Agama Islam Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Agama Islam Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tugas ini dengan judul “TAAT KEPADA
ALLAH SWT. DAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SEBAGAI WUJUD KEPATUHAN
KEPADA ALLAH DAN KASIH SAYANG KEPADA ORANG TUA” untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran agama islam.
Saya menyadari dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan
datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini tidak lupa saya untuk menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………... 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………. 1-2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang taat Kepada Allah Swt. dan Berbakti
Kepada Orang Tua ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui pengertian dari taat kepada Allah Swt. dan berbakti kepada orang tua.
2) Mengetahui Dalil apa saja yang menjelaskan tentang taat kepada Allah Swt. dan berbakti
kepada orang tua
3) Mengetahui keutamaan taat kepada Allah Swt. Dan berbakti kepada orang tua.
4) Mengetahui bentuk-bentuk pengamalan taat kepada Allah Swt. dan berbakti kepada
orang tua
5) Mengetahui hikmah yang didapat dari taat kepada Allah Swt. Dan berbakti kepada orang
tua
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang,
dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan
adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi,
pemimpin, atau yang lainnya. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah
Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi
Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis.
Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah,
negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Taat pada Allah
tidak hanya asal taat, didalam pelaksanaan teknisnya harus benar dan sungguh-sungguh sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, dan dengan tampa alasan apapun menghentikan segala
larangan-Nya. Semua yang menjadi perintah Allah Ta’alla sudah tidak diragukan lagi pasti
mengandung kemaslahatan (kebaikan), sedangkan yang menjadi larangan-Nya pasti
mengandung kemudharatanya (keburukan) apabila dilakukan. Kemudharatan (bencana alam
dimana-mana) yang sering terjadi akhir-akhir ini merupakan imbas dari tidak menghiraukan
segala larangan Allah dan Rasul-Nya.
Taat pada hukum Allah merupakan suatu kewajiban mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar
oleh setiap insan ciptaan-Nya. Jika mengingkari, bahkan menolak hukum Allah, maka
kesengsaraan dan kemurkaan Allah yang akan didapatkan dalam kehidupan, serta azab yang
maha berat di hari pembalasan.
Birrul walidain terdiri dari kata birru dan al-walidain. Birru atau albirru artinya kebajikan.
Al-walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak. Jadi birrul walidain adalah berbuat kebajikan
kepada kedua orang tua. Semakna dengan birrul walladain, Al-Qur’an Al-Karim menggunakan
istilah ihsan (wa bi al-walidaian ihsana).Berbakti menurut kamus bahasa Indonesia adalah
berbuat baik kepada seseorang baik itu sahabat atau orang tua.
Birrul Walidain (Arab: )بر الوالدينadalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan
kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada
orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua
orang tuanya adalah non muslim. Setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya
selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah.
Dalam Islam tidak saja ditekankan harus menghormati kedua orang tua saja, akan tetapi
ada akhlak yang mengharuskan orang yang lebih muda untuk menghargai orang yang lebih tua
usianya dan yang tua harus menyayangi yang muda, seorang ulama dalam bukunya juga
menjelaskan hal yang serupa, Dalam segala kegiatan umat Islam diharuskan untuk
mendahulukan orang-orang yang lebih tua usianya, penjelasan ini berdasarkan perintah
dari Malaikat Jibril, karena dikatakan bahwa menghormati orang yang lebih tua termasuk salah
satu mengagungkan Allah
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa berbakti itu adalah suatu perbuatan yang
menjurus kepada hal-hal yang baik dan tidak untuk dilakukan dengan pelanggaran, sehingga
menimbulkan ketentraman pada diri serta hati
2.2 Dalil
1) Taat kepada Allah Swt.
Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim,
tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah SWT. Saat
Allah menginginkan sesuatu dari kita, harus menaati-Nya.
Alquran diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah SAW, dan yang menyampaikan
Alquran kepada kita adalah Rasulullah SAW, wahyu yang Allah turunkan kepada beliau. Maka
mengembalikan kepada Alquran berarti mengembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana mengembalikan kepada sunah juga berarti mengembalikan kepada Allah dan
Rasul-Nya. Jadi, tidak boleh kita membedakan ketaatan kepada Allah SAW dan Rasul-Nya.
Ayat-ayat Alquran yang menyebutkan tentang kewajiban taat kepada Allah dan Rasul-Nya sudah
demikian banyak, lebih dari puluhan ayat.
