Volume 6 No. 1 Tahun 2012 60
SUASANA TOKO DALAM MENCIPTAKAN EMOSI DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(SURVEY PADA PENGUNJUNG RETAIL HYPERMART MALANG TOWN SQUARE KOTA MALANG)
Abstract
This study aims to analyze the effect of store atmosphere that consists of the exterior of the
shop, a general section in the store, store layout, and display in a store which can create
emotions and will affect the decision to buy.This study is done through a survey of 100
visitors Hypermart Malang Malang Town Square. Methods of analysis of this study using
Partial Least Square analysis (PLS). The results of this study indicate that the exterior of the
store, store layout, and display in a store has a significant influence on emotions, while the
general section in the store does not have a significant effect on the emotions. The results of
this study also found that emotions have a significant influence on the structure of a purchase
decision.
Key words: The atmosphere of the store, The outside of a store, a general section in the store,
store layout, display in a store, Emotion, Decision purchases
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suasana toko yang terdiri dari bagian luar
toko, bagian umum dalam toko, tata letak toko, dan pajangan dalam toko yang mana dapat
menciptakan emosi serta akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.Penelitian ini
dilakukan melalui survey pada 100 pengunjung Hypermart Malang Town Square Kota Malang.
Metode analisis penelitian ini menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa bagian luar toko, tata letak toko, dan pajangan dalam toko
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emosi, sedangkan bagian umum dalam toko tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emosi. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa
emosi memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur keputusan pembelian.
Kata kunci: Suasana toko, Bagian luar toko, Bagian umum dalam toko, Tata letak toko,
Pajangan dalam toko, Emosi, Keputusan pembelian
61
Dilihat dari sudut pandang konsumen, melakukan pembelian di luar apa yang
hadirnya toko eceran dengan konsep swalayan direncanakan (unplanned purchase).
yang menjual berbagai produk dan ditunjang Untuk dapat menciptakan atmosphere
oleh suasana toko yang bersih, teratur dan yang menyenangkan, maka perlu diciptakan
nyaman menjadi daya tarik untuk berbelanja di store atmosphere yang baik. Menurut Kotler
pasar swalayan. Konsumen tidak perlu lagi yang dikutip oleh Mowen dan Minor (2002)
berdesakan dengan konsumen lain, berpindah mengatakan bahwa Atmospherics sebagai
dari satu penjual ke penjual yang lain untuk usaha merancang lingkungan membeli untuk
membeli barang yang berbeda sambil menghasilkan pengaruh emosional khusus
menjinjing kantong belanjaan yang kepada pembeli yang kemungkinan
berat,berkutat di tempat yang panas atau meningkat-kan pembelian. Sedangkan menurut
berdebu ataupun becek dan bau, dan lain Levy and Weitz (2001) : ”Customers
sebagainya seperti halnya di pasar tradisional. purchasing behavior is also influenced by the
store atmosphere.”. Dengan demikian dapat
Konsumen dihadapkan oleh banyak
disimpulkan bahwa store atmosphere yang
pilihan tempat untuk melakukan pembelian
dilaksanakan dengan baik akan memberikan
dengan semakin meningkatnya jumlah pasar
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
swalayan, pilihan konsumen akan jatuh pada
pada konsumen.
pasar swalayan yang mampu menawarkan
manfaat-manfaat bagi konsumen seperti harga Store atmosphere tidak hanya dapat
terjangkau, produk yang lengkap, lokasi yang memberi-kan suasana lingkungan pembelian
mudah dicapai, suasana yang nyaman dan lain yang menyenang-kan saja, tetapi juga dapat
sebagainya. Dengan demikian perusahaan memberikan nilai tambah terhadap produk
dituntut untuk dapat menciptakan apa yang yang dijual. Pemandangan, suara, bau, dan
menjadi harapan dari konsumen. sebagainya pada sebuah toko berkontribusi
besar terhadap citra yang diproyeksikan
Salah satu strategi pemasaran yang
kepada konsumen. Hal tersebut sangatlah
dapat dilakukan oleh retailer salah satunya
penting bahwa atmosphere dapat dipahami
yaitu dengan menciptakan store atmosphere
sebagai perasaan psikologis yang didapatkan
yang nyaman yang akan menimbulkan kesan
seorang pelanggan ketika mengunjungi toko
menarik kepada konsumen dan dapat
atau sebagai identitas toko tersebut. Citra toko
mempengaruhi tingkat keputusan pembelian
yang baik dapat menjamin kelangsungan hidup
yang umumnya dilakukan di dalam toko, serta
perusahaan untuk bertahan terhadap
dapat mempengaruhi konsumen untuk
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 62
persaingan dalam membentuk pelanggan yang yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
loyal. menyentuh atau mempengaruhi emosi
konsumen. Perusahaan juga harus dapat
Suasana toko sebagai salah satu sarana
mempelajari bagaimana perilaku konsumen
komunikasi yang dapat berakibat positif dan
dalam memenuhi kebutuhannya.
meng-untungkan dibuat semenarik mungkin.
