Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MATA KULIAH
ANALISIS DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
Nurul Putri
E611811008
Hampir di setiap sawah kita menjumpai jerami yang tertumpuk, sebagian besar
masyarakat tidak memanfaatkannya, bahkan karena ketidaktahuan dari masyarakat
tersebut, mereka membakar jerami yang tertumpuk itu dengan tujuan bisa
melenyapkannya dengan mudah tanpa mengetahui akan dampak yang ditimbulkan dari
perbuatannya tersebut.
Begitu pula ketika musim hujan para peternak kesulitan mendapatkan rumput,
karena biasanya rumput hanya ditemukan di pematang sawah, pinggir jalan dan lahan-
lahan yang tidak digarap oleh para petani. Apalagi pada musim-musim itu rumput
diperjualbelikan dengan harga yang tinggi oleh petani sebelum membajak sawahnya
karena mengetahui bahwa para peternak sangat membutuhkan rumput pada saat itu.
Sehingga para peternak membutuhkan biaya yuntuk membeli rumput saat kesulitan
mendapatkan rumput. Ketika para petani panen, banyak jerami yang dihasilkan, namun
karena terlalu banyak petani yang panen disaat itu, banyak jerami yang tidak habis di
ambil oleh para peternak sehingga jerami tersebut tertumpuk dan pada akhirnya para
petani membakarnya atau membiarkannya membusuk tanpa mereka menghiraukan
akibatnya.
Jerami Padi merupakan limbah pertanian yang paling banyak tersedia dan sering
digunakan sebagai bahan pakan pada saat persediaan rumput berkurang. Namun salah
satu kekurangan jerami padi yaitu kandungan nutrisinya yang rendah, antara lain karena
dinding selnya tersusun oleh selulosa, lignin dan silika, sehingga dalam pemanfaatan
jerami padi diperlukan suplementasi bahan yang berkualitas kemudian diolah agar nilai
1
gizinya dapat ditingkatkan. Salah satu upaya untuk membantu memecahkan
permasalahan kualitas pakan adalah melakukan pengolahan.Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan menjelaskan bagaimana cara memanfaatkan limbah pertanian yaitu
jerami bagi ternak.
.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diperoleh dari uraian di atas yaitu:
1.Apakah yang di maksud jerami padi?
2.Apakah kandungan dari jerami padi tersebut?
3.Bagaimana cara pengolahan limbah jerami padi tersebut?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1.Mahasiswa dapat mejelaskan pengertian jerami padi
2.Mahasiswa mampu mengetahui kandungan yang terdapat dalam jerami padi
2.Mahasiswa mengetahui cara pengolahan limbah padi
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jerami Padi adalah tanaman yang telah diambil buahnya (gabahnya), sehingga
tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian terbesar (Johan, 2010).
Jerami merupakan bagian tanaman yang telah tua yang memiliki kandungan lignin
dan silikat yang menyebabkan daya cerna ternak ruminansia terhadap jerami rendah
(Kartasudjana, 2001).
Jerami termasuk makanan kasar yaitu bahan makanan yang berasal dari limbah
pertanian/ tanaman yang sudah dipanen. Bila dituju dari kondisi nutrisinya, jerami
memiliki kandungan protein dan daya cerna yang rendah, namun didalamnya memiliki
sekitar 80% zat-zat yang dapat dicerna sebagai sumber energi bagi ternak
(Yunilas,2009).
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya
dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat
mencapai 12-15 ton per hektar satu kali panen atau 4-5 ton bahan kering tergantung pada
lokasi dan jenis varietas padi yang digunakan (Parakkasi,1999).
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup banyak
dibanding dengan limbah pertanian lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan
sebagai pakan ternak dan sebagian menjadi kompos (Agustinus, 2011).
Jerami Padi merupakan salah satu pakan alternatif yang paling banyak dipakai
untuk memenuhi kekurangan hijauan pakan ternak.Namun bahan pakan tersebut
berkualitas rendah karena rendahnya kandungan nutrien dan kurang dapat
dicerna.Dengan pengolahan, daya cerna jerami Padi dapat ditingkatkan hingga 70 % dan
kandungan proteinnya dapat mencapai 5 - 8 % (Herdoni, 2011).
Jerami padi adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya (gabahnya), sehingga
tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian serta belum sepenuhnya
dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Jerami padi selama ini hanya
dikenal sebagai hasil ikutan dalam proses produksi padi di sawah. Produksi jerami padi
yang dihasilkan sekitar 50% dari produksi gabah kering panen (Hanafi, 2008).