Sebagaimana firman Allah;
- An Nisa ayat 80
َ َم ْن ي ُِّط ِع ال َّرس ُْو َل فَقَ ْد اَطَا َع هّٰللا َ ۚ َو َم ْن تَ َو ٰلّى فَ َمٓا اَرْ َس ْل ٰن
ك َعلَ ْي ِه ْم َحفِ ْيظًا
Artinya; “Barang siapa yang taat kepada Rasul, maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS. An-Nisa ayat 80).
- An nisa ayat 59
َ َ ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَاِ ْن تَنx ال َّرس ُْو َل َواُولِىx هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُواxٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا
از ْعتُ ْم
ك َخ ْي ٌر َ ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ْؤ ِمنُ ْو َن بِاهّٰلل ِ َو ْاليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذلxِ ِف ْي َش ْي ٍء فَ ُر ُّد ْوهُ اِلَى هّٰللا ِ َوال َّرس ُْو
ࣖ َّواَحْ َس ُن تَأْ ِو ْياًل
Artinya; “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.”
(QS. An-Nisa ayat 59).
- Al Hasyr ayat 7
َو َما نَ ٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَه ُْو ۚا َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ َش ِد ْي ُدxُل فَ ُخ ُذ ْوهxُ َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرس ُْو
ِ ۘ ْال ِعقَا
ب
“Apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu maka ambillah dan apa yang dilarang oleh Rasul
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-
Nya.”
(QS. Al-Hasyr ayat 7).
ْن اِحْ َسانًا َّو ِذىxِ ق بَنِ ْٓي اِس َْر ۤا ِءي َْل اَل تَ ْعبُ ُد ْو َن اِاَّل هّٰللا َ َوبِ ْال َوالِ َدي َ َواِ ْذ اَ َخ ْذنَا ِم ْيثَا
َ ال َّز ٰكو ۗةxاس ُح ْسنًا َّواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ِ َّْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َوقُ ْولُ ْوا لِلن
ْرض ُْو َن ِ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم اِاَّل قَلِ ْياًل ِّم ْن ُك ْم َواَ ْنتُ ْم ُّمع
Artinya; “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim,
dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan
tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari
kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS. Al-Baqarah ayat 83)
- An-Nisa’ ayat 36
۞ ْن اِحْ َسانًا َّوبِ ِذى ْالقُرْ ٰبىxِ ا َّوبِ ْال َوالِ َديxًًٔ هّٰللا َ َواَل تُ ْش ِر ُك ْوا بِ ٖه َش ْئـxَوا ْعبُ ُدوا
ِ ب بِ ْال َج ۢ ْن
ب َواب ِْن ِ َّاح ِ ب َوالص ِ ُار ْال ُجن
ِ ار ِذىهّٰللا ْالقُرْ ٰبى َو ْال َجِ َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َو ْال َج
ان ُم ْختَااًل فَ ُخ ْور ًۙاَ ت اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ اِ َّن َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َك ْ ال َّسبِي ۙ ِْل َو َما َملَ َك
Artinya; “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa
pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang
kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”
(QS. An-Nisa’ ayat 36)
- Al-An’am ayat 151
۞ ا َّوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ َسانً ۚاxًًٔقُلْ تَ َعالَ ْوا اَ ْت ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم اَاَّل تُ ْش ِر ُك ْوا بِ ٖه َش ْئـ
ش َما xَ احِ ق نَحْ ُن نَرْ ُزقُ ُك ْم َواِيَّاهُ ْم َۚواَل تَ ْق َربُوا ْالفَ َو ٍ ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْواَل َد ُك ْم ِّم ْن اِ ْماَل
صى ُك ْم ِب ٖه ِّ ۗ س الَّتِ ْي َح َّر َم هّٰللا ُ اِاَّل بِ ْال َح
ّ ٰ ق ٰذلِ ُك ْم َو َ ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ ۚ َن َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف
لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُ ْو َن
Artinya; “Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan
kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak,
janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan
kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang
tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan
yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.” (QS. Al-An’am
ayat 151)
- Al-Isra’ ayat 23
۞ ك ْال ِكبَ َر َ ْن اِحْ ٰسنً ۗا اِ َّما يَ ْبلُ َغ َّن ِع ْن َدxِ ضى َرب َُّك اَاَّل تَ ْعبُ ُد ْٓوا آِاَّل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي
ٰ ََوق
ف َّواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَّهُ َما قَ ْواًل َك ِر ْي ًما ٍّ ُاَ َح ُدهُ َمٓا اَ ْو ِك ٰلهُ َما فَاَل تَقُلْ لَّهُ َمٓا ا
Artinya; “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra’ Ayat 23)
- Luqman ayat 13-14
