REFLEKSI KASUS Sinuitis Maksilaris
REFLEKSI KASUS Sinuitis Maksilaris
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
RST Dr. Soedjono Magelang
Disusun oleh :
Fauzia Citra Dyanti
1620221221
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN “JAKARTA”
2017
REFLEKSI KASUS
Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan tutorial klinik mengenai “Refleksi kasus Sinusitis Maksilaris Dextra et
causa Odontogen Kronik Eksaserbasi Akut”
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dalam mengikuti kegiatan
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan THT-KLRST Tingkat II dr. Soedjono Magelang
serta menjadi bahan kajian Ilmu Kesehatan THT-KL.
Pada kesempatan ini penulis turut mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penyusunan makalah laporan kasusini, kepada :
1. Kol. CKM. dr. Budi Wiranto, Sp. THT-KL sebagai dokter pembimbing
2. Teman-teman dokter muda kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan THT-KL
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki keterbatasan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan. Besar harapan penulis,
laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 52 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
No. CM : 143931
2. Anamnesis
a. Keluhan utama
Pasien merasakan nyeri pada pipi sebelah kanan sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit
Pemeriksaan Telinga
Bagian Auricula Dexter Sinister
Auricula Bentuk normal Bentuk normal
Nyeri tragus (-) Nyeri tragus (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
Pre auricular Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Fistula (-) Fistula (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
Retro auricular
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
Mastoid
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Serumen (-) Serumen (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
CAE
Sekret (-) Sekret (-)
Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)
Intak Intak
Membran Putih mengkilat Putih mengkilat
timpani Refleks cahaya (+) Refleks cahaya (+)
Retraksi (-) Retraksi (-)
Pemeriksaan Hidung
Dextra Sinistra
Bagian Hidung Luar
Bentuk Normal Normal
Inflamasi atau tumor - -
Deformitas atau -
septum deviasi
Rhinoskopi anterior
Vestibulum nasi Normal Normal
Dasar cavum nasi Normal
Sekret Mukopurulen (+) -
Mukosa Hiperemis (+) normal
Benda asing - -
Perdarahan - -
Hipertrofi (+) Hipertrofi (-)
Konka nasi media
Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Hipertrofi (+) Hipertrofi (-)
Konka nasi inferior.
Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Septum Deviasi (-)
Pemeriksaan Sinus
Inspeksi Warna kulit daerah maksila sama dengan daerah
sekitar
Palpasi Sinus maksila : nyeri tekan pada pipi kanan (+)
Pada perabaan, suhu daerah yang mengalami nyeri
tekan sama dengan daerah sekitarnya.
Nyeri tekan daerah temporal (-)
Nyeri tekan pada pangkal hidung(-)
Transiluminasi Sinus maksila dextra : tampak suram. Pemeriksaan
Sinus frontal : cahaya terang Tenggorokan
Pemeriksaan Tenggorokan
I.4. RINGKASAN
Anamnesis (Subjektif)
Nyeri pada pipi kanan 2 minggu SMRS. Rinorea (+) hidung kanan. Cairan putih,
kental, dan banyak. Post nasal drip (+). Hiposmia (+). Wajah terasa penuh. Kepala
terasa berat. Hidung tersumbat. Keluhan dirasakan terutama saat pagi dan cuaca
dingin.
Demam (-) nyeri gigi (-)
Alergi dingin (+)
Riwayat keluhan serupa 2 bulan yang lalu
I.9. PENATALAKSANAAN
1) Non medikamentosa
Irigasi sinus
2) Medikamentosa:
a) Antibiotik oral
Amoxicillin 3 x 500 mg
b) Dekongestan + antihistamin
Pseudoefedrine 120 mg + Fexofenadine 60 mg (Fexofed) 2 x 1 tablet
c) Kortikosteroid oral
Dexamethasone tab 0,5 mg 2 x 1 tablet
d) Analgetik/antipiretik
Paracetamol tab 500 mg 3 x 1 tablet
e) Mukolitik
Ambroxol tab 30 mg 3 x 1 tablet
3) Operatif :
a) FESS (Functional Endoscopy Sinus Surgery)
b) Caldwell-Luc
4) Edukasi :
Mengetahui jenis alergen yang dapat menimbulkan keluhan
Menghindari kontak dengan alergen pencetus atau misalnya memakai masker
saat membersihkan kama, tidak menggunakan bantal kapuk.
Meminum obat yang sudah diberikan secara teratur dan kontrol ke poliklinik
Istirahat cukup dan makan makanan bergizi
Bila keluhan belum mereda, konsul THT
I.9. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus ini pasien seorang laki laki berusia 52 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
daerah pipi kanan yang hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu serta dirasakan semakin berat
dari hari ke hari. Nyeri dirasakan terutama pada pagi hari dan kemudian berangsur berkurang.
Setiap keluhan timbul, dirasakan juga seperti ada lendir yang mengalir ke hidung kiri, kadang
berwarna putih atau keruh kental. Selain lendir keluar ke hidung kanan, pasien juga mengatakan
seperti menelan lendir atau adanya lendir yang jatuh ke tenggorokan (post nasal drip). Menurut
pasien, apabila sedang cuaca dingin dan pagi hari.. Selain nyeri pada wajah, rinorea, dan post
nasal drip, pasien juga mengeluhkan kepalanya terasa berat, badan juga menjadi lemah dan lesu.
Pasien juga mengalami gangguan indera pembau.
Menurut pasien, seringnya bersin yang dirasakan pada pasien yang terjadi saat pagi hari
dan cuaca dingin menandakan bahwa pasien alergi terhadap dingin. Keadaan yang sudah
berlangsung lama ini dapat merupakan suatu faktor predisposisi dari keluhan yang dirasakan
pasien saat ini yang mengarah ke sinusitis.
Pada pemeriksaan hidung ditemukan hidung luar yang terlihat normal. Terdapat nyeri
tekan dan ketuk sinus maksila dextra. Dengan pemeriksaan transluminasi juga ditemukan adanya
kesuraman pada sinus maksilaris dextra. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior, terlihat mukosa
hidung sebelah kanan hiperemis dan bila dilihat dibagian konka nasal medial, inferior, dan
superior dextra terlihat hiperemis dan hipertrofi. Hal ini diakibatkan karena adanya peradangan
yang terjadi pada daerah tersebut. Terdapat juga sekret mukopurulen pada bagian hidung kanan.
Dari anamnesis diperoleh 4 gejala mayor yang dikeluhkan oleh pasien. Gejala mayor
terdiri dari nyeri pada wajah, post nasal drip, obstruksi nasal, dan hiposmia.. Hal tersebut sudah
cukup untuk menegakkan diagnosis sinusitis, yaitu 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor dan 2
gejala minor. Dan diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan hidung dan pemeriksaan
rhinoskopi anterior. Pada pemeriksaan palpasi sinus didapatkan nyeri tekan dan nyeri ketuk pada
Sinus maksilaris dextra.
Terapi yang diberikan berupa terapi konservatif (irigasi sinus), terapi medikamentosa
(antibiotik oral, dekongestan + anti histamin oral, kortikosteroid oral & topikal, analgetik) dan
terapi pembedahan yakni FESS atau pembedahan metode Caldwell-Luc, serta imunoterapi.
Mekanisme kasus
Adanya faktor predisposisi reaksi inflamasi mukosa hidung
rinosinusitis
non-bakterial
Transudasi awalnya serous
Kondisi menetap
rinosinusitis
Sekret menjadi purulen Terapi antibiotik
akut bakterial
Inflamasi berlanjut
Hipoksia jaringan