuhan kanker
yang menggunakan zat kimia dalam perawatan penyakit ini. Pengobatan yang dalam
istilah modern dikatakan sebagai obat sitostatik untuk merawat kanker ini hampir selalu
melibatkan operasi. Prinsip kerja obat-obatan kemoterapi adalah menyerang fase tertentu
atau seluruh fase pada pembelahan mitosis pada sel-sel yang bereplikasi atau berkembang
dengan cepat, yang diharapkan adalah sel onkogen yang bereplikasi. Berbeda dengan
kemoterapi, radioterapi diberikan melalui pemaparan sinar-X, penanaman implan di
dalam tubuh, serta melalui obat minum dan suntik.
Selain itu, kemoterapi yang lebih banyak digunakan di Indonesia, mempunyai efek
samping yang berbeda dengan radioterapi.
Efek Samping Jangka Pendek Kemoterapi:

 Rambut rontok.
 Nyeri.
 Kehilangan nafsu makan.
 Mulut terasa asam atau pahit.
 Mual dan muntah.
 Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia.Kulit kering dan terasa perih.
 Pendarahan seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan.
 Sering terkena infeksi.
 Sulit tidur.
 Gangguan psikologis seperti depresi, stres, dan cemas.
 Gairah seksual menurun dan gangguan kesuburan (infertiltas).
 Rasa lelah dan lemah sepanjang hari.
 Konstipasi atau diare.
 Sariawan.

Efek samping kemoterapi tersebut akan segera hilang setelah pengobatan selesai.

Efek Samping Jangka Panjang Kemoterapi:


Efeknya yaitu dapat menyebabkan kerusakan paru dalam jangka panjang dan
menyebabkan terjadinya penebalan lapisan paru, inflamasi (radang) jaringan paru, dan
kesulitan bernapas.
Efek samping kemoterapi yang mungkin paling sering terjadi adalah penekanan sistem
kekebalan tubuh. Jika hal ini berlangsung dalam waktu lama, maka lemahnya sistem
kekebalan tubuh penderita dapat menyebabkan terjadinya berbagai infeksi sekunder di
sepanjang kehidupan penderita. 
Pengobatan kemoterapi juga dapat meninggalkan bekas pada sistem saraf, yang
menyebabkan nyeri atau kelemahan saraf jari tangan dan jari kaki penderita.
Persentase Keberhasilan Kemoterapi
Keberhasilan evaluasi pengoperasian praoperasi dianalisis dengan uji chi square.
Didapatkan total berhasil pra-bedah evaluasi operabilitas adalah hitungan untuk 17,3%.
Persentase pemberian kemoterapi PVB (cisplatin neoadjuvant vincristine-bleomycin)
berhasil adalah 14,6% dan kemoterapi kelompok paclitaxel-carboplatin adalah 22,4%.
Hasil statistik adalah p > 0,05.

Efek Samping Jangka Pendek Radioterapi:


 Rasa mual dan muntah.
 Kulit menghitam di bagian tubuh yang terkena radiasi.
 Rambut rontok sedikit demi sedikit (namun jika melakukan radioterapi pada
bagian kepala, leher, atau muka, mungkin kerontokan yang terjadi akan lebih
banyak).
 Merasa kelelahan.
 Gangguan menstruasi pada perempuan dan  gangguan terhadap jumlah dan
kualitas sperma pada laki-laki.

Efek Samping Jangka Panjang Radioterapi:

Telah disebutkan sebelumnya bahwa radioterapi tidak hanya merusak DNA sel kanker namun
juga pada sel normal. Ketika sel normal juga ikut rusak, maka berbagai efek samping pun akan
bermunculan.

 Jika area yang terkena radioterapi adalah bagian perut, maka kandung kemih tidak
lagi elastis dan membuat pasien buang air kecil lebih sering.
 Payudara akan lebih keras dan kencang setelah melakukan radioterapi di bagian
payudara.
 Jika bagian panggul terkena radiasi, maka vagina menjadi lebih sempit dan
kurang elastis.
 Lengan menjadi bengkak bila bagian pundak yang diberikan terapi.
 Gangguan fungsi paru-paru akibat mendapatkan radiasi di bagian dada.
 Sedangkan pasien yang mendapatkan radiasi di bagian dada atau leher, berisiko
untuk mengalami penyempitan saluran nafas dan tenggorokan, sehingga susah
untuk menelan.
 Untuk radioterapi yang dilakukan di sekitar panggul, akan menimbulkan efek
seperti peradangan pada kandung kemih, serta nyeri pada perut akibat infeksi
saluran kencing.

b. Sterilisasi radiasi.

Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk
sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan
jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:

1) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.


2) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
3) Karena dikemas dulu baru disterilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru
dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.

c. Terapi tumor atau kanker.


Co-60 : pemancar gamma untuk terapi tumor/ kanker. Berbagai jenis tumor atau kanker dapat
diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh
radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu,
sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel
kanker tersebut.

d. PET (Positron Emision Tomography)

PET merupakan salah satu hasil di garis depan pengembangan radioisotop untuk dunia
kedokteran. PET adalah metode visualisasi fungsi tubuh menggunakan radioisotop pemancar
positron.Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang menggambarkan fungsi
organ tubuh. Kelainan dan ketidaknormalan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat
diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi
tubuh yang lain, seperti MRI (magnetic resonance imaging) dan CT (computed tomography).
MRI dan CT scans adalah visualisasi anatomi tubuh yang menggambarkan bentuk organ tubuh.
Dengan kedua metode ini, yang terdeteksi adalah kelainan dan ketidaknormalan bentuk organ.
Berbagai kelainan metabolisme di dalam tubuh, termasuk di dalamnya adalah adanya
metabolisme sel kanker, dapat diketahui dengan cepat melalui PET.

e. Beberapa Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran

1. Bismuth-213 (46 menit): digunakan untuk terapi alfa ditargetkan (TAT), terutama kanker,
karena memiliki energi tinggi (8.4 MeV).
2. Kromium-51 (28 detik): digunakan untuk label sel darah merah dan menghitung kerugian
protein gastro-intestinal.
3. Cobalt-60 (5,27 tahun): dahulu digunakan untuk radioterapi berkas eksternal, sekarang
lebih banyak digunakan untuk sterilisasi
4. Disprosium-165 (2 jam): digunakan sebagai hidroksida agregat untuk perawatan
synovectomy arthritis.
5. Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit arthritis di sendi
sinovial.
6. Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk diagnosis dan pengobatan tumor hati
7. Iodine-125 (60 detik): digunakan dalam brachytherapy kanker (prostat dan otak), juga
diagnosa untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan untuk mendiagnosis deep vein
thrombosis di kaki. Hal ini juga banyak digunakan dalam radioimmuno-pengujian untuk
menunjukkan adanya hormon dalam jumlah kecil.
8. Iodine-131 (8 detik) *: banyak digunakan dalam mengobati kanker tiroid dan dalam
pencitraan tiroid, juga dalam diagnosis fungsi hati yang abnormal, ginjal (ginjal) aliran
darah dan obstruksi saluran kemih. Sebuah emitor gamma kuat, tetapi digunakan untuk
terapi beta.
2. Bidang Arkeologi
a. Menentukan umur fosil dengan C-14

Karbon 14 (C-14) adalah isotop karbon radioaktif yang dihasilkan di atomosfer bagian
atas oleh radiasi kosmis. Senyawa utama di atmosfer yang mengandung karbon adalah
karbon dioksida (CO2). Sangat sedikit sekali jumlah karbon dioksida tang mengandung
isotop C-14. Tumbuhan menyerap C-14 selama fotosintesis. Dengan demikian, C-14
terdapat dalam struktur sel tumbuhan. Tumbuhan kemudian dimakan oleh hewan,
sehingga C-14 menjadi bagian dari struktur sel pada semua organisme.

Selama suatu organisme hidup, jumlah isotop C-14 dalam struktur selnya akan tetap
konstan. Tetapi, bila organisme tersebut mati, jumlah C-14 mulai menurun. Para ilmuwan
kimia telah mengetahui waktu paruh dari C-14, yaitu 5730 tahun. Dengan demikian,
mereka dapat menentukan berapa lama organisme tersebut mati.