ك بِ ٖه ِع ْل ٌم فَاَل
َ َْس ل َ ك لِتُ ْش ِر
َ ك بِ ْي َما لَي َ ان بِ َوالِ َد ْي ِه ُح ْسنًا َۗواِ ْن َجاهَ ٰد َ ص ْينَا ااْل ِ ْن َسَّ َو َو
ي َمرْ ِج ُع ُك ْم فَاُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُ ْو َن َّ َتُ ِط ْعهُ َما ۗاِل
Artinya; "Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang
tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut ayat 8)
- Al-Ahqaf ayat 15
ٗض َع ْتهُ ُكرْ هًا َۗو َح ْملُه َ ان بِ َوالِ َد ْي ِه اِحْ َسانًا َۗح َملَ ْتهُ اُ ُّمهٗ ُكرْ هًا َّو َو َ ص ْينَا ااْل ِ ْن َس
َّ َو َو
ۙ
ال َربِّ اَ ْو ِز ْعنِ ْٓي اَ ْن َ َه َوبَلَ َغ اَرْ بَ ِعي َْن َسنَةً قxٗصلُهٗ ثَ ٰلثُ ْو َن َش ْهرًا َۗح ٰتّ ٓى اِ َذا بَلَ َغ اَ ُش َّد ٰ َِوف
ُضىه ٰ ْصالِحًا تَر َ ي َواَ ْن اَ ْع َم َل َّ ي َو َع ٰلى َوالِ َد َّ َت َعل َ ك الَّتِ ْٓي اَ ْن َع ْم
َ َاَ ْش ُك َر نِ ْع َمت
ْك َواِنِّ ْي ِم َن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن ُ َواَصْ لِحْ لِ ْي فِ ْي ُذرِّ يَّتِ ۗ ْي اِنِّ ْي تُب
َ ْت اِلَي
Artinya; “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia
(anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku,
berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan
kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau
ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya
aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” (QS. Al-Ahqaf ayat 15)
2.3 Keutamaan
1) Taat kepada Allah Swt.
Orang yang senantiasa istiqamah di atas ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya akan
meraih sekian banyak kebaikan. Satu kebaikan saling berkaitan dengan kebaikan yang lainnya.
Di antara kebaikan-kebaikan tersebut adalah:
2. Mendapatkan hidayah
Allah Swt. akan memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Tentu,
orang yang dirahmati oleh-Nya sajalah yang akan mendapatkan anugerah besar ini. Mereka
itulah yang senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi
wasallam, sebagaimana dalam ayat-Nya (artinya),
“Dan jika kalian taat kepadanya (Nabi Muhammad), niscaya kalian mendapat hidayah
(petunjuk).” (QS. An-Nur: 54)
Yaitu hidayah (petunjuk) menuju ash-Shirath al-Mustaqim (jalan yang lurus), baik
(petunjuk untuk) berkata maupun beramal. Tidak ada jalan bagi kalian untuk mendapatkan
hidayah kecuali dengan menaati beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Tanpa ketaatan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka tidak mungkin bahkan mustahil untuk
mendapatkan hidayah. (Lihat Taisir al-Karimir Rahman).
Kemenangan yang besar ialah dengan dimasukkan ke dalam al-Jannah yang luasnya seluas langit
dan bumi. Allah subhanahu wa ta’ala sediakan al-Jannah bagi orang-orang yang menaati-Nya
dan menaati Rasul-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya),
“Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke
dalam al-Jannah yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya,
dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An-Nisa’: 13)
4. Dikumpulkan bersama para nabi, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin
Al-Jannah itu bertingkat-tingkat. Penduduknya akan menempati tingkatan al-Jannah
sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaannya. Semakin tinggi dan sempurna keimanan serta
ketakwaan seorang hamba, semakin tinggi pula tingkatan al-Jannah yang akan dia tempati.
Sudah pasti bahwa tingkatan al-Jannah yang paling tinggi ditempati oleh hamba-hamba-
Nya yang paling mulia. Mereka itulah para Nabi, para shiddiqin (orang-orang yang sempurna
pembenaran dan keimanan mereka terhadap syariat yang dibawa oleh Nabi), para syuhada’, dan
orang-orang shalih. Bersama merekalah orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan
dikumpulkan di al-Jannah nanti. Hal ini sebagaimana firman-Nya (artinya),
“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin,
para syuhada’, dan orang-orang soleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-
Nisa’: 69)
“Tunjukilah kami ash-shirath al-mustaqim (jalan yang lurus). (Yaitu) jalan orang-orang yang
telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7)
Jalan yang lurus (ash-shirath al-mustaqim) adalah jalannya orang-orang yang telah
dianugerahi nikmat oleh Allah.
