Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AGAMA ISLAM

TAAT KEPADA ALLAH SWT DAN BERBAKTI KEPADA


ORANG TUA SEBAGAI WUJUD KEPATUHAN KEPADA
ALLAH DAN KASIH SAYANG KEPADA ORANG TUA

NAMA : RAHMADANI INDRA ARDIYAN


KELAS : XII FRANKLIN

TAHUN PEMBELAJARAN 2020/2021


SMA NEGERI 2 SANGATTA UTARA
i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tugas ini dengan judul “TAAT KEPADA
ALLAH SWT. DAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SEBAGAI WUJUD KEPATUHAN
KEPADA ALLAH DAN KASIH SAYANG KEPADA ORANG TUA” untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran agama islam.
Saya menyadari dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan
datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini tidak lupa saya untuk menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Sangatta, 24 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………….....…………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..……………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………... 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………. 1-2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………


2.1 Pengertian …………………………….….………………………………………….. 3-4
2.2 Dalil ….…………………………………. ………………………………………….. 4-7
2.3 Keutamaan …………………………………………………………………………... 8-11
2.4 Bentuk-bentuk Pengamalan …………………………………………………………. 11-13
2.5 Hikmah ………………………………………………………………………………. 14-16

BAB III PENUTUP ……………………….……………………………………………


3.1 Kesimpulan ....………………... ……………………………………………………. 17
3.2 Saran .……………….………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam mengajarkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada banyak bentuk ketaatan
yang harus dilaksanakan, seperti shalat, zakat, puasa, dan lain sebagainya. Secara umum taat
kepada Allah berarti berusaha untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan tidak melanggar
larangan-larangan-Nya. Ketaatan tersebut dalam artian harus selalu taat dan mematuhi
peraturan-peraturan yang telah ditelurkan secara bersama, tentu selama peraturan itu masih diatas
nilai-nilai kemanusiaan dan tidak menyimpang dari aturan agama Islam. Ketaatan yang kita
lakukan kepada Allah merupakan ketaatan yang akan berakibat baik terhadap amal ibadah kita
selama ketaatan tersebut tidak diselimuti oleh berbagai bentuk kebohongan, penyakit hati,
kemunafikan, dan berbagai sifat lainnya.
Islam juga mengajarkan kepada kita agar taat dan berbakti kepada orang tua, mengingat
banyak dan besarnya pengorbanan serta kebaikan orang tua terhadap anak, yaitu memelihara dan
mendidik kita Sejak kecil tanpa perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak
mengharapkan balasan sedikit pun dari anak, meskipun anak sudah mandiri dan bercukupan
tetapi orang tua tetap memperlihatkan kasih sayangnya, oleh karena itu seorang anak memiliki
macam-macam kewajiban terhadap orang tuanya menempati urutan kedua setelah Allah Swt, dan
kita juga dilarang durhaka kepada orang tua.
Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat menghormati,
saling menghargai satu sama lain, dalam keluarga sangatlah penting di tanamkan abad dan tata
krama yang sopan terhadap kedua orang dan santun apabila berbicara terhadap keduanya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini yaitu :
1) Apa pengertian taat kepada Allah Swt. dan berbakti kepada orang tua?
2) Dalil apa saja yang menjelaskan tentang taat kepada Allah Swt. dan berbakti kepada
orang tua?
3) Apa keutamaan taat kepada Allah Swt. Dan berbakti kepada orang tua?
4) Bagaimana bentuk-bentuk taat kepada Allah Swt. dan berbakti kepada orang tua?
5) Apa hikmah taat kepada Allah Swt. Dan berbakti kepada orang tua?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang taat Kepada Allah Swt. dan Berbakti
Kepada Orang Tua ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui pengertian dari taat kepada Allah Swt. dan berbakti kepada orang tua.
2) Mengetahui Dalil apa saja yang menjelaskan tentang taat kepada Allah Swt. dan berbakti
kepada orang tua
3) Mengetahui keutamaan taat kepada Allah Swt. Dan berbakti kepada orang tua.

1
4) Mengetahui bentuk-bentuk pengamalan taat kepada Allah Swt. dan berbakti kepada
orang tua
5) Mengetahui hikmah yang didapat dari taat kepada Allah Swt. Dan berbakti kepada orang
tua

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang,
dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan
adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi,
pemimpin, atau yang lainnya. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah
Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi
Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis.
Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah,
negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Taat pada Allah
tidak hanya asal taat, didalam pelaksanaan teknisnya harus benar dan sungguh-sungguh sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, dan dengan tampa alasan apapun menghentikan segala
larangan-Nya. Semua yang menjadi perintah Allah Ta’alla sudah tidak diragukan lagi pasti
mengandung kemaslahatan (kebaikan), sedangkan yang menjadi larangan-Nya pasti
mengandung kemudharatanya (keburukan) apabila dilakukan. Kemudharatan (bencana alam
dimana-mana) yang sering terjadi akhir-akhir ini merupakan imbas dari tidak menghiraukan
segala larangan Allah dan Rasul-Nya.
Taat pada hukum Allah merupakan suatu kewajiban mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar
oleh setiap insan ciptaan-Nya. Jika mengingkari, bahkan menolak hukum Allah, maka
kesengsaraan dan kemurkaan Allah yang akan didapatkan dalam kehidupan, serta azab yang
maha berat di hari pembalasan.
Birrul walidain terdiri dari kata birru dan al-walidain. Birru atau albirru artinya kebajikan.
Al-walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak. Jadi birrul walidain adalah berbuat kebajikan
kepada kedua orang tua. Semakna dengan birrul walladain, Al-Qur’an Al-Karim menggunakan
istilah ihsan (wa bi al-walidaian ihsana).Berbakti menurut kamus bahasa Indonesia adalah
berbuat baik kepada seseorang baik itu sahabat atau orang tua.
Birrul Walidain (Arab: ‫ )بر الوالدين‬adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan
kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada
orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua
orang tuanya adalah non muslim. Setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya
selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah.
Dalam Islam tidak saja ditekankan harus menghormati kedua orang tua saja, akan tetapi
ada akhlak yang mengharuskan orang yang lebih muda untuk menghargai orang yang lebih tua
usianya dan yang tua harus menyayangi yang muda, seorang ulama dalam bukunya juga
menjelaskan hal yang serupa, Dalam segala kegiatan umat Islam diharuskan untuk
mendahulukan orang-orang yang lebih tua usianya, penjelasan ini berdasarkan perintah
dari Malaikat Jibril, karena dikatakan bahwa menghormati orang yang lebih tua termasuk salah
satu mengagungkan Allah

