XI IPS 3
“Pandemi covid-19”
Akhir tahun 2019....
Masih baik baik saja, aku pikir di tahun berikutnya tahun 2020 akan
banyak hal yang terjadi. Nyatanya benar saja, namun hal itu diluar
ekspektasi. Baru menginjak Februari sudah banyak berita di televisi.
Orang-orang ditakuti dengan kabar adanya sebuah virus, ya virus,
virus yang di sebut covid-19 atau Corona. Bukan dalam sebuah
perkampungan, perkotaan bahkan negara, tapi ini sudah
mengguncang seluruh dunia. Awalnya sebagian orang tidak percaya,
tapi makin lama virus semakin menyebar dimana mana.
Banyak dampak yang kita dapat, selain kematian kita juga
dihadapkan berbagai kerugian. Dari mulai perekonomian hingga
pendidikan. Upaya pemerintah pun sudah banyak dilakukan, seperti
halnya social distancing atau berjaga jarak. Tapi ya... Namanyabjuga
manusia mereka memiliki ketakutan tapi masih kurang kesadaran,
keluar tidak menjaga protokol kesehatan, nongkrong dipinggir jalan,
ngumpul berkerumunan. Dengan itu lockdown pun dilakukan, toko-
toko, jalanan, bahkan sekolah ditutup sementara. Barulah terasa,
perekonomian menurun, meningkatnya pengangguran. Anak-anak
pun dituntut untuk belajar dirumah, namun nyatanya mereka
menjadikan alasan untuk bermalas malasan. Seperti suatu hari ibu dan
anak sedang berbicara.
Ibu: “nak tolong cucikan piring sebentar saja, ibu lelah seharian
memasak, menyapu, mencuci, hingga menggosok baju”.
Anak: “nanti ah, ibu tidak lihat apa aku sedang belajar tugas aku pun
banyak Bu”.
Yaa seperti itulah gambaran generasi sekarang, padahal yang
sebenarnya mereka asik dengan sosial medianya.
Upaya lain sudah banyak dilakukan. Tapi semakin hari bukan makin
membaik malah tetap memburuk, angka kematian dan pasien covid
pun terus meningkat. Lama lama banyak isu dan konflik antara covid
dengan politik. Tempat wisata, belanja, dan lainnya sudah dibuka, tapi
sampai saat ini sekolah belum juga? Sudah berencana sejak lama tapi
terus diundur entak kenapa. Tidak boleh berkerumunan tapi demo
dimana mana. Masker dan lainnya sangat dibutuhkan tapi dengan gila
mereka mahalkan. Orang sakit biasa dan meninggal entah kenapa tapi
tetap mereka covidkan.
Setahun berlalu tak ada perubahan. Banyak pengangguran, siswa
pun mengeluh tak masuknya pelajaran beralasan banyak tugas tanpa
penjelasan. Bagaimana nasib masa depan? Kurang bekal untuk
mencapai impian. Bagaimana nasib perekonomian? Hanya bisa
meratapi kehidupan tanpa sebuah penghasilan.
Kapan covid ini berakhir?
Bertahun tahun dijalani seperti ini, padahal aktivitas sudah berjalan
seperti biasa tapi covid tidak diketahui dimana mana.
2021 covid masih belum berakhir, malah sudah ditambah bencana
lain seperti banjir. Suasana dunia semakin banyak ketakutan. Yang
bisa dilakukan hanya tetap menjaga kebersihan, kesehatan dan
dekatkan diri pada Tuhan. Berdoa semoga covid berakhir, bencana
hilang mengalir, hidup seperti biasa, dan banyak banyak lah berdzikir.
Terimakasih covid suka duka mu memiliki banyak arti. Singgahlah aku
sudah bosan, tidak ada yang ingin mempertahankan mu.