Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

SURVEI EPIDEMIOLOGI
PEMAHAMAN MASYARAKAAT TERKAIT COVID 19 DAN PENERAPAN
DISIPLIN PROTOKOL KESEHATAN DI ERA PANDEMIC COVID 19 PADA
MASYARAKAT SULAWESI TENGGARA.

DOSEN PEMBIMBING
DR. Yunita Amraeni, SKM, M.Kes
KELOMPOK I
SARTI (K201801023)
ISMILAH (K201903001)
KADEK WIANA ASTAWA(K201801064)
ZULQIFAR SUYADI (K201801005)
NAZLI AMALIA (K201801039)
SITI MURNI (K201801065)
PUTRI ANGGRAENI (K201801018)
TIARA AMALIA PUTRI (K201801042)
WA ODE HASLIA (K201801063)

KELAS : PEMINATAN EPIDEMIOLOGI


SEMESTER : V

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVESITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021

i
KATA PENGANTAR

         Puji dan Syukur kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan sebaik baiknya, tak lupa kami mengucapkan terimakasih pada bapakselaku
dosen mata kuliah Survey Epidemiologi yang telah memberikan tugas ini kepada
kami serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam terselesaikannya
laporan yang berjudul “PEMAHAMAN MASYARAKAAT TERKAIT COVID 19
DAN PENERAPAN DISIPLIN PROTOKOL KESEHATAN DI ERA PANDEMIC
COVID 19 PADA MASYARAKAT SULAWESI TENGGARA.” ini dengan baik.

      Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dalam pembuatan suatu makalah. Untuk itu kami mengharapkan adanya saran dan
kritik agar kami dapat menyempurnakan tugas makalah ini di masa yang akan datang.

        Dengan demikian, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarNya.


Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya dan dapat dijadikan pengetahuan.

                                                                                                

                                                                                     Kendari, 23 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
A.Tinjauan Teori..................................................................................................................3
BAB III METODE SURVEY..................................................................................................8
A. Jenis Survey....................................................................................................................8
B. Lokasi dan Waktu............................................................................................................8
C. Populasi dan Sampel........................................................................................................8
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................9
E. Analisis Data dan Penyajian Data....................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................10
A. Karakteristik Responden...............................................................................................10
B. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Terhadap protokol kesehatan...............16
BAB V PENUTUP.................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
LAMPIRAN...........................................................................................................................21

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
COVID-19 adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan yang
disebabkan oleh virus yang menular melalui droplet yang hingga saat ini belum
ditemukan obatnya (Kemenkes, 2020). Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO
menetapkan COVID-19 sebagai pandemic. Jumlah kasus COVID-19 menurut data
dari WHO per tanggal 10 Juli 2020 pada pukul 07:00 GMT+7 telah tersebar ke 213
negara yang ada di dunia. Data dari WHO juga disebutkan bahwa kasus yang
terkonfirmasi (positif) yaitu sebanyak 12.390.737 orang, ISSN: 2722-0516 201 dan
yang terkonfirmasi meninggal akibat COVID-19 adalah 557.416 orang dan 7.221.101
orang per tanggal 10 Juli 2020 (WHO, 2020).

Kasus positif pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020,


yang kemudian disebut sebagai kasus 01. Kasus 01 ini terjangkit akibat kontak
langsung dengan warga Negara Jepang yang akhirnya diketahui sebagai kasus positif
ke-24 di Malaysia (CNN Indonesia, 2020). Hingga pada tanggal 10 Juli 2020 telah
terdapat 72. 347 kasus positif dengan 33.529 sembuh dan 3.469 meninggal (Satgas
COVID-19 RI, 2020).

Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki 17


kabupaten/kota. Ibu kota provinsi ini terletak di Kota Kendari. Provinsi Sulawesi
Tenggara memiliki 651 pulau. Namun, pulau yang berpenghuni hanya 86 pulau dan
565 pulau lainnya tidak berpenghuni (Detik Sultra, 2018). Dari 17 kabupaten/kota
tersebut, yang telah terindikasi memiliki warga dengan positif COVID-19 per tanggal
10 Juli 2020 adalah Kota Kendari dengan 28 kasus positif COVID-19, Kab. Konawe
dengan 3 kasus positif COVID-19, Kab. Kolaka Utara dengan 47 kasus positif