“Dan barang siapa yang bermaksiat (tidak taat) kepadaku, maka dialah orang yang enggan (yakni
enggan masuk al-Jannah, pen.).”
D. Bentuk-bentuk Pengamalan
Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim,
tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah Swt. Saat
Allah Swt. menginginkan sesuatu dari kita, kita harus menaati-Nya. Inilah makna keislaman kita
kepada Allah Swt. Menunaikan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya merupakan cara
menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt. Salah satu bentuk-bentuk taat kepada Allah swt., yaitu:
a) melaksanakan salat fardu lima waktu dengan ikhlas dalam hati;
b) menunaikan zakat atau sebagian hartanya di jalan Allah;
c) berpuasa di bulan Ramadan;
d) melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu melaksanakannya;
e) berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua;
f) menjaga sopan santun ketika berbicara;
g) jujur memegang amanah yang diberikan;
h) sabar ketika tertimpa musibah, dan bersyukur ketika mendapat rezeki;
i) selalu berkalimah thayyibah, tidak berkata-kata kotor;
j) selalu berbuat dan beramal saleh;
k) saling menasihati dengan haq dan kesabaran.
Untuk berbakti kepada orang tua, banyak cara bagi seseorang anak untuk mewujudkan
tunduk, patuh kepada kedua orang tua tersebut, antara lain Bentuk-bentuk Berbakti Kepada
Orang Tua, sebegai berikut :
1. Memuliakan orang tua. Salah satu karakteristik utama dari seorang muslim sejati adalah
perlakukanlah dengan bijak dan baik kepada orang tuanya, sebab memperlakuksn orang tua
dengan hormat dan baik merupakan salah satu ajaran Islam, sebagaimana dengan jelas
ditegaskan dalam al-Qur’an dan sunnah.
Allah berfirman yang artinya :
kami pesankan kepada manusia agar mereka menggauli kedua orang tuanya mereka dengan baik.
Jika kedua orang tuanya menyuruhnya untuk berbuat syirik kepada-Ku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka janganlah ditaati. Ketahuilah, hannya kepadaku
kalian semua akan dikembalikan. Lantas, akan aku kabarkan apapun yang telah kaliyan perbuat.
(QS. Al-Ankabut: 8)
Rasulullah saw bersabda : sesungguhnya dosa yang paling besar di sisi Allah adalah dosa
seseorang yang melaknat kedua orang tuanya ”para sahabat bertanya, ”bagaimanakan bentuknya
seseorang itu melaknat kedua orang tuanya? ’’Rasullullah menjawab, seseorang mengeluarkan
kata-kata yang isinya mencela dan menghina keduanya.” (HR Bukharo dari Abdullah bin Amr).
Tidak ada yang paling dekat dalam kehidupan seseorang selain kedua orang tuanya.
Keduanya adalah orang-orang yang telah berjasa besar dalam membesarkan dan menjaga
seorang anak hingga dewasa. Kepayahan dan kegunaan orang tua seakan lenyap ketika melihat
anak-anaknya gembira dan bahagia. Saat sang ibu mengandung hingga akan melahirkan, ia rela
dan ikhlas menahan rasa sakit yang tak terkira. Rasa sakit yang Al-Qur’an gambarkan sangat
berat.
Tidak ada kebahagian yang orang tua akan rasakan selain melihat anak-anaknya tumbuh
menjadi orang yang berbakti dan berbudi luhur dalam kehidupan. tidak ada satu orang tua pun,
yang berfikir jernih, menginginkan anak-anaknya terjerembab dalam jurang kenistaan dan
kesengsaraan. Mereka akan berusaha sekuat tenaga menjadikan anakanakya sebagai orang yang
sukses dan bahagian dalam kehidupanya.
Allah swt menyebutkan balasan yang harus anak-anaknya berikan kepada orang tua
dngan istilah syukur anak-anaknya harus merasa bersyukur dengan jasa-jasa yang orang tua telah
berikan sebagaimana syukur seseorang hamba kepada Allah swt. Hal ini mengindetifikasikan
betapa syukur kepada orang tua adalah keharusan.
2. Mengikuti keinginan, dan mentaati saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik
masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah lainnya. Tentu dengan catatan penting:
selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran Islam. Apabila bertentangan atau
tidak sejalan dengan ajaran Islam, maka tidaklah punya kewajiban untuk mematuhinya. Bahkan
harus menolaknya dengan cara yang baik, seraya berusaha meluruskan.