3
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa berbakti itu adalah suatu perbuatan yang
menjurus kepada hal-hal yang baik dan tidak untuk dilakukan dengan pelanggaran, sehingga
menimbulkan ketentraman pada diri serta hati

2.2 Dalil
1) Taat kepada Allah Swt.
Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim,
tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah SWT. Saat
Allah menginginkan sesuatu dari kita, harus menaati-Nya.

Alquran diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah SAW, dan yang menyampaikan
Alquran kepada kita adalah Rasulullah SAW, wahyu yang Allah turunkan kepada beliau. Maka
mengembalikan kepada Alquran berarti mengembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana mengembalikan kepada sunah juga berarti mengembalikan kepada Allah dan
Rasul-Nya. Jadi, tidak boleh kita membedakan ketaatan kepada Allah SAW dan Rasul-Nya.
Ayat-ayat Alquran yang menyebutkan tentang kewajiban taat kepada Allah dan Rasul-Nya sudah
demikian banyak, lebih dari puluhan ayat.
Sebagaimana firman Allah;

- An Nisa ayat 80

‫ظا‬ َ ‫س ْل ٰن َك‬
ً ‫علَ ْي ِه ْم َح ِف ْي‬ َ ‫ّللاَ َو َم ْن تَ َولّٰى فَ َما اَ ْر‬
ّٰ ‫ع‬ َ َ‫س ْو َل فَقَ ْد ا‬
َ ‫طا‬ َّ ‫َم ْن ي ُِّط ِع‬
ُ ‫الر‬
Artinya; “Barang siapa yang taat kepada Rasul, maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS. An-Nisa ayat 80).
- An nisa ayat 59

‫س ْو َل َواُو ِلى ْاْلَ ْم ِر ِم ْن ُك ْۚ ْم فَا ِْن تَنَازَ ْعت ُ ْم‬ُ ‫الر‬ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اَ ِط ْيعُوا ه‬
َّ ‫ّٰللاَ َواَ ِط ْيعُوا‬
‫اْل ِخ ِۗ ِر ٰذ ِل َك‬
ٰ ْ ‫اّٰلل َو ْال َي ْو ِم‬
ِ ‫س ْو ِل ا ِْن ُك ْنت ُ ْم تُؤْ ِمنُ ْونَ ِب ه‬
ُ ‫الر‬ ِ ‫ش ْيءٍ فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى ه‬
َّ ‫ّٰللا َو‬ َ ‫ِف ْي‬
ࣖ ‫س ُن تَأ ْ ِوي اًْل‬
َ ‫َخي ٌْر َّواَ ْح‬
Artinya; “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.”
(QS. An-Nisa ayat 59).

4
- Al Hasyr ayat 7

ّٰ ‫ّللاَ ۗا َِّن‬
َ‫ّللا‬ َ ‫س ْو ُل فَ ُخذُ ْوهُ َو َما ن َٰهى ُك ْم‬
ّٰ ‫ع ْنهُ فَا ْنتَ ُه ْوا َواتَّقُوا‬ َّ ‫َو َما ٰا ٰتى ُك ُم‬
ُ ‫الر‬
ِ ‫ش ِد ْيدُ ْال ِعقَا‬
‫ب‬ َ
“Apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu maka ambillah dan apa yang dilarang oleh Rasul
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-
Nya.”
(QS. Al-Hasyr ayat 7).

2) Berbakti kepada orang tua


Anak harus berbakti kepada orang tuanya, itu adalah hukumnya wajib, dan bila tidak
berarti ia berdosa karena melanggar kewajiban tersebut. Di dalam al-Qur’an telah banyak
diterangkan mengenai hal berbakti terhadap orang tua, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Walaupun tidak diperintah untuk mengasihi anak, otomatis orang tua mengasihi anaknya.
Seorang ayah, apalagi seorang ibu, amat sayang kepada anaknya. Mereka sanggup bekerja
bersusah payah siang dan malam membanting tulang, mencurahkan tenaga dan fikirannya.
Semua itu demi kemaslahatan dan masa depan anaknya.
Islam sangat menjunjung tinggi perbuatan bakti kepada orang tua. Akan tetapi, berbakti
kepada orang tua ada batasnya, yakni selama perbuatan bakti tersebut tidak melanggar ketentuan
yang telah di gariskan allah SWT, baik yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadist.
Berbkti kepada orang tua adalah ajaran islam yang paling tinggi setelah taat kepada Allah Swt
Dan bukti utama bahwa berbakti kepada orang tua merupakan salah satu ajaran islam
yang paling tinggi setelah iman kepada Allah SWT adalah firman Allah SWT yang tertuang
dalam Al-Qur’an. Dengan tegasnya kewajiban itu, Allah mengulang-ulang perintah berbakti
kepada orang tua setelah perintah beribadah kepada-Nya dalam beberapa ayat berikut.
- Al-Baqarah ayat 83

