KEPERAWATAN MATERNITAS
DISUSUN OLEH:
MARHAMA (21220036)
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE (ANC)
Imunisasi TT 0,5 cc
Antigen Interval (Selang Waktu Minimal) Lama Perlindungan % Perlindungan
Interval (Selang Waktu
Antigen Minimal) Lama Perlindungan % Perlindungan
Pada kunjungan antenatal
TT 1 pertama - -
9) Tatalaksana kasus
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa
berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain :
Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat
Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
Memberikan asuhan antenatal
Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan di rumah
Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang
rencana proses kelahiran.
Persiapan dan biaya persalinan
D. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam
sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi =
fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Tanda presumsi
a. Subyektif
b. Obyektif (probabilitas)
Perubahan payudara
Pembesaran abdomen
1. Pembesaran rahim
2. Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di
atas uterus ibu hamil.
2. Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila
HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan
rumus Naegele.
Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan
janin. Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18
minggu, sedangkan multigravida 16 minggu. Nausea biasanya
hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva
pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa
gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae,
abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5. Pemeriksaan luar
Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam
4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap
ke arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia
kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri
dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang
didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula
bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan
bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
6. Pemeriksaan dalam
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam.
Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur
angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36
minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang
vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk
merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan
ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin,
tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah
spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik,
apakah luruh atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia
interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis
dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah,
hematokrit, dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan
glukosa.
Frekwensi kunjungan
I. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)
2. USG
Jenis kelamin
Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion
Ovulasi terhenti
b) Sistem pernapasan
c) Sistem pencernaan
e) Kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada :
f) Kelenjar endokrin
g) Payudara
h) Metabolisme
L. Penampilan umum
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum
Tujuan :
Dilakukan pada :
M. Macam-macam pemeriksaan
4. Adakah oedema
5. Tekanan darah
6. Berat badan
7. Pemeriksaan laboratorium
Tujuan :
Pertumbuhan janin
1. 0 – 4 minggu: pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung
mulai berdenyut, jari mulai keluar/nampak.
2. 4 – 8 minggu: Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia
eksterna mulai tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin bergerak
(USG).
3. 8 – 12 minggu: mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin
(10mg), sirkulasi fetal lancar, mulai mengisap/menelan, sex terlihat,
bergerak bebas, beberapa refleks primitive mulai.
4. 12 – 16 minggu: berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada,
spetum hidung dan palatum menyatu.
5. 16 – 20 minggu: quecning – ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa,
jari dapat terlihat, selaput kulit.
6. 20 – 24 minggu: sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara,
kulit merah keriput
7. 24 – 28 minggu: kelangsungan hidup dapat – lahir pergerakan kelompak
mata – respon pernapasan.
8. 28 – 32 minggu: mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo
tidak ada di muka, kulit mulai putih dan keriput kurang.
9. 32 – 36 minggu: meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada,
rambut kepala panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan, telinga,
rambut.
10. 38 – 40 minggu: batas untuk lahir, tulang tengkorak kua
2. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum
terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks
terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
6. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan
daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan
janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin pada
abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada pada bukan keempat dan
kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea
mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan
payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila
di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi :
kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick
positif.
9. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor
kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas
ekonomik.
Pemeriksaan Diagnostik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada
konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan
tujuan hidup, kurang informasi.
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat
motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada
kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon
tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
Intervensi :
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum,
gastritis, kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien
normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat
kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran
uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya
(mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program
aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk
melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester
ketiga.
R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih
dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung
kemih mengakibatkan sering berkemih.
d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema
dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang
lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran
vena.
Intervensi :
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat
Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi
semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan
diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler
memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru
dengan optimal.
Intervensi :
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
Intervensi :
a. Pantau berat badan secara teratur.
R/ mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang tidak
kelihatan yang potensial patologis.
Intervensi :
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan,
keluarga, komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji
komitmen.
c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan
jumlah pembawa oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Antenatal.http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK
2007-G59.pdf. Diakses tanggal 18 Juni 2012. Pukul 18.37 WIB.
2.1 Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri )
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin.
2.2 Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara
lain oleh factor hormonal ,pengaruh prostaglandin,struktur uterus ,sirkulasi
uterus,pengaruh saraf dan nutrisi,perubahan biokimia antara lain penurunan kadar
hormone estrogen dan progesteron
2.3 Istilah Yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan Dan Berat Janin Yang
Dilahirkan
a.Abortus
Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
diluar kandungan
Umur hamil sebelum 28 minggu
Berat janin kurang dari 1000 gram
b.Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
Berat janin kurang dari 2.449 gram
c.Persalinan Aterm
Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
Berat janin diatas 2500 gram
d.Persalinan Serotinus
Persalinan melampaui umur 42 minggu
Pada janin terdapat tanda postmaturitas
e.Persalinan Presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
b) Kala II
Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c) Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d) Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
2.11 Penatalaksanaan
a. Kala I
- Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik.
- Penanganan
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah
,ketakutan dan kesakitan
Jika ibu tsb tampak kesakitan,dukungan/asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia
untuk berjalan , dll.
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang
terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-
hasil pemeriksaan
Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat
atasi dengan cara : gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa
dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah
dehidrasi berikan cukup minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
- Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I
pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan
temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
Warna cairan amnion
Dilatasi serviks
Penurunan kepala ( yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan
luar )
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin
diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap
periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada
tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan
in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan
palsu Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam
Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan
fase aktif
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Kamajuan pada kondisi janin
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari
180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna
digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani
penyebab tersebut.
Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau
kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia
secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera
berikan dektrose I.V.
2.Kala II
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
Penanganan
o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu
agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o Menjaga kebersihan diri
o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
o Mengatur posisi ibu
o Menjaga kandung kemih tetap kosong
o Memberikan cukup minum
Posisi saat meneran
o Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
o Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambik nafas
o Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan
janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
Tidak turunnya janin dijalan lahir
Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
Kelahiran kepala Bayi
Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi
lahir
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
Periksa tali pusat:
· Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat
melalui kepala bayi
· Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian
digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit
30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai
resusitasi bayi
Klem dan potong tali pusat
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada
siibu.
Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan
kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3.Kala III
Manajemen Aktif Kala III
Pemberian oksitosin dengan segera
Pengendalian tarikan tali pusat
Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi
guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama
kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial – kearah
belakang dan kearah kepala ibu.
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3
menit )
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus
dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem
pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan
ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan
perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput
ketuban.
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar
menimbulkan kontraksi.
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu
15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit
dari pemberian oksitosin dosis pertama.
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau
vagina atau perbaiki episotomi.
4.Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu
dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam
perut ibu ke dunia luar.
Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila
uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan .
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam I dan setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
Kala III :
Nyeri berhubungan dengan proses Fisiologis: Involusi uterus, luka
episiotomi.
Nyeri ( akut ) berhubungan dengan trauma jaringan , respons fisiologis
setelah melahirkan
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri, laserasi jalan
lahir,tertahannya fragmen plasenta.
Risiko infeksi berhubungan dengan Trauma jalan lahir (luka episiotomi).
Risiko perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya
transisi, krisis situasi.
Kala IV :
Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek-efek obat-obatan , trauma
mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis,
ansietas.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga.
Prilaku sehat yang berhubungan dengan peran perawatan bayi baru
lahir, perilaku bayi baru lahir, peristiwa fisiologis paca partum
normal.
Refleks : ( + /+ )
1. Kala I
Tanggal Jam Hasil Observasi
3 Oktober Jam.07.30 His ( + ), frekuensinya 3 menit, lamanya 40
2013 Jam 09.00 detik, kekuatan sedang, air ketuban ( - ),DJJ
Jam 10.30 147 X/mnt, lokasi ketidaknyamanan pinggang
Jam 11.45 menjalar ke perut dan terus meningkat, pasien
mengeluh nyeri , merintih dan tampak
kesakitan, kepala turun di H1 – H2, Vital Sign :
TD : 110/80 mmHg, N : 100 x/m, R : 24 x/m,
SB : 36,5 °C.
KU : Tenang, His ( + ), 4 menit, lamanya 35 -
40 detik.
Kekuatan his : semakin Kuat, air ketuban ( - ),
Vital sign : TD : 110/80 mmHg, N : 88 x/m, R :
24x/m, SB : 36,4’C, DJJ : ( + ), 148 X/mnt,
teratur.
His ( +) frekuensi 3- 4 menit, lamanya 30 – 100
mmHg, kekuatan His : cukup kuat, pembukaan
8 cm, selaput ketuban ( +), DJJ ( + ), portio
tipis , pembukaan 8cm, ketuban ( + ), presentasi
kepala, H 2, lender darah ( + ), air ketuban ( - ).
His ( + ) frekuensi 3 - 4 menit, lamanya 40-45
detik,kekuatan His : kuat, ibu tampak ingin
mengejan , pembukaan lengkap, selaput
ketuban ( +), pecah sendiri, DJJ ( + ), pimpin
persalinan.
Analisa data :
1. DO : pasien tampak meringis dan merintih saat kontraksi.
DS : pasien mengatakan nyeri pada saat kenceng-kenceng, rasa tak
nyaman pada pinggang, menjalar keperut dan terus
meningkat
2. Kala II
Tanggal Jam Hasil Observasi
3 Oktober Jam.11.45 Ibu tampak ingin mengejan , anus membuka,
2013 Jam 11.50 perineum menonjol, His ( + ), frekuensinya 2 –
3 menit, lamanya 45 -50 detik, kekuatan His ;
Kuat, VT : Pembukaan lengkap, kepala turun di
H 3- H4 , presentasi kepala, urine ( - ) Ibu
dipimpin untuk mengejan.
Lahir bayi laki-laki, spontan, BBL : 2855
gr,PBL : 50 cm, LK/LD : 30/ 30 cm, A/S : 8 –
9 , Bayi Normal , tidak ada cacat bawaan.
APGAR SCORE ;
NO. Tgl/Jam Karakteristik yg dinilai 1 menit 5
menit
1. Tgl 3 Oktober Denyut jantung 2 2
2013 ,jam 11.50
Pernafasan 2 2
Refleks 1 1
Tonus otot 2 2
Warna kulit 1 2
Total 1 menit : 8 menit, 5 menit : 9
Kesimpulan : AS Baik.
Analisa Data :
1. DO : Pasien tampak merintih dan menangis saat mengejan.
DS : ( - )
DX Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan proses Fisiologis selama Proses persalinan
3. Kala III
Tanggal Jam Hasil Observasi
31 Maret Jam.10.30 Kontraksi uterus ( + ), baik, plasenta dilahirkan
2008 secara spontan lengkap, bentuk oval, insersi sentral,
perdarahan 100 cc,selaput ketuban utuh, Vital sign :
TD : 120/80 mmHg,N : 94 x/m.
Analisa Data :
1. DO : Pasien tampak meringis
DS : Pasien mengatakan nyeri pada bagian pinggang,perut dan vagina
DX Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan Fisiologis: Involusi uterus, luka episiotomi.
2. DO : terdapat luka episiotomi
DS : -
DX Keperawatan : Risiko infeksi berhubungan dengan Trauma jalan lahir (luka episiotomi)
4. Kala IV :
Tanggal Jam Hasil Observasi
3 Oktober Jam 13.35 Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat,
2013 perdarahan pervagina ±50 CC, luka epis baik. Vital
sign : TD : 120/80 mmHg,N : 84 x/m, R 24 x/m,
SB : 36,4 ‘C.
Analisa Data :
1. DO : Pasien tampak lemes
DS : pasien mengatakan badan terasa lemes
DX Keperawatan : Fatigue berhubungan dengan Proses persalinan.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERIODE INTRANATAL
KALA I
N Jam Dx. Kep Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
o
1 3-10- Nyeri b.d. Fisiologis: his dan Setelah 6 jam 1. Managemen 07.30 Jam 11.30
2013 penurunan kepala ke panggul. tindakan nyeri - Mengkaji nyeri klien: Subyektif
07.00 DO : pasien tampak meringis keperawatan ibu - Lakukan PQRST. - Ibu mengatakan nyeri
dan merintih saat kontraksi. mampu pengkajian nyeri - Mengatur lingkungan semakin hebat
DS : pasien mengatakan nyeri beradaptasi secara yang nyaman: dibandingkan
pada saat kenceng-kenceng, dengan nyerinya komprehensif yang * Menyarankan penunggu beberapa jam
rasa tak nyaman pada Kriteria: meliputi lokasi, satu orang bergantian, sebelumnya.
pinggang, menjalar Ibu mampu karakteristik, membersihkan tempat - Ibu mengatakan
keperut dan terus meningkat melakukan awitan, durasi, tidur ibu, menjaga ibu meskipun nyerinya
pursed lip frekuensi, kualitas, tetap kering. terasa tapi akan
breathing. intensitas atau 10.00 berusaha untuk
Tidak mengejan berat dan faktor - Mengajarkan ibu untuk bertahan.
sebelum presipitasi melakukan nafas dalam Obyektif
waktunya. - Ekspresikan ketika his timbul. - Ekspresi meringis
- Menganjurkan ibu untuk
penerimaan tentang menahan sakit.
nyeri merubah posisi tidur - Tampak gelisah.
- Kurangi rasa takut miring-miring. - Mampu melakukan
- Menganjurkan ibu untuk
dengan meluruskan nafas dalam ketika
setiap misinformasi tidak mengejan sebelum timbul his.
2. Manajemen dianjurkan. - Tidak mengejan
lingkungan sebelum pembukaan
- Implementasikan lengkap.
tindakan untuk - Sering mengubah
kenyamanan fisik posisi tidur.
seperti Tanda vital: TD:
menciptakan 110/80 mmHg, N: 98
suasana yang x/mnt, R: 24 x/mnt, S:
nyaman, 36,2 oC.
meminimalkan Assesment
stimulasi Rasa nyeri semakin
lingkungan kuat dan sering, ibu
- Ibu bersalin mampu beradaptasi
biasanya merasa dengan kondisinya.
panas dan banyak Planing
keringat atasi - Berikan support ibu
dengan cara: untuk tidak mengejan
gunakan kipas sebelum waktunya.
angin/AC, Kipas - Dampingi ibu sampai
biasa dan pembukaan lengkap.
menganjurkan ibu - Evaluasi nyeri his.
mandi sebelumnya
3. Edukasi
prosedur/perawata
n
- Demonstrasikan
pereda nyeri non
invasif/ non
farmakologis :
massage,
distraksi/imajinasi,
relaksasi,
pengaturan posisi
yang nyaman.
* Jika ibu tsb
tampak kesakitan
dukungan/asuhan
yang dapat
diberikan;
- lakukan perubahan
posisi, sarankan ia
untuk berjalan, dll.
- Anjurkan ibu
untuk tidak
mengejan sebelum
pembukaan
lengkap
- Anjurkan ke
keluarga untuk
mendampingi dan
melakukan
massage pada
punggung atau
paha ibu
2 3-10- Resiko infeksi b.d. Setelah 3 1. 1.Kontrol 08.00 Jam 11.00
2013 pemeriksaan dalam berulang. jam tindakan, ib infeksi - Mengukur tanda vital. Subjektif
07.30 DO : pasien dilakukan u menunjukkan - Terapkan - Mencuci tangan sebelum- Ibu mengatakan
pemeriksaan dalam (VT) stiap kontrol terhadap pencegahan dan sesudah melakukan mengerti adanya
4 jam. infeksi. universal tindakan resiko infeksi karena
DS : Ibu Kriteria: - Berikan hygiene - Menganjurkan agar ketuban sudah pecah.
mengatakan tidak mengerti Ibu bebas dari yang baik. orang terdekat saja yang Objektif
adanya resiko infeksi tanda dan gejala2. - Proteksi infeksi menunggui ibu - Tanda vital:
infeksi. - Monitor tanda dan 11.00 TD: 110/80 mmHg,
Ibu mampu gejala infeksi - Mengukur tanda vital. N: 98 x/mnt,
menjelaskan lokal/sistemik - Mencuci tangan sebelum R: 24 x/mnt,
tanda dan gejala - Cuci tangan dan sesudah melakukan S: 36,4 oC.
infeksi. sebelum dan tindakan. - Tidak terdapat tanda-
sesudah melakukan - Menggunakan sarung tanda infeksi.
tindakan. tangan steril saat Assessment
- Gunakan sarung melakukan pemeriksaan Tidak ada tanda-tanda
KALA II
N Jam Dx. Kep Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
o
1 31- Nyeri b.d. Setelah 15 1. Managemen nyeri 11.45 12.00
03- Fisiologis: menit - Kurangi rasa takut dengan - Membantu ibu mensupport tungkai. Subjektif
08 Proses tindakan meluruskan setiap - Membantu memimpin meneran. - Ibu
Jam persalinan. keperawatan misinformasi - Menganjurksn ibu untuk merilekskan otot dasar mengatakan
11.45 DO : ibu mampu - Berikan bantal pada bawah pelvis sakit ketika
Pasien beradaptasi punggung dan Bantu support - Memberikan dukungan pada ibu dengan meneran.
tampak dengan kedua tungkai ibu. memberikan semangat. Objektif
merintih nyerinya - Bantu memimpin pola nafas - Ibu tampak
dan Kriteria: ibu. - Melibatkan suami dalam proses kelahiran meringis
menangis Ibu mampu - Anjurkan ibu utk (menemani ibu). Menganjurkan ibu mengatur menahan
saat mengatur merilekskan otot dasar nafasnya: selalu mengambil nafas dalam untuk sakit.
mengejan. pola nafas pelvis. mengisi awal dan akhir kontraksi dan keluarkan - Pola nafas
DS : ( - ) ketika 2. Manajemen lingkungan perlahan-lahan, mengejan panjang dan kuat, ibu teratur.
meneran. - Implementasikan tindakan ketika diminta menahan tidak mengejan dulu - Ibu mampu
Ibu mampu untuk kenyamanan fisik menganjurkan ibu untuk berusaha rileks kepala meneran
meneran seperti menciptakan suasana bagian belakang bersandar. dengan tepat.
dengan tepat yang nyaman, Assesment
dan benar. meminimalkan stimulasi - Ibu mampu
Tidak terjadi lingkungan beradaptasi
ruptur di 3. dengan
perineum. Edukasi *prosedur/perawata nyerinya.
n Planing
- Demonstrasikan pereda - Monitor
nyeri non invasif/ non nyeri ibu.
farmakologis : massage, - Anjurkan ibu
distraksi/imajinasi, relaksasi, untuk tetap
pengaturan posisi yang mengatur
nyaman. pola nafas
- Anjurkan ibu mengatur pola dan minta
nafas :sebelum meneran tarik suami terus
dua kali nafas dlm lalu baru memberikan
meneran, ulangi lagi sampai dukungan.
berakhirnya kontraksi dan - Berikan
berhenti meneran informasi
- Anjurkan pada ibu untuk mengenai
konsentrasi saat meneran keadaan
4. *proses penyakit bayinya.
- Berikan penjelasan tentang
penyebab timbulnya nyeri
No Jam Dx Kep Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
1 3-10- Nyeri b.d. Setelah 1. Managemen nyeri 12.00 12.15
2013 Fisiologis: tindakan 15 - Monitor pelepasan plasenta. - Melakukan monitor Subjektif
11.5 Involusi menit ibu - Lakukan pemijatan pada pelepasan plasenta. - Ibu mengatakan perutnya terasa
5 uterus, luka mampu fundus uteri. - Memberitahu ibu jenis melilit dan mules juga terasa nyeri
episiotomi. beradaptasi - Lakukan kelamin dan keadaan pada jalan lahirnya.
DO : Pasien dengan perawatan/memperbaiki bayinya. Objektif
tampak nyerinya. perineum. - Melakukan masase fundus - Tanda vital:
meringis Kriteria: - Anjurkan ibu untuk uteri. TD: 120/84 mmHg,
Tampak menggunakan tehnik nafas - Melakukan observasi N: 94 x/m,
DS : Pasien tenang. dalam untuk mengurangi rasa perineum. R: 24 x/mnt,
mengatakan Menyatakan nyeri - Memimpin ibu melakukan S: 36,4 oC.
nyeri pada dapat - Anjurkan suami/keluarga nafas dalam. - TFU 2 jari di bawah pusat.
bagian menahan untuk menemani ibu. - Menganjurkan keluarga - Ekspresi menahan nyeri.
pinggang,peru nyeri. 2. Manajemen lingkungan untuk menemani ibu. - Dilakukan kateterisasi urine
t dan vagina - Implementasikan tindakan - Menganjurkan suami untuk keluar.
untuk kenyamanan fisik melakukan masase pada - Kontraksi uterus (+), kuat.
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak,2010).
Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat genetal
baruh pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu
kebidanan, 2007).
Masa nifas adalah priode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat-
alat reproduksi tengah kembali ke kondisi normal (Barbara F. Weller,2005).
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang
dari 24 jam (Saifuddin,2002).
2. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a. Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri,
berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
b. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
c. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
3. Adaptasi Fisiologi
a. Perubahan fisik
1) Involusi
a. Uterus
b. Placenta Bed
Mengecil dan menonjol
Kearah kavum uteri
c. Jalan lahir
Luka sembuh dalam 6-7 hari bila tanpa infeksi
d. Abdomen
Mulas (after pain) kontraksi selama + 2-4 post partum
e. Pengeluaran
L. Rubra (0-2 hari) warna merah (darah segar yang bercampur sisa
selaput ketuban, sel desidua, sisa vemuk, kaseosa, lanugo mekonium)
L. Sangirdenta (3-7 hari) warna merah kuning (terdiri dari darah
campur lendir)
L. Serosa (7-14 hari) berwarna kuning
L. Alba (14 hari – 6 minggu) hanya berupa cairan putih
f. Servik
Agar menganga seperti corong
Merah kehitaman seperti corong
Konsistensi lunak, kadang terdapat luka kecil
g. Ligamen
Ligament, fasia, diafragma pelvis menciut dan pulih kembali
h. Vagina
Laserasi, vugae baru ada setelah tiga minggu
i. Muskulus
Tonus otot berkurang
Diastaks rektus abdominalis
Sesasi ekstremitas bawah berkurang
j. Perkemihan
Diuresisi meningkat dalam 24 jam pertama
Hematuria
k. Sisa endokirn
Penurunan estrogen, prgesteron setelah placenta lahir
Polaktin meningkat laktasi
Non laktasi, prolaktin menurun estrogen meningkat, fase folikular 3
minggu PP dan haid 12 minggu kemudian
Laktasi, haid minggu ke-36 (anovulatory)
l. Sistem pencernaan
Motiltias usus menurun
Kekurangan cairan
Tidak usaman
m. Sistem cardiovaskuler
Bradikardi : 50-70 x.mnt
Takikardi
Diaporesis dan menggigil
Pembekuan darah menigkat
2) Proses Laktasi
Perubahan pada kelenjar mamae
Poliferasi jaringan
Pengeluaran clolstrum
Hipervaskularisas
Hormon prlaktim ber tambah
4. Adaptasi Psikologis
Menjadi orang tua merupakan suatu krisis tersendiri dan harus melewati masa
transisi. Masa transisi pada post partum yang harus diperhatikan perawat
adalah :
a. “Honeymoon” adalah fase setelah anak lahir dan terjadi kontak yang
lama antara ibu, ayah, anak. Kala ini dapat dikatakan sebagai psikis
honeymoon yang memerlukan hal-hal romantis masing-masing saling
memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
b. Bonding Attachment atau ikatan kasih. Dimulai sejak dini begitu bayi
dilahirkan. “Bonding” adalah suatu istilah untuk menerangkan hubungan
antara ibu dan anak. Sedangkan “attachment” adalah suatu keterikatan
antara orang tua dan anak. Peran perawat penting sekali untuk
memikirkan bagaimana hal tersebut dapat terlaksana. Partisipasi suami
dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan ikatan kasih tersebut.
Perubahan fisiologis pada klien post partum akan dikuti oleh perubahan
psikologis secara simultan sehingga klien harus beradaptasi secara
menyeluruh. Menurut klasifikasi Rubin terdapat tiga tingkat psikologis
klien setelah melahirkan adalah:
”TAKING IN”
Suatu periode dimana ibu hanya berorientasi pada kebutuhan diri
sendiri, tingkah laku klien pasif dengan berdiam diri, tergantung pada
orang lain. Ibu belum mempunyai inisiatif untuk kontak dengan bayinya.
Dia sangat membutuhkan orang lain untuk membantu, kebutuhannya
yang utama adalah istirahat dan makan. Selain itu ibu mulai menerima
pengalamannya dalam melahirkan dan menyadari bahwa hal tersebut
adalah nyata. Periode ini berlangsung 1 - 2 hari.
Menurut Gottible, pada fase ini ibu akan mengalami “proses
mengetahui/menemukan “ yang terdiri dari :
- Identifikasi
Ibu mengidentifikasi bagian-bagian dari fisik bayi,
gambaran tubuhnya untuk menyesuaikan dengan yang
diharapkan atau diimpikan.
- Relating (menghubungkan)
Ibu menggambarkan anaknya mirip dengan anggota
keluarga yang lain.
- Menginterpretasikan
Ibu mengartikan tingkah laku bayi dan kebutuhan yang
dirasakan. Pada fase ini dikenal dengan istilah “ fingertip
touch”
“TAKING HOLD”
Periode dimana terjadi perpindahan dari keadaan ketergantungan
ke keadaan mandiri. Perlahan-lahan tingkat energi klien meningkat
merasa lebih nyaman dan mulai berfokus pada bayi yang dilahirkan.
Klien lebih mandiri, dan pada akhirnya mempunyai inisiatif untuk
merawat dirinya, mampu untuk mengontrol fungsi tubuh, fungsi
eliminasi dan memperhatikan aktifitas yang dilakukannya setiap hari.
Jika ibu merawat bayinya, maka ia harus memperhatikan kualitas
dan kuantitas dari produksi ASI. Selain itu, ibu seharusnya tidak hanya
mengungkapkan keinginannya saja akan tetapi harus melakukan hal
tersebut, misalnya keinginan berjalan, duduk, bergerak seperti sebelum
melahirkan. Disini juga klien sangat antusias merawat bayinya. Pada fase
ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan perawatan
diri dan bayinya.
Pada saat ini perawat mutlak memberikan semua tindakan
keperawatan seperti halnya menghadapi kesiapan ibu menerima bayi,
petunjuk-petunjuk yang harus diikuti tentang bagaimana cara
mengungkapkan dan bagaimana mengaturnya. Perawat harus berhati-hati
dalam memberikan instruksi dan tidak memaksakan kehendaknya
sendiri.
Apabila klien merasa tidak mampu berbuat seperti yang diperbuat
oleh perawat, maka perawat harus membantu ibu dalam melaksanakan
kegiatan / tugas yang telah didemonstrasikan dan memberi pujian untuk
setiap tindakan yang tepat.
Bila ibu sudah merasakan lebih nyaman, maka ibu sudah masuk
dalam tahap ke- 2 “ maternal touch”, yaitu “total hand contact” dan
akhirnya pada tahap ke- 3 yang disebut “ enfolding”. Dan periode ini
berlangsung selama 10 hari.
“LETTING GO”
Pada fase ini klien sudah mampu merawat dirinya sendiri dan
mulai disibukan oleh tanggung jawabnya sebagai ibu. Secara umum fase
ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah.
“POST PARTUM BLUES”
Pada periode ini terjadi perubahan hormone estrogen dan
progesterone yang menurun, selain itu ibu tidak siap dengan tugas-tugas
yang harus dihadapinya.
Gejala: menangis, mudah tersinggung, gangguan nafsu makan,
gangguan pola tidur, cemas. Bila keadaan ini berlangsung lebih dari 2
minggu dan ibu tidak mampu menyesuaikan diri, maka akan menjadi
serius yang dikenal sebagai POST PARTUM DEPRESI.
c. Adaptasi psikologis ayah
Respon ayah pada masa sesudah kelahiran tergantung keterlibatannya
selama proses persalinan, biasanya ayah akan merasa lelah, ingin selalu
dekat dengan isteri dan anaknya.
d. Kehadiran bayi baru lahir dalam keluarga menimbulkan perubahan peran dan
hubungan dalam keluarga tersebut, misalnya anak yang lebih besar menjadi
kakak, orang tua menjadi kakek / nenek, suami dan isteri harus saling
membagi perhatian. Bila banyak anggota yang membantu merawat bayi,
maka keadaan tidaklah sesulit dengan tidak ada yang membantu, sementara
klien harus ikut aktif melibatkan diri dalam merawat bayi dan membantu
rumah tangga.
5. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti atau jelas terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 1998) :
a. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan ketentraman otot rahim.
b. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocinbertambah, oleh karena itu timbul
kontraksi otot rahim.
c. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim
makin rentan.
d. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama
dan biasa.
e. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah
satu sebab permulaan persalinan.
6. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga
seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-
sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen
dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu
setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
7. Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai
berikut :
a. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawa janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,
kadang disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody shoe).
2) Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
1) Menghentikan perdarahan.
1) Atonia Uteri
2) Retensi Plasenta
5) Penyakit darah
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat
berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun
saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh
lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-
alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan.
2) Staphylococcus aureus
3) Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi
terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn.Kuman ini merupakan sebab
penting dari infeksi traktus urinarius.
4) Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh
dukun dari luar rumah sakit.
9. Pemeriksaan Penunjang
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
2) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
d. Riwayat Kehamilan
f. Riwayat Persalinan
- Tempat persalinan
- Keadaan bayi
- Keadaan ibu
- BB bayi
h. Pemeriksaan Fisik
- Abdomen
- Saluran cerna
- Alat kemih
- Lochea
- Vagina
- Perinium dan rectum
- Ekstremitas
i. Pemeriksaan psikososial
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil :
- Klien secara verbal menyatakan nyeri berkurang.
Intervensi:
2) Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
Kriteria Hasil: ibu mengungkapkan proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang
cukup.
Intervensi:
1) Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui sebelumnya.
Rasional: agar bendungan air susu tidak terjadi dan dapat memperlancar pengeluaran
asi.
Kriteria Hasil: ibu dapat berkemih sendiri dalam 6-8 jam post partum tidak merasa
sakit saat BAK, jumlah urine 1,5-2 liter/hari.
Intervensi:
3) Berikan teknik merangsang berkemih seperti rendam duduk, alirkan air keran.
Rasional: agar kencing yang tidak dapat keluar, bisa dikeluarkan sehingga tidak ada
retensi.
Kriteria Hasil:
1) Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan episiotomi.
Rasional : untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan mengintervensi
dengan tepat.
Rasional : pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan media yang
menjadi tempat berkembangbiaknya kuman.
Kriteria Hasil:
- cairan masuk dan keluar seimbang,
- Intervensi:
Intervensi :