Lebih lanjut, suasana toko dapat
mempengaruhi emosi pembelanja, dimana
Hubungan Suasana Toko (Store
emosi tersebut dapat berupa emosi positif atau
Atmosphere) dalam Menciptakan Emosi
emosi negatif. Para pengecer hendaknya
dan Pengaruhnya terhadap Keputusan
merancang suasana toko yang dapat
Pembelian
mempengaruhi emosi pembeli secara positif
dan menghindari tanggapan emosi negatif, Meskipun segala upaya retailer untuk
karena apabila emosi yang dirasakan promosi kepada konsumen melalui iklan,
pembelanja adalah positif, maka hal tersebut para retailer semakin menyadari bahwa
akan mempengaruhi perilaku mereka, tetapi lingkungan toko memberikan pengaruh kuat
sebaliknya mungkin juga dapat menghambat pada pembelian yang besar. Pemasar berebut
proses pembelian. Suatu proses pemasaran untuk membangun lingkungan pembelian
yang dilakukannya bertujuan untuk dalam rangka untuk meningkatkan
menciptakan kenyamanan bagi konsumen. kemungkinan mereka agar berada dalam
Minimal konsumen akan merasa betah saat kontak dengan konsumen pada waktu yang
berada di toko tersebut dan hal ini akan tepat saat mereka membuat keputusan.
membuat konsumen untuk memutuskan
Faktor terbaik dari layout fisik dari
pembelian di toko tersebut.
toko adalah suasana psikologis toko atau
Keputusan konsumen dalam melakukan biasa disebut store atmosphere. Menurut
pembelian dapat dipengaruhi oleh berbagai yang dikutip oleh Rossiter and Bellman
faktor, diantaranya adalah faktor budaya, (2005) internal suatu suasana ritel dari outlet
faktor sosial, dan faktor pribadi. Perusahaan ritel - toko, loby, atau kantor - dikodekan
harus dapat mengetahui dan mencari informasi langsung oleh para pelanggan dalam hal dua
sebanyak mungkin mengenai faktor tersebut dimensi emosional - Kesenangan (pleasure)
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. dan Gairah (arousal). Dasar dari tanggapan
Komunikasi yang dilakukan perusahaan emosional ini mungkin, mereka memiliki
dengan men-ciptakan suasana yang nyaman di pengaruh besar pada kesediaan pelanggan
dalam toko dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghabiskan waktu di toko dan juga
63
untuk membeli lebih banyak (Donovan and atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan
Rossiter, 1982; Donovan et al, 1994). dampaknya dari proses tersebut terhadap
konsumen dan masyarakat.
Berman and Evans (2010) membagi
elemen-elemen store atmosphere ke dalam Hawkins et al (2000) mendefinisikan
4 elemen, yaitu : Emosi sebagai ”strong, relatively
uncontrolled feeling that affect our
a. Exterior (Bagian Luar Toko)
behavior” (Perasaan yang kuat, dan relatif
b. General Interior (Bagian Dalam
tidak terkendali yang mempengaruhi
Toko)
perilaku kita). Emosi umumnya dipicu oleh
c. Store layout (Tata letak toko)
peristiwa lingkungan. Kemarahan,
d. Interior Point of Purchase Display
kegembiraan, dan kesedihan adalah yang
(Pajangan Interior)
paling sering merupakan respon terhadap
Suasana toko pada akhirnya
serangkaian peristiwa eksternal. Namun,
mempengaruhi perilaku pembelian - satu
reaksi emosional dapat diawali dengan
studi baru-baru ini melaporkan bahwa
proses internal.
tingkat kesenangan yang dilaporkan oleh
pembelanja lima menit setelah masuk ke Menurut Solomon (2007), suasana
toko sebuah prediksi dari jumlah waktu yang hati seseorang atau kondisi psikologis pada
dihabiskan di toko serta tingkat belanja di saat pembelian dapat memiliki dampak besar
sana (Donovan et al, 1994). pada apa yang dia membeli atau bagaimana
ia menilai pembeliannya. Seseorang dapat
Terdapat berbagai definisi mengenai
menikmati atau tidak menikmati situasi, dan
perilaku konsumen antara lain seperti yang
mereka bisa merasakan distimulasi atau
diungkapkan oleh Hawkins et al (2000):
tidak. Suasana hati dapat dipengaruhi oleh
”The study of individuals, groups, or
desain toko, cuaca, atau faktor spesifik
organizations and the process they use to
lainnya bagi konsumen. Menurut Mehrabian
select, secure, use, and dispose of products,
and Russell (1974) yang dikutip Davies and
services, experiences, or ideas to satisfy
Ward (2002) menemukan bahwa orang
needs and the impacts that these processes
merespon isyarat yang disediakan dalam
have on the consumer and society.”; Studi
pengaturan fisik dengan perasaan yang dapat
mengenai seseorang, kelompok, atau
digambarkan dalam tiga dimensi –
organisasi dan proses yang mereka gunakan
kesenangan (pleasure), gairah (arousal) dan
untuk memilih, membeli, menggunakan,
dominasi (dominance). Perasaan ini
serta mengatur barang, jasa, pengalaman
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 64
kemudian mempengaruhi respon perilaku kecenderungan untuk kembali ke toko
individu dalam lingkungan, mempercepat tersebut.
baik perilaku pendekatan atau penghindaran.