1
COVID-19, Kab. Kolaka 15 kasus positif COVID-19, Kab. Muna Barat 1 kasus
positif COVID-19, Kab. Muna dengan 2 kasus positif COVID-19, Kab.Buton Tengah
4kasus positif COVID-19, Kota Bau-bau 39 kasus positif COVID-19, Kab. Buton
Selatan 3 kasus positif COVID-19, Kab. Wakatobi 2 kasus positif COVID-19, Kab.
Buton 38 kasus positif COVID-19, Kab. Konawe Utara 3 kasus positif COVID-19,
dan Kab. Konawe Selatan 1 kasus positif COVID-19 (Satgas Covid Sultra, 2020).
Sejak munculnya kasus positif Covid-19 seluruh daerah mulai memberlakukan
seluruh kegiatan dilakukan dari rumah, baik itu bekerja, belajar dan ibadah. Namun
per tanggal 1 Juni 2020 pemerintah mulai mencanangkan gerakan The New Normal.
The New Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas
normal ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya
penularan COVID-19. Prinsip utama dari new normal adalah dapat menyesuaikan
dengan pola hidup (Bramasta, 2020). Aktivitas di era The New Normal berbeda
dengan aktivitas yang dapat dilakukan sebelum mewabahnya Covid-19 di seluruh
dunia. The New Normal merupakan seruan agar masyarakat dapat beraktivitas
kembali namun dengan menerapkan sejumlah protocol kesehatan untuk mencegah
penularan Covid-19. Adapun aktivitas tersebut adalah menggunakan masker saat
bepergian, menjaga jarak (physical distancing), menghindari kerumunan, dan selalu
mencuci tangan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari survey kami
adalaah bagaimana pemahaman masyarakaat terkait covid 19 dan penerapan disiplin
protokol kesehatan di era pandemic covid 19 pada masyarakat Sulawesi Tenggara.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakaat
terkait covid 19 dan penerapan disiplin protokol kesehatan di era pandemic covid 19
pada masyarakat Sulawesi Tenggara.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teori
1. COVID-19

Pneumonia Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit


peradangan paru yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Gejala klinis yang muncul beragam, mulai dari seperti
gejala flu biasa (batuk, pilek, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang
berkomplikasi berat (pneumonia atau sepsis).

Cara penularan COVID-19 ialah melalui kontak dengan droplet saluran napas
penderita. Droplet merupakan partikel kecil dari mulut penderita yang mengandung
kuman penyakit, yang dihasilkan pada saat batuk, bersin, atau berbicara. Droplet
dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter). Droplet bisa menempel di
pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau bersin. Namun, partikel
droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di udara dalam
waktu yang lama. Oleh karena itu, orang yang sedang sakit, diwajibkan untuk
menggunakan masker untuk mencegah penyebaran droplet.

Pandemi Koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-19


adalah peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 (Coronavirus disease 2019,
disingkat COVID-19) di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus
jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi
di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan
ditetapkan sebagai pandemi 8 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11
Maret 2020. Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah

3
dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755
orang meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh.

Di Indonesia, Kasus positif COVID-19 pertama kali dideteksi pada 2 Maret


2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Pada
9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan Jakarta, Jawa Timur, dan
Sulawesi Selatan sebagai provinsi paling terpapar. Sampai tanggal 15 Juni 2020,
Indonesia telah melaporkan 39.294 kasus positif, sehingga menempati peringkat
kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Singapura dan sebelum Filipina. Pandemi
Covid-19 di Indonesia, selain mempengaruhi terhadap kesehatan, terutama karena
menyebabkan kematian,juga berdampak pada sisi kehidupan lainnya. Penurunan
ekonomi nasional yang mengakibatkan penurunan nilai tukar rupiah, harus dialami
Indonesia. Industri dan perdagangan, serta pariwisata berhenti total, mengakibatkan
penurunan pendapatan masyarakat. Event-event olahraga tingkat nasional dan
internasional yang direncanakan pun batal dilaksanakan.

2. PRINSIP UMUM PROTOKOL KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN


DAN PENGENDALIAN COVID 19

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan


Covid-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru pada tempat-tempat
dimana terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya
banyak orang. Masyarakat harus dapat beraktifitas kembali dalam situasi pandemi
COVID-19 dengan beradaptasi kembali pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih
bersih,dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di
masyarakat serta serta memberdayakan semua sumber daya yang ada. Peran
masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 (resiko tertular
dan menularkan) harus dengan melakukan penerapan protokol kesehatan. Protokol
kesehatan secara umum harus memuat :

4
1. Perlindungan kesehatan individu

Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia


dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 kedalam tubuh
melalui hidung,mulut,dan mata. Prinsip pencegahan penularan Covid-19 pada
individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk
tersebut dengan beberapa tindakan, seperti :

a. Menggunakan alat peindung diri berupa masker yang menutupi hidung


dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan
orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat
menularkan COVID-19). Apa bila menggunakan masker kain, sebaiknya
gunakan masker kain 3 lapis.
b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun
dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptic berbasis
alkohol/handsanitaizer. Selalu menghindari menyentuh mata ,hidung dan
mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi
droplet yang mendung virus.
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari
terkena droplet dari orang yang bicara ,batuk atau bersin serta
menghindari kerumunan,dan keramaian. Jika tidak memungkinkan
melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai rekayasa
administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat berupa
pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengonsumsi gizi seimbang, aktivitas
fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam),
serta menghindari faktor resiko penyakit. Orang yang memiliki
komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi,
gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi

5
immunocompromised, penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-
anak, dan lain lain, harus lebih behati-hati dalam beraktifitas ditempat dan
fasilitas umum.

2. Perlindungan kesehatan masyarakat

Perlindungan kesehatan masyarakat merupakan upaya yang harus dilakukan


oleh semua komponen yang ada di masyarakat guna mencegah dan mengendalikan
penularan Covid-19. Potensi penularan Covid-19 di tempat dan fasilitas umum
disebabkan adanya pergerakan kerumunan, atau interaksi orang yang dapat
menimbulkan kontak fisik. Dalam perlindungan kesehatan masyarakat peran
pengelolah, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat dan fasilitas tempat umum
sangat penting untuk menerapkan sebagai berikut :

a. Unsur pencegahan ( prevent)


1. Kegiatan promosi kesehatan (Promote) dilakukan melalui sosialisasi,
edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan
pengertian dan pemahaman bagi semua orang,serta keteladan dari
pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui media mainstream .
2. Kegiataan perlindungan (Protect) antaralain dilakukan melalui
penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang muda diakses dan
memenuhi standar atau penyedian Handsanitizer, upaya penapisan
kesehatan orang yang akan masuk ketempat dan fasilitas umum,
pengaturan jaga jarak, disenfeksi terhadap permukaan., ruangan, dan
peralatan secara berkalah, serta penegakan kedisiplinan pada perilaku
masyarakat yang beresiko dalam penularan dan tertularnya Covid-19
seperti bekerumanan, tidak menggunakan masker, merokok di tempat
dan fasilitas umum dll.
b. Unsure penemuan kasus (Decect)

6
1. Fasilitas dalam deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Yang dapat dilakukan melakukan berkoordinasi dengan dinas kesehatan
setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam,
batuk,pilek,nyeri tenggorokan,dan /atau sesak napas) terhadap semua
orang yang ada di tempat dan fasilitas umum.

c. Unsure penanganan secara cepat dan efektif ( Respond)

Melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya penyeberan yang lebih


luas, antaralain berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas
pelayanan kesehatan untuk pelacakan kontak erat, pemeriksaan rapid test atau real
time, polymerase chain reaction (RT-PCR), serta penangan lain sesuai kebutuhan.
Terhadap penangan bagi yang sakit atau meninggal ditempat dan fasilitas umum
merujuk pada standar yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Substans protokol kesehatan pada masyarakat harus memperhatikan titik kritis


dalam penularan Covid-19 yang meliputi jenis dan karakteristik kegiatan/ aktivitas,
besarnya kegiatan, (outdoor/indoor), lamanya kegiatan, jumlah orang yang terlibat,
kelompok rentan seperti Ibu hamil, balita, anak-anak, lansia, dan penderita komorbid,
atau penyendang disabilitas yang terlibat dan lain sebagainya. Dalam penerapan
protokol kesehatan harus melibatkan peran pihak-pihak yang terkait termasuk aparat
yang melakukan penertiban dan pengawasan.

7
BAB III

METODE SURVEY

A. Jenis Survey
Jenis survey yang kami gunakan pada pembagian quesioner berupa link yang
di sebarluaskan pada masyarakat di Sulawesi Tenggara. Di mana kuesioner itu sendiri
adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang di ajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang
untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang di perlukan.
Pelaksanaan pengumpulan data dengan metode survey memanfaatkan
teknologi informatika berupa aplikasi Googleform. Penggunaan teknologi
dimaksudkan untuk meminimalkan risiko penularan. Di mana pengumpulan data
Googleform merupakan bentuk digital dari instrumen / kuesioner yang
dikembangkan. Kuesioner dalam survey ini disusun dengan pertanyaan tertutup.

B. Lokasi dan Waktu


Survei dilakukan bagi penduduk/masyarakat di Sulawesi Tenggara yang
meliputi 17 kabupaten/kota. Instrumen survey mulai disebarluaskan pada tanggal 06
Januari 2021 dan ditutup pada tanggal 10 Januari 2021.

C. Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel yang digunakan dalam survey adalah penduduk ber KTP
provinsi Sulawesi Tenggara dengan batas usia 18-50 tahun pengguna gadget aktif.
Besaran sampel yang ditetapkan minimal adalah 100 responden. Yang berasal dari
semua kelompok umur sebagaimana ditetapkan dan dari semua wilayah kabupaten /
kota.

8
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui kuesioner yang dibuat
dengan googleform dan disebarluaskan melalui link alamat pengisian dengan aplikasi
whatsapp.

E. Analisis Data dan Penyajian Data


Dalam analisis data, kami menggunakan analisis univariat yaitu Mean atau
rata-rata tiap varibel, dengan penyajian data memakai tabel, grafik dan narasi.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden
a) JenisKelamin

Jenis kelamin responden terdiri atas laki-laki dan perempuan, frekuensinya seperti
yang terlihatpadaTabel 1.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Masyarakat di


Sulawesi Tenggara

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase(%)


Laki-laki 36 36,0
Perempuan 64 64,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan hasil survei didapatkan bahwa responden yang berjenis kelamin


perempuan lebih banyak yaitu 64 responden (64,0%), dibanding yang berjenis
kelamin laki-laki yaitu 36 responden (36,0%).

Grafik Jenis Kelamin


70
60
50
40
Axis Title 30
20
10
0
Laki-laki Perempuan

10
b) Umur
Umur responden dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu sama dengan atau
dibawah 20 tahun dan diatas 20 tahun, seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan kelompok Umur Masyarakat di


Sulawesi Tenggara

Frekuensi (n) Persentase(%)


≤ 20 Tahun 46 46,0
>20 Tahun 54 54,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa distribusi frekuensi umur terbanyak


terdapat pada kelompok umur > 20 tahun dengan frekuensi 54 orang (54,0%)
,dibandingkan dengan kelompok umur ≤ 20 Tahun dengan frekuensi 46 orang
(45,0%).

Grafik Kelompok Umur


60
54
50 46

40 Frekuensi
persentase
30

20

10

0
≤ 20 Tahun >20 Tahun

11
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Masyarakat di Sulawesi
Tenggara

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase(%)


Tidak sekolah 1 1,0
SLTA 56 56,0
D-I/D-II/D-III 6 6,0
D-IV/S1 35 35,0
S2/S3 2 2,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir


masyarakat di Sulawesi Tenggara, dari 100 responden di ketahui bahwa yang tidak
sekolah sebanyak 1 orang (1,0%), SLTA sebanyak 56 orang (56,0%), D-I/D-II/D-III
sebanyak 6 orang (6,0%), D-IV/S1 sebanyak 35 orang (35,0%), S2/S3 sebanyak 2
orang (2,0%).

Grafik Pendidikan
2% 1%
Tidak Sekolah
SLTA
35% D-I/D-II/D-III
D-IV/SI
56% S2/S3

6%

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Tinggal Masyarakat di


Sulawesi Tenggara

Domisili/Tempat Tinggal Frekuensi (n) Persentase (%)

12
Kota kendari 36 36.0
Bau-bau/kab Buton 1 1.0
Kab kolaka 2 2.0
Kab konawe/konsel/konut 9 9.0
Kab buteng/Butur/Butsel 5 5.0
Kab muna/muna barat 34 34.0
Kab bombana 1 1.0
Kab wakatobi 5 5.0
Kab kolut/koltim 3 3.0
Lainnya 4 4.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi berdasarkan Domisili/tempat


tinggal masyarakat di Sulawesi Tenggara, dari 100 responden di ketahui paling
banyak di Kota Kendari sebanyak 36 orang (36,0%) dan paling rendah di kota Bau-
bau/Kab. Buton dan Kab. Bombana dengan frekuensi 1 orang (1 %).

Grafik Domisili/Tempat Tinggal


40
30
20 36 34
10 jumlah
9 5 5 3 4
0 1 2 1
ir a e g t a i
a on lak w n ra n ob tim nya
nd ut o na bute a ba mba kat ol
ke b
B
b
K ko
b n o a t/k
Lain
ta a a b u b w lu
Ko /k K Ka Ka m b b ko
b au na/ Ka Ka b
u- u Ka
Ba b
m
Ka

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Masyarakat di Sulawesi


Tenggara

Status Frekuensi (n) Persentase (%)

13
Belum menikah 93 93.0
Menikah 6 6.0
Cerai 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi berdasarkan status masyarakat


di Sulawesi Tenggara, dari 100 responden di ketahui paling banyak berstatus belum
menikah sebanyak 93 orang (93,0%), menikah 6 orang (6,0%) dan cerai 1 orang
(1,0%).

Grafik Status perkawinan


1%
6%

Belum menikah
Menikah
Cerai

93%

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan pekerjaan Masyarakat di Sulawesi


Tenggara

Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)


PNS/ASN/Honorer 13 13.0
Karyawan Swasta 6 6.0
Mahasiswa 66 66.0
Pertambangan 1 1.0
Tidak Bekerja 9 9.0
Lainnya 5 5.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer, 2021

14
Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan
masyarakat di Sulawesi Tenggara, dari 100 responden di ketahui paling banyak
mahasiswa sebanyak 66 orang (66,0%), PNS/ASN/Honorer berjumlah 13 orang
(13,0%), karyawan swasta 6 orang (6,0%), pertambangan 1 orang (1,0%), tidak
bekerja 9 orang (9,0%) dan lainnya 5 orang (5,0%).

Grafik Pekerjaan
70
60
50
40
30
20
Axis Title 10
0
r
ore asta isw
a
ga
n
er
ja
ny
a
s n k in
on Sw a ba e la
/H an ah am akb
N aw M t
/A
S
ry Pe
r Tid
S K a
PN

B. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Terhadap protokol kesehatan

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat di


Sulawesi Tenggara

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)


Pengetahuan rendah 19 19.0
Pengetahuan tinggi 81 81.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan


masyarakat di Sulawesi Tenggara yaitu masyarakat yang memiliki pengetahuan tinggi
sebanyak 81 orang (81,0%) dan pengetahuan rendah 19 orang (19,0%).

15
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Masyarakat di Sulawesi
Tenggara

Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)


Sikap negatif 61 61.0
Sikap positif 39 39.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi berdasarkan sikap masyarakat di


Sulawesi Tenggara yaitu masyarakat yang memiliki sikap negatif sebanyak 61 orang
(61,0%) dan sikap positif 39 orang (39,0%).

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Masyarakat di Sulawesi


Tenggara

Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)


Tindakan resiko rendah 5 5.0
Tindakan resiko tinggi 95 95.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi berdasarkan tindakan


masyarakat di Sulawesi Tenggara yaitu masyarakat yang memiliki tindakan resiko
tinggi sebanyak 95 orang (95,0%) dan tindakan resiko rendah 5 orang (5,0%).

16
Tabel 10. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Pengetahuan Masyarakat di
Sulawesi Tenggara

Tingkat Pengetahuan Total P

Jenis Value
Kelamin Rendah Tinggi N %

n % N %

Laki-laki 7 36,8% 29 35,8% 36 100 0,932

Perempua 12 63,2% 52 64,2% 64 100


n

Jumlah 19 100% 81 100% 100 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan, responden yang yang memiliki pengetahuan


rendah 19 orang (19,0%) dan pengetahuan tinggi 81 orang (81,0%) .Responden yang
memiliki pengetahuan rendah berjenis kelamin laki-laki (36,8%) dan perempuan
(63,2%). Sedangkan pengetahuan tinggi untuk jenis kelamin laki-laki (35,8%) dan
perempuan (64,2%). Pada tabel chi-square menunjukkan signifikasi p-value sebesar
0,932(lebih besar dari 0,05), hal ini berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin
dengan pengetahuan masyarakat. Sehingga dapat di simpulkan hubungan antara jenis
kelamin dengan pengetahuan di dominasi perempuan berjumlah 81 0rang yang
memiliki pengetahuan baik sebesar 64,2 %

17
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan
Covid-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru pada tempat-tempat
dimana terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya
banyak orang.
Pemahaman dan tindakan masyarakat akan protokol kesehatan di Sulawesi
Tenggara sudah cukup baik di bandingkan dengan sikap masyarakat yang rendah
terhadap protokol kesehatan ini di sebabkan kurangnya kepercayaan terhadap
COVID-19 dan tidak memperdulikan bahaya dari virus ini sehingga masyarakat
beranggapan virus biasa.

B. Saran
Dengan adanya laporan ini, diharapkan adanya keterlibatan semua pihak baik
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian
penularan Covid-19 di tempat dan fasilitas umum dapat membantu meminimalkan
dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19,dan secara makro dapat berkontribusi
mencegah penularan atau penyebaran covid-19 di masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disesase (Covid-19). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. 2020.
World Health Organization. 2020. Novel Coronavirus.
Huang, C. Wang, Y. Li, X. , Renc, L. Zhao, J. Zan, G.Li., Fan, G., Etc. 2020.
Clinical Features Of Patient Infectted With 2019 Novel Coronavirus In Wuhan,
China. The Lancet.

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai