Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

PRAKTIKUM BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

DOSEN PENGAMPU :

Dra. RAHMULYANI, M.Pd. KONS.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

- DINDA OCHTRIYANI 1203351042

- EVA RAHMA NASUTION 1203351028

- RUTH ANGELITA BR SITORUS 1203351034

- UMI FADILLAH NASUTION 1203351031

KELAS : BK REGULER C

MATKUL : PRAKTIKUM BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

TA/TP 2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan. maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa
diperbaiki agar dapat menjadi suatu makalah yang semestinya.

Tetapi kami tetep berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan kami dan
bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca.

Terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, 13 Februari 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. BKP TEKNIK SIMULASI


1. Pengertian Simulasi
2. Tujuan Teknik Simulasi
3. Tahap Pelaksanaan Simulasi
B. BKP TEKNIK ROLE PLAYING
1. Pengertian Role Playing
2. Teori Role Playing
3. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Role Playing
4. Langkah langkah Penggunaan Role Playing
5. Keunggulan dan Kelemahan Role Playing
6. Hal hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan ROLE PLAYING
C. BKP TEKNIK DISKUS KELOMPOK
1. Pengertian Diskusi Kelompok
2. Bentuk Bentuk Diskusi Kelompok
3. Komponen komponen Diskusi Kelompok
4. Pengelolaan Diskusi Kelompok
5. Ciri ciri Diskusi Kelompok yang Efektif
D. BKP TEKNIK PKC KO
1. BKP Teknik PKC KO
2. Tujuan
3. Sarana
4. Kelengkapan
5. Tahap tahap PKC KO
E. BKP TEKNIK PROBLEM SOLVING
F. BKP TEKNIK MODELLING
1. Pengertian Teknik Modelling
2. Jenis Jenis BKPTeknik Modeling

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Teknik Simulasi
merupakan kegiatan untuk membantu mahasiswa dalam mengembangkan
keterampilan menemukan dan memecahkan masalah. Oleh sebab itu simulasi
pembelajaran akan sangat membantu mahasiswa dalam memecah materi yang sulit dan
memberikan kemudahan dalam memahami.
Metode Role Playing
ini berasal dari kata Role dan Play dalam bahasa inggris. Role berarti peran
yang merujuk pada lakon yang akan dipelajari baik berperan sebagai tokoh hidup
maupun tokoh sejarah sedangkan semata melainkan untuk mendramakan atau
mempertontonkan peranan yang dimainkan dengan tidak melupakan nilai-nilai
pelajaran pokok yang dipelajari. Penggunaan metode Role Playing ini dipilih karena
merupakan metode yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Jika siswa sudah
merasa senang hatinya, hal tersebut akan mendorong minat, kreativitas dan motivas
siswa dalam belajar, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Diskusi Kelompok
adalah suatu kegiatan kerja sama atau aktifitas untuk menyelesaikan suatu
permasalahan melalui proses berpikir kelompok yang mengandung langkah-langkah
dasar tertentu yang harus di patuhi oleh seluruh kelompok. Diskusi kelompok
merupakan salah satu cara dimana manusia dapat mengemukakan beberapa pendekatan
untuk mengetahui keseluruhan suatu pokok pembicaraan adalah dengan jalan
mengetahui segala hal yang dikatakan oleh orang yang mempunyai pendapat yang
berbeda dan pengalaman-pengalaman yang berbeda kemudian di arahkan dengan satu
tujuan pemikiran yang sama secara berkelompok.
Menurut (Prayitno, 2012:419) Pendidikan karakter-cerdas format kelompok (PKC-
KO)
memiliki komponen yang hampir sama persis dengan komponen
penyelenggaraan layanan BKp / KKp yaitu nilai-nilai karakter-cerdas inilah hal pokok
yang membedakan antara PKC-KO dan BKp / KKp. Apabila dalam layanan BKp yang
di bahas adalah topik-topik umum, dan KKp masalah pribadi yang dibahas secara
umum, sedangkan PKC-KO topik-topik yang dibahas dengan acuan khusus, yaitu
nilai-nilai karakter-cerdas sebagaimana butir-butirnya di kemas dalam buku saku.
Melalui pendidikan karakter-cerdas format kelompok (PKC-KO) diharapkan
memberikan dampak positif terkait dengan meningkatkan sikap tanggung jawab pada
diri siswa dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai karakter-cerdas dalam
konteks kehidupan nyata oleh siswa yang mengikuti kegiatan PKC-KO tersebut.
Teknik pemecahan masalah (problem solving)
adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik
tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau
jawabannya oleh siswa. Menurut Gulo (2002) menyatakan bahwa problem solving
adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan
penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Teknik problem
solving ini melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-
sama.

