Anda di halaman 1dari 19

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. IV, No. 1, April 2007, 7 - 25

ANALISIS ZAT WARNA SINTETIK


TERLARANG UNTUK MAKANAN
YANG BEREDAR DI PASARAN
Azizahwati, Maryati Kurniadi, Heidi Hidayati
Departemen Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia, Depok

ABSTRACT
The use of synthetic food colorants is increasing because of its advantages.
However, it is found that not all food colorants which are sold in the market are
safe to be consumed. The purpose of this research was to identify synthetic food
colorant samples which are sold in market and to find out whether they contain safe
food colorants or not. Extraction did not need to be done on samples. Analysis was
done using color reaction and paper chromatography. Densitometry was done to
support the identification result. The result of this research showed that 10 out of 31
samples that were tested contain synthetic food colorants that must not be used for
food. The ten samples were seven red colorants (three samples containing Merah
K4, the two others containing Rhodamine B, and two samples containing Scarlet
GN), one orange colorant (containing Orange G), one yellow colorant (containing
Metanil Yellow) and one chocolate colorant (containing Chocolate Brown FB).
Key words: colour reaction, densitometry, paper chromatography, synthetic
food colorants.

PENDAHULUAN menimbulkan banyak pengaruh


terhadap konsumen dalam memilih
Warna dari suatu produk ma- suatu produk makanan dan minuman
kanan ataupun minuman merupakan (Fennema OR. 1996; Smith J. 1991).
salah satu ciri yang penting. Warna Tujuan dari penggunaan zat
merupakan salah satu kriteria dasar warna tersebut adalah untuk mem-
untuk menentukan kualitas makanan, buat penampilan makanan dan
antara lain warna dapat memberi minuman menjadi menarik, sehingga
petunjuk mengenai perubahan kimia memenuhi keinginan konsumen.
dalam makanan, seperti pencoklatan Awalnya, makanan diwarnai
(deMan JM. 1997). Selain itu, bebe- dengan zat warna alami yang diper-
rapa warna spesifik dari buah juga oleh dari tumbuhan, hewan, atau
dikaitkan dengan kematangan. mineral, akan tetapi proses untuk
Warna juga mempengaruhi persepsi memperoleh zat warna alami adalah
akan rasa. Oleh karena itu, warna mahal. Selain itu, zat warna alami
Corresponding author : E-mail : azizah9852@yahoo.com

7
umumnya tidak stabil terhadap melampaui batas ambang maksimal
pengaruh cahaya dan panas sehingga yang ditetapkan. Selain itu, dalam
sering tidak cocok untuk digunakan Peraturan Menteri Kesehatan RI
dalam industri makanan. Maka, No.239/Menkes/Per/V/85 dan Kep.
penggunaan zat warna sintetik pun Dir. Jend. POM Depkes RI Nomor:
semakin meluas. Keunggulan-ke- 00386/C/SK/II/90 tentang Peru-
unggulan zat warna sintetik adalah bahan Lampiran Peraturan Menteri
lebih stabil dan lebih tahan terhadap Kesehatan RI No. 239/Menkes/Per/
berbagai kondisi lingkungan. Daya V/85, terdapat 34 jenis zat warna
mewarnainya lebih kuat dan memi- yang dinyatakan sebagai bahan
liki rentang warna yang lebih luas. berbahaya dan dilarang pengguna-
Selain itu, zat warna sintetik lebih annya pada makanan (Utami ND.
murah dan lebih mudah untuk 2005; Dirjen POM 1997).
digunakan (deMan JM. 1997; Smith Makanan yang beredar di ma-
J. 1991; Nollet LML. 1996). syarakat memiliki warna yang ber-
Sejak pertama kali dibuat pada macam-macam dan kebanyakan
tahun 1856 hingga saat ini, telah menggunakan zat warna sintetik.
banyak zat warna sintetik yang Dengan adanya peraturan yang telah
diciptakan. Akan tetapi, ternyata ditetapkan, diharapkan keselamatan
banyak pula zat warna sintetik itu konsumen dapat terjamin. Akan
memiliki sifat toksik (Marmion DM. tetapi, kenyataannya tidaklah demi-
1984). Dalam suatu penelitian, diper- kian. Hal tersebut dapat dilihat pada
oleh zat warna azo (Amaranth, Allura penjual makanan di pinggiran jalan,
Red, dan New Coccine) terbukti biasanya menggunakan bahan tam-
bersifat genotoksik terhadap mencit bahan makanan, termasuk zat warna,
(Tsuda S. et al. 2006). Selain itu, zat yang tidak diijinkan. Hal itu disebab-
warna Red No. 3 juga terbukti dapat kan karena bahan-bahan itu mudah
merangsang terjadinya kanker payu- diperoleh dalam kemasan kecil di
dara secara in vitro (Dees C. et al. toko dan pasar dengan harga murah
2006). Maka, penggunaannya harus (Maskar DH. 2004; Sihombing N.
diatur secara tegas. 1985). Oleh karena itu, adanya zat
Di Indonesia, zat warna ma- warna sintetik yang tidak diijinkan
kanan termasuk dalam Bahan Tam- dalam makanan, dapat terjadi karena
bahan Pangan yang diatur melalui kesengajaan produsen makanan
UU RI No.7 tahun 1996 tentang menggunakan zat warna sintetik itu,
Pangan pada bab II, bagian kedua, misalnya zat warna tekstil, untuk
pasal 10. Dalam UU tersebut, dinya- menghasilkan warna yang lebih
takan bahwa dalam makanan yang menarik. Atau, hal itu bisa terjadi
dibuat untuk diedarkan, dilarang karena ketidaktahuan produsen
untuk ditambah dengan bahan apa- makanan membeli zat warna sintetik
pun yang dinyatakan dilarang atau yang dikiranya aman, tetapi ternyata