‫ساناا َّوذِى‬ ‫َواِ ْذ اَ َخ ْذنَا ِم ْيثَاقَ َب ِن ْٰٓي ِاس َْر ۤا ِء ْي َل َْل تَ ْعبُد ُْونَ ا َِّْل ه‬
َ ‫ّٰللاَ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ا ِْح‬
َ‫الز ٰكو ِۗة‬
َّ ‫ص ٰلوةَ َو ٰاتُوا‬ َّ ‫اس ُح ْسناا َّواَقِ ْي ُموا ال‬ ِ َّ‫ْالقُ ْر ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َوقُ ْولُ ْوا ِللن‬
ُ ‫ث ُ َّم تَ َولَّ ْيت ُ ْم ا َِّْل قَ ِلي اًْل ِم ْن ُك ْم َواَ ْنت ُ ْم ُّم ْع ِر‬
َ‫ض ْون‬
Artinya; “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim,
dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan
tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari
kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS. Al-Baqarah ayat 83)

5
- An-Nisa’ ayat 36

‫ساناا َّوبِذِى ْالقُ ْر ٰبى‬ َ ‫شيْـًٔا َّوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن ا ِْح‬
َ ‫ّٰللاَ َو َْل ت ُ ْش ِر ُك ْوا بِ ٖه‬
‫۞ َوا ْعبُدُوا ه‬
ِ ‫ب ِب ْال َج ْۢ ْن‬
‫ب َواب ِْن‬ ِ ‫اح‬ ِ ‫ص‬ َّ ‫ب َوال‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬ ِ ‫ار ذِى ْالقُ ْر ٰبى َو ْال َج‬ ِ ‫َو ْال َي ٰتمٰ ى َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َو ْال َج‬
‫ّٰللاَ َْل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَ ااْل فَ ُخ ْو ار ِۙا‬ ْ ‫س ِب ْي ِۙ ِل َو َما َملَ َك‬
‫ت اَ ْي َمانُ ُك ْم ِۗ ا َِّن ه‬ َّ ‫ال‬
Artinya; “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa
pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang
kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”
(QS. An-Nisa’ ayat 36)
- Al-An’am ayat 151

‫سانا ْۚا‬
َ ‫شيْـًٔا َّو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ا ِْح‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم اَ َّْل ت ُ ْش ِر ُك ْوا ِب ٖه‬
َ ‫۞ قُ ْل تَ َعالَ ْوا اَتْ ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم‬
‫ش َما‬ َ ‫اح‬ ِ ‫ق ن َْح ُن ن َْر ُزقُ ُك ْم َواِيَّا ُه ْم َْۚو َْل تَ ْق َربُوا ْالفَ َو‬ ٍ ِۗ ‫َو َْل تَ ْقتُلُ ْٰٓوا اَ ْو َْلدَ ُك ْم ِم ْن ا ِْم ًَل‬
‫صى ُك ْم بِ ٖه‬ ‫ق ٰذ ِل ُك ْم َو ه‬ ِ ِۗ ‫ّٰللاُ ا َِّْل بِ ْال َح‬
‫س الَّتِ ْي َح َّر َم ه‬ َ ‫ط ْۚنَ َو َْل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬ َ َ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما ب‬ َ
َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُ ْون‬
Artinya; “Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan
kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak,
janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan
kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang
tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan
yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.” (QS. Al-An’am
ayat 151)
- Al-Isra’ ayat 23

‫ِْل اِيَّاهُ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ا ِْحسٰ نا ِۗا اِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَ َك ْال ِكبَ َر‬
ٰٓ َّ ‫ضى َرب َُّك اَ َّْل تَ ْعبُد ُْٰٓوا ا‬ ٰ َ‫۞ َوق‬
‫ف َّو َْل تَ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَّ ُه َما قَ ْو اْل َك ِر ْي اما‬ ٍ ُ ‫اَ َحدُ ُه َما ٰٓ اَ ْو ِك ٰل ُه َما فَ ًَل تَقُ ْل لَّ ُه َما ٰٓ ا‬
Artinya; “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra’ Ayat 23)

6
- Luqman ayat 13-14

‫ظ ْلم‬
ُ َ‫اّلل ۗا َِّن الش ِْر َك ل‬
ِ ّٰ ‫ي َِل ت ُ ْش ِر ْك ِب‬ َّ َ‫ظه ٰيبُن‬ُ ‫َواِ ْذ قَا َل لُ ْقمٰ ُن ِِل ْبنِه َو ُه َو يَ ِع‬
‫صالُه فِ ْي‬ َ ِ‫ع ٰلى َو ْهن َّوف‬ َ ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْهُ ا ُ ُّمه َو ْهنًا‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اِل ْن‬ َّ ‫ع ِظيْم َو َو‬ َ
‫صي ُْر‬ ِ ‫ي ْال َم‬ َّ َ‫عا َمي ِْن اَ ِن ا ْش ُك ْر ِل ْي َو ِل َوا ِلدَي َْك اِل‬ َ
Artinya; “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran
kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Dan Kami perintahkan
kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.“
(QS. Luqman ayat 13-14)
- Al-‘Ankabut ayat 8

‫ْس لَ َك ِب ٖه ِع ْل ٌم فَ ًَل‬
َ ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه ُح ْسناا َِۗوا ِْن َجا َه ٰد َك ِلت ُ ْش ِر َك ِب ْي َما لَي‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
َ‫ي َم ْر ِجعُ ُك ْم فَاُنَبِئ ُ ُك ْم بِ َما ُك ْنت ُ ْم تَ ْع َملُ ْون‬ َّ َ‫ت ُ ِط ْع ُه َما ِۗاِل‬
Artinya; "Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang
tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut ayat 8)
- Al-Ahqaf ayat 15

ٗ‫ض َعتْهُ ُك ْر اها َِۗو َح ْملُه‬ َ ‫ساناا ِۗ َح َملَتْهُ ا ُ ُّمهٗ ُك ْر اها َّو َو‬َ ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه ا ِْح‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
ِۙ َ‫شدَّه وبلَ َغ اَربعيْن‬ َ َ‫َو ِفصٰ لُهٗ ثَ ٰلث ُ ْون‬
‫ب اَ ْو ِز ْع ِن ْٰٓي اَ ْن‬ ِ ‫سنَةا قَا َل َر‬ َ ِ َ ْ َ َ ٗ ُ َ‫ش ْه ارا ِۗ َحت ه ٰٓى اِذَا َبلَ َغ ا‬
ُ ‫ضى ه‬ٰ ‫صا ِل احا تَ ْر‬َ ‫ي َواَ ْن اَ ْع َم َل‬ َّ َ‫ع ٰلى َوا ِلد‬
َ ‫ي َو‬ َّ َ‫عل‬
َ ‫ت‬ َ ‫اَ ْش ُك َر ِن ْع َمتَ َك الَّ ِت ْٰٓي اَ ْن َع ْم‬
َ‫ص ِل ْح ِل ْي فِ ْي ذُ ِريَّتِ ِۗ ْي اِنِ ْي تُبْتُ اِلَي َْك َواِنِ ْي ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِميْن‬ ْ َ‫َوا‬
Artinya; “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia
(anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku,
berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan
kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau
ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya
aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” (QS. Al-Ahqaf ayat 15)

7
2.3 Keutamaan
1) Taat kepada Allah Swt.
Orang yang senantiasa istiqamah di atas ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya akan
meraih sekian banyak kebaikan. Satu kebaikan saling berkaitan dengan kebaikan yang lainnya.
Di antara kebaikan-kebaikan tersebut adalah:

1. Mendapatkan limpahan kasih sayang Allah Swt.


Allah Swt. berfirman (artinya),
“Dan taatilah Allah dan Rasul, pasti kalian diberi rahmat.” (QS. Ali-‘Imran: 132)
“Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan salah satu sebab diraihnya rahmat (kasih
sayang) Allah.”
Rahmat Allah Swt. merupakan kunci utama bagi seseorang untuk merasakan kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat.

2. Mendapatkan hidayah
Allah Swt. akan memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Tentu,
orang yang dirahmati oleh-Nya sajalah yang akan mendapatkan anugerah besar ini. Mereka
itulah yang senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi
wasallam, sebagaimana dalam ayat-Nya (artinya),
“Dan jika kalian taat kepadanya (Nabi Muhammad), niscaya kalian mendapat hidayah
(petunjuk).” (QS. An-Nur: 54)
Yaitu hidayah (petunjuk) menuju ash-Shirath al-Mustaqim (jalan yang lurus), baik
(petunjuk untuk) berkata maupun beramal. Tidak ada jalan bagi kalian untuk mendapatkan
hidayah kecuali dengan menaati beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Tanpa ketaatan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka tidak mungkin bahkan mustahil untuk
mendapatkan hidayah. (Lihat Taisir al-Karimir Rahman).

3. Meraih kemenangan besar


Sebagaimana di dalam firman-Nya (artinya),
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.” (QS Al-Ahzab: 71)

Kemenangan yang besar ialah dengan dimasukkan ke dalam al-Jannah yang luasnya seluas langit
dan bumi. Allah subhanahu wa ta’ala sediakan al-Jannah bagi orang-orang yang menaati-Nya
dan menaati Rasul-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya),

“Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke
dalam al-Jannah yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya,
dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An-Nisa’: 13)

8
4. Dikumpulkan bersama para nabi, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin
Al-Jannah itu bertingkat-tingkat. Penduduknya akan menempati tingkatan al-Jannah
sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaannya. Semakin tinggi dan sempurna keimanan serta
ketakwaan seorang hamba, semakin tinggi pula tingkatan al-Jannah yang akan dia tempati.
Sudah pasti bahwa tingkatan al-Jannah yang paling tinggi ditempati oleh hamba-hamba-
Nya yang paling mulia. Mereka itulah para Nabi, para shiddiqin (orang-orang yang sempurna
pembenaran dan keimanan mereka terhadap syariat yang dibawa oleh Nabi), para syuhada’, dan
orang-orang shalih. Bersama merekalah orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan
dikumpulkan di al-Jannah nanti. Hal ini sebagaimana firman-Nya (artinya),
“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin,
para syuhada’, dan orang-orang soleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-
Nisa’: 69)
“Tunjukilah kami ash-shirath al-mustaqim (jalan yang lurus). (Yaitu) jalan orang-orang yang
telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7)

Jalan yang lurus (ash-shirath al-mustaqim) adalah jalannya orang-orang yang telah
dianugerahi nikmat oleh Allah.

“Dan barang siapa yang bermaksiat (tidak taat) kepadaku, maka dialah orang yang enggan (yakni
enggan masuk al-Jannah, pen.).”

Allah Swt. berfirman (artinya),


“Dan barang siapa bermaksiat (mendurhakai) Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-
ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam an-Nar, sedang dia kekal di
dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa’: 14)
"Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat
Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan
mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR. Bukhari dan Muslim)
"Barangsiapa yang shalat Isya berjama’ah, maka seolah-olah dia telah shalat malam selama
separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, maka seolah-olah dia telah
shalat seluruh malamnya." (HR. Muslim)

9
2) Berbakti kepada orang tua
Sehubungan dengan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua yang lebih utama
dibandingkan dengan perbuatan baik lainnya bahkan termasuk dengan jihad, maka keutamaan
berbakti kepada kedua orang tua, diantaranya :
1. Amal Yang Paling Utama
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal yang paling utama. Dari Abdullah
bin Masud radhiyallahu anhu ia berkata;
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Amalan apa yang paling
dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku melanjutkan, “Kemudian apa?”
Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Lalu aku bertanya lagi, “Kemudian apa?”
Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
2. Bernilai Jihad
Berbakti kepada orang tua senilai dengan jihad fi sabilillah. Sehingga pada beberapa hadits,
beliau menganjurkan orang yang akan berjihad untuk berbakti kepada kedua orang tua.
Dari Abdullah bin Ash ia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu alaihi
wasallam lalu meminta kepada beliau untuk berjihad. Maka beliau bersabda, “Apakah kedua
orang tuamu masih hidup?” ia menjawab, “Ya.” Beliau pun bersabda, “Maka bersungguh-
sungguhlah dalam berbakti kepada keduanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
3. Berpahala Hijrah
Berbakti kepada orang tua juga bernilai hijrah. Ada seseorang yang berniat berhijrah ke
Madinah, lalu Rasulullah memerintahkannya untuk tetap di negerinya dalam rangka berbakti
kepada kedua orang tua.
“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu berkata “Saya
berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihad, aku mengharapkan pahala dari Allah.” Beliau
bertanya, “Apakah salah satu orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab, “Ya, bahkan keduanya
masih hidup.” Rasulullah bertanya lagi, “Maka apakah kamu masih akan mencari pahala dari
Allah?” Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda, “Pulanglah kepada kedua orang tuamu
lalu berbuat baiklah dalam mempergauli mereka.” (HR. Muslim).
4. Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu
Ungkapan surga berada di bawah kaki ibu merupakan ungkapan yang bersumber dari hadits dan
menunjukkan betapa luar biasa keutamaan berbakti kepada ibu.
“Jahimah pernah datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu berkata, “Ya Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, aku ingin berperang dan sungguh aku datang untuk meminta
pendapatmu.” Beliau bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu?”Ia menjawab, “Ya.” Maka
beliau pun bersabda, “Tetaplah bersamanya karena sesungguhnya surga ada di kakinya.” (HR.
Ibnu Majah dan An Nasai)

10
5. Dipanjangkan Umur, Ditambah Rezeki
Di antara keutamaan berbakti kepada kedua orang tua adalah sama dengan keutamaan
silaturahim yakni dipanjangkan umur dan ditambah rezekinya.
“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti
kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim” (HR. Ahmad)
6. Memperoleh Ampunan Allah
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal yang dengannya Allah mengampuni
dosa-dosa seorang hamba.
“Siapa yang mendapati salah satu dari kedua orang tuanya kemudian ia tidak diampuni, maka
Allah telah menjauhkannya (dari rahmat)” (HR. Ahmad)
7. Taat Kepada Orang Tua Merupakan Bentuk Ketaatan Kepada Allah
“Taat kepada Allah (salah satu bentuknya) adalah taat kepada orang tua. Durhaka terhadap Allah
(salah satu bentuknya) adalah durhaka kepada orang tua” (HR. Thabrani)
8. Keridhaan Allah Ada Pada Keridhaan Orang Tua
Nabi Muhammad SAW bersabda;
“Keridhaan Tuhan ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan ada pada kemurkaan
orang tua” (HR. Tirmidzi)
9. Bentuk Taubat Kepada Allah
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu ia berkata;
“Seorang laki-laki datang menghadap Nabi lalu berkata, “Sesungguhnya aku telah melakukan
satu dosa yang sangat besar. Apakah aku bisa bertaubat?” Beliau balik bertanya, “Apakah
engkau masih memiliki ibu?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau
masih memiliki bibi (saudari ibu)?”ia menjawab, “Ya.” Maka beliau bersabda, “Maka
berbaktilah kepadanya.” (HR. Tirmidzi)
10. Tiket Menuju Surga
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan tiket menuju surga. Dalam hadits diistilahkan orang
tua adalah “ausathu abwaabil jannah” pintu surga yang tengah-tengah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;
“Orang tua adalah paling pertengahan dari pintu-pintu surga. Jika kamu mau, sia-siakanlah pintu
itu (kau tidak mendapat surga) atau jagalah ia (untuk mendapatkan pintu surga itu).” (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah). Wallahu alam bish shawab.

D. Bentuk-bentuk Pengamalan
Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim,
tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah Swt. Saat
Allah Swt. menginginkan sesuatu dari kita, kita harus menaati-Nya. Inilah makna keislaman kita
kepada Allah Swt. Menunaikan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya merupakan cara

11
menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt. Salah satu bentuk-bentuk taat kepada Allah swt., yaitu:
a) melaksanakan salat fardu lima waktu dengan ikhlas dalam hati;
b) menunaikan zakat atau sebagian hartanya di jalan Allah;
c) berpuasa di bulan Ramadan;
d) melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu melaksanakannya;
e) berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua;
f) menjaga sopan santun ketika berbicara;
g) jujur memegang amanah yang diberikan;
h) sabar ketika tertimpa musibah, dan bersyukur ketika mendapat rezeki;
i) selalu berkalimah thayyibah, tidak berkata-kata kotor;
j) selalu berbuat dan beramal saleh;
k) saling menasihati dengan haq dan kesabaran.
Untuk berbakti kepada orang tua, banyak cara bagi seseorang anak untuk mewujudkan
tunduk, patuh kepada kedua orang tua tersebut, antara lain Bentuk-bentuk Berbakti Kepada
Orang Tua, sebegai berikut :
1. Memuliakan orang tua. Salah satu karakteristik utama dari seorang muslim sejati adalah
perlakukanlah dengan bijak dan baik kepada orang tuanya, sebab memperlakuksn orang tua
dengan hormat dan baik merupakan salah satu ajaran Islam, sebagaimana dengan jelas
ditegaskan dalam al-Qur’an dan sunnah.
Allah berfirman yang artinya :
kami pesankan kepada manusia agar mereka menggauli kedua orang tuanya mereka dengan baik.
Jika kedua orang tuanya menyuruhnya untuk berbuat syirik kepada-Ku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka janganlah ditaati. Ketahuilah, hannya kepadaku
kalian semua akan dikembalikan. Lantas, akan aku kabarkan apapun yang telah kaliyan perbuat.
(QS. Al-Ankabut: 8)
Rasulullah saw bersabda : sesungguhnya dosa yang paling besar di sisi Allah adalah dosa
seseorang yang melaknat kedua orang tuanya ”para sahabat bertanya, ”bagaimanakan bentuknya
seseorang itu melaknat kedua orang tuanya? ’’Rasullullah menjawab, seseorang mengeluarkan
kata-kata yang isinya mencela dan menghina keduanya.” (HR Bukharo dari Abdullah bin Amr).
Tidak ada yang paling dekat dalam kehidupan seseorang selain kedua orang tuanya.
Keduanya adalah orang-orang yang telah berjasa besar dalam membesarkan dan menjaga
seorang anak hingga dewasa. Kepayahan dan kegunaan orang tua seakan lenyap ketika melihat
anak-anaknya gembira dan bahagia. Saat sang ibu mengandung hingga akan melahirkan, ia rela
dan ikhlas menahan rasa sakit yang tak terkira. Rasa sakit yang Al-Qur’an gambarkan sangat
berat.
Tidak ada kebahagian yang orang tua akan rasakan selain melihat anak-anaknya tumbuh
menjadi orang yang berbakti dan berbudi luhur dalam kehidupan. tidak ada satu orang tua pun,
yang berfikir jernih, menginginkan anak-anaknya terjerembab dalam jurang kenistaan dan
kesengsaraan. Mereka akan berusaha sekuat tenaga menjadikan anakanakya sebagai orang yang
sukses dan bahagian dalam kehidupanya.

12
Allah swt menyebutkan balasan yang harus anak-anaknya berikan kepada orang tua
dngan istilah syukur anak-anaknya harus merasa bersyukur dengan jasa-jasa yang orang tua telah
berikan sebagaimana syukur seseorang hamba kepada Allah swt. Hal ini mengindetifikasikan
betapa syukur kepada orang tua adalah keharusan.
2. Mengikuti keinginan, dan mentaati saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik
masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah lainnya. Tentu dengan catatan penting:
selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran Islam. Apabila bertentangan atau
tidak sejalan dengan ajaran Islam, maka tidaklah punya kewajiban untuk mematuhinya. Bahkan
harus menolaknya dengan cara yang baik, seraya berusaha meluruskan.
3. Menghormati kedua orang tua, dengan penuh rasa terima kasih dan kasih sayang atas jasa-jasa
keduanya yang tidak mungkin bisa dinilai dengan apapun. Ibu yang mengandung dengan susah
payah dan penuh penderitaan. Ibu yang membanting tulang mencari nafkah untuk ibu dan anak-
anaknya. Bapak yang menjadi pelindung untuk mendapatkan rasa aman. Banyak cara untuk
menunjukkan rasa hormat kepada orang tua, antara lain memanggilnya dengan panggilan yang
menunjukkan hormat, berbicara kepadanya dengan lemah-lembut, tidak mengungkapkan kata-
kata kasar (apalagi kalau mereka berdua sudah lanjut usia), pamit kalau meninggalkan rumah
(kalau tinggal serumah), memberi kabar tentang keadaan kita dan menanyakan keadaan
keduanya lewat surat atau telepon.
4. Membantu ibu bapak secara fisik dan material. Misalnya sebelum berkeluarga dan mampu
berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua (terutama ibu) mengerjakan pekerjaan rumah, dan
setelah berkeluarga atau berdiri sendiri membantu orang tua secara finansial, baik untuk membeli
pakaian, makanan, minuman, apalagi untuk berbuat.
5. Selalu mendoakan ibu bapak semoga Allah SWT memberi ampunan, rahmat hidayat dan
sebagainya.
6. Setelah orang tua meninggal dunia, birrul walidaian, masih bisa diteruskan dengan cara antara
lain:
a. Meminta ampun kepada Allah Azza wa Jalla dengan taubat nashuha (jujur) bila kita
pernah berbuat durhaka kepada keduanya di waktu mereka masih hidup
b. Menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke liang lahat.
c. Selalu memintakan ampunan untuk keduanya.
d. Membayarkan hutang-hutangnya.
e. Melaksanakan wasiat sesuai dengan syari’at.
f. Menyambung tali silaturahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya
g. Memuliakan sahabat-sahabatnya h. Dan selalu Mendo’akan keduanya

13
E. Hikmah
1) Taat kepada Allah Swt.
Berikut adalah hikmah Ketika kita taat kepada Allah Swt.
1. Hati Menjadi Tenang
Salah satu hikmah taat kepada Allah ialah tenang nya hati, hati menjadi tidak mudah
goyah oleh ajakan nafsu jahat atau orang yang menyesatkan. (
2. Mendapat Bimbingan dari Allah SWT
Orang yang taat kepada Allah SWT akan mendapatkan bimbingan dari-Nya,
sehingga insyaAllah apa yang dilakukan oleh orang yang taat ialah berbagai macam perbuatan
terpuji dan baik.
3. Mempunyai Rasa Kasih Sayang Yang Tinggi
Hikmah taat kepada Allah dapat membuat diri mengingat orang lain, seperti anak yatim,
fakir miskin, dan menghargai sesama muslim dan orang lain. Alhasil sikap, kasih sayang, jiwa
sosial orang yang beriman kepada Allah sangat tinggi.

4. Diampuni Dosanya dan Mendapat Pahala Besar


Orang-orang dijamin akan diampuni dosanya dan memperoleh pahala yang besar karena
ketaatan dan kepatuhan terhadap perintah dan larangan Allah SWT ketika berada di dunia.
5. Diberi Kemudahan Hidup
Orang yang taat dan patuh kepada Allah swt. diberi kemudahan dalam mencapai tujuan hidup,
terutama bagi orang yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadist.
6. Tidak Akan Musyrik
Dengan mengetahui kebesaran dan keagungan Allah SWT, tidak mungkin seseorang yang taat
kepada Allah berubah menjadi musyrik. Kecuali Allah berkehendak.

7. Rasa Syukur Bertambah


Allah SWT yang menciptakan segalanya, memberi nikmat yang sangat besar kepada kita. Sudah
sangat sepantasnya jika kita terus dan semakin bersyukur atas segala karunia yang telah Allah
berikan.
8. Ketaatan Kepada Allah Bertambah
Perintah dan larangan Allah SWT akan mudah dibedakan oleh seorang mukmin, dan apabila
manusia patuh maka hasilnya hati akan selalu ingat kepada Allah.

14
2) Berbakti kepada orang tua
Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari berbakti kepada kedua orang tua, antara lain
adalah:
1. Dicintai oleh Allah Swt
Inti keimanan sebagai seorang Mukmin adalah menyembah Allah dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Menyembah menyekutukan Allah merupakan
puncak pembangkangan kepada-Nya. Allah merupakan puncak penghambaan kepada-Nya. Di
sisi lain, Kombinasi dari penyembahan kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya menjadi inti
dari ajaran Islam dan merupakan prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Terhadap prinsip ini, Allah menggandengkan terhadap prinsip yang besar kepentingan
berbakti kepada kedua orang tua. Karena kepentingannya yang sangat besar, sebagaimana Allah
senang disembah dan tidak disekutukan. Dia juga mencintai hamba-hamba-Nya yang lain, yaitu
berbuat baik kepada kedua orang tua. Ini menunjukkan betapa berbakti kepada kedua orang tua
mereka.
2. Mendapat pahala yang berlipat ganda
Seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya akan mendapatkan sedikitnya
dua pahala, yaitu:
a. Pertama, dia mendapatkan pahala karena telah melaksanakan perintah Allah Melaksanakan
perintah Allah merupakan tugas manusia dalam kehidupan di dunia sebagai hamba-Nya dan
merupakan substansi dari peribadahan kepada-Nya. Tidak ada kemuliaan lebih besar daripada
melaksanakan perintah Allah. Oleh karena itu, bagi orang yang taat kepada-Nya dan
melaksanakan perintah-Nya, Allah memberikan pahala yang besar dunia dan akhirat. Di dunia, ia
akan mendapatkan kemuliaan dan kedudukan terhormat di tengah masyarakat dan mungkin juga
Allah memberinya kelebihan dalam kehidupan materinya. Sementara di akhirat nanti, Allah
menyediakan untuknya surga dan berbagai kenikmatan di dalamnya.
b. Kedua, dia mendapatkan pahala karena telah berbuat baik kepada sesama makhluk Allah.
Banyak keutamaan dan kebaikan yang akan diraih oleh orang yang berbuat baik kepada sesama
ciptaan Allah Jangankan berbuat baik kepada sesama manusia, bahkan berbuat baik kepada
mahluk Allah yang lain termasuk kepada binatang yang dianggap najis sekalipun. Allah akan
memberikan balasannya Apalagi berbuat baik kepada orang tua yang telah berjasa dalam
melahirkan membesarkan dan mendidik. Pasti Allah memberikan pahala yang berlipat ganda.
3. Masuk surga
Tidak diragukan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan ibadah dan amal
saleh yang utama. Oleh karena itu, orang beriman yang berbakti kepada kedua orang tuanya
dengan semata-mata mengharap ridha Allah pasti mendapat balasan yang layak baginya, yaitu
surga dengan kenikmatannya yang abadi."
4. Panjang umur dan dilapangkan rezeki
Ketika umur janin di dalam rahim berusia 120 hari, maka ditiupkanlah ruh kepadanya.
Diantaranya adalah ditakdirkan baginya jatah umur dan takaran rezekinya. Namun, itu bukan

15
harga mati yang tidak bisa ditawar dan diubah. Sebab, dalam perjalanan hidupnya nasib manusia
juga ditentukan oleh amal perbuatannya.

5. Semua amal salehnya diterima dan diampuni dosanya


Bagi orang yang berbuat baik. Allah akan menerima amal salehnya dan juga akan di
ampuni dosa-dosanya. Salah satu cara untuk menebus dosa adalah dengan berbakti kepada ibu
khušusnya, dan orang tua pada umumnya.
6. Doa orang tua dan dikabulkan
Jika seorang anak berhakti kepada kedua orang tuanya, tentu keduanya akan merasa
senang dan selalu merindukannya. Anak seperti ini akan selalu diperhatikan oleh kedua orang
tuanya. Yang lebih penting lagi, mereka akan selalu mendoakannya.
Berbahagialah anak yang selalu didoakan oleh kedua orang tuanya, karena hal itu akan
menjadi bekal hidupnya yang sangat berharga dan merupakan salah satu kunci kesuksesannya.
Karena salah satu doa yang akan segera dikabulkan oleh Allah adalah doa orang tua untuk
anaknya.
Seperti doa Ibunda Maryam, Hannah. Hannah berlindung dan memohon kepada Allah
agar dianugerahi anak yang saleh. Maka, Allah pun mengabulkan permohonannya walaupun
anak yang dilahirkan adalah seorang perempuan yang kemudian diberi nama Maryam dan
tumbuh dewasa sebagai anak yang salehah dan suci.
7. Tidak akan menyesal
“Seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya akan mendapatkan banyak
kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, seorang anak yang tidak berbakti kepada
kedua orang tuanya akan merasakan penyesalan ketika keduanya sudah meninggal dunia dan
belum sempat berbakti kepada keduanya "
Begitu penting membangun keluarga yang baik, maka relasi berkeluarga berapapun ada
perbedaan tidak boleh di ciderat atau ternoda oleh perilaku buruk. kasar, dan jahat apalagi hal itu
dilakukan tahir dari anak kepada orang tuanya Yang notabene mengasuh dan
membesarkannya."Maka dari itu betapa sangat penting adab yang dimiliki anak disini yang mana
dengan adanya adab yang baik maka akan tercipta suasana keluarga yang nyaman dan baik pula.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik
oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Taat pada Allah tidak hanya asal taat, didalam
pelaksanaan teknisnya harus benar dan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan
dengan tampa alasan apapun menghentikan segala larangan-Nya. Memiliki sifat taat akan memberikan
akibat yang baik bagi pemiliknya. Jika setiap orang telah memahami maksud sikap ini, ia akan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dapat dipastikan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan berjalan dengan harmonis.

Selain itu, kita juga harus berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua merupakan
sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang anak, sebagai seorang anak kita tidak boleh
menyakiti hatinya apalagi menyia-nyiakannya karena orang tualah yang paling berjasa daam hidup kita,
mereka yang merawat kita dari kita kecil sampai besar. Sewaktu kita kecil sampai dewasa pun kasih
sayangnya tidak berkurang sedikit pun. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada orang tua kita dan
jangan pernah membuat orang tua kita menangis karena kecewa, turutilah apa yang diperintahkan oleh
keduanya jika tidak menyimpang dari syariat Allah swt. karena perintah berbakti kepada orang tua
merupakan perintah langsung dari tuhan setelah perintah bertakwa kepada Allah swt.

3.2 Saran
Sebagai hamba Allah dan seorang anak, kita memiliki kewajiban untuk taat kepada Allah Swt.
dam berbakti kepada kedua orang tua. Untuk itu, marilah kita senantiasa memenuhi kewajiban kita
sebagai hamba Allah dan seorang anak. Marilah kita selalu menjalankan perintah Allah dan
membahagiakan kedua orang tua kita, sebelum nantinya kita akan menyesal karena tidak bisa
melakukannya dikarenakan umur yang tidak panjang. Semoga kita dapat menjadi hamba Allah yang
shaleh dan anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita dan membuat bangga terhadap kita.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/yusuf-mansur/taat-kepada-rasul-sama-dengan-taat-kepada-allah-
1tKPfV30aQb
https://dsi.acehprov.go.id/taati-hukum-allah-untuk-kemaslahatan/
https://umroh.com/blog/hikmah-berbakti-kepada-orang-tua/
https://waspada.co.id/2015/08/10-keutamaan-berbakti-pada-orang-
tua/#:~:text=Di%20antara%20keutamaan%20berbakti%20kepada,dipanjangkan%20umur%20da
n%20ditambah%20rezekinya.&text=Memperoleh%20Ampunan%20Allah-
,Berbakti%20kepada%20kedua%20orang%20tua%20merupakan%20salah%20satu%20amal%20
yang,mengampuni%20dosa%2Ddosa%20seorang%20hamba.
https://www.yuksinau.id/pengertian-hikmah-perilaku-iman-kepada-
allah/#:~:text=Hikmah%20beriman%20kepada%20Allah%20dapat,beriman%20kepada%20Alla
h%20sangat%20tinggi.
https://www.tokopedia.com/s/quran

18

Anda mungkin juga menyukai