Anda di halaman 1dari 24

PEMBANGUNAN EMBUNG DESA SEBAGAI SARANA IRIGASI DAN

POTENSI PARIWISATA DESA

Proposal Pengembangan Potensi Lokal

( Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Psikologi Sosial)
Dosen Pengampu: Siti Aesijah, S.Psi, M.Psi

Disusun Oleh :

Nama : Faizah Lintang Utami

NIM : 1801046023

Kelas : Pengembangan Masyarakat Islam (PM-A5)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa Klapagading Kulon merupakan desa yang terletak di Kecamatan


Wangon, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Desa Klapagading Kulon
terletak di sebelah timur dari pusat Kota Kecamatan Wangon berjarak kurang lebih
2 Km, Jarak ke Kabupaten Kurang lebih 32 Km, merupakan desa yang memiliki
batas dengan desa dalam satu kecamatan serta berbatasan dengan desa lain dalam
satu kabupaten. Luas wilayah administratif Desa Klapagading Kulon yaitu sekitar
351.365 ha. Terdiri dari: Sawah seluas 144 ha, Tanah Darat seluas 156 ha, Tanah
Eks Bengkok seluas 23,5 ha, Tanah Kas Desa seluas 7,24 ha, Tanah lainnya seluas
20,625 ha. Secara geografis Desa Klapagading Kulon terletak di dataran rendah.
Desa Klapagading merupakan desa semi perkotaan, meskipun letaknya di daerah
pedesaan, tetapi suasana pedesaan sudah mulai banyak berubah, kondisi alam yang
tidak begitu banyak dan pembangunan yang cepat sehingga desa ini dapat
dikategorikan sebagai daerah semi perkotaan.

Desa Klapagading Kulon memiliki area persawahan yang cukup luas, tetapi
tak banyak masyarakat yang merasakan kesejahteraan dan hasil dari pertanian
sawah tersebut. Hal ini karena kebanyakan masyarakat hanya sebagai buruh tani,
bukan sebagai pemilik sawah. Karena letaknya di daerah dataran rendah, hal ini
pun membuat desa tak banyak memiliki sumber daya alam, seperti bukit, sungai,
danau, pantai, dan lain-lain. Harus ada pembaharuan dan memanfaatkan lahan yang
luas sebagai potensi desa yang dapat mensejahterakan masyarakat setempat.

B. Maksud, Tujuan dan Manfaat


Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dari adanya Pembangunan Embung Desa yaitu :

1. Menampung air hujan dan aliran permukaan ( run off) pada wilayah
sekitarnya.
2. Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk
para etani
3. Sebagai potensi pariwisata desa
4. Sebagai sarana meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar melalui
pembangunan desa wisata

Manfaat

Manfaat dari adanya pembangunan embung desa yaitu :


1. Pembangunan embung desa dapat menjadi sarana irigasi bagi petani
saat musim kemarau
2. Pembangunan embung dapat menjadi potensi pariwisata bagi
masyarakat sekitar
3. Menjadikann Desa Klapagading Kulon sebagai desa wisata
4. Mengoptimalkan perekonomian warga melalui potensi desa wisata
BAB II

PROFIL DESA

A. Gambaran Umum Desa


1. Demografi Penduduk

Desa Klapagading Kulon merupakan desa semi perkotaan. Untuk


mengantisipasi kerancuan jumlah penduduk desa, bagian Sekretariat Desa telah
menyusun buku harian untuk alat kontrol tentang perbedaan jumlah penduduk
dilihat dari berbagai sisi, agar dikandung maksud terjadinya selisih tidak terlalu
mencolok khususnya untuk jumlah penduduk. ​Adapun jumlah penduduk terinci
yaitu : Laki-laki sebanyak 7.275 Jiwa dan Perempuan sebanyak 7.074 Jiwa, Jumlah
total sebanyak 14.349 Jiwa.

2. Mata Pencaharian Penduduk

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup, manusia pasti membutuhkan


makanan sebagai kebutuhan pokok. Untuk memperoleh kebutuhan pokok berupa
makanan tersebut manusia harus berjuang demi kelangsungan hidupnys, usaha
tersebut dilihat dari kegiatan manusia itu dalam kehidupannya sehari-hari, setiap
manusia mempunyai usaha yang berbeda-beda menurut kemampuan mereka.
Kegiatan sehari-hari dalam mencari makanan tersebut sangat menentukan pola
hidup diri manusia itu beserta keluarganya. Mata pencaharian sebagian besar
keluarga di desa Klapagading Kulon adalah pada bidang pertanian yaitu : Buruh
Tani, Buruh Industri, TNI, POLRI, PNS dan Karyawan Swasta.

B. Potensi Desa
1. Pola Penggunaan Lahan

Luas desa Klapagading Kulon seluruhnya sebesar 351.365 Ha,


mayoritas penduduk desa Klapagading Kulon mempunyai pekerjaan
sebagai petani, petani buruh dan buruh harian lepas. Maka pola pemilikan
lahan sangat berkaitan erat dengan mata pencahariannya. Lahan tersebut
terbagi atas 144 Ha Tanah sawah, 156 Tanah Pekarangan Lainnya 42 Ha.
2. Sistem Usaha Tani

Ditinjau dari jenis komoditas yang diusahakan, penyusun sistem


usaha tani yang ada di daerah Klapagading Kulon dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu komoditas pertanian, seperti padi, jagung, ketela dan kedelai..

Jenis komoditas pertanian yang mendominasi yaitu tanaman padi


dan tanaman kedelai pada musim kemarau, karena sistem pengairan
sawahnya adalah Irigasi Tehnis. Sehingga sistem tanamnya pun dilakukan
secara dua musim tanam.

3. Pemilikan Ternak

Selain sebagai petani, buruh tani dan penderes, pada umumnya


penduduk desa Klapagading Kulon juga memelihara binatang ternak.
Pemeliharaan ternak dipilih penduduk desa sebagai tabungan hidup, yang
juga digunakan untuk memanfaatkan lahan yang masih banyak padang
rumput, dan memanfaatkan dari hasil tanaman pertanian dan perkebunan,
sehingga pakan ternak cukup mudah untuk didapatkan.

Jenis ternak yang dipelihara antara lain sapi, kambing, ayam dan
bebek dll. Pemeliharaan ternak dilakukan oleh penduduk desa Klapagading
Kulon sebagai pekerjaan sambilan dan bukan sebagai pekerjaan pokok.
Hewan ternak berupa sapi, kambing, ayam sebagian besar dikandangkan
oleh penduduk, hal ini dikarenakan kurangnya lahan yang dimiliki untuk
kebebasan hewan itu. Hijauan untuk pakan ternak itu diperoleh dari sawah,
pekarangan, dan tegalan.

4. Sarana dan Prasarana

Prasarana jalan angkutan merupakan salah satu penunjang


tercapainya pemerataan pembangunan. Adapun pemerataan pembangunan
dilaksanakan untuk mencapai terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat, pertumbuhan ekonomi yang sangat baik serta stabilitas nasional
yang mantap dan dinamis.

Lalu lintas perhubungan dengan Wangon sebagai ibukota kecamatan


dan Purwokerto sebagai ibukota Kabupaten dihubungkan dengan jalan darat
dengan konstruksi jalan beraspal. Sedangkan dari pusat desa menuju
keseluruh dusun dihubungkan dengan jalan beraspal dan sebagian masih
pengerasan dari batu.

Keadaan jalan yang beraspal mengakibatkan mobilitas dalam


kegiatan sehari-hari masyarakat menjadi tinggi, sehingga banyak
masyarakat desa Klapagading Kulon yang melakukan urbanisasi terutama
kaum muda. Sebagian besar penduduk desa Klapagading Kulon mencari
kerja diluar desa kekota-kota besar untuk beberapa waktu bahkan beberapa
tahun, dan kembali kedesa untuk menetap.

Bagi penduduk desa Klapagading Kulon jalan beraspal sangat


membantu prosesi kehidupannya terutama bagi pedagang dan para pekerja
yang mempunyai pekerjaan diluar desa Klapagading Kulon. Hal itu juga
mendorong proses produksi dari hasil penduduk berupa gabah maupun
palawija untuk dipasarkan.

5. Kelembagaan Desa

Dalam hal ini kelembagaan desa diartikan organisasi dan aturan


main yang menentukan ruang gerak organisasi tersebut dalam mencapai
tujuannya. Aturan main yang memberikan gerak berjalannya suatu
organisasi itu diantaranya Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden, Peraturan Daerah serta Keputusan Kepala Daerah.

Sedangkan lembaga masyarakat adalah suatu himpunan yang


mengatur norma-norma dari tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan
pokok di dalam kehidupan masyarakat, dimana wujud konkritnya adalah
asosiasi Lembaga sosial yang ada di Desa Klapagading Kulon adalah
sebagai berikut:

Kelembagaan Desa Klapagading Kulon


Jumlah
No Jenis Kelembagaan Desa
Pengurus/Kader
1 Pemerintah Desa 13
2 BPD 9
3 Lembaga Adat Kemasyarakatan 2
Desa (LAKD)
4 PKK 27
5 Kelompok tani Wanita 15
6 Lembaga Persatuan pemuda, 25
7 Kelompok Tani 3
8 Kelompok Penderes
9 Koperasi 1
10 Industri Kerajinan
11 LMDH (Lembaga Masyarakat Desa
Hutan)
12 Lumbung Desa
13 RT 68
14 RW 19
15 Kelompok Kesenian 2
16 Pos obat Desa
17 Pos PAUD 3
18 TK 4
19 SD 5
20 MI
21 SMP 3
22 MTs 1
23 TPA / TPQ 5

6. Potensi Industri

Desa Klapagading Kulon memiliki potensi lebih pada bidang


pertanian jadi potensi industri tidak terlalu banyak, namun ada beberapa
industri rumahan yang berkembang di desa, terutama industri makanan.
Industri makanan tersebut yaitu : industri tempe kedelai sebanyak 5, industri
makanan tradisional/jajanan pasar sebanyak 2, dan terakhir industri
pembuatan air nira sebagai gula merah/gula Jawa sebanyak 15.

Industri pembuatan gula merah lebih banyak karena potensi pohon


kelapa masih ada di Desa Klapagading Kulon ini, dulu industri ini sangat
banyak dan mendominasi, tetapi seiring berjalannya waktu, industri ini
semakin berkurang. Hal ini dikarenakan lahan pohon kelapa yang
berkurang, dan para penderes sudah memasuki usia tua, penerus penderes
pun tidak ada karena kaum pemuda lebih tergiur bekerja dan merantau di
kota daripada harus menjadi penderes.

7. Potensi Kesenian
Desa Klapagading Kulon memiliki beberapa kesenia khas, yaitu
kesenian Tari Lengger, Ebeg, Ketoprak, Wayang dan Kenthongan.
Kesenian-kesenian tersebut sudah jarang, karena faktor teknologi yang
sudah canggih, budaya luar semakin diminati sedangkan budaya daerah
seringkali dilupakan dan hilang. Dulu saat saya masih kecil, kesenian Tari
Lengger, Ebeg, Ketoprak dan Wayang masih sangat eksis dan digemari
warga sekitar. Sekarang kesenian itu perlahan hilang, karena faktor
masuknya budaya asing dan kalangan pemuda tidak ada yang ingin
meneruskan maupun melestarikan.

Sedangkan kesenian kenthongan masih sering diadakan, setiap


memperingati Hari Kemerdekaan, pemerintah desa dan kecamatan bahkan
pemerintah kabupaten sering mengadakan lomba dan festival kenthongan
demi meramaikan Hari Kemerdekaan, tak tanggung-tanggung hadiah yang
ditawarkan pun menggiurkan yaitu jutaan rupiah.

8. Potensi Sampah

Sampah masih menjadi masalah yang dihadapi oleh warga Desa


Klapagading Kulon. Masyarakat masih seringkali membuang sampah di
sungai, selain itu belum adanya pengolahan dan pengelolaan sampah yang
baik di Desa Klapagading Kulon. Hal ini dikarenakan tingkat kepedulian
warga yang rendah dan juga tingat pengetahuan tentang pengolahan sampah
juga yang masih rendah.

9. Organisasi Kemasyarakatan

Seperti halnya daerah-daerah lain, Desa Klapagding Kulon juga


memiliki beberapa organisasai yang berkembang di masyarakat. Organisasi
tersebut yaitu Karang Taruna Desa, Organisasi remaja/pemuda yaitu IPNU,
IPPNU, IPM, Remaja Masjid dan lain-lain. Organisasi ini ada dan
berkembang di desa, tetapi pengaruhnya belum begitu besar.
C. Visi dan Misi Desa
Visi : ​Pengembangan Desa Klapagading Kulon Menjadi Desa Kota
serta Perwujudan Menuju Desa Wisata
Misi :
1. Meningkatkan kinerja pegawai dalam menjalankan pekerjaan dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terbaik.
2. Mengoptimalkan potensi perolehan pendapatan Asli Desa .
3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan di tingkat Desa.
4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pembangunan di tingkat Desa.
5. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang efektif, bersih,
demokratis, tepat dan cepat kepada masyarakat.
BAB III

ANALISA PROGRAM

A. Kondisi Masyarakat secara Umum

Desa Klapagading Kulon merupakan desa semi perkotaan dan wilayahnya


terletak di dataran rendah, tidak banyak terdapat sumber daya alam. Desa
Klapagading Kulon memiliki area persawahan yang cukup luas, tetapi masyarakat
masih kurang sejahtera, hal ini dikarenakan warga kebanyakan bermata
pencaharian sebagai buruh, buruh tani, buruh industri dan buruh harian lepas.
Masih banyak terdapat masyarakat miskin di Desa Klapagading Kulon, hal ini juga
karena faktor pendidikan yang rendah. Kaum pemuda juga tak banyak yang
berkontribusi untuk desa karena kebanyakan dari mereka memilih untuk merantau
dan bekerja di kota.

Sumber daya alam yang dimiliki desa juga tidak ada bisa berpotensi besar
untuk dimanfaatkan masyarakat. Penjumlahan penduduk dan kegiatan
pembangunan juga berpengaruh pada lahan kosong yang semakin berkurang.
Satu-satunya lahan yang luas yaitu hanya area persawahan, itupun hanya fokus
pada penanaman padi. Para petani sebenarnya seringkali mencoba menanam
tumbuhan lain seperti jangung dan buah-buahan, tetapi hanya musiman saja tidak
bisa menjadi komoditas utama. Para petani biasanya mencoba menanam buah
pepaya California dan juga jeruk, tetapi karena beberapa kondisi seperti keadaan
alam, maka proses penanaman ini tidak dapat berlangsung lama.

B. Potensi Desa yang belum dikembangkan

Satu-satunya sumber daya alam atau lahan yang luas, yaitu area
persawahan. Area persawahan belum dimanfaatkan secara maksimal dan kurang
dirasakan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Hal ini juga tidak mudah, karena
tidak setiap orang memiliki sawah, dan kebanyakan dari mereka hanya sebagai
buruh saja. Selain penanaman padi, sebenarnya bisa saja para petani melakukan
eksperimen dengan menanam tumbuhan lain, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
petani harus tahu tentang ilmunya dulu, dengan mengadakan pelatihan atau
penyuluhan bagi para petani. Pelatihan dan menyuluhan tersebut mengenai
perencanaan penanaman, resiko yang dihadapi, tumbuhan apa yang cocok ditanam
dan lain sebagainya, pada intinya ilmu yang tepat agar para petani berhasil.

Desa Klapagading Kulon merupakan Kawasan semi perkotaan, karena hal


itu masyarakat bisa juga memanfaatkan lahan atau pekarangan rumah untuk
ditanami tanaman dengan teknik biasa atau menggunakan teknik hidroponik .
Teknik hidroponik merupakan teknik yang mudah, tetapi membutuhkan biaya yang
tidak sedikit. Jadi, jika ingin mengembangkan ini perlu adanya perencanaan yang
matang. Hidroponik jika dapat berjalan maksimal dapat membantu masyarakat
sekitar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sayuran yang dibutuhkan
untuk memasak, dan jika bisa dikembangkan juga bisa menjadi bisnis. Tetapi, jika
belum bisa diterapkan, bisa dengan teknik biasa yaitu penanaman dengan media
tanah disekitar pekarangan rumah.

C. Potensi Desa yang dapat diprioritaskan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Desa Klapagading Kulon


memiliki area persawahan yang cukup luas. Hal ini mendorong pemerintahan desa
untuk membangun sarana irigasi, untuk mencukupi kebutuhan air saat musim
kemarau. Sarana irigasi tersebut yaitu Embung Desa. Selain sebagai sarana irigasi,
embung desa juga dapat dimanfaatkan sebagai area wisata. Desa Klapagading
Kulon tidak memiliki sumber daya alam yang memadai, maka dari itu sumber daya
alam buatan dapat dilakukan, yaitu dengan memanfaatkan embung desa yang bisa
menjadi potensi besar bagi desa.

Desa Klapagading Kulon dapat menjadi desa destinasi wisata. Embung desa
bisa disulap menjadi tempat yang cantik, sekitar embung bisa dibuat kolam
pemancingan, dan berbagai spot foto yang menarik. Disekitar embung juga bisa
dibangun jalanan kecil yang dapat menghubungkan embung dengan area
persawahan, sehingga sensasi sejuk persawahan dapat menjadi daya tarik
wisatawan. Pembangunan embung desa ini dapat menambah pemasukan desa
sekaligus menjadi fasilitas wisata bagi warga sekitar. Dengan dibukanya destinasi
wisata ini diharapkan dapat pula membantu perekonomian rakyat, masyarakat dapat
turut berjualan berbagai produk jajanan melengkapi area wisata desa, selain itu
Desa Klapagading Kulon dapat mewujudkan desa wisata sesuai dengan visi dan
misi desa, yaitu menjadikan desa sebagai “Desa Wisata”.
BAB IV

UPAYA PELAKSANAAN PROGRAM

A. Upaya Mengembangkan Potensi Desa

Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengembangkan potensi desa ini melalui


pembangunan embung desa sebagai sarana irigasi dan potensi pariwisata desa yaitu :

1. Pendekatan kepada pemangku kepentingan

Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah pemerintah desa setempat.


Sebelum melakukan pembangunan embung tentunya pemangku kepentingan harus
paham dan mengerti tujuan dari pembangunan embung itu sendiri. Tujuan dari
pembangunan embung adalah sebagai sumber air ketika musim kemarau dan
keperluan irigasi pertanian. Hal ini dilakukan untuk kepentingan masyarakat,
khususnya para petani, karena desa Klapagading Kulon dominan dengan lahan
pertanian.

Selain untuk kepentingan pertanian, embung desa juga dapat dimanfaatkan


sebagai sarana pariwisata, yaitu dengan membangun sarana rekreasi, sarana
olahraga, spot foto menarik, jogging track, camping ground, kuliner dan lain-lain.
Jadi embung desa bisa dimanfaatkan para masyarakat dari segi pertanian, ekonomi
masyarakat sekaligus dapat menambah pemasukan desa. Pendekatan ini dapat
dilakukan dengan sosialisasi ke pihak pemerintah desa dengan menjelaskan hal-hal
yang sudah disebutkan diatas, pada intinya pembangunan embung ini untuk
kepentingan masyarakat setempat dan pemasukan desa yaitu pemasukan
Pendapatan Asli Desa. Selain pemerintah desa, dapat juga menggandeng pengurus
BUMDES.

2. Sosialisasi kepada Masyarakat

Dalam pembangunan embung, masyarakat juga termasuk elemen yang


penting, masyarakat dapat saling berkontribusi dalam pembangunan embung dan
sebagai penerima manfaat adanya embung. Sosialisasi dapat dilakukan dengan
mengadakan pertemuan/perkumpulan warga atau melalui pertemuan rutinan
organisasi dalam masyarakat, seperti Karang taruna, Organisasi keagamaan, PKK
dan lain sebagainya.
Masyarakat diberi pengetahuan dan arahan tentang adanya pembangunan
embung, serta manfaat yang didapat dengan adanya embung ini. Hal ini bertujuan
agar masyarakat dapat aktif berpartisipasi dalam pembangunan embung dan dapat
mendapatkan peluang-peluang dalam pembangunan embung dan pembangunan
sarana pariwisata dari embung ini. Peluang tersebut yaitu, masyarakat dapat
berjualan atau bekerja dalam sarana pariwisata embung di desa.

3. Memulai Perencanaan dan Pembangunan

Setelah melakukan pendekatan dengan pemangku kepentingan dan


mengadakan sosialisasi dengan masyarakat, langkah selanjutnya yaitu memulai
perencanaan dan pembangunan embung. Perencanaan embung dimulai dari melihat
lahan/kawasan yang akan dibangun embung, menganalisis resiko yang akan terjadi,
dan memperkirakan biaya pembuatan embung. Dana/biaya yang digunakan dalam
pembuatan embung dapat menggunakan dana APBD (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah) yaitu Dana Desa.

B. Rencana Kegiatan Desa


1. Program Kerja
a. Tahapan perencanaan pembangunan embung

Pencarian sumber air dan investigasi ketersediaan airnya beserta

menentukan lahan pertanian yang harus diairi;

Penentuan tipe bangunan penampung air; dan

Perencanaan terhadap ukuran dan spesifikasi embung kecil, ​long

storage​ dan dam parit.

b. Tahapan perhitungan RAB pembangunan embung

Menentukan upah kerja dengan mengalokasikan anggaran minimal 30%

(tiga puluh persen) dari total anggaran konstruksi;


Menghitung volume pekerjaan terhadap volume pekerjaan persiapan,

volume galian dan timbunan, volume bangunan utama dan volume fasilitas
pendukung;
Menghitung analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) terhadap AHSP

pekerjaan persiapan, AHSP galian dan timbunan, AHSP bangunan utama


dan AHSP fasilitas pendukung;

Menghitung Rencana anggaran biaya dengan cara mengalikan AHSP

dengan volume pekerjaan; dan

Membandingkan RAB dengan anggaran yang ada.

c. Tahapan pelaksanaan konstruksi beserta spesifikasi teknis embung kecil dan


bangunan penampung air lainnya, terdiri atas:

Kegiatan pengadaan perlengkapan, alat, dan material untuk: keamanan,

kesehatan, dan keselamatan kerja; alat-alat konstruksi; material konstruksi.

Pekerjaan persiapan, meliputi: mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja dan

alat; pembangunan bangunan sementera; pembuatan papan nama proyek;


pengukuran kembali; pembersihan lahan; penentuan lokasi pembuangan
galian.

Pekerjaan konstruksi: pekerjaan galian; pekerjaan timbunan; pekerjaan

pemadatan tanah; pembangunan bangunan pelengkap; dan dokumentasi;

d. Pembinaan dan Pengawasan

Kegiatan pembinaan dan pengawasan dilakukan atas perencanaan

pembangunan embung kecil dan bangunan penampung air lainnya

Tugas pembinaan dan pengawasan perencanaan pembangunan

dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat c.q Balai Besar/Balai Wilayah Sungai.
Dalam menentukan lokasi pembangunan embung kecil dan

bangunan penampung air lainnya, Kementerian Pertanian


bersama-sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat c.q Balai Besar/Balai Wilayah Sungai
menyiapkan potensi lokasi pembangunan embung kecil dan
bangunan penampung air lainnya yang terintegrasi dengan area
pertanian.

Dalam pelaksanaan pengawasan perencanaan dan penyiapan potensi

lokasi pembangunan embung kecil dan bangunan penampung air


lainnya yang terintegrasi dengan area pertanian, Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai harus berkoordinasi dengan: Dinas yang
membidangi pekerjaan umum, Dinas yang membidangi pertanian,
Dinas yang membidangi pemberdayaan masyarakat dan desa, dan
Tenaga Ahli Infrastruktur Desa (TAID) pada daerah setempat yang
dipilih sesuai dengan peraturan perundang- undangan terkait dengan
TAID.

e. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam hal ini adalah pekerja/masyarakat yang
akan turut berpartisipasi dalam pembangunan embung.
2. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang dimaksud adalah lahan yang diperlukan dalam
pembangunan embung desa. Lahan/area yang akan dibangun embung
harus sesuai standar tertentu.
3. Sumber Dana/Sumber daya keuangan
Sumber dana dapat diperoleh dari APBN yaitu dana desa, dana yang
digelontorkan oleh pemerintah pusat kepada desa.
f. Analisis Resiko
Pembangunan embung desa memiliki banyak manfaat untuk masyarakat
maupun desa. Embung desa dapat dimanfaatkan sebagai sarana irigasi
pertanian sekaligus sarana pariwista desa. Namun, dalam membangun
embung harus memperhatikan beberapa resiko yang muncul :
1. Resiko berkurangnya lahan untuk pembangunan embung.
Dalam pembuatan tentunya membutuhkan banyak lahan untuk
pembuatan embung.
2. Resiko adanya kerusakan lingkungan
Dalam pembangunan embung desa bisa saja memunculkan berbagai
macam kerusakan lingkungan jika embung tidak dirawat dengan baik.

g. Jadwal Kegiatan

NO Kegiatan Pelaksanaan Keterangan

1. Tahapan Perencanaan 4 Januari 2021- 1 Tahap


(​Bentuk kegiatan dapat dilihat Maret 2021 perencanaan
secara rinci di bab 4, bagian membutuhkan
program kerja​)
waktu dua bulan,
yaitu diawali
dengan
sosialisasi ke
masyarakat dan
langsung pada
bagian program
kerja.

2. Tahapan Perhitungan RAB 2 Maret 2021-5 Tahap


(Bentuk kegiatan dapat dilihat April 2021 perhitungan RAB
secara rinci di bab 4, bagian membutuhkan
program kerja)
waktu sekitar
satu bulan.
3. Tahapan Pelaksanaan 1 Juni Tahapan
konstruksi 2021-selesai pelaksanaan
(Bentuk kegiatan dapat dilihat pembuatan
secara rinci di bab 4, bagian
embung dimulai
program kerja)
pada bulan Juni
setelah bulan
Ramadhan, lama
waktu
pelaksanaan
disesuaikan
dengan anggaran
keuangan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembuatan proposal ini bertujuan untuk mengajukan sebuah program
pembangunan embung desa. Pembangunan embung desa dapat dimanfaatkan
sebagai sarana irigasi pertanian sekaligus sebagai potensi pariwisata desa. Penulis
melihat tidak adanya sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan secara maksimal,
sehingga memanfaatkan area persawahan sebagai potensi terbesar, karena memang
desa Klapagading Kulon memiliki area persawahan yang luas. Area persawahan
yang luas tentu akan kesulitan mendapatkan air saat musim kemarau, maka dari itu
pembangunan embung desa dapat membantu menampung air hujan sekaligus
menjadi pemasok air untuk irigasi.
Selain sebagai sarana irigasi, embung desa juga dapat dimanfaatkan sebagai
sarana pariwisata desa, yaitu dengan membangun berbagai spot foto menarik, area
olahraga, tempat pemancingan dan lain sebagainya. Program ini diharapkan dapat
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar, untuk pengembangan
desa serta menambah Pendapatan Asli Desa (PAD). Selain itu, pembangunan
embung desa juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan
perekonomian warga sekitar.

B. Saran

Dalam melaksanakan pembangunan Embung Desa harus direncanakan dengan


matang, mempertimbangkan kebutuhan lahan, desain dan ukuran embung. Selain itu,
dana atau biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan embung desa harus
diperhatikan. Pembangunan embung desa juga harus sesuai prosedur dan standar yang
diperlukan, agar pembangunan embung desa dapat dimanfaatkan secara maksimal

LAMPIRAN
(Peta Desa Klapagading Kulon)

Hijau menunjukkan area persawahan

(Pintu Masuk Balai Desa)


(Kepala Desa Klapagading Kulon)

(Area Sawah dan Pertanian Desa)


Contoh Pembangunan Embung Desa
Contoh Pembangunan Embung Desa sebagai Sarana Pariwisata

Anda mungkin juga menyukai