8 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


mengandung zat warna sintetik yang 2) Metanil Yellow (CI no.13065)
tidak diijinkan. diperoleh dari Badan Penga-
Penelitian ini bertujuan untuk wasan Obat dan Makanan
manganalisis beberapa merek zat
warna sintetik yang digunakan untuk d. zat warna biru
makanan yang beredar di pasaran. 1) Indanthrene Blue RS (CI no.
69800) diperoleh dari PT Yeff
Paint
METODOLOGI
Bahan yang digunakan dalam e. zat warna ungu
penelitian ini adalah : 1) Violet 6B (CI no.42640) di-
peroleh dari PT Yeff Paint
1. Bahan Baku Pembanding
Bahan baku pembanding yang f. zat warna coklat
digunakan adalah: 1) Chocolate Brown FB diper-
oleh dari PT Yeff Paint
a. zat warna merah yaitu:
1) Ponceau 3R (CI no. 16155) 2. Bahan Kimia
dan Rhodamin B (CI no. 45170) Bahan kimia untuk reaksi warna
diperoleh dari Badan Penga- adalah asam sulfat pekat p.a.
wasan Obat dan Makanan (Mallinckrodt), asam klorida pekat
2) Ponceau SX (CI no. 14700), p.a. (Mallinckrodt), natrium hidrok-
Scarlet GN (CI no. 14815), Merah sida (Mallinckrodt), dan amonia 25%
K3 (CI no. 15585), Merah K4 (CI p.a. (Merck).
no. 15585:1), dan Merah K11 (CI Bahan kimia untuk kromatografi
no. 45170:1) diperoleh dari PT kertas-densitometri adalah n-butanol
Yeff Paint p.a. (Merck), asam asetat glasial p.a.
(Merck), natrium klorida p.a. (Mallin-
b. zat warna jingga yaitu: ckrodt), etanol absolut p.a. (Mallin-
1) Chrysoine S (CI no. 14270), ckrodt), etilmetilketon p.a. (Merck),
Orange G (CI no. 16230), Orange aseton p.a. (Mallinckrodt), trinatrium
GGN (CI no. 15980), dan Jingga sitrat p.a. (Merck), amonia 25% p.a.
K1 (CI no.12075) diperoleh dari (Merck), etanol 96% teknis, dan air
PT Yeff Paint suling.
2) Sudan 1 (CI no. 12055) di-
peroleh dari Badan Pengawasan 3. Sampel Zat Warna
Obat dan Makanan Sampel zat warna sintetik untuk
makanan yang digunakan diperoleh
c. zat warna kuning dari toko kimia, supermarket, dan
1) Auramine (CI no. 41000) pasar tradisional. di daerah Tange-
diperoleh dari PT Yeff Paint rang Sampel zat warna tersebut

Vol. IV, No.1, April 2007 9


mencakup produk yang terdaftar Pemilihan Eluen Terbaik
maupun tidak terdaftar. Pemilihan Seluruh baku pembanding dan
sampel meliputi warna merah, jingga, sampel zat warna tekstil dielusi
kuning, hijau, biru, ungu, dan coklat. dengan menggunakan enam macam
Jumlah sampel yang diperoleh eluen yang berbeda, yaitu:
sebanyak 31 buah. a. butanol – asam asetat glasial – air
Selain itu, digunakan pula sampel (4:5:1) (McMurry J. 1992)
berupa zat warna tekstil (wanteks) b. larutan natrium klorida 1%
yang dibeli di pasar tradisional. dalam air (Sukarno S. 1991;
Pemilihan sampel zat warna tekstil Touchstone JC. et al. 1983)
meliputi warna merah, jingga, c. etanol – butanol – air (20:25:25)
kuning, hijau, dan biru. Jumlah (Nollet LML. 1996; Sukarno S.
sampel yang diperoleh sebanyak 6 1991; Touchstone JC. et al. 1983)
buah, yaitu wanteks merah tua, pink, d. larutan natrium klorida 2%
oranye, dan kuning podang (merek dalam etanol 50% (McMurry J.
“Bintang Warna”), serta hijau daun 1992)
dan biru tua (merek “Padi Gunting”). e. etilmetilketon – aseton –air (7:3:3)
(Harwati A. 1992; Sukarno S.
1991; McMurry J. 1992; Touch-
PERALATAN stone JC. et al. 1983)
Peralatan yang digunakan adalah f. larutan 2% trinatrium sitrat
kertas kromatografi Whatman no. 1, dalam amonia 5% (Nollet LML.
bejana kromatografi Desaga, pipa 1996; Sukarno S. 1991; McMurry
kapiler, timbangan analitik, kuvet, J. 1992; Touchstone JC. et al.
spektrofotometer UV-VIS Jasco V- 1983)
530, spektrofotometer UV-VIS
Shimadzu UV-1601, CAMAG TLC Pemilihan eluen yang akan di-
Scanner 3, dan alat-alat gelas. gunakan berdasarkan pada kemam-
puan eluen untuk menghasilkan
pemisahan, lamanya waktu elusi,
CARA KERJA kestabilan eluen, dan mudahnya
Analisis Sampel Zat Warna dengan penyediaan eluen (Touchstone JC. et
Reaksi Warna al. 1983).
Pada serbuk atau larutan zat Baku pembanding dan sampel
warna, diteteskan asam sulfat pekat, zat warna tekstil ditimbang ± 0,5 mg,
asam klorida pekat, larutan natrium kecuali Rhodamin B ditimbang ± 0,1
hidroksida 10%, dan larutan amonia mg. Kemudian, baku pembanding
10%. Perubahan warna yang terjadi dan sampel zat warna tekstil dila-
diamati dan dibandingkan dengan rutkan dalam 1 ml etanol 96% teknis.
baku pembanding (deMan JM. 1997; Volume yang ditotolkan sebanyak
Utami ND. 2005; Sukarno S. 1991). 2 µl pada kertas kromatografi.

10 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Pelarutnya dibiarkan menguap. untuk identifikasi, digunakan zat
Setelah itu, dimasukkan ke dalam warna pembanding dan sampel zat
bejana kromatografi yang telah warna tekstil yang merupakan
dijenuhkan dan dilakukan elusi. komponen warna pembentuknya.
Setelah elusi selesai pada kroma- Contohnya untuk sampel zat warna
togram yang diperoleh dihitung nilai sintetik yang berwarna hijau, di-
Rf-nya. bandingkan dengan zat warna pem-
banding dan sampel zat warna tekstil
Analisis Sampel Zat Warna dengan hijau, kuning, dan biru.
Kromatografi Kertas
Sampel zat warna dan baku Analisis Sampel Zat Warna dengan
pembanding dielusi dengan meng- Kromatografi Kertas-Densitometri
gunakan dua dari tiga macam eluen Untuk menunjang hasiI analisis
terbaik yang diperoleh dari per- zat warna sintetik yang tidak diijin-
cobaan pendahuluan, yaitu: kan dan teridentifikasi dalam sampel,
a. etilmetilketon – aseton – air dilakukan elusi dengan eluen etanol
(7:3:3) – butanol – air (20:25:25) . Kemudian,
b. larutan natrium klorida 2% spektrum dari zat warna pembanding
dalam etanol 50% yang teridentifikasi dan sampel
dibandingkan dengan menggunakan
Baku pembanding dan sampel TLC Scanner.
zat warna tekstil ditimbang ± 0,5 mg,
kecuali Rhodamin B ditimbang ± 0,1 a. Penentuan panjang gelombang
mg. Sampel zat warna sintetik untuk maksimum zat warna pemban-
makanan ditimbang ± 1,0 mg. ding
Kemudian, masing-masing dilarutkan Dibuat larutan dari zat warna
dalam 1 ml etanol teknis 96%. Volu- pembanding yang teridentifikasi
me yang ditotolkan sebanyak 2 µl dalam etanol absolut p.a. dengan
pada kertas kromatografi, dima- konsentrasi kurang lebih 10 ppm
sukkan ke dalam bejana kroma- (untuk Rhodamin B, Metanil Yel-
tografi yang telah dijenuhkan dengan low, dan Sudan 1) dan 100 ppm
eluen dan terjadi elusi. Setelah elusi (untuk Merah K4, Scarlet GN,
selesai, kertas dikeringkan, kroma- Orange G, Violet 6B, dan Choco-
togram yang diperoleh dihitung nilai late Brown FB). Kemudian,
Rf-nya. dengan menggunakan spektro-
Sampel zat warna sintetik untuk fotometer UV-VIS, diukur sera-
makanan diidentifikasi dengan pannya pada panjang gelombang
menggunakan zat warna pemban- cahaya tampak (300-700nm).
ding dan sampel zat warna tekstil Lalu, ditentukan panjang gelom-
yang sesuai. Jika sampel tersebut bang yang memberikan serapan
berupa campuran zat warna, maka maksimal.

Vol. IV, No.1, April 2007 11


b. Pembandingan bentuk spektrum 2. Pemilihan Eluen Terbaik
serapan zat warna pembanding Dari enam macam eluen yang
dan sampel zat warna dicoba, dipilih tiga macam eluen
Zat warna pembanding dan terbaik yang digunakan dalam ana-
sampel ditotolkan secara ber- lisis sampel zat warna. Ketiga eluen
sisian, kemudian dilakukan elusi itu adalah:
dengan menggunakan eluen a. etilmetilketon – aseton – air
etanol - butanol – air (20:25:25). (7:3:3)
- Bercak yang dihasilkan di- b. larutan natrium klorida 2%
scan (pada panjang gelom- dalam etanol 50%
bang maksimum yang telah c. etanol – butanol – air (20:25:25)
diperoleh) dan spektrum
serapan yang didapat di- Perbandingan kemampuan eluen
bandingkan. untuk menghasilkan pemisahan,
lamanya waktu elusi, kestabilan
c. Zat Warna pembanding dan eluen, dan mudahnya penyediaan
sampel yang (dari percobaan eluen dari keenam macam eluen yang
butir 1)) ditotolkan secara dicoba dapat dilihat pada Tabel 3.
bersisian dan dibuat campuran Dari enam macam eluen yang dicoba,
zat warna pembanding dan tidak ada eluen yang dapat meng-
sampel, kemudian ditotolkan elusi Auramine, Chrysoine S, Indan-
juga. therene Blue RS, Orange GGN, dan
Elusi dilakukan dengan meng- Jingga K1.
gunakan eluen etanol – butanol
– air (20:25:25). 3. Analisis Sampel Zat Warna
Bercak yang dihasilkan di-scan dengan Kromatografi Kertas
(pada panjang gelombang maksi- Kromatogram dari zat warna
mum yang telah diperoleh) dan pembanding dan sampel yang di-
spektrum serapan yang didapat duga, menggunakan dua macam
dibandingkan. eluen, yaitu etilmetilketon – aseton –
air (7:3:3) dan larutan natrium klorida
2% dalam etanol 50%, Sedangkan,
HASIL DAN PEMBAHASAN nilai Rf dapat dilihat pada Tabel 4-5.
Hasil kromatografi kertas de-
HASIL ngan kedua eluen tersebut menun-
jukkan bahwa ada 16 sampel zat
1. Analisis Sampel Zat Warna warna dari 31 sampel keseluruhan
dengan Reaksi Warna yang mungkin mengandung zat
Hasil reaksi warna dari zat warna sintetik yang tidak diijinkan
warna pembanding dan sampel zat dalam makanan. Dari 16 sampel
warna dapat dilihat pada Tabel 1-2. tersebut, empat sampel diduga

12 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 1. Reaksi warna dari baku pembanding zat warna

No Zat warna Warna asal H2SO4(p) HCl(p) Larutan Larutan


amonia 10% NaOH 10%
1 Chocolate coklat ungu tua coklat coklat coklat
Brown FB kemerahan kemerahan kemerahan
2 Metanil kuning biru ungu kuning tua kuning
Yellow kehitaman
3 Orange G jingga jingga jingga jingga jingga
kecoklatan kecoklatan kecoklatan
4 Ponceau merah merah merah merah merah
3R muda muda terang kecoklatan
5 Ponceau merah tua merah tua bintik ungu jingga jingga
SX (tidak larut)
6 Rhodamin B hijau tua kuning jingga ungu tua ungu terang
kemerahan (bintik hijau)
7 Sudan 1 kuning- merah merah jingga jingga
jingga anggur anggur kemerahan kemerahan
muda (pucat)
8 Scarlet GN merah ungu ungu muda coklat coklat
kemerahan
9 Violet 6B ungu ungu jingga ungu tua ungu tua
kebiruan kecoklatan
10 Merah K3 merah merah ungu muda jingga merah muda
keunguan sekali kecoklatan pucat
11 Merah K4 merah ungu tua ungu muda merah merah
keunguan (pekat)
12 Merah K11 merah merah merah muda merah merah
keunguan (bintik merah) keunguan keunguan
(tua) pucat
13 Merah tua merah tua biru tua biru merah anggur merah anggur
keabu-abuan
14 Pink merah muda jingga merah muda ungu jingga
kecoklatan pucat kecoklatan
15 Oranye jingga merah darah krem pucat jingga tua jingga
16 Kuning kuning ungu tua ungu tua kuning kuning
pondang terang kemerahan
17 Hijau daun hijau tua ungu ungu hijau tua hijau tua
kehitaman
18 Biru tua biru tua biru ungu tua ungu ungu tua
kehitaman (pekat) kehitaman

Vol. IV, No.1, April 2007 13


Tabel 2. Tabel reaksi warna dari sampel zat warna sintetik untuk makanan

No Zat warna Warna asal H2SO4(p) HCl(p) Larutan Larutan


amonia 10% NaOH 10%

1 Ma merah ungu merah merah coklat


keunguan
2 Mb merah tua biru ungu pucat merah tua merah tua
kehitaman
3 Mc merah cabe ungu tua merah merah cabe coklat tua
(pekat) anggur
4 Md merah muda kuning tua kuning merah muda merah muda
terang terang
(pekat)
5 Me merah ungu tua merah merah merah
anggur anggur muda anggur muda
6 Mf merah jingga kuning tua jingga jingga
kekuningan kemerahan kemerahan
terang terang
7 Mg merah ungu tua ungu muda merah merah
anggur anggur
8 Mh merah kuning bening jingga ungu ungu muda
keunguan kemerahan (pucat)
9 Mi merah ungu merah merah coklat muda
anggur anggur
10 Ja jingga kuning kuning terang kuning terang kuning terang
11 Jb jingga jingga jingga kuning tua kuning
kecoklatan
12 Jc kuning tua kuning kuning terang kuning kuning tua
13 Jd jingga ungu ungu jingga jingga
kecoklatan kecoklatan
14 Je jingga kuning kuning terang kuning tua kuning
15 Jf jingga merah jingga jingga kuning
kecoklatan kecoklatan kecoklatan
(lebih tua)
16 Jg jingga coklat coklat merah merah
kemerahan kemerahan kecoklatan kecoklatan

14 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 2. (Lanjutan)

No Zat warna Warna asal H2SO4(p) HCl(p) Larutan Larutan


amonia 10% NaOH 10%

17 Ka kuning muda kuning kuning kuning kuning


agak jingga
18 Kb kuning tua kuning kuning tua kuning tua kuning
kecoklatan
19 Kc kuning ungu ungu tua jingga krem pucat
kebiruan
20 Kd kuning kuning kuning kuning terang kuning
agak jingga agak jingga
21 Ke kuning jingga merah bata coklat coklat
jingga kemerahan kemerahan
22 Ha hijau tua kuning kuning hijau tua hijau tua
kecoklatan
23 Hb hijau kuning muda kuning muda hijau muda hijau muda
pucat
24 Hc hijau daun kuning kuning hijau muda hijau daun
terang
25 Hd hijau kuning bening krem pucat hijau muda hijau muda
(bintik hijau) pucat pucat
26 He hijau kuning kuning hijau terang hijau daun
terang terang
27 Ba biru biru kuning tua biru biru tua
28 Bb biru tua hijau kuning muda biru biru terang
(tidak larut)
29 Ua ungu tua ungu merah ungu tua ungu tua
kehitaman anggur
30 Ub ungu kuning jingga ungu terang ungu terang
kemerahan bening kemerahan
31 Ca coklat ungu merah coklat coklat
kecoklatan kecoklatan

Vol. IV, No.1, April 2007 15


Tabel 3. Perbandingan sifat-sifat eluen yang dicoba

Eluen
No. Syarat-syarat untuk
eluen yang baik 1 2 3 4 5 6

1 Jumlah baku
pembanding yang
dapat dipisahkan

- zat warna 13 12 13 13 13 12

- wanteks 5 0 6 6 6 0

2 Rentang Rf dari baku


pembanding yang
dapat dipisahkan

- zat warna 0,01 – 0,02 – 0,49 – 0,42 – 0,26 – 0,02 –


0,83 0,82 0,93 0,98 0,98 0,88

- wanteks 0,03 – - 0,06 – 0,01 – 0,08 – -


0,36 0,62 0,14 0,88

3 Waktu elusi

- zat warna 2. 15’ 50’ 2.40’ 2.10’ 1.15’ 55’

- wanteks 2.15’ 1 3.10’ 2.33’ 1.50’ 1.15’

4 Kestabilan eluen stabil stabil stabil stabil stabil stabil

5 Pembuatan eluen mudah mudah mudah mudah mudah mudah

Keterangan:
1 = butanol – asam asetat glasial – air (4:5:1)
2 = larutan natrium klorida 1% dalam air
3 = etanol – butanol – air (20:25:25)
4 = larutan natrium klorida 2% dalam etanol 50%
5 = etilmetilketon – aseton – air (7:3:3)
6 = larutan trinatrium sitrat 2% dalam amonia 5%

