Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu :

Drs. Jasfar Jas, M.Pd / Ria Rizkia Alvi, M.Pd

“PEMBANGUNAN DARI ATAS TOP DOWN”

Kelompok 1

Anggoro (1805111663)

Denisa Damayanti (1805113155)

Feni Fitria (1805111635)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah Pembangunan Masyarakat tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapat bantuan, kritik


dan saran yang baik dari dosen pembimbing. Oleh sebab itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak/ibu Drs. Jasfar Jas, M.Pd /
Ria Rizkia Alvi, M.Pd

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menunjang kesempurnaan skripsi hingga bermanfaat bagi
semua pihak.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 18 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN..............................................................................................................................4

A. Pengertian Pembangunan Dari Atas (Top Down)................................................................4

B. Kelebihan dan Kekurangan Top Down................................................................................6

A. Adapun kelemahan dari tipe “TOP DOWN PLANNING” adalah :.................................6

B. Kelebihan dari sistem ini adalah.......................................................................................7

C. Penganggaran Top-Down.....................................................................................................7

D. Pendekatan Top Down..........................................................................................................6

BAB III............................................................................................................................................9

PENUTUP.......................................................................................................................................9

Kesimpulan..................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004 : 7), perencanaan pembangunan
dapat diartikan sebagai : Suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau
keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan
digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas
kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik (mental dan
spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik”.

Pembangunan merupakan hal yang tidak asing lagi bagi suatu


Negara.Tujuan pembangunan sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dengan begitu, pembangunan dilaksanakan secara terus-menerus
sebagai suatu proses agar mampu tercapai keadaan masyarakat yang semakin
baik. Pembangunan pedesaan merupakan bagian yang penting dari pembangunan
Nasional.Selama ini banyak program pembangunan yang dilakukan di Desa
dirancang oleh Pemerintah.

Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, Negara Indonesia terdiri


atas daerah Provinsi yang terdiri dari beberapa Kabupaten/ Kota, sedangkan
daerah Kabupaten/ Kota terbagi atas Desa dan Kelurahan yang merupakan satuan
pemerintahan terendah. (Nurcholis, 2011: 1).

Desa mempunyai kedudukan yang sangat penting di Negara Indonesia baik


sebagai alat untuk mencapai tujuan Negara maupun sebagai sebuah lembaga yang
memperkuat struktur pemerintahan Negara. Sebagai alat dalam mencapai tujuan
Nasional, Desa dapat menjangkau sasaran yang akan disejahterakan karena
merupakan agen terdepan pemerintah. (Nurcholis, 2011: 2). Posisi desa yang
strategis yaitu berhubungan langsung dengan masyarakat, dapat dipastikan bahwa
setiap program pembangunan yang berasal dari pemerintah akan kembali ke Desa.

1
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 pada masa
pemerintahan Orde Baru, sistem sentralisasi masih terlihat kuat dalam kebijakan
yang dibuat terkait dengan Desa. Dengan sistem sentralistik ini perencanaan
pembangunan berada di tangan pemerintah pusat.Proses dalam perencanaan
pembangunan dan kebijakan ini dilakukan dari atas ke bawah atau top-down
planning and development (Adisasmita, 2011: 1).

Adanya sistem sentralistik ini membuat pembangunan Desa cenderung


dilaksanakan seragam oleh pemerintah pusat.Padahal keadaan setiap Desa
berbeda-beda.Kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat pada masa ini
sangat mendominasi (Adisasmita, 2011:3). Pembangunan dilaksanakan secara
top-down dimana masyarakat yang seharusnya menjadi subyek pengelola program
justru menjadi obyek penerima dari program yang dirancang.

Istilah “perencanaan pembangunan”, khususnya pembangunan ekonomi,


sudah biasa terdengardalam pembicaraan sehari-hari.Akan tetapi, “perencanaan”
diartikan berbeda-beda dalam buku yang berbeda. Menurut Conyers & Hills
(1994) mendefinisikan “perencanaan” sebagai ”suatu proses yang
bersinambungan”, yang mencakup “keputusan-keputusan ataupilihan-pilihan
berbagai aiternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pada masa yang akan datang.“

Dalam merencanakan sesuatu program atau kegiatan agar tercapai tujuannya


maka dibutuhkan sebuah perencanaan, dimana perencanaan adalah proses
penetapan apa yang harus di capai, bila hal itu dicapai, dimana hal itu harus
dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggungjawab, dan
penetapan mengapa hal itu harus dicapai, dengan menghubungkan fakta-fakta
yang ada sehingga dapat memprediksikan situasi yang ada dimasa yang akan
datang

Terry dalam bukunya Principle Of Management mengatakan bahwa


perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan menghubung-hubungkan fakta
serta menggunakannya untuk menyusun asumsi-asumsi yang diduga bakal terjadi

2
dimasa mendatang, untuk kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang
diusulkan untuk tercapainya tujuan yang diharapkan

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pembangunan dari atas?

2. Apa saja kelemahan dan kelebihan pembangunan dari atas?

3. Bagaimana konsep pendekatan dari Top Down?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembangunan Dari Atas (Top Down)


Pada generasi kedua tepatnya tahun 1980-an pendekatan top down muncul.

Menurut Nugroho (2011:626) pendekatan top down lebih berfokus pada


tugas birokrasi untuk melaksanakan kebijakan secara politik. Penjelasan ini
diperjelas melalui pernyataan Agustino (2008:140) yang mengungkapkan bahwa
dalam pendekatan top down implementasi yang dilakukan tersentralisir dan
dimulai dari aktor tingkat pusat, serta bertitik tolak dari perspektif bahwa
keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat
kebijakan harus dilaksanakan oleh administrator-administrator atau birokrat-
birokrat pada level bawahnya. Pendekatan top down dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan yang menitikberatkan pada sejauhmana tindakan para pelaksana yang
sesuai dengan prosedur serta tujuan yang telah ditentukan oleh para pembuat
kebijakan di tingkat pusat.

Perencanaan dari atas ke bawah ( Top Down) adalah pendekatan


perencanaan yang menerapkan cara penjabaran rencana induk ke dalam rencana
rinci. Rencana rinci yang berada di "bawah" adalah penjabaran rencana induk
yang berada di "atas".Pendekatan perencanaan sektoral acapkali ditunjuk sebagai
pendekatan perencanaan dari atas ke bawah, karena target yang ditentukan secara
nasional dijabarkan ke dalam rencana kegiatan di berbagai daerah di seluruh
Indonesia yang mengacu kepada pencapaian target nasional tersebut.Pada tahap
awal pembangunan, pendekatan perencanaan ini lebih dominan, terutama karena
masih serba terbatasnya sumber daya pembangunan yang tersedia.

Pendekatan top-down planning, adalah pendekatan pembangunan di mana


penentuan keputusan tidak menampung semua aspirasi elemen di kelompok,
tetapi hanya mementingkan keputusan bagian tertentu dalam kelompok. Top-

4
down planning merupakan model perencanaan yang dilakukan dari atasan yang
ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah atasan
sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Dalam pengertian lain terkait
dengan pemerintahan, perencanaan top-down planning atau perencanaan atas
adalah perencanaan yang dibuat oleh pemerintah ditujukan kepada masyarakat
dimana masyarakat sebagai pelaksana saja.

Top down planning adalah model perencanaan yang dilakukan dari atasan
yang ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah
atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Dalam pengertian lain
terkait dengan pemerintahan, perencanaan top down planning atau perencanaan
atas adalah perencanaan yang dibuatoleh pemerintah ditujukan kepada masyarakat
dimana masyarakat sebagai pelaksana saja.

Dari atas ke bawah (top-down).Pendekatan ini mendesak bagian bawah


bekerja sesuai kemauan atasan di dalam perencanaan tanpa memedulikan situasi
nyata bagian bawah.Waktu perencanaan bisa sangat pendek, tetapi ada banyak hal
yang terlewatkan karena sempitnya forum informasi dan komunikasi.Biasanya
menimbulkan kepatuhan yang terpaksa namun untuk sementara waktu efektif.

Top down planning adalah model perencanaan yang dilakukan dari atasan
yang ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah
atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Dalam pengertian lain
terkait dengan pemerintahan, perencanaan top down planning atau perencanaan
atas adalah perencanaan yang dibuatoleh pemerintah ditujukan kepada masyarakat
dimana masyarakat sebagai pelaksana saja.

B. Kelebihan dan Kekurangan Top Down

5
Kelebihan Top down Kekurangan Top Down
Planning Planning

a. Lebih cepat dalam a. Kurang didasarkan pada


pengambilan keputusan aspirasi bawahan
b. Lebih menghemat biaya, b. Kurang partisipatif
tenaga dan waktu c. Keputusan yang diambil
seringkali tidak sesuai
dengan kebutuhan,
keinginan, dan
permasalahan bawahan.
d. Rawan Konflik Internal

A. Adapun kelemahan dari tipe “TOP DOWN PLANNING” adalah :


a. Masyarakat tidak bisa berperan lebih aktif dikarenakan peran pemerintah
yang lebih dominan bila dibanding peran dari masyarakat itu sendiri.
b. Masyarakat tidak bisa melihat sebarapa jauh suatu program telah
dilaksanakan.
c. Peran masyarakat hanya sebagai penerima keputusan atau hasil dari suatu
program tanpa mengetahui jalannya proses pembentukan program tersebut
dari awal hingga akhir.
d. Tujuan utama dari program tersebut yang hendaknya akan dikirimkan
kepada masyarakat tidak terwujud dikarenakan pemerintah pusat tidak
begitu memahami hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat.
e. Masyarakat akan merasa terabaikan karena suara mereka tidak begitu
diperhitungkan dalam proses berjalannya suatu proses.
f. Masyarakat menjadi kurang kreatif dengan ide-ide mereka.

6
B. Kelebihan dari sistem ini adalah
a. Masyarakat tidak perlu bekerja serta memberi masukan program tersebut
sudah dapat berjalan sendiri karena adanya peran pemerintah yang
optimal.
b. Hasil yang dikeluarkan bisa optimal dikarenakan biaya yang dikeluarkan
ditanggung oleh pemerintah.
c. Mengoptimalkan kinerja para pekerja dipemerintahan dalam
menyelenggarakan suatu program.

C. Penganggaran Top-Down
Penganggaran top-down (top-down budgeting) adalah pendekatan
penganggaran di mana eksekutif atas menetapkan anggaran dan dan kemudian
meneruskannya kepada para manajer untuk implementasi. Penetapan anggaran
akan sesuai dengan target dan tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen.

Proses penganggaran top-down berawal dengan penetapan tujuan dan target


perusahaan oleh eksekutif. Mereka membahas dan menentukan apa yang
perusahaan capai dalam hal penjualan, pengeluaran, dan laba. Ketika merumuskan
angka-angka tersebut, mereka memperhitungkan beberapa variabel seperti:

a. Pencapaian tahun sebelumnya


b. Proyeksi lingkungan bisnis di masa depan seperti pertumbuhan ekonomi,
inflasi dan suku bunga
c. Kondisi persaingan di tahun depan
d. Tren permintaan pasar
e. Kontribusi masing-masing departemen terhadap pencapaian di tahun
sebelumnya
f. Biasanya, manajer dan staf tingkat bawah tidak berpartisipasi dalam
pertemuan semacam itu. Tapi, mereka mungkin dapat mengajukan saran
untuk dipertimbangkan.

7
D. Pendekatan Top Down
a. Menggunakan logika berpikir dari ‘atas’ kemudian melakukan pemetaan
‘ke bawah’ untuk melihat keberhasilan atau kegagalan suatu implementasi
kebijakan.
b. Sering disebut sebagai pendekatan policy centered karena fokus perhatian
peneliti hanya tertuju pada kebijakan dan berusaha memperoleh fakta
apakah kebijakan tsb efektif atau tdk
c. Biasanya lebih fokus pada kegagalan implementasi kebijakan karena
menjelaskan persoalan-persoalan atau faktor penghambat implementasi
Tahapan kerja dlm pendekatan TopDown
d. Memilih kebijakan yang akan dikaji
e. Mempelajari dokumen kebijakan yang ada untuk dapat mengidentifikasi
tujuan dan sasaran kebijakan yang secara formal tercantum dalam
dokumen kebijakan
f. Mengidentifikasi bentuk-bentuk keluaran kebijakan yang digunakan
sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan
g. Mengidentifikasi apakah keluaran kebijakan telah diterima oleh oleh
kelompok sasaran dengan baik (sesuai dengan SOP) yang ada
h. Mengidentifikasi apakah keluaran kebijakan memiliki manfaat bagi
kelompok sdasaran
i. Mengidentifikasi apakah muncul dampak setelah kelompok sasaran
memanfaatkan keluaran kebijakan
j. Pendekatan top dpwn identik dengan keberhasilancommand and control
implementasi kebijakan didasarkan pada kejelasan perintah dan cara
mengawasi atasan kepada bawahan. • Contoh model implementasi Top-
Down adalah: Mazmanian dan Sabatier; van Meter dan van Horn; Edward
III dan Grindle.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perencanaan adalah meletakkan tujuan-tujuan dalam jadwal waktu atau


program pekerjaan untuk mendapat hasil yang optimal.Oleh karena itu
perencanaan merupakan sebuah keniscayaan, keharusan dan
kebutuhan.Perencanaan itu sendiri berfungsi sebagai penuntun arah,
meminimalisasi ketidakpastian, minimalisasi infesiensi sumber daya, penetapan
standard dan pengawasan kualitas.

Proses perencanaan merupakan suatu prosedur dan tahapan dari


perencanaan itu dilaksanakan.Secara hierarki, prosedur perencanaan itu dilakukan
atas dasar prinsip Top-Down Planning, yaitu proses perencanaan yang dilakukan
oleh pemimpin tertinggi suatu organisasi kemudian atas dasar keputusan tersebut
dibuat suatu perencanaan di tingkat yang lebih rendah.Prinsip lainnya adalah
lawan dari prinsip di atas yaitu Bottom-Up Planning yang merupakan perencanaan
yang awalnya dilakukan di tingkat yang paling rendah dan selanjutnya disusun
rencana organisasi di atasnya sampai dengan tingkat pusat atas dasar rencana dari
bawah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amir, S. (2001). Top Down–Bottom UP Planning sebagai Alternatif


Perencanaan Strategis Pembangunan Daerah Hinterland secara
Partisipatif. Universitas Padjadjaran Bandung.

Cayadi, S. (2019). Studi Komparatif Perencanaan antara Metode Bottom-


up dengan Metode Top-down pada Pembangunan Basement (Studi Kasus:
Grand Mall Batam Gedung B) (Doctoral dissertation, Universitas
Internasional Batam).

Theresia, A. Andini, Krisnha S. 2014. Pembangunan berbasis masyarakat.


Bandung: Alfabeta

Purwaningsih, E. (2008). Partisipasi masyarakat dalam pembangunan


desa. Jurnal Jantra, 3(6), 443-452.

10

Anda mungkin juga menyukai