LAPORAN HASIL
PERTEMUAN REFRESHING KADER MOTIVATOR ASI
DALAM RANGKA PENINGKATAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF
UPTD PUSKESMAS WARUREJA
I. Pelaksanaan
Hari, tanggal : Kamis, 05 November 2020
Jam : 08.30 s/d selesai
Tempat : Puskesmas Warureja
II. Jumlah Peserta : 42 orang yang terdiri dari perwakilan kader posyandu
wilayah Puskesmas Warureja
III. Hasil Pertemuan / Jalannya Pertemuan :
1. Materi yang disampaikan pada pertemuan refreshing kader motivator ASI meliputi :
1) Menyiapkan generasi emas dengan pemberian ASI Eksklusif oleh Moh. Fauzi, SKM
2) Mitos dan fakta pemberian ASI Eksklusif oleh Moh. Fauzi, SKM
4) Penyimpanan ASI secara tepat oleh Syifa Nala F, S.Gz.
2. Kesimpulan materi yang disampaikan pada pertemuan refreshing kader motivator ASI
yaitu pada masa golden age, asupan zat gizi sangat menentukan tingkat kesehatan pada
masa berikutnya, yang akan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia di
suatu negara. Mitos yang menyatakan bahwa menyusui menjadikan payudara kendur,
faktanya hal ini disebabkan karena faktor usia dan kehamilan. Mitos yang menyatakan
bahwa ASI yang berwarna kuning (kolostrum) tidak baik bagi bayi, faktanya kolostrum
adalah zat terbaik bagi bayi. Mitos berikutnya jika ASI belum atau tidak lancar, maka
dapat digantikan dengan susu formula, faktanya bayi masih memiliki daya tahan tubuh
(tidak lapar) hingga 2 hari sejak kelahiran. Prinsip penyimpanan ASI, diantaranya ASI
perah jika disimpan pada suhu ruang sekitar 250C akan bertahan hingga 6 jam. Jika ASI
perah disimpan di dalam kotak pendingin yang dilengkapi dengan ice pack akan
bertahan hingga 24 jam.
3. Berdasarkan hasil pertemuan refreshing kader motivator ASI, diperoleh beberapa
masalah antara lain: ibu menyusui belum berkomitmen memerah ASI secara rutin saat
bekerja, adanya peran mertua yang mempengaruhi pemberian makanan tambahan
sebelum umur bayi 6 bulan.
4. Berdasarkan hasil pertemuan kader motivator ASI maka prioritas masalah yang diambil
adalah komitmen ibu menyusui dalam pemberian ASI secara eksklusif.
5. Rencana tindak lanjut untuk memecahkan prioritas masalah tersebut adalah adanya
reward (penghargaan) bagi ibu meyusui yang berhasil memberikan ASI Eksklusif.