16 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 4. Hasil kromatografi kertas dari baku pembanding zat warna
yang teridentifikasi dan sampel zat warna yang diduga dengan menggunakan
eluen etilmetilketon – aseton – air (7:3:3)

No Zat Warna Rf Bercak Sampel Rf Bercak


pembanding zat warna

1 Scarlet GN 0,32 merah muda Ma 0,30 merah muda

2 Scarlet GN 0,36 merah muda Mc 0,38 merah

3 Rhodamin B 1,0 merah muda Md 1,0 merah muda


terang

4 Merah K4 0,38 0,95 merah muda Me 0,40 0,96 merah muda


merah muda merah muda

5 Rhodamin B 1,0 merah muda Mf 1,0 merah muda


terang

6 Merah K4 0,22 merah muda Mg 0,22 merah muda


pucat
0,52 merah muda 0,52 merah muda
pucat

7 Rhodamin B 1,0 merah muda Mh 1,0 merah muda


terang

8 Merah K4 0,32 0,71 merah muda Mi 0,34 0,71 merah muda


merah muda merah muda
pucat

9 Orange G 0,19 0,28 kuning Jf 0,20 kuning merah


0,53 merah 0,30 0,53 muda krem
muda krem

10 Metanil Yellow 0,95 kuning Kc 0,96 kuning pucat

11 Rhodamin B 1,0 merah muda Ub 1,0 merah muda


terang terang

12 Chocolate Brown 0,21 kuning Ca 0,18 kuning merah


FB 0,29 merah 0,27 0,52 muda krem
0,52 0,70 muda 0,70 merah muda
krem
merah muda

Vol. IV, No.1, April 2007 17


Tabel 5. Hasil kromatografi kertas dari baku pembanding zat warna yang
teridentifikasi dan sampel zat warna yang diduga dengan menggunakan eluen
larutan natrium klorida 2% dalam etanol 50%

No Zat Warna Rf Bercak Sampel Rf Bercak


pembanding zat warna

1 Scarlet GN 0,54 merah muda Ma 0,55 merah muda

2 Scarlet GN 0,54 merah muda Mc 0,57 merah

3 Rhodamin B 0,58 merah muda Me 0,55 merah muda

4 Merah K4 0,55 merah muda Mg 0,55 merah muda


merah muda

5 Rhodamin B 0,93 merah muda Mh 0,93 merah muda

6 Merah K4 0,57 merah muda Mi 0,55 merah muda


pucat pucat
merah muda
pucat

7 Sudan1 0,73 Krem pucat Jd 0,74 Krem pucat


kuning

8 Orange G 0,45 kuning Jf 0,44 kuning


0,58 merah muda 0,56 merah muda
pucat pucat
0,66 krem pucat 0,66 krem pucat

9 Orange G 0,44 kuning Kb 0,47 kuning

10 Metanil Yellow 0,9 kuning Kc 0,88 kuning

11 Sudan 1 0,73 krem pucat Ke 0,72 jingga

12 Violet 6B 0,62 merah Ua 0,66 merah


keunguan keunguan
0,96 biru 0,96 biru

13 Rhodamin B 0,98 merah muda Ub 0,98 merah muda


terang

14 Chocolate Brown 0,55 merah Ca 0,56 merah


FB keunguan keunguan
0,66 0,92 krem pucat 0,68 0,92 krem
biru pucat biru

18 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 6. Hasil kromatografi kertas dari baku pembanding zat warna yang
teridentifikasi dan sampel zat warna yang diduga (penotolan bersisian) dengan
menggunakan eluen etanol – butanol – air (20:25:25)

No Zat Warna Rf Bercak Sampel Rf Bercak


pembanding zat warna
1 Merah K4 0,57 merah muda Me 0,57 merah muda
pucat
0,77 merah muda 0,76 merah muda
pucat
Mi 0,58 merah muda
pucat
0,79 merah muda
pucat
2 Merah K4 0,56 merah muda Mg 0,59 merah muda
0,75 merah muda 0,76 merah muda
3 Rhodamin B 0,96 merah muda Md 0,82 merah
terang keunguan
Mf 0,82 merah muda
pucat
Mh 0,95 merah muda
Ub 0,95 merah muda
4 Scarlet GN 0,56 merah muda Ma 0,55 merah muda
Mc 0,58 merah muda
5 Orange G 0,56 kuning Jf 0,55 kuning
0,58 merah muda 0,58 merah muda
pucat
0,72 krem 0,72 krem
6 Orange G 0,50 kuning Kb 0,51 kuning
0,54 merah muda 0,54 merah muda
0,65 krem - -
7 Sudan 1 0,98 krem Jd 0,89 krem
0,93 kuning
Ke 0,71 Jingga
8 Metanil 0,93 kuning Kc 0,93 kuning
Yellow
9 Violet 6B 0,57 merah muda Ua - -
0,78 ungu 0,79 ungu
kebiruan kebiruan
10 Chocolate 0,52 kuning Ca 0,52 kuning
Brown
FB 0,57 merah muda 0,56 merah muda
0,72 jingga 0,72 jingga
0,79 ungu kebiruan 0,79 ungu kebiruan

Vol. IV, No.1, April 2007 19


mengandung Rhodamin B, dua dibeli dari dua toko kimia, satu su-
sampel Scarlet GN, tiga sampel Merah permarket, dan empat pasar tradi-
K4, dua sampel Sudan 1, satu sampel sional di daerah Tangerang. Dari ke-
Metanil Yellow, dua sampel Orange 31 sampel tersebut, dijumpai hal-hal
G, satu sampel Violet 6B, dan satu berikut ini:
sampel diduga mengandung Choco-
late Brown FB. - sembilan sampel tidak dikemas
dalam kemasan asli dan dikemas
4. Analisis Sampel Zat Warna dalam kemasan baru yang lebih
dengan Kromatografi Kertas-Den- kecil oleh penjual, sehingga tidak
sitometri diketahui label dan keterangan
Zat Warna pembanding dan yang ada pada kemasan awal.
sampel ditotolkan secara bersisian,
kemudian dielusi menggunakan eluen - hanya empat belas sampel yang
etanol – butanol – air (20:25:25), Nilai terdaftar di Departemen Kese-
Rf dari zat warna pembanding dan hatan. Tujuh dari sembilan sam-
sampel tersebut dapat dilihat pada pel yang diganti kemasannya
Tabel 6. tidak diketahui apakah terdaftar
atau tidak di Departemen Kese-
hatan.
PEMBAHASAN
Saat ini, zat warna sintetik untuk - hanya delapan sampel yang
makanan semakin banyak dipro- memiliki keterangan lengkap
duksi, dijual, dan digunakan dalam (komposisi, takaran pemakaian,
masyarakat. Hal itu disebabkan tanggal kadaluarsa, nomor regis-
karena keunggulan-keunggulan zat trasi, dsb) dan tercantum pada
warna sintetik dibandingkan zat kemasan. Bahkan, pada beberapa
warna alami. Akan tetapi, ternyata sampel, tidak dicantumkan
tidak semua zat warna sintetik untuk tanggal kadaluarsa.
makanan yang dijual di pasaran
benar-benar merupakan zat warna Sebagai zat warna pembanding,
sintetik yang ditujukan untuk peng- digunakan zat warna merah seba-
gunaan dalam makanan. nyak tujuh macam, jingga lima
Sampel zat warna sintetik untuk macam, kuning dua macam, dan biru,
makanan yang digunakan dalam ungu, serta coklat masing-masing
penelitian berjumlah 31 sampel, yaitu satu macam. Zat warna yang diguna-
zat warna merah sebanyak sembilan kan sebagai baku pembanding ter-
macam, jingga tujuh macam, kuning sebut adalah zat-zat warna yang
lima macam, hijau lima macam, biru dilarang penggunaannya dalam
dua macam, ungu dua macam, dan makanan berdasarkan Peraturan
coklat satu macam. Sampel tersebut Menteri Kesehatan RI No.239/

20 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Menkes/Per/V/85 dan Kep. Dir. Jika kita melihat struktur zat
Jend. POM Depkes RI Nomor: 00386/ warna yang terelusi, sebagian besar
C/SK/II/90 tentang Perubahan merupakan zat warna azo dengan
Lampiran Peraturan Menteri Kese- rumus umum Ar – N = N – Ar’. Pada
hatan RI No. 239/Menkes/Per/V/85. ikatan N = N yang simetris dan
Selain itu, digunakan pula sampel zat tersusun dari atom yang sama, maka
warna tekstil yang dijual di pasar kedua atom akan mendapatkan
tradisional dengan zat warna merah distribusi elektron yang sama
sebanyak dua macam, jingga, kuning, banyak, sehingga momen dipolnya
hijau, dan biru masing-masing satu nol dan molekul bersifat nonpolar.
macam. Hal itu berlaku jika Ar = Ar’. Akan
Kromatografi kertas yang dila- tetapi, pada umumnya, Ar dan Ar’
kukan merupakan kromatografi par- cukup berbeda sehingga mungkin
tisi, yang termasuk dalam kromato- terjadi sedikit perbedaan distribusi
grafi cair-cair. Maka, yang berperan elektron dan molekul zat warna azo
sebagai fase diam biasanya adalah air menjadi bersifat kurang polar.
yang membentuk kompleks dengan Akibatnya, zat warna azo dapat
serat selulosa pada kertas, sedang- terbawa oleh fase gerak. (Williams
kan sebagai fase gerak adalah pelarut DH. et al. 1995)
organik atau campuran pelarut. Dari tujuh belas baku pemban-
(Touchstone JC. et al. 1983). ding zat warna dan enam wanteks
Berikut ini adalah nilai konstanta yang digunakan, terdapat lima baku
dieletrik dari beberapa pelarut yang pembanding zat warna yang tidak
digunakan sebagai eluen terpilih dapat terelusi oleh keenam eluen
(Touchstone JC. et al. 1979) yaitu Auramine, Chrysoine S,
Dari tabel itu, dapat dilihat Indanthrene Blue RS, Orange GGN,
bahwa kepolaran air sangat besar. dan Jingga K1. Kelima baku pem-
Maka, dapat disimpulkan, fase gerak banding tersebut tidak digunakan
yang ada bersifat kurang polar lagi dalam identifikasi selanjutnya.
daripada fase diam. Tidak terelusinya kelima zat warna

Pelarut Konstanta dielektrik ( ε )

etilmetilketon 18,5
aseton 20,7
etanol 24.5
n-butanol 17,8
air 78,5

Vol. IV, No.1, April 2007 21


itu mungkin disebabkan karena ada yang mengandung zat warna
kelima zat warna tersebut sangat yang sama dengan sampel zat warna
larut dalam fase diam cair yang tekstil. Pada kromatografi kertas
membentuk kompleks dengan selu- dengan ketiga eluen terpilih yang
losa kertas sehingga tidak dapat digunakan, sampel zat warna tekstil
terbawa oleh fase gerak. cenderung menunjukkan gejala
Setelah melakukan pemilihan pembentukan ekor. Akan tetapi,
eluen, dilakukan analisis sampel zat dengan eluen larutan natrium klorida
warna dengan menggunakan eluen 2% dalam etanol 50%, beberapa
etilmetilketon – aseton – air (7:3:3) sampel zat warna tekstil meng-
dan larutan natrium klorida 2% hasilkan nilai Rf yang mendekati nol.
dalam etanol 50%. diperoleh seba- Penanganan sampel tidak meli-
nyak dua belas sampel yang diduga batkan langkah ekstraksi, melainkan
mengandung zat warna sintetik yang hanya ditotolkan secara langsung.
dilarang untuk makanan. Sedangkan, Cara ini memungkinkan bila kon-
hasil elusi dengan larutan natrium sentrasi dan kemurnian sampel
klorida 2% dalam etanol 50%, cukup besar sehingga dapat meng-
diperoleh sebanyak empat belas hasilkan bercak yang dapat teriden-
sampel yang diduga mengandung zat tifikasi. Pengotor tidak terdapat
warna sintetik yang dilarang untuk dalam konsentrasi yang tinggi
makanan. sehingga tidak mempengaruhi bercak
Untuk sampel Mg (diduga me- yang dihasilkan atau bahkan dapat
ngandung Merah K4) dan sampel Kb menyebabkan zat tidak terelusi.
(diduga mengandung Orange G), Keuntungan dari penotolan sampel
kromatogram dari kedua eluen secara langsung adalah menghemat
tersebut tidak begitu jelas. Maka, reagen dan waktu, mencegah berku-
kedua sampel tersebut dielusi sekali rangnya analit dalam sampel, serta
lagi dengan kedua eluen tersebut. jumlah sampel yang dibutuhkan lebih
Dari kromatogram yang terakhir sedikit (Gritter RJ. et al. 1991) Pada
dilakukan dengan kedua eluen percobaan, bercak yang diperoleh
tersebut, Mg benar diduga mengan- dapat diidentifikasi dan beberapa
dung Merah K4. Sedangkan, untuk sesuai dengan bercak baku pemban-
Kb, dengan etilmetilketon – aseton – ding yang digunakan.
air (7:3:3), bercak yang terbentuk Selain kromatografi kertas de-
berbeda antara sampel dan baku ngan menggunakan kedua eluen
pembanding. Akan tetapi, dengan tersebut, dilakukan pula reaksi
larutan natrium klorida 2% dalam warna terhadap baku pembanding
etanol 50%, bercak yang terbentuk dan sampel yang diperiksa. Akan
hampir sama. tetapi, warna yang terbentuk sangat
Seluruh sampel zat warna sin- sulit untuk dijadikan dasar iden-
tetik untuk makanan ternyata tidak tifikasi karena banyak sekali warna

22 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


yang mirip satu sama lain. Maka, sesuai juga ditotolkan secara dicam-
reaksi warna hanya dijadikan sebagai pur, dengan jumlah yang kurang lebih
penunjang hasil identifikasi dengan sama, pada satu titik. Jika sampel
kromatografi kertas yang telah tersebut benar mengandung zat
dilakukan. warna sintetik yang dilarang, maka
Setelah analisis dengan meng- hasil elusi dari campuran baku
gunakan kedua eluen dan reaksi pembanding dan sampel akan berupa
warna, dilakukan penentuan panjang satu bercak dengan warna dan R f
gelombang maksimum dari larutan yang sama.
baku pembanding dalam etanol 96% Pembuatan konsentrasi (dalam
dengan spektrofotometer UV-VIS. ppm) untuk elusi terakhir ini adalah
Panjang gelombang yang diperoleh hanya berdasarkan percobaan yang
akan digunakan untuk identifikasi dilakukan, agar diperoleh spektrum
dengan densitometri, diperoleh yang cukup baik dengan TLC Scan-
sebanyak enam belas sampel yang ner. Sebelumnya, telah dicoba kon-
diduga mengandung zat warna yang sentrasi yang lebih kecil daripada
dilarang. konsentrasi yang digunakan. Akan
Ternyata, dari keenam belas tetapi, spektrum yang diperoleh
sampel tersebut, setelah dilakukan kurang baik.
elusi kembali dengan etanol – butanol Kromatogram dari sepuluh
– air (20:25:25), hanya sepuluh sampel sampel itu kemudian di-scan dengan
yang positif mengandung zat warna TLC Scanner. Ternyata, kesepuluh
sintetik yang dilarang untuk ma- sampel itu benar mengandung zat
kanan. warna sintetik yang dilarang untuk
Kromatogram yang diperoleh makanan. Hal tersebut dibuktikan
kemudian di-scan dengan TLC Scan- dengan kesamaan bentuk spektrum
ner untuk menunjang hasil iden- serapan antara sampel dan baku
tifikasi yang diperoleh. Ternyata, pembanding. Kesepuluh sampel itu
memang keenam sampel tersebut adalah Me, Mg, dan Mi (sesuai
memiliki spektrum serapan yang dengan Merah K4), Mh dan Ub
berbeda dengan baku pembanding- (sesuai dengan Rhodamin B) , Ma
nya. dan Mc (sesuai dengan Scarlet GN),
Selanjutnya, sampel yang telah Jf (sesuai dengan Orange G), Kc
positif mengandung zat warna sin- (sesuai dengan Metanil Yellow), dan
tetik yang dilarang dan zat warna Ca (sesuai dengan Chocolate Brown
pembandingnya yang sesuai, dielusi FB).
sekali lagi dengan eluen etanol – bu- Akan tetapi, pada saat scanning,
tanol – air (20:25:25). Perbedaannya panjang gelombang baku pemban-
dengan elusi sebelumnya adalah ding Sudan 1 dan Metanil Yellow
pada elusi ini, sampel yang positif bergeser jauh dari panjang gelombang
dan baku pembandingnya yang maksimum yang diperoleh melalui

Vol. IV, No.1, April 2007 23


spektrofotometri. Dengan TLC Scan- sampel Mh dan Ub mengandung
ner, panjang gelombang maksimum Rhodamin B, serta sampel Ma
Sudan 1 adalah ± 490 nm, dan Metanil dan Mc mengandung Scarlet GN.
Yellow ± 445 nm. Sedangkan, dengan Selain itu, sampel Jf mengandung
spektrofotometer UV-VIS, panjang Orange G, sampel Kc mengan-
gelombang maksimum Sudan 1 dung Metanil Yellow, dan sam-
adalah 477 nm, dan Metanil Yellow pel Ca mengandung Chocolate
414 nm. Pergeseran panjang gelom- Brown FB.
bang memang kerap terjadi antar
alat, tetapi pergeseran gelombang
kedua zat warna itu terlalu besar. DAFTAR ACUAN
Panjang gelombang, yang diper- deMan JM. Kimia Makanan Edisi
oleh melalui spektrofotometer UV- Kedua. Penerjemah: Prof. Dr.
VIS, sudah dua kali dicoba dengan Kosasih Padmawinata. Bandung:
menggunakan alat spektrofotometer Penerbit ITB. 1997: 238, 253, 280
yang berbeda dan hasilnya sama. – 282, 487 – 491, 520 – 529.
Panjang gelombang maksimum Fennema OR. Food Chemistry 3rd Edi-
Sudan 1 diperoleh 477 nm dan 477,5 tion. New York, USA: Marcel
nm. Sedangkan, panjang gelombang Dekker, Inc. 1996: 651 – 718.
maksimum Metanil Yellow diperoleh Smith J. Food Additive User’s Handbook.
414 nm dan 416 nm. Oleh karena itu, London, Inggris: Blackie & Son,
dapat diambil kesimpulan bahwa Ltd. 1991: 89 – 97, 111 – 113.
panjang gelombang maksimum yang
Coultate TP. Food: The Chemistry of Its
tepat adalah yang diperoleh dengan
Component 3 rd Edition. Cam-
spektrofotometer UV-VIS.
bridge, Inggris: The Royal Soci-
ety of Chemistry. 1996: 160 – 169.
KESIMPULAN Nollet LML. Handbook of Food Analy-
- Dari 31 sampel yang diperoleh, sis Volume 2. New York, USA:
hanya delapan sampel yang Marcel Dekker, Inc. 1996: 1723 –
terdaftar di Departemen Kese- 1740.
hatan, memiliki keterangan Marmion DM. Handbook of U. S.
lengkap yang tercantum pada Colorants for Foods, Drugs, and Cos-
kemasan, dan tidak diganti metics 2 nd Edition. USA: John
kemasannya oleh penjual. Wiley and Sons, Inc. 1984: 3 – 9,
- Dari 31 sampel zat warna yang 18 – 21, 23 – 24, 35 – 90, 91 – 113,
diperiksa, terdapat sepuluh sam- 159 – 161, 341 – 374.
pel yang mengandung zat warna Tsuda S, Murakami M, Matsusaka N,
sintetik yang dilarang untuk Kano K, Taniguchi K, Sasaki YF.
makanan. Sampel Me, Mg, dan DNA Damage Induced by Red
Mi mengandung Merah K4, Food Dyes Orally Administered

24 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


to Pregnant and Male Mice. Harwati A. Penggunaan Pewarna
http://toxsci.oxfordjournals. dalam Beberapa Sampel Makanan
org/cgi/content/full/61/1/92. Minuman yang Diuji di Balai
2001, diambil pada tanggal 4 Mei Pemeriksaan Obat dan Makanan
2006 pukul 21:45. Prop. DIY. dalam Proceedings
Dees C, Askari M, Garrett S, Gehrs Pekan Analisis Obat dan
K, Henley D, Ardies CM. Estro- Makanan I. Yogyakarta: UGM.
genic and DNA-damaging Activ- 1992: 260 – 263.
ity of Red No. 3 in Human Breast Sukarno S. Identifikasi dan Penetapan
Cancer Cells. http://www. Kadar Zat Warna Sintetis dalam
ehponline.org/members/1997/ Makanan Ringan Jelly yang Beredar
Suppl-3/dees-full.html. 1997, di Jakarta. Depok: Jurusan Far-
diambil pada tanggal 5 Mei 2006 masi FMIPA UI. 1991: 6, 13 – 16,
pukul 07:45. 26 – 27.
Utami ND. Analisis Zat Warna Merah, McMurry J. Organic Chemistry 3rd Edi-
Kuning, dan Jingga Sintetik Go- tion. California, USA: Brooks/
longan Azo Pada Beberapa Makanan Cole Publishing Company. 1992:
Berwarna Merah, Kuning, dan 45 – 49.
Jingga. Depok: Departemen Far- Touchstone JC, Dobbins MF. Practice
masi FMIPA UI. 2005. of Thin Layer Chromatography 2nd
Direktorat Jenderal Pengawasan Edition. New York, USA: John
Obat dan Makanan, Departemen Wiley and Sons, Inc. 1983: 75 –
Kesehatan RI. Kumpulan Per- 76, 303 - 310.
undang-undangan Bidang Sediaan Touchstone JC, Sherma J. Densitom-
Farmasi, Makanan, Alat Kesehatan, etry in Thin layer Chromatography:
dan Bahan Berbahaya (Umum). Practice and Applications. New
Jakarta: Departemen Kesehatan York, USA: John Wiley and Sons,
RI. 1997: 215 – 220. 1979: 20 - 22.
Maskar DH. Assesment of Illegal Food Williams DH, Fleming I. Spectroscopic
Additives Intake from Street Food Methods in Organic Chemistry 5th
Among Primary School Children in Edition. London, Inggris:
Selected Area of Jakarta. Jakarta: McGrawHill Book Company.
Fakultas Kedokteran UI. 2004: 2 1995: 22 -24.
– 3, 7, 11 – 12. Gritter RJ, Bobbitt JM, dan Schwar-
Sihombing N. Observasi Penggunaan ting AE. Pengantar Kromatografi
Dua Pewarna Sintetik dalam Pe- Edisi Kedua. Penerjemah: Dr.
nganan di Jakarta. Jakarta: Majalah Kosasih Padmawinata. Bandung:
Kesehatan Masyarakat Indonesia Penerbit ITB. 1991: 82 – 85, 92 –
Tahun XVI no.2. 1985: 77 – 82. 93, 157.

Vol. IV, No.1, April 2007 25

Anda mungkin juga menyukai