Ketika seorang pembelanja didorong
Menurut Donovan dan Rossiter yang untuk membeli sesuatu di toko, salah satu
dikutip oleh Peter dan Olson (1999), dari dua proses yang berbeda dapat terjadi:
Kesenangan (pleasure) mengacu pada sejauh membeli tidak terencana (unplanned
mana konsumen merasa senang, suka cita, buying) dapat terjadi ketika seseorang tidak
atau puas berada di dalam toko; Gairah familiar dengan layout toko atau mungkin
(arousal) mengacu pada sejauh mana berada di sebuah waktu yang mendesak,
konsumen merasa meluap-luap, waspada, atau, seseorang mungkin teringat untuk
atau aktif saat berada di dalam toko; membeli sesuatu dengan melihatnya di rak
sedangkan dominasi (dominance) mengacu toko. Sebaliknya, membeli karena
pada sejauh mana konsumen merasa di dorongan (impulse buying) terjadi ketika
kontrol atau bebas berbuat sesuatu di dalam seseorangan merasakan keinginan yang
suatu toko. Sedangkan Sherman and Smith tiba-tiba muncul dan dia tidak dapat
(1987) yang dikutip oleh Davies and Ward menolak (Solomon, 2007). Kecenderungan
(2002), menemukan bahwa perkembangan untuk membeli secara spontan yang paling
keadaan suasana hati yang menyenangkan baik dari hasil pembelian ketika pelanggan
berefek positif berkaitan dengan jumlah percaya bertindak atas impuls merupakan
waktu yang dihabiskan di toko, jumlah tindakan yang tepat.
barang yang dibeli, dan jumlah uang yang
dikeluarkan.
Bagian Z
Y
Luar Toko
Secara keseluruhan, menurut Peter Emosi Struktur
Keputusan
dan Olson (1999), kesenangan dan gairah X1 Pembelian
membelanjakan lebih banyak lagi uang dari pada akhirnya akan menciptakan citra dari
apa yang direncanakan, dan (5) toko, menimbulkan rasa kesan menarik dan
menyenangkan bagi konsumen, serta
65
mempengaruhi emosi konsumen untuk penelitian yang dilakukan pada populasi besar
melakukan pembelian. Manfaat dari maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
tertatanya suatu hypermarket yaitu dapat adalah data dari sampel yang diambil dari
digunakan sebagai alat untuk membedakan populasi tersebut, sehingga ditemukan
dengan hypermarket lainnya, juga untuk kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
menarik konsumen dalam memenuhi hubungan-hubungan antar variabel sosiologis
keinginannya melalui store atmosphere yang maupun psikologis. Menurut Singarimbun
menyenangkan, sehingga kebutuhan para dalam Singarimbun dan Effendi (Ed.1995)
konsumen terpenuhi. menegaskan bahwa penelitian survai dibatasi
pada penelitian yang datanya dikumpulkan
Oleh karena itu, hipotesis yang
dari sampel atas populasi untuk mewakili
diajukan dalam penelitian ini adalah:
seluruh populasi.
H1: Bagian Luar Toko memiliki pengaruh
Penelitian survai ini dilakukan untuk
signifikan terhadap Emosi
maksud penjelasan (eksplanatory).
H2: Bagian Umum Dalam Toko memiliki
Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi
pengaruh signifikan terhadap Emosi
(Ed.1995) menegaskan bahwa untuk data yang
H3: Tata Letak Toko memiliki pengaruh
sama peneliti menjelaskan hubungan kausal
signifikan terhadap Emosi
antara variabel-variabel melalui pengujian
H4: Pajangan Dalam Toko memiliki
hipotesa, maka penelitian tersebut tidak lagi
pengaruh signifikan terhadap Emosi
dinamakan penelitian deskriptif melainkan
H5: Emosi memiliki pengaruh signifikan
penelitian pengujian hipotesa atau penelitian
terhadap Struktur Keputusan
penjelasan (explanatory research). Jadi
Pembelian.
penelitian ini dapat dikatakan sebagai
Berdasarkan teorisasi dan kajian empiris
penelitian pengujian hipotesa yang menguji
yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
hubungan sebab akibat di antara variabel yang
dibuat model hipotesis penelitian, yaitu
diteliti.
sebagai berikut:
Populasi dalam penelitian ini adalah
Gambar 1. Model Penelitian
pengunjung Hypermart Malang Town Square.
METODE PENELITIAN Alasan penetapan populasi konsumen
disebabkan penelitian ini untuk mengetahui
Penelitian ini menggunakan jenis
dampak suasana toko (store atmosphere) yang
penelitian survai. Menurut Kerlinger dalam
dilaksanakan oleh usaha retail, dalam hal ini
Sugiyono (2007) penelitian survey adalah
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 66
adalah Hypermart Malang Town Square di Outer model atau model pengukuran
Kota Malang. Teknik penentuan sampel mendefinisikan bagaimana setiap blok
menggunakan teknik purposive sampling indikator berhubungan dengan variabel
adalah teknik penentuan sampel dengan latennya (Ghozali, 2008). Ada tiga kriteria
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). untuk menilai outer model, yaitu convergent
Pertimbangannya yaitu pengunjung Hypermart validity, composite reliability, dan discriminant
Matos Malang yang masih remaja (berusia validity. Pada outer model dengan indikator
muda). Jumlah populasi dalam penelitian ini refleksif seperti pada penelitian ini, dievaluasi
tidak diketahui, maka untuk menentukan dengan menggunakan convergent validity dan
jumlah sampel digunakan rumus Machin and discriminant validity dari indikatornya, dan
Campbell (1987). composite reliability untuk blok indikator.
67
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 68
Toko (X3)
X3.3 <- Tata Letak
0.374322 0.368301 0.128021 0.128021 2.923911
Toko (X3)
X3.4 <- Tata Letak
0.232132 0.228572 0.104732 0.104732 2.216440
Toko (X3)
X4.1 <- Pajangan
0.098065 0.120604 0.080556 0.080556 1.217360
Dalam Toko (X4)
X4.2 <- Pajangan
0.312989 0.300613 0.083554 0.083554 3.745952
Dalam Toko (X4)
X4.3 <- Pajangan
0.343919 0.340801 0.076391 0.076391 4.502066
Dalam Toko (X4)
X4.4 <- Pajangan
0.318776 0.306780 0.069419 0.069419 4.592071
Dalam Toko (X4)
X4.5 <- Pajangan
0.228691 0.222442 0.076647 0.076647 2.983687
Dalam Toko (X4)
X4.6 <- Pajangan
0.132141 0.128011 0.068517 0.068517 1.928574
Dalam Toko (X4)
X4.7 <- Pajangan
0.184652 0.184516 0.095305 0.095305 1.937485
Dalam Toko (X4)
Y1.1 <- Struktur
Keputusan 0.391230 0.395251 0.159210 0.159210 2.457327
Pembelian (Y)
Y1.2 <- Struktur
Keputusan 0.238709 0.242111 0.120593 0.120593 1.979460
Pembelian (Y)
Y1.3 <- Struktur
Keputusan 0.061636 0.169260 0.162570 0.162570 0.379137
Pembelian (Y)
Y1.4 <- Struktur
Keputusan 0.319047 0.333996 0.151450 0.151450 2.106619
Pembelian (Y)
Y1.5 <- Struktur
Keputusan 0.344850 0.337917 0.127821 0.127821 2.697906
Pembelian (Y)
Z1.1 <- Emosi (Z) 0.518360 0.504008 0.067597 0.067597 7.668439
Z1.2 <- Emosi (Z) 0.471373 0.473894 0.046850 0.046850 10.061329
Z1.3 <- Emosi (Z) 0.228731 0.234820 0.106439 0.106439 2.148931
69
b) Uji Validitas Determinan exstracted (AVE) dengan korelasi antara
sesama variabel laten. Suatu indikator
Uji validitas diskriminan digunakan
dianggap memenuhi validitas konvergen jika
untuk melihat apakah suatu indikator dari
akar dari AVE lebih besar dari korelasi
variabel laten tertentu benar-benar berbeda
diantara sesama variabel laten. Untuk
dari indikator-indikator variabel laten
mengetahui hasil uji validitas diskriminan
lainnya, sehingga indikator tersebut benar-
pada penelitian ini, dapat dilihat dari tabel
benar dianggap layak untuk menjelaskan
berikut :
variabel latennya. Pengujian validitas
diskriminan dilakukan dengan cara
membandingkan akar dari average variance
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 70
Composite Keterangan
Variabel Reliability
Bagian Luar Toko (X1) 0.696843 Reliabilitas cukup tinggi
Bagian Umum Dalam Toko (X2) 0.857070 Reliabilitas sangat tinggi
Tata Letak Toko (X3) 0.777040 Reliabilitas tinggi
Pajangan Dalam Toko (X4) 0.774546 Reliabilitas tinggi
Struktur Keputusan Pembelian (Y) 0.811466 Reliabilitas tinggi
Emosi (Z) 0.829054 Reliabilitas tinggi
71
PLS ditampilkan pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui lebih besar 0 (nol) menunjukkan bahwa model
bahwa R-square pada variabel Bagian dalam mempunyai predictive relevance, sedangkan
Toko (X1), Bagian Dalam Toko (X2), Tata nilai Q-Square kurang dari 0 (nol)
Letak Toko (X3), Pajangan Dalam Toko (X4), menunjukkan bahwa model kurang memiliki
merupakan variabel independen yang predictive relevance. Besaran Q2 memiliki
memberi-kan pengaruh terhadap Emosi (Z). nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, di mana
Selain itu variabel Emosi (Z), merupakan semakin mendekati 1 berarti model semakin
variabel independen yang memberikan baik. Nilai Q-Square dapat diperoleh melalui
pengaruh terhadap Struktur Keputusan rumus:
Pembelian (Y). Berarti variabel Emosi (Z)
Q2=1 – (1 – R12) (1 – R22) ... (1 – Rp2)
mempunyai pengaruh dengan kekuatan
prediksi dari keseluruhan model sebesar Berdasarkan rumus tersebut maka nilai Q-
0.315577 atau 31.56%, sedangkan 68.44% Square pada penelitian ini adalah:
dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel yang
Q2=1 – (1 – 0.098638) (1 – 0.315577)
tidak terdapat dalam model persamaan.
= 0.383087
Variabel Struktur Keputusan Pembelian (Y)
mempunyai pengaruh dengan kekuatan Nilai Q-Square lebih besar dari 0 (nol)
prediksi dari keseluruhan model sebesar menunjukkan bahwa model mempunyai
0.098638 atau 9.86%, sedangkan 90.14% predictive relevance, sedangkan nilai Q-
dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel yang Square kurang dari 0 (nol) menunjukkan
tidak terdapat dalam model persamaan. bahwa model kurang memiliki predictive
relevance (Ghozali, 2008).
Q-Square test untuk predictive relevance
mengukur seberapa baik nilai observasi Hasil Q-Square dari SmartPLS untuk
dihasilkan oleh model dan juga estimasi Bagian Luar Toko (X1), Bagian Umum Dalam
parameternya (Ghozali, 2008). Nilai Q-Square Toko (X2), Tata Letak Toko (X3), Pajangan
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 72
Dalam Toko (X4) merupakan variabel pembelian mem-punyai predictive relevance,
independen yang memberikan pengaruh karena mempunyai nilai yang lebih besar dari
terhadap keputusan pembelian melalui variabel nol, yang berarti model semakin baik dan
emosi sebesar 0.383087, dan menunjukkan layak untuk dipergunakan dalam prediksi.
bahwa model dengan laten variabel keputusan
Partial Least Square (PLS) Second Order discriminant validity dari indikatornya, dan
73
jika memiliki korelasi (loading) dengan nilai loading <0,5, atau nilai t-statistik < 1.984,
konstruk (variabel laten) yang ingin diukur ≥ maka indikator tersebut harus dibuang (didrop)
0,5 atau nilai t-statistiknya harus ≥1.984 (uji karena mengindikasikan bahwa indikator tidak
dua sisi, n=100, /2) pada level signifikansi cukup baik untuk mengukur konstrak secara
=0,05. Jika salah satu indikator memiliki tepat.
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 74
X4.4 <- Pajangan
0.352871 0.351831 0.075016 0.075016 4.703958
Dalam Toko (X4)
X4.5 <- Pajangan
0.252536 0.244121 0.097574 0.097574 2.588152
Dalam Toko (X4)
X4.6 <- Pajangan
0.147336 0.146418 0.076540 0.076540 1.924962
Dalam Toko (X4)
Y1.1 <- Keputusan
0.399007 0.421501 0.161980 0.161980 2.463319
Pembelian (Y)
Y1.2 <- Keputusan
0.242178 0.272523 0.141990 0.141990 1.705598
Pembelian (Y)
Y1.4 <- Keputusan
0.325687 0.319349 0.132148 0.132148 2.464553
Pembelian (Y)
Y1.5 <- Keputusan
0.354263 0.357646 0.122230 0.122230 2.898333
Pembelian (Y)
Z1.1 <- Emosi (Z) 0.526599 0.515154 0.074112 0.074112 7.105437
Z1.2 <- Emosi (Z) 0.468888 0.470043 0.050846 0.050846 9.221756
Z1.3 <- Emosi (Z) 0.220136 0.230421 0.104257 0.104257 2.111485
75
(X1), Bagian Umum Dalam Toko (X2), Tata c) Reliabilitas Komposit
Letak Toko (X3), Pajangan Dalam Toko (X4),
Hasil pengujian ulang setelah indikator
Struktur Keputusan Pembelian (Y) dan Emosi
yang tidak memenuhi uji reliabilitas komposit
(Z), dengan kata lain indikator-indikator
dihilangkan dari model penelitian dapat dilihat
tersebut memiliki validitas konvergen yang
pada Tabel 8 berikut.
tinggi.
Tabel 8. Hasil Pengujian Ulang Reliabilitas Komposit
Composite Keterangan
Variabel Reliability
Bagian Luar Toko (X1) 0.722331 Reliabilitas tinggi
Bagian Umum Dalam Toko (X2) 0.877578 Reliabilitas sangat tinggi
Tata Letak Toko (X3) 0.777138 Reliabilitas tinggi
Pajangan Dalam Toko (X4) 0.791509 Reliabilitas tinggi
Struktur Keputusan Pembelian (Y) 0.836642 Reliabilitas tinggi
Emosi (Z) 0.828134 Reliabilitas tinggi
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 76
77
Tabel 9. Nilai R-square
Variabel R Square
Bagian Luar Toko (X1)
Bagian Umum Dalam Toko (X2)
Tata Letak Toko (X3)
Pajangan Dalam Toko (X4)
Struktur Keputusan Pembelian (Y) 0.101012
Emosi (Z) 0.317273
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 78
Pembelian (Y) melalui variabel Emosi (Z) bahwa terdapat pengaruh yang bermakna
sebesar 0.386237, dan menunjukkan bahwa antara variabel laten (Ghozali, 2008). Untuk
model dengan laten variabel keputusan menguji hipotesis yang diajukan, dapat
pembelian mempunyai predictive dilihat besarnya nilai t-statistik. Batas untuk
relevance, karena mempunyai nilai yang menolak dan menerima hipotesis yang
lebih besar dari nol, yang berarti model diajukan adalah :
semakin baik dan layak untuk dipergunakan
t t
dalam prediksi.
N (5%/2) (1%/2) t (10%/2)
Pengujian dilakukan dengan t-test, yaitu
100 1.984 2.626 1.660
nilai t statistik atau t hitung dibandingkan
dengan nilai t tabel. Bilamana hasil Dimana apabila nilai t berada pada rentang
pengujian hipotesis pada outer model nilai –t tabel dan +t tabel maka hipotesis
signifikan, hal ini menunjukkan bahwa akan ditolak atau dengan kata lain
indikator dipandang dapat digunakan sebagai menerima hipotesis nol (Ho). Hubungan
instrument pengukur variabel laten, antara variabel sekaligus hasil pengujiannya
sedangkan bilamana hasil pengujian pada disajikan pada Gambar 3 dan Tabel 10.
inner model adalah signifikan, akan diartikan
Gambar 3. Model Struktural PLS Second Order
79
t
Original Sample Standard Standard
Statistics
Sample Mean Deviation Error Ket.
|O/STER
(O) (M) (STDEV) (STERR)
R|
Bagian Luar
Toko (X1) -> 0.237267 0.247151 0.074572 0.074572 3.181714 Sign.
Emosi (Z)
Bagian Luar
Toko (X1) ->
Tidak
Keputusan 0.075409 0.083872 0.048885 0.048885 1.542585
Sign.