4
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya
dan belum sepenuhnya dimanfaatkan.Produksi jerami padi dalam satu hektar sawah
setiap kali panen mampu menghasilkan sekitar 10-12 ton jerami (berat segar saat panen),
meskipun bervariasi tergantung pada lokasi, jenis varietas tanaman padi, cara potong
(tinggi pemotongan) dan waktu pemotongan, seperti pada varietas Sintanur dengan tinggi
pemotongan 8 cm dari tanah dapat menghasilkan 8-10 ton jerami segar per ha. Jerami
padi yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai pakan sapi dewasa sebanyak 2-3 ekor
sepanjang tahun sehingga pada lahan yang mampu panen 2 kali setahun akan dapat
menunjang kebutuhan pakan tersebut untuk 4-6 ekor (Awaluddin, 2010).
Kandungan protein yang rendah dengan daya cerna yang hanya 40% menyebabkan
rendahnya komsumsi bahan kering (kurang dari 2% berat badan ternak).Hal ini jelas,
tanpa penambahan konsentrat tidak mungkin dapat meningkatkan produksi ternak,
bahkan mungkin dapat menurunkan produksi. Kendala lain yang mempengaruhi kualitas
jerami adalah tingginya kandungan lignin dan silika sehingga menyebabkan daya cerna
jadi rendah (Yunilas, 2009).
Menurut Saha (2004) komponen terbesar penyusun jerami padi adalah selulosa
(35-50 %), hemiselulosa (20-35 %) dan lignin (10-25 %) dan zat lain penyusun jerami
padi.Selulosa dan hemiselulosa merupakan senyawa yang bernilai ekonomis jika
5
dikonversi menjadi gula-gula sederhana. Gula-gula hasil konversi tersebut selanjutnya
dapat difermentasi untuk menghasilkan produk-produk bioteknologi seperti bioetanol,
asam glutamat, asam sitrat dan lainnya.
Komposisi kimia jerami padi meliputi bahan kering 71,2%, protein kasar 3,9%,
lemak kasar 1,8%, serat kasar 28,8%, BETN 37,1% dan TDN 40,2%. Kandungan lignin
jerami berkisar 6-7% dan silikatnya 13%. Ternak yang hanya mendapatkan jerami saja
sebagai pakannya akan memiliki produktivitas rendah ( Ensminger, 1990).
Komposisi Kimia Jerami Padi Kering Yang di Analisis Dengan Metode Goering
dan Van Soest (1970):
Namun di dalamnya memiliki sekitar 80% zat-zat potensial yang dapat dicerna
sebagai sumber energi bagi ternak dan kandungan protein yang rendah menyebabkan
daya cerna yang hanya 40% dan menyebabkan konsumsinya kurang dari 2% dari bobot
ternak dan juga kurang disukai oleh ternak (komar,1984).
6
2.3 Pengolahan Limbah Jerami
Selain proses kimia, degradasi ikatan kimia pada jerami juga bisa dilakukan
dengan fermentasi. Fermentasi adalah suatu cara pengawetan yang menggunakan
mikrobia tertentu untuk menghasilkan asam atau komponen lainnya yang dapat
menghambat mikrobia perusak lainnya (Nista,2007).
Pakan Ternak Fermentasi adalah pakan ternak hasil dari proses pemecahan
senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme di ubah menjadi senyawa
sederhana. Pakan ternak fermentasi sangat mudah pembuatannya. Biaya untuk
memproduksi pakan ternak ini juga sangat terjangkau. Selain itu, pakan ternak
fermentasi juga mampu membuat berat kambing semakin berbobot
(Anonim,2010).
7
2. Jerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan
ukuran kurang lebih 25 cm sejumlah isi silo yang ada,
3. Larutkan tetes dan urea serta Satarbio dengan air menjadi satu sesuai
perbandingan bahan-bahan di atas,
4. Siapkan terpal plastik untuk alas menjcampur antara jerami dengan campuran
tets starbio dan air,
5. Jerami yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil
disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata
dan jerami kelihatan basah,
6. Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami
dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-
injak supaya padat,
7. Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul
8. Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak sesuai
dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil
bahan dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat,serta
9. Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dari terik matahari
dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo.
8
Beberapa keuntungan penggunaan fermentasi jerami sebagai pakan
diantaranya adalah (Komar,1984):
1.Dapat mengurangi biaya pakan,
2.Dapat meningkatakan produksi ternak karena kualitas produksi meningkat,
3.Penggunaan pakan dan tenaga kerja lebih efisien,
4.Lingkungan kandang lebih sehat dan nyaman, karena kotoran ternak yang
dihasilkan lebih sedikit, kering dan tidak berbau.
Proses amoniasi bisa dilakukan dengan cara basah dan cara kering.Proses
dengan cara basah menggunakan larutan urea sedangkan cara kering urea langsung
ditaburkan pada jerami.Dengan cara kering 3-4 kg urea digunakan untuk 100 kg
jerami.Pada pembuatan skala besar, jerami dimampatkan kotak kotak
cetakan.Selanjutnya jerami dimasukkan dalam wadahnya (sejenis dengan silo)
sambil ditaburi urea atau larutannya (Kartasudjana, 2001).
9
Jerami yang telah diamoniasi memiliki tekstur lunak dan rapuh, berwarna
coklat tua, berbau amonia dan tidak berjamur.Jika dilakukan analisa proksimat
maka kandungan protein kasarnya lebih dari 6%. Hasil amoniasi harus diangin-
anginkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada ternak. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan amoniak dalam jerami.Untuk disimpan dalam jangka waktu yang
lama, jerami amoniasi harus dijemur atau dikeringkan 2-3 hari. Setelah kering
jerami dapat disimpan dibawah tempat teduh atau atap. Jangan sampai terkena air
hujan karena akan mengakibatkan pembusukkan. Jerami yang sudah kering dapat
disimpan selama selama 6 – 12 bulan tanpa penurunan kualitas (Nista,2007).
Alkali lain yang juga efisiennya adalah kapur ( CaO 60% dan MgO
1.3%). Kapur sebanyak 40 gram dilarutkan dalam 10 liter air digunakan untuk
merendam 1 kg jerami selama kurang lebih 48 jam (2 hari). Kemudian jerami
dicuci dengan 5 liter air dan dikeringkan dengan sinar matahari. Hasil penelitian ini
meningkatkan kecernaan bahan kering jerami dari 38 menjadi 49%. Jika
pemberiannya pada domba disertai 10% molasses dan 2% urea dalam ransum,
maka kecernaan ransum menjadi 54% (Kartasudjana,2001).
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jerami Padi merupakan salah satu pakan alternatif yang paling banyak dipakai
untuk memenuhi kekurangan hijauan pakan ternak, komponen terbesar penyusun jerami
padi adalah selulosa, hemiselulosa, lignin (10-25 %) dan zat lain penyusun jerami padi.
Pengolahan jerami padi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu fermentasi jerami,
Amoniasi jerami dan Hidrolisis jerami.
3.2 Saran
Dari makalah ini penulis harapkan para pembaca mampu mengolah limbah
pertanian dan memanfaatkannya baik untuk ternak maupun bercocok tanam, demi
mencegah dampak yang ditimbulkan dari limbah pertanian tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Devendra C,.1975. The Utilization of rice straw by sheep.1.Optimal level in the diet.
Malays.Agric. J., 51 : 280-290.
Johan P,.2010.Jerami Fermentasi Sebagai Pakan Alternatif Bagi Ternak Sapi pada Musim
Kemarau. Uhamka Press:Jakarta.
Karimi, K., G. Emtiazi, dan M.J. Taherzadeh.(2006). Ethanol Production from Dilute-
Acid Pretreated Rice Straw by Simultaneous Saccharification and Fermentation
with Mucor indicus, Rhizopus oryzae, and Saccharomyces cerevisiae. Enzyme and
Microbial Technology 40 138–144.
Komar, A.1984. Teknologi Pengolahan Jerami Padi Sebagai Bahan Makanan Ternak.Dian
Grakita: Jakarta.
Nista, D. 2007. Teknologi Pengolahan Pakan fermentasi jerami, amoniasi jerami, silage,
hay. UMB Press: Bandung.
13
Saha B.C,.2004.Dilute acid Pretreatment,Enzymatic Saccharification and Fermentation of
Rice Hulls to Etanol.Biotecnol.Prog.21(3),816-822.
Yunilas, Ir. 2009. Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan
Ternak Ruminansia. Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara: Medan.
14