KELAS II A
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ilmu Kebidanan
Menurut Agama Kristen Protestan.” Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah konsep kenormalan dalam praktik kebidanan
yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Dengan adanya makalah ini kami berharap agar para pembaca dapat memahami ilmu
kebidanan menurut agama Kristen protestan.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para
pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3. Tujuan penulisan.............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1. Hukum KB Dalam Agama Kristen.................................................................3
2.2. Pandangan Kristen terhadap alat kontrasepsi...............................................14
2.3. Pandangan Kristen terhadap Seks dan prokreasi..........................................14
2.4. Alat kontrasepsi yang aman..........................................................................23
2.5. Pandangan Kristen terhadap Bayi Tabung yang Harus Dipahami................28
2.6. Menyusui bayi menurut pandangan kristen..................................................31
BAB III........................................................................................................................36
PENUTUP...................................................................................................................36
3.1. Kesimpulan...................................................................................................36
3.2. Saran.............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................37
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam karya tulis ini, pengikut Kristus dipanggil untuk taat kepada Allah
yang telah menciptakan dirinya sehingga menjadi hamba layak di mataNya. Dan
dalam segala problema dan rencana yang ada dalam kehidupan orang Kristen,
Tuhan Allah akan selalu menyertai. Oleh karena itu sebagai orang Kristen yang
taat harus selalu mengandalkan dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai penuntun
jalan hidupnya.
1
1.3. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Apa Hukum KB Dalam Agama Kristen.
2. Untuk mengetahui Apa Pandangan Kristen terhadap alat kontrasepsi.
3. Untuk mengetahui Apa Pandangan Kristen terhadap Seks dan prokreasi.
4. Untuk mengetahui Apa Alat kontrasepsi yang aman menurut Pandangan
Kristen.
5. Untuk mengetahui Apa Pandangan Kristen terhadap Bayi Tabung yang
Harus Dipahami.
6. Untuk mengetahui
2
BAB II
PEMBAHASAN
Keluarga adalah inti dari jiwa dari suatu bangsa, kemajuan dan
keterbelakangan suatu bangsa menjadi cermin dari keluarga-keluarga yang hidup
pada Bangsa tersebut. KB (keluarga berencana) yaitu membatasi jumlah anak
hanya dua dan tiga. keluarga berencana yang di bolehkan adalah suatu usaha
pengatur atau penjarangan kelahiran atau pencegahan kehamilan sementara, atas
kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi yang tertentu untuk
kepentingan keluarga, Masyarakat maupun Negara. Dengan demikian KB disini
mempunyai arti yang sama dengan pengatur keturunan. Pengguna istilah
”Keluarga Berencana “ juga sama artinya dengan istilah yang umum di pakai di
Dunia Internasionl yakni family planning atau planned parenthood, seperti yang
di gunakan oleh International Federation (IPPF) nama sebuah organisasi KB
internasional yang berkedudukan di London.
3
a. Menjarangkan anak untuk memungkinkan penyusuan dan menjaga kesehatan
ibu dan anak
c. Mengatur jumlah anak , bukan saja untuk keperlun keluarga melainkan juga
untuk kemampuan fisik, financial, pendidikan dan pemeliharaan anak
Secara etika social keputusan untuk ber-KB yang diambil pasangan suami
istri itu adalah tepat, karena mengingat kegiatan sang istri yang sangat padat dan
rencana keselamatan sang buah hati yang belum ada.Mungkin jika sang istri
memaksakan diri untuk hamil, selain aktivitasnya akan terganggu, keselamatan
calon anakpun akan terancam.Namun Etika Kristen berbicara tentang kehendak
Tuhan.Ukuran untuk menilai tindakan atau tingkah laku manusia menurut Etika
4
Kristen harus dilihat dan dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kehendak
Tuhan.Hal ini penting sebab tindakan yang dinilai benar adalah tindakan yang
sesuai dengan kehendak Tuhan. Sedangkan mencari kehendak Tuhan berarti juga
mencari Tuhan itu sendiri.Berangkat dari pemahaman ini, keputusan yang
diambil pasangan suami istri itu telah bertentangan dengan kehendak Tuhan,
sebab dalam (Kej 1:28) tadi telah dijelaskan bahwa salah satu tugas manusia
adalah untuk berketurunan,sedangkan pasangan ini belum mau untuk
berketurunan walaupun alasan yang diajukan masuk akal dan sangat manusiawi.
Menunda kehadiran anak dalam keluarga sama juga menolak anugerah Tuhan
dalam hidup manusia. Sesuai dengan firman Tuhan dalam Matius 18:5 “Dan
barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut
Aku”.
Bertitik tolak dari semua ini, apakah kita boleh menyimpulkan bahwa
program KB tidak baik dimata Tuhan? Belum tentu.
5
prinsip untuk mensejahterakan umat manusia dari program KB ini tidak dilarang
oleh agama manapun
Hanya saja perbedaan pandangan yang masih ada ialah tentang cara-cara
pelaksanaannya atau alat-alat yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam KB
Berikut ini adalah beberapa ayat yang menjelaskan anak dari perfektif Allah.
· Kejadian 4:1
· Kejadian 33:5
· Mazmur 127:3-5
Ayat 3
banyak orang yang berkata tentang aku: “Baginya tidak ada pertolongan dari
pada Allah.”
Ayat 4
6
tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah
kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
Ayat 5
dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-
· Lukas 1:42
· Amsal 17:6
Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah
nenek moyang mereka.
· Mazmur 113:9
7
Ia mendudukan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh
suka cita.
Haleluya!
· Kejadian 21:1-3
Ayat 1
Ayat 2
Ayat 3
Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara
baginya.
· Kejadian 25:21-25
Ayat 21
berdoalah Ishak kepada Tuhan untuk istrinya, sebab istrinya itu mandul; Tuhan
mengabulkan doanya, sehingga Ribka istrinya itu mengandung.
8
Ayat 22
Ayat 23
firman Tuhan kepadanya: “dua bangsa ada dalam kandungannya, dan dua suku
bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih
kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang
muda.”
Ayat 24
setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang didalam
kandungannya.
Ayat 25
· Kejadian 30:1-2
Ayat 1
ketika di lihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburulah ia
kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: “berikanlah kepadaku anak;
kalau tidak, aku akan mati.”
Ayat 2
9
maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: “aku kah
pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?”
· 1 Samuel 1:6-8
Ayat 6
tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena Tuhan telah
menutup kandungannya.
Ayat 7
demikiannlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi kerumah Tuhan,
Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.
Ayat 8
· Lukas 1:7,24-25
Ayat 7
Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabeth mandul dan keduanya
telah lanjut umurnya.
Ayat 24-25
10
Beberapa lama kemudian Elisabeth, istrinya, megandung dan selama lima bulan
ia tidak menampakkan diri, katanya inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan
sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku didepan orang.
· Mazmur 139:13-16
· Yeremia 1:5
Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan
engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bagsa-bangsa.
· Galatia 1:15
Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil
aku oleh kasih karunia-Nya.
11
Ada berbagai macam pendapat tentang hukum KB dalam agama Kristen. Secara
keseluruhan KB jika digunakan untuk kesehatan seharunya tidak dilarang. Tetapi dari
satu sisi para pemeluk agama Kristen radikal tidak menyetujui melakukan KB. Oleh
karena itu sebaiknya pahami dahulu prinsip yang diterapkan dalam Alkitab tentang
keputusan menjalankan KB. Supaya lebih jelas, berikut ini hukum KB dalam agama
Kristen yang sebaiknya diketahui dengan rinci.
12
3. Cara Mengucap Syukur
4. Ketaatan
13
2.2. Pandangan Kristen terhadap alat kontrasepsi
Isu ini terbilang cukup kompleks. Perubahan sikap gereja, baik Protestan
maupun Katholik, terhadap isu sejak paruh pertama abad ke-20 menyiratkan
bahwa isu ini tidak semudah yang dipikirkan banyak orang. Dulu hampir semua
gereja menolak pencegahan kehamilan, namun sekarang situasi tampaknya
berbalik.
14
berfirman kepada mereka”). Tidak terelakkan, seks dan prokreasi memang
berhubungan erat.
15
tertumpah ke luar (coitus interruptus). TUHAN memandang tindakan ini sebagai
dosa, lalu membunuh Onan.
16
Apakah semua argumen di atas sudah memadai untuk menolak segala
bentuk pencegahan kehamilan? Penyelidikan yang lebih teliti dan mendalam
tampaknya mengarah pada kesimpulan yang sedikit berbeda.