Pembelian
(Y)
Bagian
Umum Dalam Tidak
0.047169 0.099172 0.144102 0.144102 0.327332
Toko (X2) -> Sign.
Emosi (Z)
Bagian
Umum Dalam
Toko (X2) -> Tidak
0.014992 0.044705 0.061970 0.061970 0.241915
Keputusan Sign.
Pembelian
(Y)
Tata Letak
Toko (X3) -> 0.267902 0.249930 0.115626 0.115626 2.316966 Sign.
Emosi (Z)
Tata Letak
Toko (X3) ->
Tidak
Keputusan 0.085146 0.083760 0.053467 0.053467 1.592497
Sign.
Pembelian
(Y)
Pajangan
Dalam Toko
0.238050 0.229789 0.114374 0.114374 2.081318 Sign.
(X4) -> Emosi
(Z)
Pajangan
Dalam Toko
(X4) -> Tidak
0.075658 0.067527 0.048805 0.048805 1.550212
Keputusan Sign.
Pembelian
(Y)
Emosi (Z) ->
Keputusan
0.317825 0.335639 0.155685 0.155685 2.041462 Sign.
Pembelian
(Y)
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 80
81
Berdasarkan Tabel 60, dapat diketahui luar toko dibentuk, hal itu akan dapat
bahwa emosi berpengaruh positif dan meningkatkan emosi pengunjung. Hal ini
signifikan terhadap keputusan sesuai dengan penelitian Ward, Bitner,
pembelian, dengan nilai koefisien and Barnes (1992), Edwards and
sebesar 0,3178 dan t statistik > t tabel Shackley (1992), dan Pinto and Leonidas
(2,0141 > 1,984). Hal ini menunjukkan (1994) yang dikutip oleh Turley and
bahwa apabila emosi pengunjung Milliman (2000), bahwa variabel bagian
meningkat, keputusan pembelian akan luar toko memiliki pengaruh pada
meningkat. Dengan demikian hipotesis perilaku konsumen retail. Kombinasi
emosi memiliki pengaruh terhadap bagian luar toko dapat membuat bagian
struktur keputusan pembelian dapat luar toko menjadi menarik, unik dan
diterima. menonjol dan mengundang orang
tersebut untuk masuk ke dalam. Semakin
KESIMPULAN
menarik dan baik penataan bagian luar
1. Setelah dilakukan pengujian validitas toko akan dapat meningkatkan emosi
konvergen dari model pengukuran pada pengunjung agar masuk ke dalam toko
first order dengan indikator refleksif dan berbelanja.
dihitung dengan bantuan software 2. Temuan dari hipotesis adanya pengaruh
SmartPLS, ditemukan ada beberapa yang signifikan antara bagian umum
indikator yang tidak valid sehingga perlu dalam toko terhadap emosi tidak terbukti
dihilangkan (didrop) dari model pada penelitian ini. Setelah
penelitian. Indikator tersebut antara lain menghilangkan elemen yang tidak valid,
bagian depan toko, pintu masuk toko, seperti pemilihan corak lantai toko,
keunikan toko, lingkungan sekitar toko, jumlah kasir yang tersedia, dan
dan tingkat kemacetan. Indikator dari kebersihan toko ternyata hanya memiliki
bagian luar toko yang valid, seperti pengaruh positif yang sangat kecil.
papan nama toko, luas bangunan, toko Sehingga dapat disimpulkan bahwa
disekitar, dan tempat parkir toko tersebut bagian umum dalam toko yang meliputi
di analisis dengan menggunakan model pemilihan warna, pencahayaan,
struktural pada second order yang mana pengaturan musik, pemberian aroma,
ditemukan bahwa suasana pada bagian pengaturan temperatur suhu udara, jarak
luar toko memiliki pengaruh positif dan antara rak barang, pengaturan rak, dan
signifikan terhadap emosi pengunjung fasilitas teknologi modern tidak memiliki
toko. Semakin baik suasana pada bagian
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 82
pengaruh yang signifikan. Hal ini harus mengungkapkan tanggapan-
berbeda dengan temuan dari Liu and tanggapan emosional sebagai efek utama
Jang (2009), bahwa elemen bagian yang signifikan dari tata letak pada
dalam restoran menjadi kontributor yang perilaku. Penelitian ini menunjukkan
signifikan untuk emosi positif, yang bahwa apa yang merupakan tata letak
merupakan faktor yang paling yang efektif mungkin berbeda dari
berpengaruh terhadap kesenangan dan layanan ke layanan, tergantung pada
gairah, sedangkan hubungan suasana kebutuhan emosional pelanggan yang
pada bagian dalam restoran dengan mendasari.
emosi negatif adalah tidak signifikan. 4. Penataan pajangan interior sangat
3. Berdasarkan hasil uji analisis, terbukti menentukan bagi suasana toko karena
adanya pengaruh yang positif dan dapat memberikan informasi kepada
signifikan antara variabel tata letak toko konsumen. Tujuan utamanya adalah
terhadap emosi. Tata letak toko juga untuk meningkatkan penjualan dan laba
dapat mempengaruhi pengunjung dalam bagi toko. Setelah dilakukan pengujian
keputusan pembeliannya bila validitas konvergen dari model
pengunjung tersebut merasa senang dan pengukuran pada first order, ditemukan
nyaman. Penataan letak toko yang baik ada beberapa indikator yang tidak valid
dengan memberi kemudahan pada sehingga perlu dihilangkan (didrop) dari
pengunjung yang ingin berbelanja dapat model penelitian. Indikator yang tidak
meningkatkan emosi positif. Pengunjung valid tersebut adalah display campuran
akan merasa nyaman bila tidak perlu dan brosur informasi produk. Indikator
berdesak-desakan saat berbelanja di dari bagian luar toko yang valid, seperti
Hypermart atau menemukan barang penataan display bertema,
yang dicari dengan mudah. Kesimpulan pengelompokan display, rak dan tempat
ini selaras dengan penemuan Ang et al pajangan, poster, dan tanda petunjuk
(1997) mengenai tata letak dapat tersebut di analisis dengan menggunakan
mempengaruhi perilaku konsumen ke model struktural pada second order yang
arah yang sama melalui kesenangan dan mana ditemukan bahwa suasana toko
gairah. Alasannya adalah bahwa jika dari pajangan dalam toko memiliki
respons emosional menjadi mediator dari pengaruh positif dan signifikan terhadap
efek tata letak pada perilaku, mereka emosi pengunjung toko. Semakin baik
pertama-tama harus dipengaruhi oleh dan menarik penataan pajangan dalam
tata letak. Masing-masing faktor emosi toko dibentuk, hal itu akan dapat
83
meningkatkan emosi pengunjung. Saran
Kesimpulan ini menguatkan pernyataan
1. Penelitian ini masih memungkinkan
Ang et al (1997) yang mengemukakan
untuk dikembangkan dalam menguji
bahwa pajangan yang lebih baik dan
ulang model penelitian dengan
menarik akan menyebabkan kesenangan
menambah variabel baru, seperti tenaga
dan gairah yang lebih besar, yang pada
penjualan (salesperson).
gilirannya akan mempengaruhi perilaku
2. Penelitian mendatang diharapkan
pendekatan penghindaran.
mampu mengembangkan konseptual dan
5. Pengujian hipotesis membuktikan
permodelan kajian ini pada objek-objek
adanya pengaruh yang positif dan
kajian penelitian yang lebih luas dengan
signifikan antara variabel emosi terhadap
tetap pada skema perilaku konsumen di
struktur keputusan pembelian. Emosi
bidang atau industri retail yang lain.
seseorang atau kondisi psikologis pada
Dengan demikian, dapat diperoleh
saat pembelian dapat memiliki dampak
perbandingan mengenai hasil-hasil dari
besar pada apa yang akan dia beli atau
usaha penciptaan suasana (atmosphere)
bagaimana ia menilai pembeliannya.
yang baik dari berbagai variabel.
Seseorang dapat menikmati atau tidak
3. Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat
menikmati sebuah situasi, dan mereka
memperluas cakupan penelitian terkait
bisa merasakan distimulasi atau tidak.
implementasi Suasana Toko (Store
Temuan ini mendukung pernyataan Peter
Atmosphere), misalnya berdasarkan
dan Olson (1999) yang menyimpulkan
sejumlah perusahaan retail sejenis yang
bahwa kesenangan dan gairah
menerapkan implementasi yang sama.
mempengaruhi status konsumen dalam
4. Penelitian selanjutnya juga dapat lebih
kegembiraan berbelanja di dalam toko,
memfokuskan cakupan mengenai
waktu yang digunakan untuk melihat-
implementasi suasana toko, misalnya
lihat dan mendalami apa yang
lebih memfokuskan pada emosi
ditawarkan sebuah toko, keinginan untuk
sebagai perantara yang mempengaruhi
berbicara dengan para pramuniaga,
pajangan dalam toko (point of
keinginan untuk membelanjakan lebih
purchase) terhadap perilaku berbelanja.
banyak lagi uang dari apa yang
5. Hypermart Malang Town Square Kota
direncanakan, dan kecenderungan untuk
Malang harus mampu mempertahankan
kembali ke toko tersebut.
dan meningkatkan penciptaan suasana
yang nyaman dan menyenang-kan
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 84
dengan berbagai usaha. Selain itu, kurang banyak menggali secara detail
penataan bagian luar toko, bagian umum tentang implementasi model Stimulus-
dalam toko, tata letak toko, dan pajangan Organism-Response (S-O-R)
dalam toko harus makin ditingkatkan Mehrabian-Russel ini.
agar dapat menjadi faktor pendukung 3. Pada saat pengisian kuesioner,
dan menstimulasi pada terbentuknya responden kurang bisa dipantau secara
emosi positif pengunjung, yang tentunya keseluruhan, sehingga kemungkinan
akan berpengaruh pada keputusan bias terjadi kesalahan dalam
pembelian mereka. menginterpretasi pertanyaan yang
disediakan.
4. Pada penelitian ini, peneliti hanya
Keterbatasan Penelitian
menggunakan responden yang berusia
1. Penelitian ini terbatas atau terfokus muda dengan jangkauan umur 16-30
pada satu perusahaan retail yaitu tahun, sehingga kemungkinan tidak
Hypermart Malang Town Square Kota mewakili seluruh populasi pengunjung
Malang, sehingga hasil penelitian Hypermart Malang Town Square yang
mungkin tidak dapat digeneralisasi berasal dari segala umur dan kalangan.
pada perusahaan-perusahaan lain yang
sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
2. Penelitian ini hanya melakukan
pengujian dan kajian terbatas pada 3 Ang, Swee Hoon, Siew Meng Leong and
(tiga) konstruk penelitian terkait Joseph Lim. 1996. The Mediating
implementasi model Mehrabian-Russel Influence of Pleasure and Arousal
(M-R) environmental psychology, yaitu : on Layout and Signage Effects.