3. Bidang Hidrologi

a. Untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur Radioisotop ini dapat
digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya, radioisotop natrium-24 (Na-24)
digunakan dalam bentuk garam NaCl. Dalam penggunaannya, garam ini dilarutkan ke
dalam air atau lumpur yang akan diteliti debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu,
intensitas radiasi diperiksa, sehingga rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai
jarak tersebut dapat diketahui (Abdul Jalil Amri Arma, 2009). Teknik hidrologi yang
menggunakan radioisotop mampu secara akurat melacak dan mengukur ketersediaan air
dari suatu sumber air di bawah tanah. Teknik tersebut memungkinkan untuk melakukan
analisis, pengelolaan dan pelestarian sumber air yang ada dan pencarian sumber air baru.
Teknik ini dapat memberikan informasi mengenai asal, usia dan distribusi, hubungan
antara air tanah, air permukaan dan sistem pengisiannya.

b. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah Untuk mendeteksi kebocoran
pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah, biasanya digunakan radioisotop Na-24
dalam bentuk garam NaCl atau Na2CO3 . Radioisotop Na-24 ini dapat memancarkan
sinar gamma yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger
Counter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung
radioisotop Na-24 dilarutkan ke dalam air. Kemudian, permukaan tanah di atas pipa air
diperiksa dengan Geiger Counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya
kebocoran. Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan
logam pada pembuatan rangka pesawat (Sutresna, 2007). Pemanfaatan lainnya sebagai
perunut adalah untuk mencari kebocoran pada bendungan dan saluran irigasi,
mempelajari pergerakan air dan lumpur pada daerah pelabuhan dan bendungan, laju alir,
serta laju pengendapan. Selain radiasi gamma, radiasi neutron banyak juga digunakan
untuk mengukur kelembaban permukaan tanah.

4. Bidang Biologis

a. Mempelajari mekanisme fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14) atau


oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul atom oksigen
(dari CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang
dihasilkan pada proses fotosintesis : 6CO2 + 6H2O →C6H12O6 + 6O2

b. Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang tumbuhan.

c. Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap


perkembangan tumbuhan.

d. Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.

e. Mempelajari kesetimbangan dinamis.

f. Mempelajari reaksi pengeseran.

5. Bidang Industri

Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau bahkan digunakan
oleh perusahaan yang mencari sumber sumber baru minyak bumi yang ada di perut bumi.

a. Pemeriksaan tanpa merusak. Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat
pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan
sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan
makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada
bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih
hitam.

b. Mengontrol ketebalan bahan Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film
atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa
intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas
radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan
lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.

c. Pengawetan hahan Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti
kayu, barangbarang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena
inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya.
Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat
disimpan lebih lama. Radiasi sinar gamma dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui
dua cara: (1) Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempahrempah, seperti
merica, ketumbar, dan kemiri, dan (2) Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan
tanaman yang berkembang biak dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang merah,
jahe, dan kunyit.

d. Meningkatkan mutu tekstil: misalnya: mengubah struktur serat tekstil.

e. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
Daftar Pustaka
http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/download/16009/pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/yusman-wiyatmo-drs-msi/modulpemanfaatan-
radioaktif.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Radioterapi
https://media.neliti.com/media/publications/15402-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
tingkat-keberhasilan-pemberian-kemoterapi-pada-p.pdf
https://suryahusadha.com/blog/articles/239-whats-the-difference-between--chemotherapy-and-
radiotherapy#:~:text=Radioterapi%20atau%20terapi%20radiasi%20adalah,target%20tubuh
%20yang%20akan%20diobati.
https://techno.okezone.com/read/2020/02/18/56/2170108/apa-itu-radioaktivitas
https://www.alodokter.com/radioterapi-ini-yang-harus-anda-ketahui#:~:text=Radioterapi
%20atau%20terapi%20radiasi%20adalah,serta%20mencegah%20kambuhnya%20penyakit
%20kanker.
https://www.batangkayu.com/2016/12/pengertian-dan-jenis-jenis-sinar.html
https://www.edutafsi.com/2015/11/pengertian-dan-sifat-radiasi-zat-radioaktif.html
https://www.nafiun.com/2013/08/sifat-fisika-dan-kimia-unsur-radioaktif.html
https://www.pelajaran.co.id/2017/04/pengertian-radioaktif-jenis-sifat-manfaat-dan-dampak-
radioaktif.html

Anda mungkin juga menyukai