17
seyogyanya memiliki banyak keturunan. Anak-anak mereka akan memiliki
dampak yang besar bagi dunia. Namun, apabila suami-isteri tidak mampu
membesarkan anak-anak dengan baik dalam jumlah yang banyak, mereka
sebaiknya menggunakan akal budi Kristiani mereka agar mengetahui kehendak
Allah sehubungan dengan jumlah anak yang perlu mereka miliki dan asuh (Roma
12:2).
Implikasi poin ini bagi diskusi kita cukup jelas. Adalah lebih baik untuk
memiliki jumlah anak yang sedikit tetapi mereka berdampak positif daripada
jumlah yang banyak tetapi hidup mereka tidak berkualitas. Tentu saja yang
paling baik adalah anak dalam jumlah banyak dan kualitas kehidupan yang baik.
Persoalannya, tidak semua orang memiliki kapasitas ke arah sana.
18
Argumen #3 tentang kematian Onan sebenarnya tidak terlalu relevan bagi
diskusi kita sekarang. Alkitab secara eksplisit menyoroti keengganan Onan untuk
memberikan keturunan bagi kakaknya yang sudah meninggal. Keengganan itu
menunjukkan pelanggarannya terhadap Hukum Levirat yang sudah ditetapkan
oleh TUHAN sendiri (Ulangan 25:5-10). Dalam hukum ini ditetapkan bahwa jika
seorang suami meninggal dunia tanpa memiliki keturunan, maka saudara laki-
lakinya harus melakukan perkawinan ipar. Anak yang dilahirkan nanti akan
diperhitungkan sebagai anak almarhum. Jadi, ia dihukum oleh TUHAN bukan
karena membuang spermanya di luar vagina Tamar. TUHAN lebih melihat
motivasi yang buruk di balik tindakan itu. Onan tidak mau meninggalkan nama
dan kehormatan bagi almarhum kakaknya.
19
Terhadap cara berpikir seperti ini kita perlu mengingat bahwa ketidaktaatan
Yehuda dan Tamar terhadap Hukum Levirat agak berbeda. Onan mengambil
keuntungan dari Tamar tetapi tidak mau memberikan apa yang menjadi hak
kakaknya atau Tamar. Yehuda tidak mengambil keuntungan apapun dari Tamar.
20
lainnya. Namun, kita perlu mengingat bahwa dalam dua teks tadi
kata pharmakeia muncul dalam sebuah daftar dosa. Sebagai sebuah daftar, kita
tidak bisa memastikan jenis keterkaitan yang ada antar setiap kata dalam daftar
tersebut. Sebagai contoh, pharmakeia juga diletakkan bersebelahan dengan
perseteruan (Gal 5:19) dan pembunuhan (Why 9:21), tetapi tidak ada alasan yang
pasti mengapa keduanya disandingkan seperti ini.
Hal lain yang perlu dipikirkan juga adalah asumsi theologis di balik
kecaman para bapa gereja terhadap alat kontrasepsi. Mereka berpandangan
bahwa seks hanyalah untuk reproduksi. Aktivitas seksual yang tidak diarahkan
untuk tujuan ini dipandang sebagai sebuah dosa. Dalam pembahasan sebelumnya
21
saya sudah menerangkan kelemahan dari seperti ini. Seks dan reproduksi
memang berkaitan erat, tetapi keduanya sama-sama bukan tujuan. Keduanya
adalah sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu penguasaan bumi
untuk kemuliaan Allah.
Segala sesuatu yang berlebihan memang buruk. Ini bahkan terjadi pada hal
yang baik sekalipun. Penyalahgunaan alat kontrasepsi untuk seks bebas tidak
boleh dijadikan alasan untuk melarang alatnya. Sama seperti pembunuhan
dengan menggunakan pisau tidak akan digunaan sebagai alasan untuk melarang
penggunaan pisau secara umum, demikian pula dalam kasus penyalahgunaan alat
kontrasepsi untuk seks bebas.
22
memang mampu merawat dan mendidik lebih banyak? Saya juga tidak
mendukung kecenderungan orang-orang modern yang tidak mau memiliki anak
hanya sekadar untuk menghindari kerepotan. Mereka ingin menikmati hidup
dengan pasangan tanpa diganggu oleh kehadiran anak-anak. Mentalitas semacam
ini adalah egois dan tidak Kristiani. Kita harus memuliakan Allah dengan segala
yang kita miliki atau yang kita lakukan. Jika kita memang diberi kapasitas untuk
memiliki dan membesarkan anak bagi kemuliaan Allah, menghindari hal itu
merupakan sebuah dosa.
Inti persoalan terletak pada dua hal yang saling berhubungan. Pertama,
kapan sebuah kehidupan dikatakan sudah ada? Apakah pertemuan sel telur dan
sperma merupakan titik awal kehidupan? Kedua, apakah suatu alat kontrasepsi
bersifat mencegah pembuahan sel telur oleh sperma atau merusak pertemuan
yang mungkin sudah terjadi?
23
Teknologi zaman dahulu tidak sehebat sekarang yang mampu memonitor setiap
detil perkembangan janin.
Menentukan pilihan mana yang paling tepat merupakan tugas yang sangat
rumit. Definisi “permulaan kehidupan” perlu benar-benar dirumuskan, baik dari
sisi filosofis maupun medis. Persoalannya, keterkaitan antara aspek medis dan
filosofis tidak selalu jelas. Sejauh mana penemuan medis bermanfaat bagi
penilaian moral secara filosofis?
Dengan berpedoman pada poin ini, beberapa cara atau alat kontrasepsi
tergolong “pasti tidak bermasalah,” misalnya berpantang bersetubuh untuk
periode tertentu, sistem kalender (hanya berhubungan seks pada waktu isteri
tidak dalam kondisi subur), coitus interruptus (menarik penis keluar dari vagina
pada saat hendak ejakulasi), atau kondom. Semua cara ini hanya bersifat
24
mencegah pembuahan telur oleh sperma. Dengan pedoman yang sama pula,
beberapa alat kontrasepsi “pasti bermasalah,” misalnya operasi pengguguran
kandungan, aborsi kimiawi (meminum cairan tertentu) atau pil tertentu yang
tergolong abortif (misalnya RU-486). Semua alat ini dimaksudkan untuk
menggagalkan pertumbuhan janin yang sudah terjadi.
Dalam hal ini adalah lebih bijaksana apabila kita secara serius mencari
tahu cara kerja pil, suntikan, atau alat tertentu secara detil, sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat. Ada begitu banyak pilihan di sana. Di
kemudian hari jumlah alternatif ini mungkin akan meningkat dengan tajam.
Walaupun demikian, prinsip Kristiani terhadap hal tersebut tetap tidak berubah.
Soli Deo Gloria.
Banyak jemaat Tuhan yang paham bahwa aborsi menurut agama Kristen
tidak diperkenankan, namun mungkin belum tahu pasti sebenarnya bagaimana
hukum aborsi menurut agama Kristen. Hal ini karena tidak banyak yang
mengupas lebih detail tentang aborsi di dalam kekristenan. Terutama bagaimana
perbedaan hukum taurat dan Injil dalam Alkitab dan firman Tuhan tentang hal ini
dinyatakan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijabarkan secara lengkap
25
bagaimana hukum aborsi menurut agama Kristen, terutama jika dilihat dari sudut
pandang Alkitabiah.
Dalam Alkitab, setiap manusia yang diciptakan Allah memiliki hak hidup
yang sama. Oleh karena itu aborsi merupakan salah satu bentuk dosa yang tidak
diperkenankan Allah. Ada beberapa firman Tuhan yang mendukung pernyataan
ini, di antaranya yaitu sebagai berikut:
1 Yohanes 3:4 “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum
Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.” Disini aborsi merupakan
pelanggaran hukum Allah, sehingga sebaiknya tidak dilakukan dengan alasan
apapun. Terlebih jika janin yang dikandung tidak mengalami masalah apapun. Ini
merupakan pelanggaran hak asasi sang janin dan jelas ayat alkitab tentang
pelanggaran ham melarang hal itu. Oleh sebab itu benar-benar pikirkan apakah
hendak memilih melakukan aborsi atau tidak. Sebaiknya lebih memilih bertobat
dan menghindari aborsi.
26
Mazmur 139:16 “Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam
kitab-Mu semuanya tertulis 1 hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun
dari padanya.” Ini berarti bahwa sejak dalam kandungan janin sudah memiliki
nyawa sehingga aborsi artinya melakukan pembunuhan. Padahal Allah tidak
menyukai pembunuhan yang dilakukan manusia oleh sebab apapun. Ini
merupakan larangan dalam agama protestan yang sebaiknya dipatuhi dan dijauhi
perbuatannya.
27
Bayi tabung adalah proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim wanita.
Dalam ilmu kedokteran, bayi tabung merupakan pemecahan solusi untuk
mendapatkan keturunan bagi pasangan yang kesulitan dalam mendapatkan anak.
Penyebabnya biasanya berasal dari saluran pembuahan wanita. Apabila terdapat
gangguan dalam saluran ini, maka sperma akan kesulitan untuk memasuki rahim.
Dan bagian yang paling fatal adalah apabila sperma tidak dapat masuk ke dalam
rahim. Tanpa sel sperma, maka tidak akan ada pembuahan sel telur.
Bayi tabung ditemukan untuk memecahkan masalah tersebut. Bayi yang pertama
kali lahir dengan teknik bayi tabung ialah Louse Brown pada tahun 1978 di
Inggris. Sejak saat itu, klinik bayi tabung semakin berkembang pesat. Di
Indonesia, teknik bayi tabung pertama kali diterapkan pada tahun 1987 di Rumah
Sakit Anak-Ibu, Jakarta. Dan bayi pertama yang lahir di Indonesia dengan teknik
bayi tabung adalah Nugroho Karyanto pada tahun 1988.
Proses pada bayi tabung dilakukan dengan cara mempertemukan sel telur dengan
sel sperma di sebuah bejana. Sebelum digunakan, bejana telah diberi nutrisi
terlebih dahulu dan dipastikan memiliki medium yang cocok, baik dalam suhu
maupun kelembaban, sehingga bejana tersebut memiliki kondisi yang sama
seperti di dalam rahim wanita. Dalam bejana, zigot hasil pembuahan akan
dikembangkan sampai stadium blastula atau janin dan setelah itu calon bayi siap
dimasukkan ke dalam selaput lendir wanita. Namun, dalam pemasukan janin ke
dalam rahim tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Terdapat beberapa
prosedur yang harus dipenuhi. Setelah sel-sel telur disatukan dalam laboratorium
dan berkembang menjadi janin, maka janin-janin tersebut akan diperiksa apakah
sehat atau tidak. Janin yang sehat dan paling unggul yang akan ditanamkan ke
dalam rahim ibu. Pada hari ketiga, dua atau tiga janin akan dimasukkan ke dalam
rahim agar kemungkinan lebih besar untuk hamil.
28
Lalu, apa yang terjadi dengan janin-janin yang cacat atau yang tidak dipindahkan
ke dalam rahim? Supaya janin tetap hidup, maka janin-janin tersebut perlu
dibekukan dalam cairan nitrogen. Jadi apabila proses pertama tidak berhasil,
maka masih terdapat janin cadangan yang dapat kembali ditanamkan. Namun
tentu saja, biayanya sangat mahal. Untuk menyimpan janin-janin pun diperlukan
biaya. Dan hal ini merupakan dilema bagi pasangan suami istri. Sehingga banyak
yang memilih jalan keluar untuk membuang atau memusnahkan janin-janin yang
tidak digunakan. Nah, inilah masalah besar yang terdapat dalam teknik bayi
tabung. Tidak semua janin akan hidup. Perlu mengorbankan banyak janin agar
mendapatkan satu janin terbaik yang akan hidup.
Tidak hanya menimbulkan masalah dalam etika, masalah dalam bayi tabung juga
dipandang bertentangan dengan Alkitab. Tokoh-tokoh agama menilai bahwa
pembuangan janin-janin yang tidak digunakan dianggap sebagai pembunuhan.
Dan sekarang kita akan membahas bagaimana pandangan Kristen terhadap bayi
tabung, berikut uraiannya :
Akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pemahaman mengapa teknik bayi tabung
dapat melanggar perintah Allah. Kehidupan manusia berawal dari sebuah sel
telur yang dibuahi oleh sel sperma. Saat sel telur telah dibuahi, maka akan
berkembang menjadi zigot. Kemudian zigot akan bertumbuh menjadi embrio.
29
Pada tahap lanjut, embrio disebut sebagai fetus. Dan ketiga istilah ini, baik zigot,
embrio, maupun fetus adalah istilah dalam tahap-tahap perkembangan
anak. Sehingga, bisa dikatakan bahwa istilah-istilah tersebut sudah masuk dalam
kategori bayi. Dan bayi adalah seorang manusia. Jadi, apabila zigot-zigot yang
tidak ditanamkan ke dalam rahim dimusnahkan, maka bisa dikatakan bahwa
teknik bayi tabung tidak hanya meniadakan harkat sang bayi sebagai manusia,
tetapi juga melibatkan aborsi yang jelas tergolong dalam jenis-jenis dosa dalam
Alkitab.
Terdapat dua aspek yang harus dipenuhi dalam hubungan suami istri dalam
Kristen Katolik, yaitu union atau persatuan dan procreation. Dengan
menggunakan metode bayi tabung, maka manusia meniadakan aspek persatuan
dan menyalahgunakan aspek procreation karena produksi anak dilakukan secara
tidak normal, sehingga agama Katolik menolak metode bayi tabung. Anda juga
dapat mengetahui lebih jauh mengenai tujuan perkawinan dalam artikel tujuan
sakramen perkawinan.
Dalam Imamat 18:20 dan Amsal 6:29 diperintahkan supaya pria tidak boleh
memberikan pancaran maninya kepada wanita yang bukan istrinya. Apabila
pembuahan dilakukan dengan menggunakan sel telur atau sel sperma yang bukan
milik pasangannya atau di luar ikatan pernikahan, maka hal tersebut sudah masuk
30
dalam kategori amoralitas seksual yang merupakan penyalahgunaan atas organ-
organ seks.
Lukas 11:27 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari
antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah
mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."
Ucapan di atas adalah ucapan seorang wanita Israel di masa Yesus melayani di
dunia. Ucapan ini keluar saat Yesus melakukan aneka pekerjaan Bapa-Nya yang
sangat menarik perhatian wanita tersebut, dan ia pun menyatakan adalah suatu
kebahagiaan bila seorang perempuan melahirkan, menyusui, membesarkan dan
mengajar sehingga tubuh menjadi seperti yang dilihatnya.
Apakah dasar pemikiran kebahagiaan melihat anaknya tumbuh menjadi besar dan
menyusui bayi? Dalam perkembangan pengetahuan diketahui bahwa bayi
berumur 0 sampai 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman apapun
termasuk air putih sekalipun, cukup dengan air susu ibu, maka bayi akan tetap
hidup. Justru pemberian ASI secara ekslusif seluruh kebutuhan bayi usia 0-6
bulan akan zat-zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya sudah
terpenuhi, sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi, karena itu
bayi memerlukan pula makanan tambahan (sesudah 6 bulan).
31
Utami, 2001).
Bentuk lemak ASI yang utama adalah AA dan DHA yang sangat bermanfaat
untuk pertumbuhan sel-sel otak yang optimal.
Bagaimana dengan protein ASI? Protein ASI lebih rendah ketimbang Susu Sapi
perbandingannya 3:1, tetapi mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi serta lebih
mudah dicerna. Hampir semua susu sapi proteinnya berupa kasein dan hanya
sedikit berupa Soluble Whey Protein. Kasein ini membentuk gumpalan yang liat
dalam usus bayi, sedangkan SWP membentuk gumpalan lemak yang mudah
dicerna dan diserap. Taurin terdapat dalam ASI tetapi tidak dalam susu sapi
(Raiha, 1985) dan berfungsi sebagai neurotransmiter dan berperan penting untuk
proses maturasi otak (Gaul, 1985).
Karbohidrat ASI yang utama adalah Laktosa, kadarnya 20%-30% lebih banyak
dari susu sapi. Laktosa penting untuk jaringan otak yang sedang tumbuh,
meningkatkan penyerapan Ca yang penting untuk pertumbuhan tulang,
meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik (Lactobacilus bifidus).
Mineral ASI, konsentrasinya lebih rendah dari pada susu pengganti mana pun,
sehingga akan lebih mudah diterima oleh kapasitas metabolik bayi. Rasio
Kalsium dengan Fosfor (2:1) pada ASI. Konsentrasi Fosfor yang tinggi pada susu
sapi akan menyebabkan penyerapan yang berlebihan yang menyebabkan terjadi
Hipokalsemia Neonatal. Zat Besi (Fe) dalam ASI diserap oleh tubuh bayi sampai
70% dibandingkan dengan penyerapan hanya 30% dari susu sapi, ASI juga
mengandung Na, K dan Clor yag lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi
tetapi jumlah ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi ( suharjo 1995).
32
anak itu menyusui Asi ibunya maka ibunya mendapatkan berkat dari anak itu.
berkatnya antara lain:
Mempercepat pemulihan uterus,
Pemberian ASI hanya bermasalah bagi yang menyusui bila seorang ibu tidak
mengeluarkan ASI. Ibu yang melahirkan tanpa miliki ASI sesuatu masalah besar
yang dihadapi pada zaman Yesus melayani di bumi. Dengan memberikan ASI,
maka permasalahan rumit akibat tidak memberikan ASI kepada anak tidak
dialami ibu bayi Yesus terlebih-lebih tradisi tradisional lama menyusui bila
mungkin sampai 2 tahun, atau minimal sampai cerai susu. Hal menarik juga
terjadi dalam kisah Hana dan Samuel.
Bila melihat 1 Samuel 1:22 yang berbunyi : "Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab
katanya kepada suaminya: "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan
mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di
sana seumur hidupnya."" dapat ditarik kesimpulan bahwa Hana tidak merasa
berjasa sedikitpun terhadap pembentuk Samuel menjadi hamba Tuhan yang luar
biasa. Masa asuh Hana terhadap Samuel sampai anaknya cerai susu, selebihnya
pembentukkan langsung dari Tuhan melalui keluarga imam Eli. [1 Samuel 1:27-
28 (27) Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan
kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.(28) Maka aku pun menyerahkannya
kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu
sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN] Dengan Samuel
diserahkan kepada Tuhan secara khusus maka Tuhan secara khusus
membentuknya menjadi menurut keinginan Tuhan berdasarkan kemauan-Nya,
33
kekuasaan-Nya dalam kasih dan rencana-Nya yang khusus bagi semua anak yang
diserahkan kepada Tuhan.
Yesus tumbuh menjadi besar bukan semata-mata air susu wanita yang
mengandung dan menyusui. Maria sejak mula telah mengetahui bahwa anak
yang dikandungnya adalah pekerjaan dan kehendak Tuhan semata. Pernyataan
yang sulit dilupakan Maria antara lain, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah." Maria berbahagia bukan karena
menyusui. Lukas mencatat kebahagiaan Maria, yang menyusui Yesus adalah :
1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan
menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
1:55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham
dan keturunannya untuk selama-lamanya."
Yesus menjawab wanita yang menyatakan berbahagia wanita yang menyusui-
Nya dengan menjawab berbahagia adalah orang yang mendengar firman Allah
34
dan memeliharanya. MAria berbahagia karena ia memeliharaan perkataan yang
disampaikan Tuhan kepada-Nya bahkan taat melaksanakan Firman-Nya,
kehendak-Nya yang unik dalam kehidupan-Nya. [Lukas 11:28 Tetapi Ia berkata:
"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya.]
35
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwaKB diperbolehkan dengan alasan – alasan tertentu misalnya untuk menjaga
kesehatanibu, mengatur jarak diantara dua kelahiran, untuk menjaga keselamatan
jiwa,kesehatan atau pendidikan anak-anak. Namun KB bisa menjadi tidak
diperbolehkanapabila dilandasi dengan niat dan alasan yang salah, seperti takut
miskin, takut tidak bisa mendidik anak, dan takut mengganggu pekerjaan orang
tua. Dengan kata lain, penilaian tentang KB tergantung pada individu masing-
masing.
3.2.Saran
Jika anda hendak melakukan KB sebaiknya dipertimbangkan terlebih
dahulu segala aspek yang menyangkut tentang KB misalnya:
- keuangan keluarga, bila memiliki keuangan yang cukup mengapa anda harus
kb
- kesehatan ibu
36
DAFTAR PUSTAKA
Yanti, S.S.T M. Keb, Nurul Eko W, S.SiT. 2010. Etika Profesi dan Hukum
Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Rihama
37