stimulasi lingkungan (environmental Journal of Retailing and Consumer
stimuli) yang dalam penelitian ini berupa Service Vol. 4 : 13-24. Elsevier
suasana toko, perasaan emosi, dan Science Inc.
perilaku konsumen berupa keputusan
Assael, Henry. 1992. Consumer Behavior
pembelian. Kajian ini belum dilengkapi
and Marketing Action. Fourth
dengan variabel lain yang lebih fokus
Edition. Boston: PWS-KENT Pub.
lagi, seperti variabel kinerja tenaga
penjualan (salesperson) pada suasana Berman, Barry and Joel R. Evans. 2010.
toko, persepsi konsumen pada perilaku Retail Management: a Strategic
konsumen, dan lain-lain, sehingga
85
Approach. Eleventh Edition. New Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-asas
Jersey: Pearson – Prentice Hall. Penelitian Behavioral. Alih
Bahasa: Landung R. Simatupang.
Billings, Wendy L. 1990. Effect of Store
Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah
Atmosphere on Shopping Behavior.
Mada University Press.
Senior Honors Research Project
Illinois Wesleyan University Kotler, Philip. 2002. Manajemen
(IWU). Pemasaran. Alih bahasa: Hendra
http://digitalcommons.iwu.edu/busa Teguh, Ronny A Rusli dan
dmin honproj/16. Benjamin Molan. Jilid 1. Edisi
Milenium. Jakarta: PT.
Davies, Barry and Philippa Ward. 2002.
Prenhallindo.
Managing Retail Consumption.
Chichester : John Wiley & Sons Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. 2009.
Ltd. Manajemen Pemasaran. Alih
bahasa : Bob Sabran. Jilid 2. Edisi
Donovan, Robert J., Rossiter, John R.,
13. Jakarta : Erlangga.
Marcoolyn, Gilian, and Andrew
Nesdale. 1994. Store Atmosphere Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode
and Purchasing Behavior. Journal of Kuantitatif : Teori dan Aplikasi
Retailing Vol. 70, No. 3, Hal 283- Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi
294. Ketiga. Yogyakarta : UPP STIM
YKPN
Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation
Modeling: Metode Alternatif Levy, Michael and Barton A. Weitz. 2002.
dengan Partial Least Square. Retailing Management. Fourth
Semarang: Badan Penerbit Edition. New York: The McGraw-
Universitas Diponegoro. Hill Companies.
Hawkins, Del I., Roger J. Best, and Liu, Yinghua and SooCheong (Shawn)
Kenneth A. Coney. 2000. Jang. 2009. The Effects of Dining
Consumer Behavior: Building Atmospherics: An Extended
Marketing Strategy. New York : Mehrabian–Russell Model.
McGraw-Hill. International Journal of Hospitality
Management Vol. 28 : 494-503.
Elsevier Science Inc.
Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 86
Machin, David and Michael J. Chambell. Peter Remy Yossi Pasla. Jilid 2.
1987. Statistical Tables for The Edisi 4. Jakarta : Erlangga
Design of Chemical Trial. Oxford
Rossiter, John R., and Steven Bellman.
London: Blackwell Scientific
2005. Marketing Communications:
Publication.
Theory and Applications. Australia:
Massara, Francesco., Sandra S. Liu, and Pearson-Prentice Hall (Pearson
Robert D. Melara. 2010. Adapting Education Australia)
to A Retail Environment: Modeling
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan
Consumer–Environment
SPSS Statistik Multivariat. Jakarta :
Interactions. Journal of Business
PT. Elex Media Komputindo
Research 63 : 673-681. Elsevier
Science Inc. Schroeder, Carol L. 2007. Specialty Shop
Retailing : Everything You Need to
Michon, Richard, Jean-Charles Chebat, and
Know to Run Your Own Store.
L. W. Turley. 2005. Mall
Third Edition. New Jersey : John
Atmospherics: The Interaction
Wiley & Sons Inc.
Effects of The Mall Environment on
Shopping Behavior. Journal of Semuel, Hatane. 2005. Respons
Business Research 58: 576– 583. Lingkungan Berbelanja Sebagai
Elsevier Science Inc. Stimulus Pembelian Tidak
Terencana pada Toko Serba Ada
Mowen, John C. dan Michael Minor. 2002.
(Toserba) – Studi Kasus Carrefour
Perilaku Konsumen. Alih Bahasa :
Surabaya. Jurnal Manajemen dan
Dwi Kartini Yahya. Jilid 2. Jakarta
Kewirausahaan Vol.7, No. 2,
: Erlangga
September 2005: 152-170.
Pandin, Marina L. 2009. Potret Bisnis Ritel http://www.petra.ac.id/~puslit/journ
di Indonesia: Pasar Modern. BNI als/
Economic Review 215:1-12.
. 2006. Dampak Respon
www.bni.co.id.
Emosi Terhadap Kecenderungan
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 1999. Perilaku Pembelian Impulsif
Consumer Behavior : Perilaku Konsumen Online dengan
Konsumen dan Strategi Pemasaran. Sumberdaya yang Dikeluakan dan
Alih Bahasa : Damos Sihombing dan Orientasi Belanja Sebagai Variabel
87
Mediasi. Jurnal Manajemen dan the Experimental Evidence.
Kewirausahaan Vol.8, No. 2, Journal of Business Research 49 :
September 2006: 101-115. 193-211. Elsevier Science Inc.