3. Menghormati kedua orang tua, dengan penuh rasa terima kasih dan kasih sayang atas jasa-jasa
keduanya yang tidak mungkin bisa dinilai dengan apapun. Ibu yang mengandung dengan susah
payah dan penuh penderitaan. Ibu yang membanting tulang mencari nafkah untuk ibu dan anak-
anaknya. Bapak yang menjadi pelindung untuk mendapatkan rasa aman. Banyak cara untuk
menunjukkan rasa hormat kepada orang tua, antara lain memanggilnya dengan panggilan yang
menunjukkan hormat, berbicara kepadanya dengan lemah-lembut, tidak mengungkapkan kata-
kata kasar (apalagi kalau mereka berdua sudah lanjut usia), pamit kalau meninggalkan rumah
(kalau tinggal serumah), memberi kabar tentang keadaan kita dan menanyakan keadaan
keduanya lewat surat atau telepon.
4. Membantu ibu bapak secara fisik dan material. Misalnya sebelum berkeluarga dan mampu
berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua (terutama ibu) mengerjakan pekerjaan rumah, dan
setelah berkeluarga atau berdiri sendiri membantu orang tua secara finansial, baik untuk membeli
pakaian, makanan, minuman, apalagi untuk berbuat.
5. Selalu mendoakan ibu bapak semoga Allah SWT memberi ampunan, rahmat hidayat dan
sebagainya.
6. Setelah orang tua meninggal dunia, birrul walidaian, masih bisa diteruskan dengan cara antara
lain:
a. Meminta ampun kepada Allah Azza wa Jalla dengan taubat nashuha (jujur) bila kita
pernah berbuat durhaka kepada keduanya di waktu mereka masih hidup
b. Menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke liang lahat.
c. Selalu memintakan ampunan untuk keduanya.
d. Membayarkan hutang-hutangnya.
e. Melaksanakan wasiat sesuai dengan syari’at.
f. Menyambung tali silaturahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya
Selain itu, kita juga harus berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua merupakan
sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang anak, sebagai seorang anak kita tidak boleh
menyakiti hatinya apalagi menyia-nyiakannya karena orang tualah yang paling berjasa daam hidup kita,
mereka yang merawat kita dari kita kecil sampai besar. Sewaktu kita kecil sampai dewasa pun kasih
sayangnya tidak berkurang sedikit pun. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada orang tua kita dan
jangan pernah membuat orang tua kita menangis karena kecewa, turutilah apa yang diperintahkan oleh
keduanya jika tidak menyimpang dari syariat Allah swt. karena perintah berbakti kepada orang tua
merupakan perintah langsung dari tuhan setelah perintah bertakwa kepada Allah swt.
3.2 Saran
Sebagai hamba Allah dan seorang anak, kita memiliki kewajiban untuk taat kepada Allah Swt.
dam berbakti kepada kedua orang tua. Untuk itu, marilah kita senantiasa memenuhi kewajiban kita
sebagai hamba Allah dan seorang anak. Marilah kita selalu menjalankan perintah Allah dan
membahagiakan kedua orang tua kita, sebelum nantinya kita akan menyesal karena tidak bisa
melakukannya dikarenakan umur yang tidak panjang. Semoga kita dapat menjadi hamba Allah yang
shaleh dan anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita dan membuat bangga terhadap kita.
Daftar Pustaka
https://kumparan.com/yusuf-mansur/taat-kepada-rasul-sama-dengan-taat-kepada-allah-
1tKPfV30aQb
https://dsi.acehprov.go.id/taati-hukum-allah-untuk-kemaslahatan/
https://umroh.com/blog/hikmah-berbakti-kepada-orang-tua/
https://waspada.co.id/2015/08/10-keutamaan-berbakti-pada-orang-tua/#:~:text=Di%20antara
%20keutamaan%20berbakti%20kepada,dipanjangkan%20umur%20dan%20ditambah
%20rezekinya.&text=Memperoleh%20Ampunan%20Allah-,Berbakti%20kepada%20kedua
%20orang%20tua%20merupakan%20salah%20satu%20amal%20yang,mengampuni%20dosa
%2Ddosa%20seorang%20hamba.
https://www.yuksinau.id/pengertian-hikmah-perilaku-iman-kepada-allah/#:~:text=Hikmah
%20beriman%20kepada%20Allah%20dapat,beriman%20kepada%20Allah%20sangat%20tinggi.
https://www.tokopedia.com/s/quran