Anda di halaman 1dari 22

PERSEPSI MAHASISWA TEKNIK SIPIL TERHADAP SEMESTER

PENDEK YANG DIHAPUSKAN DARI UNIVERSITAS NEGERI


PADANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Jurusan Teknik Sipil FT UNP

Oleh:
IHSAN WARDAN
NIM : 17061034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan dalam membentuk

pribadi manusia. Pendidikan juga berperan penting dalam baik buruknya

kehidupan manusia. Menyadari hal itu, pemerintah terus berupaya

meningkatkan kualitas pendidikan, hal ini diharapkan dapat menciptakan

sumber daya manusia yang lebih baik, mampu bersaing dan berkembang untuk

hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya yang dilakukan

manusia untuk menambah ilmu pengetahuan, perubahan cara berfikir manusia

untuk lebih baik. Hal tersebut menciptakan kreatifitas yang menimbulkan hal-

hal baru yang ditemukan manusia. Bagi bangsa Indonesia, pendidikan

merupakan upaya upaya penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam

pembangunan nasional. Seperti yang ditegaskan dalam UU RI No. 20 Tahun

2003 BAB II Pasal 3, yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam

rangka mencerdaskan kehiduupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demogratis serta bertanggung jawab.

Dunia pendidikan saat ini tengah mengalami tantangan yang sangat

besar.

2
Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat di era

globalisasi ini, mau tau mau kita harus menyeimbangkan diri agar tidak

tertinggal dan dituntut bisa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas

(SDM) yang dibutuhkan oleh pasar global. salah satu upaya agar menciptakan

SDM yang berkualitas ialah melalui lulusan sarjana yang tepat waktu lulusan

dari sebuah kampus, dan tidak membuat menumpuknya mahasiswa di suatu

kampus, agar mahasiswa yang masuk tidak berhimpit dengan mahasiwa yang

lama.

Mahasiswa merupakan seseorang yang sedang menempuh pendidikan

tinggi disebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan

universitas. Mahasiswa juag sebagai penggerak dan dibutuhkan dimasyarakat,

mahasiswa juga merupakan seorang calon intelektual ataupun cendikiawan

muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai

predikat dalam masyarakat itu sendiri. Mahasiswa memiliki kemampuan dan

juga sempatan untuk belajar diperguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan

sebagai golongan intelegensia, mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya

gerak yang dinamis bagi proses modernisasi dalam kehidupan masyarakat,

mahasiswa diharapkan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang

berkualitas serta professional.

Semester pendek adalah semester singkat yang diadakan diantara semester

genap dan ganjil pada setiap tahun ajaran Universitas. Semester pendek

merupakan program yang menjadi otoritas kampus ataupun fakultas tertentu

disuatu kampus. Durasi semester pendek setiap fakultas berbeda-beda,

3
biasanya, semester pendek berlangsung 4-6 minggu. Semester pendek pun

hanya diselenggarakan dilibur semester genap masa perkuliahan (Juli-

Agustus).

Semester pendek memiliki tujuan yaitu, pertama, untuk remediasi atau

perbaikan nilai. Missalnya, disemester 2 mengalami remedy atau gagal untuk

mata kuliah x, Cuma dapat C, bahkan D atau E maka kamu berkesempatan

mengambil mata kuliah x lagi, dengan durasi yang lebih pendek, untuk

memperbaiki nilai tersebut.

Kedua, untuk akselerasi atau mempercepat masa studi. Semasa perkuliahan

sarjana, umumnya harus menyelesaikan 144 SKS. Jika mau lulus dalam waktu

4 tahun, diantara semester ganjil dan semester genap maka bisa mengambil

semester selanjutnya agar mempercepat menyelesaikan studi dikampus bisa

jadi menyelesaikan studi 3,5 tahun.

Persepsi mahasiswa Universitas Negeri Padang. Jurusan Teknik Sipil

tentang semester pendek (SP) yang dihapuskan dari kampus ialah pertama,

bahwasanya semester pendek memiliki plus-minus dimana plusnya yaitu,

mahasiswa bisa mengulang atau memperbaiki matakuliah yang nilainya jelek

dalam kurun waktu yang cepat dan tidak perlu mengambil 1 semester sebagai

pengganti matakuliah yang gagal tersebut. Dan minusnya yaitu,

administrasinya yang cukup mahal tiap SKS nya. Berdasarkan permasalahan

yang muncul peneliti tertarik untuk melihat persepsi mahasiswa Universitas

Negeri Padang. Jurusan Teknik Sipil tentang semester pendek (SP) yang

dihapuskan.

4
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebegai berikut :

1. Banyaknya mahasiswa yang melebihi masa kuliah yang ditetapkan

2. Menjadikan daya tampung mahasiswa melebihi kapasitas dan mahasiswa

yang diwisuda sedikit

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, untuk

terarahnya dan untuk mencapai tujuan penelitian ini, peneliti perlu membatasi

masalah. Bagaimana persepsi mahasiswa Teknik Sipil terhadap semester

pendek yang dihapuskan dari Universitas Negeri Padang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Bagaimana persepsi mahasiswa Teknik Sipil terhadap

semester pendek yang dihapuskan dari Universitas Negeri Padang ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah mengungkapkan persepsi mahasiswa Teknik Sipil

terhadap semester pendek yang dihapuskan dari Universitas Negeri Padang.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini bisa menjadi menambah informasi

tentang semester pendek.

5
2. Bagi perguruan tinggi, sebagai bahan evaluasi untuk terus memperbaiki,

dan meningkatkan, menyeimbangkan kualitas perguruan tinggi tentang

daya tampung dengan fasilitas yang tersedia.

3. Bagi peneliti lainnya menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjunya

pada kajian yang sama tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas dan

mendalam.

6
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR


1. Landasan Teori
A Persepsi
Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan
informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang
lingkungan. Persepsi disebut juga suatu proses yang di dahului oleh proses
penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
indra (Bimo Walgito, 2005: 69). Namun proses itu tidak berhenti sampai
disitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan diproses selanjutnya
merupakan proses persepsi. Karna itu proses penginderaan tidak pernah
lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses
pendahuluan dari proses presepsi. Proses penginderaan akan akan terus
berlangsung setiap saat, pada saat individu menerima stimulus melalui alat
indera, yaitu melalui alat pembauan, lidah sebagai alat pengecap, kulit pada
telapak tangan sebagai alat peraba; yang kesemuanya merupakan alat indera
yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu. Alat indera
tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya
(Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957, dalam Bimo Walgito,
2005). Stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu diorganisasikan
dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa
yang diindera itu, dan peroses itu disebut persepsi. Dengan demikian
menurut (Davidoff, 1981 yang dikutip dalam Bimo Walgito, 2005) dapat
dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat indera, yaitu yang
dimaksud dengan penginderaan, dan melalui peroses penginderaan tersebut
stimulus itu menjadi sesuatau yang berarti setelah diorganisasikan dan
diinterpretasikan. Persepsi merupakan proses yang intergrated dalam diri
individu terhadap stimulus yang diterimanya (Moskowitz dan Orgel, 1969
dalam Bimo Walgito, 2005). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
stimulus yang diindera sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan
merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Karena itu dalam
diri penginderaan orang akan mengkaitkan dengan stimulus, sedangkan
dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek (Branca, 1964 dalam
Bimo Walgito, 2005). Dengan persepsi individu akan menyadari tentang
keadaan disekitarnya dan juga keadaan diri sendiri (Davidoff, 1981 dalam
Bimo Walgito, 2005).

7
Persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran;
sedang subyek dan objeknya belum terbedakan satu dengan yang lainnya
(baru ada proses “memiliki” tanggapan.) (Kartini Kartono, 1996: 61).
Kartini Kartono (1996; 46) menyebutkan juga bahwa persepsi adalah
mengalami sesuatu dalam pengertian melihat sesuatu, mendengar sesuatu,
membuai dan merasakan sesuatu tanpa mampu ngadakan pemisah antara
diri sendiri (subyek) dengan obyek yang dihayati.
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat
datang dari individu sendiri. Namun demikian sebagian terbesar stimulus
datang dari luar individu yang bersangkutan. Sekalipun persepsi dapat
melalui macam-macam alat indera yang ada diri ndividu, tetapi sebagian
besar persepsi melalui alat indera penglihatan.
Karena itulah banyak penelitian mengenai persepsi adalah persepsi
yang berkaitan yang berkaitan dengan alat penglihatan. Karena persepsi
merupakan aktifitas yang integrated dalam diri individu akan ikut aktif
dalam persepsi. Berdasarakan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat
dikemukakan karena perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-
pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu
stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu yang satu
dengan individu yang lain. Persepsi itu bersifat individual

B. Syarat-Syarat Terjadinya Persepsi


Bimo walgito (2002 : 54) mengemukakan beberapa syarat sebelum
individu mengadakan persepsi adalah:

(1) Adanya Objek (Sasaran Yang Dituju)


Objek atau sasaran yang dituju akan menimbulkan stimulus atau
rangsangan yang mengenai alat indera. Objek dalam hal ini adalah
Sarana dan Prasarana Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.

(2) Alat Indera Atau Reseptor


Alat indera atau reseptor yang dimaksud adalah alat indera untuk
menerima stimulus kemudian diterima dan diteruskan oleh saraf
sensorik yang selanjutnya akan disimpan dalam susunan syaraf pusat
yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

(3) Adanya Perhatian


Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian yaitu langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.

8
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

Perhatian adalah stadium persiapan sebelum kita mengadakan


pengamatan, memperhatikan itu artinya mengkonsentrasikan diri,
mengarahkan aktivitas psikis pada satu titik sentral. Banyak sekali
perangsang dari luar yang menimpa alat indera kita. Akan tetapi organisme
itu mereaksi secara selektif, lalu mengkonsentrasikan pada satu perangsang
atau sekumpulan perangsang saja, sedangkan perangsang-perangsang yang
lain terabaikan. Pada perhatian ada dua peristiwa penting yaitu: slektivitas
dan skema antisipatis. Slektivitas mendorong tingkah laku untuk
mengkonsentrasikan diri pada sekumpulan perangsang (satu obyek), dan
tidak mereaksi terhadap semua rangsangan dari luar. Jadi ada proses
pemilihan. Sedang pada peristiwa skema antisipatis terkandung kesiapan
individu untuk setiap saat menerima dan mereaksi terhadap perangsang.
Maka memperhatikan (menaruh perhatian) dapat diartikan sebagai:
mengarah kepada dan mempersiapkan diri unutk melakukan pengamatan
terhadap objek, atau terhadap pelaksanaan suatu perbuatan (kartini kartono
1996; 48).
Pada proses persepsi terdapat komponen-komponen dan
kegiatankegiatan kognisi dengan memberikan bentuk dan struktur bagi
obyek yang ditangkap oleh panca indera, sedangkan pengetahuan dan
cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap atau
dipersepsi individu, dan akhirnya konasi individu akan berperan dalam
menentukan terjadinya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku
individu terhadap objek yang ada.
Syarat individu untuk mempersepsi suatu objek atau peristiwa adanya
objek yang dijadikan sasaran pengamatan, dimana objek tersebut harus
benar-benar diamati dengan seksama, dan untuk mengamati suatu objek
atau peristiwa perlu adanya indera yang baik karena kalau tidak individu
tersebut menjadi salah mempersepsi. Demikian pula dalam mempersepsi
mahasisawa Teknik Sipil terhadap Semester Pendek yang di hapuskan dari
pihak kampus, ia memerlukan pengamatan, pengenalan yang seksama
melalui alat inderanya terhadap objek persepsi, sehingga dengan
pengamatan dan pengenalan yang mendalam dan seksama itulah diharapkan
mahasiswa akan mempersepsi objek tersebut dengan benar dan positif.

C. Proses Terjadinya Persepsi


Proses Terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek
menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.

9
Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi
ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam
hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan
terasa tekanan tersebut (Bimo Walgito, 2005: 71 ).
Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau
proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf
sensorik ke otak. Proses ini yang disebut dengan proses fisiologis.
Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga
individu menyadari apa yang dilihat, atau yang didengar, atau apa yang
diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah
yang disebut sebagai pusat psikologis. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu
menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau
apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses
ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi
sebenarnya. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh
individu dalam berbagai macam bentuk.
Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah
persiapan dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan
bahwa individu tidak akan dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu
dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan
sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus mendapat respon
individu untuk dipersepsi.
Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapat respon dari
individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Secara
skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

St = Stimulus (faktor luar)


Fi =Faktor Intern (faktor dalam, termasuk perhatian)
Sp =Struktur Pribadi Individu
Skema tersebut memberikan gambaran bahwa individu menerima
bermacam-macam stimulus yang datang dari lingkungan. Tetapi tidak
semua stimulus akan diperhatikan atau akan diberikan respon. Individu
memberikan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, dan disini

10
berperannya perhatian. Sebagai akibat dari stimulus yang dipilihnya dan
diterima oleh individu, individu menyadari dan memberikan respon
sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut. Skema tersebut dapat
dilanjutkan sebagai berikut.
L− S −O− R −L
L = Lingkungan
S = Stimulus
O = Organisme atau Individu
R = Respon atau Reaksi
Namun demikian masih ada pendapat atau teori lain yang melihat
kaitan antara lingkungan atau stimulus dengan respon individu. Skema tidak
seperti yang dikemukakan diatas, tetapi bentuk lain, yaitu;
L −S −R −L
L = Lingkungan
S = Stimulus
R = Respon
Dalam skema tersebut terlihat bahwa organisme atau individu tidak
berperan dalam memberikan respon terhadap stimulus yang mengenainya.
Hubungan antara stimulus dengan respon bersifat mekanistis, stimulus atau
lingkungan akan sangat berperan dalam menentukan respon atau perilaku
organisme. Pandangan yang demikian merupakan pandangan yang
behavioristik, dan mementingkan peranan lingkungan terhadap perilaku atau
respon organisme. Pandangan ini berbeda dengan pandangan yang bersifat
kognitif, yang memandang berperannya organisme dalam menentukan
perilaku atau responnya. Tidak semua stimulus akan direspon oleh
organisme atau individu. Respon diberikan oleh individu terhadap stimulus
yang ada penyesuaian atau yang menarik perhatian individu. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa yang dipersepsi oleh individu selain
tergantung pada stimulusnya juga bergantung pada keadaan individu yang
bersangkutan. Stimulus yang mendapatkan pemilihan dari individu
tergantung kepada bermacam-macam faktor, salah satu faktor adalah
perhatian individu yang merupakan aspek psikologis individu dalam
mengadakan persepsi.
Dari berbagai pengertian persepsi diatas, maka dalam hal ini persepsi
mahasiswa Teknik Sipil terhadap Semester Pendek.proses seseorang untuk
mengetahui, menafsirkan dan mengingat serta mengorganisasikan objek
atau sesuatu disekitar mereka dengan alat indera. Dalam hal ini objek yang
dijadikan persepsi adalah tentang semester pendek yang dihilangkan dari
Universitas Negeri Padang oleh mahasiswa Teknik Sipil.

11
D. Jurusan Teknik Sipil
a. Sejarah
Sejalan dengan perkembangan IKIP Padang yang kini telah menjadi
UNP, Jurusan Teknik SIPIL FT UNP pun memiliki sejarah perkembangan
yang cukup panjang. Jurusan ini mulai berdiri tahun 1965 dengan nama
Jurusan Teknik Sipil di bawah Fakultas Ilmu Keguruan Teknik (FKIT) IKIP
Padang, dengan Prodi  Teknik Arsitektur (Sarjana Muda) dan Teknik Sipil
(Sarjana Muda). Tiga tahun kemudian, tahun 1968, Prodi Teknik Arsitektur
ditutup, lalu dibuka Prodi Pendidikan Teknik Bangunan (Sarjana Muda)
sebagai gantinya. Tahun 1979 terjadi perubahan yang cukup mendasar.
FKIT berubah menjadi FKT dengan tugas utama mencetak guru-guru S1
Sekolah Teknik Menengah untuk ditempat di seluruh wilayah Indonesia.
Program ini didukung oleh Bank Dunia. Maka jurusan ini pun berganti
nama menjadi Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan dengan satu Prodi
yaitu Prodi S1 Pendidikan Teknik Bangunan. Tahun 1996, dengan SK
Dirjen Dikti Depdikbud No. 1499/1996 tanggal 20 Juni 1996, IKIP Padang
dipercaya mengemban tugas perluasan mandat untuk menyelenggarakan dan
mengembangkan Program Studi Non Kependidikan disamping tetap
menyelenggarakan dan mengembangkan program kependidikan, maka
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan membuka Prodi D3 Teknik Sipil.

Pada tahun 1999 IKIP Padang dikonversi menjadi Universitas Negeri


Padang (UNP) berdasarkan Kepres No. 93 tgl 24 Agustus 1999, nama
fakultas berubah dari FPTK menjadi FT, dan Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan pun berganti nama menjadi Jurusan Teknik Sipil. Pada tahun
2001, dibuka Prodi D3 Teknik Pertambangan. Dengan demikian, sekarang
ini Jurusan Teknik Sipil FT UNP ini mengelola tiga Prodi yiatu:

1. Prodi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, Akreditasi B


2. Prodi D3 Teknik Sipil, Akreditasi B
3. Prodi D3 Teknik Pertambangan, Akreditasi B
Dalam perjalanannya lima tahun terakhir ini, Jurusan Pendidikan
Teknik Sipil berhasil mendapatkan Dana Hibah Kompetisi, yaitu Semi Que
(2 tahun), dan Hibah A1 (2 tahun), yang telah berhasil meningkatkan PBM
serta mutu lulusan.

Dalam hal manajemen pengelolaan,  tahun 2008, Jurusan Teknik Sipil


FT UNP telah mendapatkan sertifikat ISO 9001-2000. Artinya, Jurusan ini

12
telah dikelola dengan manajemen yang diakui secara standar internasional,
meliputi semua aspek, terutama PBM (Proses Belajar Mengajar).

Saat ini, alumni jurusan ini sudah tersebar di seluruh wilayah


Indonesia, bahkan juga di beberapa negara tetangga seperti Malaysia,
Brunai, Singapura, dan Jepang. Diantara posisi yang telah diraih alumni
antara lain Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan, Direktur Politeknik,
Kontraktor Level Nasional & Internasional, Ketua LPJK Daerah, dll.
b. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi :
Menjadi jurusan yang unggul (center of excellence) dalam
menghasilkan tenaga kependidikan teknik bangunan,  tenaga ahli
madia teknik sipil, dan tenaga ahli madia teknik pertambangan yang
berwawasan global dengan berpijak pada pilar-pilar keilmuan, etika, 
profesionalisme.
Misi :
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang teknik
sipil dan bangunan serta bidang teknik pertambangan

b. Mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu teknik bangunan/sipil


dan teknik pertambangan melalui kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat

Tujuan :
Menghasilkan calon tenaga kependidikan (guru/instruktur)
berkualifikasi sarjana pendidikan teknik bangunan untuk SMK atau
balai pelatihan kerja.

1. Menghasilkan calon tenaga kerja industri berkualifikasi ahli madia


bidang teknik bangunan/sipil atau teknik pertambangan.
2. Menghasilkan karya inovatif bagi pengembangan pendidikan
teknik bangunan, teknik bangunan/sipil, atau teknik pertambangan.
c. Arah Pengembangan Jurusan
Arah Pengembangan Jurusan Teknik Sipil pada umumnya mengacu
pada Renstra  UNP 2007-2011 dan Renstra Fakultas Teknik. Sedangkan
fokus pengembangan terkait langsung dengan misi, visi, tujuan, serta
kondisi internal dan eksternal jurusan.

Fokus pengembangan:

13
1)     Peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan melalui pembenahan
struktur organisasi dan tata kerja jurusan, pengembangan sumber daya
pendukung, dan pembakuan prosedur operasional pengelolaan.

SUMBER DAYA PENDUKUNG


1. STAF PENGAJAR
Jurusan Teknik Sipil FT UNP memiliki jumlah staf pengajar yang
cukup, yakni sejumlah 49 orang, terdiri atas 6 orang berkualifikasi S3 (satu
diantaranya berjabatan akademik Guru Besar), 28 orang berkualifikasi S2
(satu diantaranya sedang studi S3), dan 15 orang berkualifikasi S1 (9 orang
diantaranya tengah menempuh pendidikan S2). Para staf pengajar ini
merupakan insan terdidik dan ahli di bidangnya, serta telah berpengalaman
dalam mengajar dan mendidik.

2. SARANA PRASARANA
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, Jurusan Teknik Sipil
didukung oleh sarana yang sangat memadai. Gedung kuliah permanen yang
sangat layak, nyaman, menggunakan AC dan penerangan yang standar
internasional. Lokal kuliah juga dilengkapi dengan akses internet.
Disamping itu, terdapat lima laboratorium dengan peralatan yang lengkap
yakni:

1) Laboratorium Konstruksi;

2) Laboratorium Plambing & Sanitasi;

3) Laboratorium Gambar, Survey, dan Komputer;

4) Laboratorium Bahan, Mektan, dan Jalan Raya;

5) Laboratorium Tambang.

Sarana ini dilengkapi lagi dengan sebuah Perpustakaan Jurusan, dua buah
Ruang Sidang yang digunakan sebagai tempat pertemuan dosen, mahasiswa,
dan sebagai tempat berseminar. Juga terdapat sebuah Mushalla serta tempat
wudhuknya, yang merupakan hasil praktek mahasiswa.

14
Gedung-gedung ditata pembangunannya dengan baik, dilengkapi dengan
taman yang nyaman, bangku-bangku taman. Di areal ini, mahaswa dapat
menyalakan laptop dengan fasilitas wireless, gratis.

Untuk mendukung PBM, Jurusan Teknik Sipil telah memiliki 8 LCD dan 8
Laptop yang digunakan semata-mata untuk mencapai hasil perkuliahan yang
sebaik-baiknya. Juga tersedia dua komputer khusus bagi mahasiswa untuk
mencari data atau informasi lewat internet.

E. Semester Pendek

Semester pendek adalah semester singkat yang diadakan diantara


semester genap dan ganjil pada setiap tahun ajaran Universitas. Semester
pendek merupakan program yang menjadi otoritas kampus ataupun fakultas
tertentu disuatu kampus. Durasi semester pendek setiap fakultas berbeda-
beda, biasanya, semester pendek berlangsung 4-6 minggu. Semester pendek
pun hanya diselenggarakan dilibur semester genap masa perkuliahan (Juli-
Agustus).Semester pendek memiliki tujuan yaitu, pertama, untuk remediasi
atau perbaikan nilai. Missalnya, disemester 2 mengalami remedy atau gagal
untuk mata kuliah x, Cuma dapat C, bahkan D atau E maka kamu
berkesempatan mengambil mata kuliah x lagi, dengan durasi yang lebih
pendek, untuk memperbaiki nilai tersebut. Kedua, untuk akselerasi atau
mempercepat masa studi. Semasa perkuliahan sarjana, umumnya harus
menyelesaikan 144 SKS. Jika mau lulus dalam waktu 4 tahun, diantara
semester ganjil dan semester genap maka bisa mengambil semester
selanjutnya agar mempercepat menyelesaikan studi dikampus bisa jadi
menyelesaikan studi 3,5 tahun.
Persepsi mahasiswa Universitas Negeri Padang. Jurusan Teknik Sipil

tentang semester pendek (SP) yang dihapuskan dari kampus ialah pertama,

bahwasanya semester pendek memiliki plus-minus dimana plusnya yaitu,

mahasiswa bisa mengulang atau memperbaiki matakuliah yang nilainya

jelek dalam kurun waktu yang cepat dan tidak perlu mengambil 1 semester

sebagai pengganti matakuliah yang gagal tersebut. Dan minusnya yaitu,

administrasinya yang cukup mahal tiap SKS nya. Berdasarkan permasalahan

15
yang muncul peneliti tertarik untuk melihat persepsi mahasiswa Universitas

Negeri Padang. Jurusan Teknik Sipil tentang semester pendek (SP) yang

dihapuskan.

2. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian diatas, maka persepsi merupakan proes seorang


mengetahui, menafsirkan, dan mengingat serta mengorganisasikan terhadap
suatu obyek dengan menggunakan alat indera. Sedangkan timbulnya
persepsi
disebabkan oleh adanya faktor dari dalam individu dan dari luar diri
individu.
Dengan demikian persepsi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pencapaian suatu tujuan, dalam hal ini adalah mahasiswa jurusan
Teknik Sipil dalam mempersepsikan semester pendek yang ada dijurusan
Teknik Sipil. Persepsi setiap individu tentulah berbeda-beda tergantung dari
seberapa luas dia menerima informasi tentang obyek yang menjadi
persepsinya.
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi dapat datang
dari
dalam individu itu sendiri. Namun demikian sebagian besar stimulus datang
dari luar individu yang bersangkutan. Sekalipun persepsi dapat datang
melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri individu, tetapi
sebagian besar persepsi melalui alat indera penglihatan. Karena itulah
banyak penelitian mengenai persepsi adalah persepsi yang berkaitan dengan
alat penglihataan.
Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan aktif dalam persepsi.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena
perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu tidak
sama maka dalam mempersepsikan suatu stimulus, hasil persepsi mungkin
akan berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Persepsi
itu bersifat individual (Davidoff, 1981; Rogers, 1965 dalam Bimo walgito;
70). Berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat
dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:

1. Obyek yang dipersepsi

16
Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi
juga dapat datang dari dalam diri individu itu sendiri yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian
stimulus datang dari luar individu. Dalam penelitian ini objek yang menjadi
stimulus persepsi mahasiswa pendidikan teknik bangunan adalah Program
Studi Pendidikan Teknik Bangunan.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.


Dalam hal ini yang menjadi reseptor adalah indera dari mahasiswa
Pendidikan Teknik Bangunan yang menjadi responden penelitian.
Disamping itu juga harus ada syaraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima 25 reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak
sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan
syaraf motoris.

3. Perhatian

Untuk menyadari alat untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya


perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu ditujukan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek. Objek yang menjadi pusat konsentrasi atau yang menjadi
perhatian dalam hal ini adalah semester pendek yang dihapuskan dari
Universitas Negeri Padang, sedangkan yang menjadi subyeknya adalah
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil.

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil


Universitas Negeri Padang

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi (1996:102), populasi merupakan keseluruhan subyek


penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Teknik Sipil dari angkatan tahun 2015 sampai dengan 2019.
Dengan jumlah sebagai berikut:

NO TAHUN ∑ AWAL ∑ YANG SUDAH ∑


LULUS SEKARANG

1 2015 127 124 3

2 2016 137 120 17

3 2017 125 115 10

4 2018 233 225 8

5 2019 238 0 238

JUMLAH -- 760 -- 276

18
2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik
yang hasilnya akan digeneralisasikan pada seluruh populasi. Untuk
menentukan besarnya sampel, peneliti mengacu pada pendapat Suharsimi
(2002:120) menyatakan : Jika populasi kurang dari 100 maka diambil
semua. Mengingat jumlah populasi yang terlalu besar, maka sampel yang
akan diambil sebesar 15% karena menurut Arikunto jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih, tergantung
setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dana,
sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap objek karena ini
menyangkut banyak sedikitnya data, besar kecilnya resiko yang ditanggung
oleh peneliti (Suharsimi, 2002:121). Berdasarkan pertimbangan di atas
peneliti menggunakan teknik proporsional random sampling atau acak
dalam mengambil sampel. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 276
mahasiswa. Untuk mengetahui sampel penelitian dari sub populasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

NO TAHUN ∑ POPULASI % (PERSENTASE) ∑ SAMPEL

1 2015 3 20 5

2 2016 17 20 8

3 2017 10 20 8

4 2018 8 20 5

5 2019 238 20 10

JUMLAH -- 276 100 36

3. Variabel

Variable adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

19
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2006: 39).
Sedangkan menurut (Sugiyono 2006:2) Variabel adalah gejala yang menjadi
fokus peneliti untuk diamati. Dalam penelitian ini objek yang menjadi objek
pengamatan adalah:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas yaitu variabel yang akan diselidiki hubungannya. Dalam


penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu persepsi mahasiswa Teknik
Sipil terhadap semester pendek yang meliputi:

a. Kapasitas

b. Jumlah

c. Kelengkapan

d. Standarisasi

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat yang ditentukan dalam penelitian ini adalah Jurusan Teknik Sipil
Universitas Negeri Padang.

4. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk


memperoleh data tentang daftar nama mahasiswa dan jumlah mahasiswa.
Data tersebut merupakan data yang digunakan untuk meneliti sampel.

2. Metode Angket (Kuesioner)

20
Kuesiner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 2002:128). Angket dalam penelitian
ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai persepsi mahasiswa
terhadap sarana dan prasarana program studi pendidikan teknik bangunan.
Metode angket digunakan adalah angket langsung, yaitu daftar nama
pertanyaan yang diberikan secara langsung pada mahasiswa untuk diminta
pendapat tentang keadaannya sendiri atau hal yang ia ketahui.

5. Instrumen

1. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat ukur yang di gunakan untuk


mengumpulkan data. Untuk menyusun suatu instrument penelitian ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu:

(1) Obyektif, artinya harus dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya


dari obyek yang akan diteliti.

(2) Cocok, artinya harus dapat memiliki ketepatan dalam proses pengukuran.

(3) Valid, artinya instrument harus dapat memiliki ketepatan dalam proses
pengukuran.

(4) Reliabel, artinya instrument harus ajeg, dapat digunakan kapan saja dan
dimana saja terhadap kelompok yang sama.

Instrument dalam penelitian ini disusun Berdasarkan indikator

indikator yang diturunkan dalam deviasi operasional dari variabel


penelititan. Indikator-indikator tersebut dijadikan kisi-kisi untuk menyusun
item-item pertanyaan.

3. Penyusunan Instrument
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument adalah
sebagai berikut:

21
a. Mengenali Responde Dengan Mengungkap data diri responden:

(1) Nama responden

(2) Program studi responden

(3) Tahun Masuk Responden (Angkatan)

(4) NIM responden.

b. Instrument Persepsi Mahasiswa

Untuk mengukur persepsi siswa digunakan angket pilihan,


pertanyaan-pertanyaan yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang
menunjukkan adanya persepsi mahasiswa terhadap Teknik Sipil terhadap
Semester Pendek Universitas Negeri Padang, yaitu semester pendek yang
dihapus dari pihak kampus.

6. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisi deskriptif


dengan teknik prosentase untuk memberi interpretasi skor mengenai
Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil terhadap Semester Pendek yang
dihapuskan Universitas Negeri Padang. Dengan teknik analisisnya adalah :

Jumlah jabawan tiap item x 100

Total item soal

22

Anda mungkin juga menyukai