Peserta didik sekolah menengah pertama memasuki tahap perkembangan


remaja awal, yakni suatu individu yang mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap
berikutnya dan masih sering mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Hal ini dikatakan oleh Hurlock,
bahwa masa remaja sangat rentan sekali mengalami masalah, menimbulkan ketakutan
dan masa yang tidak realistik.1 Selain itu, masa remaja awal merupakan sebuah
periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali
tidak terlalu jelas. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena
kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi dilain waktu mereka dituntut
untuk bersikap mandiri dan dewasa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Teknik Simulasi,Tujuan Simulasi dan Tahap Pelaksanaan
Simulasi?
2. Apa Pengertian Role Playing, Apa saja Teori Role Playing, Tujuan dan
Manfaat Penggunaan Role Playing, Langkah langkah Penggunaan Role
Playing, Keunggulan dan Kelemahan Role Playing, Hal hal Yang Perlu
Diperhatikan Dalam Pelaksanaan ROLE PLAYING?
3. Apa Itu Pengertian Diskusi Kelompok, Bentuk Bentuk Diskusi Kelompok,
Komponen komponen Diskusi Kelompok, Pengelolaan Diskusi Kelompok,
Ciri ciri Diskusi Kelompok yang Efektif?
4. BKP Teknik PKC KO, Ciri ciri dan tujuan,Sarana Kelengkapan, Tahap
tahap PKC KO
5. Apa Itu BKP TEKNIK PROBLEM SOLVING?
6. Pengertian Teknik Modelling dan Jenis Jenis BKPTeknik Modeling?

C. TUJUAN
1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Pratikum Bimbingan dan Konseling
Kelompok
2. Untuk mengetahui bagaimana BKP Teknik Simulasi, BKP Teknik Role Playing, BKP
Teknik Diskusi Kelompok, BKP Teknik PKC CO, BKP Teknik Problem Solving,
dan BKP Teknik Modeling
3. Untuk menambah wawasan penyusun dan pembaca

BAB II

PEMBHASAN

A. BKP TEKNIK SIMULASI

1. Pengertian Simulasi
Teknik simulasi adalah teknik untuk merepresentasikan atau meniru kondisi
real (suatu sistem nyata) dalam bentuk bilangan dan simbol (dengan memanfaatkan
program komputer), sehingga menjadi mudah untuk dipelajari. Simulasi merupakan
suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi
tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah. Dalam simulasi
digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasistatistik untuk mendapatkan karakteristik
asli dari sistem. Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika
diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik dari
komponen-komponen sistem.
 Ada beberapa para ahli mengemukakan pendapat mengenai teknik simulasi
yakni:
Menurut Siagian (1987) bahwa yang dimaksud dengan Simulai adalah
metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan memakai model dari satu
sistem nyata.
Menurut sandi setiawan (dalam buku teknik pemrograman, 1991),
menyatakan bahwa simulasi adalah “… proses perancangan model dari suatu
sistem nyata dan pelaksanaan eksperimen-eksperimen dengan model ini untuk
tujuan memahami tingkah laku system”
Sedangkan yang disampaikan oleh Hasan (2002) bahwa yang dimaksud
dengan simulasi ialah suatu model dalam mengambil suatu keputusan dengan
mencontoh atau berupa gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan
dunia nyata tanpa dengan harus mengalaminya pada keadaan sebagai adanya
dalam kehidupan nyata.

2. Tujuan Simulasi
1. Untuk latihan memecahkan masalah.
2. Memberikan motivasi.
3. Menumbuhkan daya kreatif siswa.
4. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
5. Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun
bagi kehidupan sehari-hari.
6. Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
7. Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari
situasi yang hamper serupa dengan kejadian sebenarnya.

3. Tahap Pelaksanaan Simulasi


1) Persiapan Simulasi
a. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh
simulasi.
b. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya
kepada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.

2) Pelaksanaan Simulasi
a. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang
sedang disimulasikan.
3) Penutup
a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun matericerita
yang disimulasikan.  Guru harus mendorong agar siswa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b. Merumuskankesimpulan

B. BKP TEKNIK ROLE PLAYING


1. Pengertian Role Playing
Dalam bidang pendidikan (termasuk bimbingan dan konseling), role
playing merupakan teknik dimana individu (siswa) memerankan situasi yang
imajinatif (dan parallel dengan kehidupan nyata) dengan tujuan untuk
membantu tercapainya pemahaman diri sendiri, meningkatkan keterampilan –
keterampilan (termasuk keterampilan problem solving), menganalisis perilaku,
atau menunjukkan pada orang lain bagaimana perilaku seseorang atau
bagaimana seseorang harus berperilaku.
Santrock (1995:272) menyatakan definisi role playing sebagai berikut :
Bermain peran (role playing) ialah suatu kegiatan yang menyenangkan.
secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperolah kesenangan, Role playing merupakan suatu
metode bimbingan dan konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan
diskusi tentang peran dalam kelompok. Santrock juga menyatakan bermain
peran memungkinkan peserta didik mampu mengatasi frustasi dan merupakan
suatu medium bagi ahli terapi untuk menganalisis konflik – konflik dan cara
mereka mengatasinya.

2. Teori role playing


Dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan teknik bermain peran
(role playing), konselor sangat memegang peranan penting dan dapat
menentukan masalah, topik untuk siswa dapat membawakan situasi role
playing yang disesuaikan dari hasil need assesment siswa sehingga dapat
disusun skenario bermain peran, setelah itu baru dapat mendiskusikan hasil,
dan mengevaluasi seluruh pengalaman yang dirasakan oleh siswa setelah
melakukan role playing.Teknik role playing ini sangat efektif untuk
memfasilitasi siswa dalam mempelajari perilaku sosial dan nilai – nilai. Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa ;
 kehidupan nyata dapat dihadirkan dan dianalogikan kedalam skenario
permainan peran,
 Role playing dapat menggambarkan perasaan otentik siswa, baik yang hanya
dipikirkan maupun yang diekpresikan,
 Emosi dan ide – ide yang muncul dalam permainan peran dapat digiring
menuju sebuah kesadaran, yang selanjutnya akan memberikan arah pada
perubahan,
 Proses psikologis yang tidak kasat mata yang terkait dengan sikap, nilai, dan
system keyakinan dapat digiring menuju sebuah kesadaran melaui pemeranan
spontan dan diikuti analisis.

3. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Role Playing


Penggunaan Role Playing dalam kegiatan pembelajaran banyak
memberikan manfaat pada siswa. Tujuan dari teknik Role playing adalah :
a. Menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi bagi
pembelajaran,
b. Semakin banyak kesempatan pembelajaran untuk
mengungkapkan diri,
c. Memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berbicara, dan
d. Dapat memberikan kesenangan kepada siswa karena role
playing pada dasarnya permainan. Dengan bermain siswa
menjadi senang karena bermain adalah dunia siswa.

4. Langkah-langkah Penggunaan Role Playing


Agar dapat menjadi teknik yang benar – benar efektif, terdapat tiga hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam aplikasi role playing, yaitu;
a. Kualitas pemeranan,
b. Analisis yang mengiringi pemeranan, dan
c. Persepsi siswa mengenai kesamaan permainan peranan dengan
kehidupan nyata.

Untuk itu, Shaftels (Sagala, 2010: 155) membagi tahapan - tahapan


melaksanakan role playing menjadi Sembilan :

 TahapI :Pemanasan
 TahapII :Memilih Partisipan (peran)
 TahapIII :Mengatur SettingTempatKejadian
 TahapIV :Menyiapkan pengamatan
 TahapV :Pemeranan
 TahapVI :diskusidanevaluasi
 TahapVII :Pemeranankembali
 TahapVIII :Diskusidan Evaluasi
 Tahap IX : Berbagi pengalaman dan melakukan generalisasi

Tahap-tahap tersebut merupakan langkah penguasaan teknik role


playing yang dapat memaksimalkan peran individu menjadi lebih efektif.

5. Keunggulan dan Kelemahan Role Playing


Role Playing merupakan suatu teknik konseling melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan anggota kelompok/klien pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan dalam kelompok,
bergantung kepada apa yang diperankan.
Dari penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan Kelebihan teknik Role
Playing adalah :
 Melibatkan seluruh anggota kelompok dapat berpartisipasi dan
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam
bekerja sama.
 Anggota bebas mengambil keputusan dan berekpresi secara utuh.
 Permainan ini merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan
dalam situasi dan waktu yang berbeda.

selain kelebihan dalam pembelajaran teknik role playing memiliki


kekurangan yaitu sebagai berikut :

 Adanya anggapan bahwa kemampuan interpersonal lebih mudah dari


kemampuan interpersonal lebih mudah dari kemampuan teknis.
 Pengalaman yang diperoleh siswa tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan
 Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi
siswa dalam melakukan simulasi.

6. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Role Playing


Menurut Ramayunis (dalam Istarani 2011:80) menyatakan ada enam hal
yang perlu diperhatikan dalam menerapkan teknik role playing dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
I. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian
siswa
II. Menentukan peran hendaknya cara sukarela dan motivasi dari guru
III. Jangan terlalu banyak “disutradarai”, biarkan peserta didik
mengembangkan kreativitas dan spontanitas
IV. Diskusi diarahkan kepada menyelesaikan akhir (tujuan), bukan kepada
baik atau tidaknya seorang peserta didik berperan
V. Kesimpulan diskusi dapat diresumekan oleh guru
VI. Role playing bukanlah sandiwara atau drama bisa melainkan merupan
peranan. Situasi sosial yang ekspresif dan hanya dimainkan satu babak
saja.

C. BKP TEKNIK DISKUSI KELOMPOK

1. Pengertian Diskusi Kelompok


Diskusi merupakan metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses
berpikir secara berkelompok atau bersama-sama. Sedangkan kelompok yaitu kumpulan
beberapa orang yang menjadi satu dalam melakukan suatu kegiatan. Jadi bisa di
simpulkan,  Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan kerja sama atau aktifitas untuk
menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses berpikir kelompok yang
mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus di patuhi oleh seluruh
kelompok.Diskusi kelompok berlangsung apabila orang-orang berminat dalam suatu
masalah khusus untuk mendiskusikannya sehingga menghasilkan penyelesaian atau
penjelasan secara mufakat. Diskusi kelompok berbeda dengan berbicara di juka umum
di mana setiap orang menjelaskan ide-ide mereka kepada kelompok. Diskusi kelompok
juga berbeda dengan berdebat di mana para pembicara
mempertahankan pro dan kontra sehingga tidak mengarahkan penyelesaian dalam
kelompok.

2. Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok


Bentuk-bentuk diskusi kelompok menurut Dewa Ketut Sekardi (2008: 222),
yaitu:
a. .Dilihat dari jumlah anggota
b. Dilihat dari pembentukan
c. .Dilihat dari tujuan
d. Dilihat dari waktu diskusi
e. Dilihat dari masalah yang dibahas
f. Dilihat dari aktifitas kelompok

3. komponen-komponen Diskusi Kelompok


Hasibuan dkk (2006: 90-91) menjabarkan komponen keterampilan diskusi
kelompok kecil yang di antaranya adalah:
a. pemusatan perhatian,
b. memperjelas masalah,
c. menganalisa pandangan siswa,
d. meningkatkan urunan pikiran siswa,
e. menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan
f. menutup diskusi.

4. Pengelolaan Diskusi Kelompok


I. Persiapan
Selain mempersiapkan topic, tujuan, waktu, dan tempat diskusi, ada 2
hal yang perlu diperhatikan yaitu besarnya anggota kelompok, dan pengaturan
tempat duduk.
 Kelompok belajar sebaiknya antara 3-6 siswa,lebih dari 6 siswa
biasanya sulit mencari tempat diskusi,kurang serius,dan kurang
efektif.diskusi untuk memecahkan masalah social-pribadi dapat diikuti
oleh 10-15 orang.dalam diskusi seperti ini sedikit anggota mendorong
suasana hangat,dan jika terlalu banyak anggota akan mengurangi
kesempatan bicara bagi anggota lain.
 Tempat duduk peserta diskusi hendaknya diatur setengah lingkaran
atau lingkaran penuh, sehingga tidak satupun peserta menghadap
punggung anggota lain.
II. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan diskusi kelompok,sering terjadi situas kritis,situasi
yang diinginkan dan alternatif pemecahannya.sebelum melatih siswa
mengatasi situasi kritis,pembimbing perlu lebih dulu menguasai tehnik
pemecahan dengan cara berlatih atau mengamati diskusi kelompok.
III. Tindak lanjut
Banyak sekali keputusan atau hasil diskusi yang hanya berakhir di laci
meja tanpa tindak lanjut,tanpa realisasi.kebiasaan ini pantas dihindari.maka
dari itu pembimbing peerlu melatih dan membiasakan siswa untuk mengambil
keputusan yang sederhana tetapi dapat direalisasikan.
5. Ciri-ciri Diskusi kelompok yang efektif
Keberhasilan diskusi kelompok dapat dilihat dari segi hasil dan proses diskusi :
1. Dari segi hasilnya,diskusi yang efektif ialah :
a. Masalah yang di diskusikan dapat terpecahkan.
b. Ada keputusan yang dapat direalisasikan.
c. Waktu diskusi tidak diperpanjang.
d. Semua peserta diskusi menerima dan menghormati keputusan diskusi,
meskipun di luar tempat dan waktu diskusi.

2. Dari segi prosesnya,diskusi yang efektif ialah:

a. Semua peserta mengambil bagian secara aktif,


b. Pertentangan pendapat dan ketegangan dapat diatasi,sebelum diskusi selesai.
c. Diskusi memberikan rasa puas diantara anggotanya.
d. Keterampilan para siswa makin bertambah.

D. BKP TEKNIK PKC-KO

1. Pengertian Teknik PKC-KO


Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) adalah kegiatan
kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok dalam membahas suatu masalah
ataupun topik yarng memiliki nilai-nilai karakter. Prayitno (2014) mengungkapkan
bahwa PKC-KO merupakan kegiatan kelompok yang menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai karakter cerdas dalam wujud perilaku dan kehidupan pada umumnya.
Teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa satu
diantaranya adalah teknik PKC-KO (Pembelajaran Karakter Cerdas format
Kelompok). PKC-KO merupakan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur
pancasila dan lima fokus utama karakter cerdas (Prayitno, 2012).

2. Ciri ciri dan Tujuan


 Tujuan Umum
Tujuan dalam pelaksanaan PKC-KO ini adalah memberikan
pembelajaran dengan mermasukkan nilai-nilai karakter cerdas, sehingga benar-
benar dihayati dan diamaikan. Pengamalan karakter cerdas ini dilaksanakan
dalam kehidupan sehari hari yang nyata.
 Tujuan Khusus
Prayitno (2014) mengungkapkan pembelajaran PKC-KO diharapkan
dapat memberikan dampak positif terkait dengan berbagai hal, diantara lain
sebagai berikut.:
a. Dihayatinya nilal-nikai karakter cerdas dalam konteks kehidupan nyata oleh
subjek yang mengikuti kegiatan PKC-KO,
b. Diamalkannya nilai-nilai karakter cerdas yang telah dihayati itu dalam
kehidupan sendiri, baik dalam bentuk perilaku sehari-hari maupun dalam
kaitannya dengan tugas kegiatan di dalam berbagai tugas untuk bidang
kehidupan yang menjadi tanggung jawab masing- masing.
c. Meningkatnya suasana dan makna positif kehiklupan pribadi dan sosial pada
umumnya dengan acuan nilai-nilai karakter cerdas.

3. Sarana
Mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok teknik PKC-KO dapat meminimalisir
sikap stereotipe budaya siswa maka selayaknya layanan bimbingan kelompok teknik
PKC-KO secara kontiniu tetap dilaksanakan.

4. Kelengkapan
Komponen Kegiatan PKC-KO Prayitno (2014) mengungkapkan bahwa ada beberapa
komponen kelengkapan dalam pelaksanaan PKC-KO yaitu sebagai berikut.
a. Nilai-nilai Karakter Cerdas
Inilah yang menjadi hal pokok dalam pelaksanaan PKC-KO. Dalam PKC-KO ini
membahas suatu topik atau masalah yang memiliki nilai- nilai karakter selanjutnya
dikaitkan dengan buku saku yang berisi nilai-nikai karakter cerdas.
b. Pelaksana kegiatan
Fasilitator, yaitu konselor atau setidak-tidaknya orang (seperti guru) yang telah
secara khusus dilatih untuk menyelenggarakan PKC- KO.
c. Peserta
Peserta didik pada satuan-satuan pendidikan, pemuda/pemudi pegawai karyawan,
atau warga negara atau siapa pun yang berkehendak mengikuti kegiatan PKC-KO.

5. Tahap tahap PKC-KO


a) Tahap Pengawalan
b) Tahap Peralihan
c) Tahap Pembahsan
d) Tahap Penyimpulan

E. BKP TEKNIK PROBLEM SOLVING


Teknik pemecahan masalah (Problem solving techniques) merupakan suatu
proses yang kreatif dimana individu-individu menilai perubahan-perubahan yang ada
pada dirinya dan lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-
keputusan, atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan-tujuan dan nilai-nilai
hidupnya (Tatiek Romlah, 2006:93)
Menurut Syaiful Bahri Djamara (2006 : 103) Metode problem solving (metode
pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan
suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain
yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Problem Solving
merupakan suatu metode pemecahan masalah yang menuntut peserta didik untuk dapat
memecahkan berbagai masalah yang ada baik secara perorangan maupun secara
kelompok.
Siswa dalam hal ini harus mengembangkan: berpikir kritis dan pemecahan
masalah, kreativitas dan inovasi, dan kolaborasi dan komunikasi.

F. BKP TEKNIK MODELLING


A Pengertian Teknik Modelling
Sebagian besar perilaku manusia merupakan hasil belajar. Penerapan prinsip
belajar dalam membentuk perilaku merupakan prinsip dasar perilaku.
Pembentukan perilaku melalui modeling merupakan salah satu pengaplikasian
teori belajar sosial dalam pembentukan perilaku individu yaitu belajar dari
keberhasilan dan kegagalan orang lain (Purwanta, 2012:29). Perilaku
pemodelan diharapkan dapat memberi suatu rangsangan untuk menirukan
model yang sudah memiliki tujuan yang hendak dicapai. Menurut Bandura
(1997:4) modeling merupakan model yang mahir dan memiliki kompetensi
yang ingin di tiru. Melalui mereka perilaku dan cara berpikir yang
diungkapkan, model yang kompeten mentransmisikan pengetahuan dan
mengajarkan pengamat keterampilan serta strategi yang efektif untuk
mengelola tuntutan lingkungan. Model yang di gunakan memiliki kesan bagi
observer yang melihatnya. Teknik modeling merupakan prosedur dimana
sebuah contoh perilaku tertentu diperlihatkan ke siswa agar menyebabkan
siswa tersebut melakukan perilaku yang sama. Teknik modeling mempengaruhi
perilaku siswa pada semua usia, bukan hanya anak kecil,orang dewasa maupun
sudah tua juga dapat memberikan pengaruh pada afeksi dan kognitif mereka.
Ketika siswa memulai melewati masa perkembangannya, siswa akan
mengamati lingkungan disekitarnya (Martin & Pear, 2015: 477-478). Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik modeling adalah
sebagai suatu strategi dalam bimbingan dan konseling yang menggunakan
proses belajar dengan cara mengobservasi tingkah laku orang lain. Model yang
ditampilkan diharapkan dapat berperan sebagai rangsangan terhada pikiran-
pikiran, sikap-sikap atau tingkah laku khususnya dalam penelitian ini
kepercayaan diri dan motivasi berprestasi.

B. Jenis Jenis BKPTeknik Modeling

Jenis-jenis teknik modeling Seseorang tentu saja dalam kehidupan banyak mempelajari
perilaku apa yang dilakukan orang lain, mulai dari tindakan yang relatif sederhana sampai
tindakan yang lebih jauh kompleks, agar penerimaan terhadap model yang ditampilkan dapat
merangsang pikiran pengamat. Teknik modeling juga perlu memperhatikan berbagai macam
teknik modeling yang ada menurut Bandura (Ormrod, 2012: 120) jenis teknik modeling
adalah:
1) Live model
Orang yang secara langsung mendemonstrasikan perilaku tertentu yang akan memberikan
pengalaman hidupnya kepada orang lain untuk mendapatkan perilaku baru.
2) Simbolic model
Mendemonstrasikan seseorang atau karakter yang digambarkan dalam buku, film, acara
televisi, videogame atau media lainnya
3) Verbal instruction

Mendiskripsikan tentang bagaimana berperilaku, tanpa angkan seseorang model baik secara
model langsung atau simbolik.
BAB III

A. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari berbagi teknik yang telah kami bahasa dalam
bahwa perlu kita pahami bahwa beberapa teknik yang kami bahas sangat perlu
bagi kita untuk mengetahuinya. Dan Jika permasalahan sifatnya khusus atau
berbeda faktor penyebabnya, maka konseling kelompok adalah media yang
tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Diskusi merupakan salah satu bentuk kegiatan wicara dengan tujuan


untuk mencari kesepakatan. Misalnya, melakukan diskusi kelompok ialah
suatu dialog yang dilakukan beberapa orang dengan tujuan untuk saling
bertukar pikiran, pengalaman, informasi, dan pendapat sehingga menghasilkan
keputusan pemecahan suatu permasalahan karena memiliki pemikiran dan
tujuan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, J. W. 1995. Adolescennce 6 𝑡ℎEdition, PerkembanganRemajaEdisiKeenam. Jakarta:


ERLANGGA.

Siagian (1987). AhliBimbingan Dan KonselingKelompok. TEKNIK SIMULASI


http://wajahkonselingkreatkf.blogspot.com/2012/01/diskusikelompok.html

Prayitno. 2012. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Fakultas Ilmu
Pendidikan UNP.

Prayitno S. 2014. Kesehatan Organ Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Serambi Semesta


Distribusi.

Martin, G., & Pear, J. (2015). Modifikasi Perilaku. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Djamarah, Syaiful Bahri, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Bandura, A. 1997. Self Efficacy – The Exercise of Control (Fifth Printing, 2002). New York:
W.H. Freeman & Company.

Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri
Malang.

Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi
Aksara : Jakarta.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai