Disusun untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhis Semester Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi
Dosen Pengampu : Drs. Zainal Hidayat, MA
Oleh : Tsania Zahra Haniza (14020118130058 / 4)
Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro
Meningkatkan Citizen Trust Akibat Kasus Korupsi di Indonesia.
A. Pendahuluan dari pemerintah. Selain itu, korupsi
Korupsi merupakan salah satu isu memiliki dampak pendapatan yang tidak yang paling krusial yang hingga saat ini proporsional bagi orang miskin, belum dapat teratasi oleh bangsa dan meningkatkan biaya dan mengurangi akses pemerintah Indonesia. Menurut ke layanan kesehatan dan pendidikan. Transparency International Indonesia Mirisnya, tindakan korupsi ini justru (TII), korupsi di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh pejabat yang dipilih tergolong cukup parah. Indeks Persepsi langsung oleh rakyat, seperti anggota Korupsi (IPK) di Indonesia jika DPR, DPRD maupun kepala daerah. Para dibandingkan dengan negara lainnya pejabat menggunakan abuse of power berada pada posisi 89 dari 180 negara. untuk memeroleh keuntungan bagi dirinya Kedudukan ini setara dengan negara lain sendiri melalui penyusunan anggaran, seperti Bosnia-Herzegovina, Sri Lanka, pengadaan barang dan jasa, serta dan Swaziland yang sama-sama memiliki pemberian izin. Faktanya, sejak tahun tingkat korupsi yang tinggi. Kondisi ini 2002, KPK telah memproses wakil rakyat kemudian menyebabkan terciptanya opini yang melakukan korupsi. Jumlah publik, bahwa tindak pidana korupsi di keseluruhan mencapai 220 orang dengan Indonesia sudah sangat kronis sehingga perincian 74 orang merupakan anggota sangat sulit untuk diberantas. DPR dan 146 orang adalah anggota DPRD Tindakan korupsi menimbulkan (Irawan, 2018). banyak kerugian, seperti terhambatnya Ketidakmampuan pemerintah dalam investasi yang mengakibatkan rendahnya memenuhi ekspektasi public memicu pertumbuhan ekonomi, dan menyempitnya munculnya persepsi negative dari public lapangan kerja. Korupsi juga kepada pemerintah. Salah satu menyebabkan meningkatnya konsekuensinya yaitu turunnya ketidakpastian pelayanan publik yang baik kepercayaan public terhadap pemerintah. Kepercayaan public terhadap pemerintah penyelewengan, busuk, tidak jujur, dan sangat penting karena berpengaruh pada konotasi negative lainnya. terwujudnya good governance dan Menurut Pius Abdillah dan Anwar keberhasilan berbagai kebijakan dan Syarifudin dalam kamus Bahasa program publik yang bergantung pada Indonesia, korupsi adalah perbuatan buruk respons dan kerja sama serta kepatuhan seperti menggelapkan uang, penerimaan masyarakat sebagai warga negara. uang sogok, dan sebagainya. Menurut UU Berdasarkan uraian di atas, maka Nomor 26 Tahun 1999 pasal 1 ayat 3 dibutuhkan berbagai upaya dari tentang Penyelenggaraan Negara yang pemerintah untuk meningkatkan Bersih dan Bebas dari KKN, korupsi kepercayaan public. Oleh karena itu, adalah suatu perbuatan yang memberatkan penulis tertarik mengambil tema pidana serta termasuk unsur melawan penulisan, “Dampak Korupsi terhadap hukum. Pembangunan” dengan judul penulisan Menurut Vito Tanzi (dalam yaitu “Meningkatkan Citizen Trust Chaeruddin dkk, 2009) terdapat tujuh Akibat Kasus Korupsi di Indonesia.” tipologi korupsi yaitu korupsi transaktif, korupsi ekstortif, korupsi investif, korupsi Rumusan Masalah nepotistic, korupsi otogenik, korupsi Bagaimana upaya-upaya yang dapat suportif, dan korupsi defensive. dilakukan oleh. Pemerintah dalam rangka Kemudian menurut World Bank meningkatkan citizen trust akibat kasus yang dikutip oleh Muliadi (2005) korupsi di Indonesia? menyebutkan bahwa korupsi sebagai Tujuan Penulisan an abuse of public power for private Untuk mengetahui upaya-upaya yang gains, dengan bentuk, antara lain : dapat dilakukan oleh. Pemerintah dalam political corruption (grand corruption) rangka meningkatkan citizen trust akibat kasus korupsi di Indonesia. yang terjadi di tingkat tingi (penguasa, politisi, dan pengambil keputusan) B. TINJAUAN PUSTAKA dimana mereka memiliki kewenangan Korupsi dan kekuasaan untuk memanipulasi Korupsi merupakan extra ordinary institusi politik yang bertujuan untuk crime yang merugikan di segala as pek meningkatkan kekayaan dan kehidupan, salah satunya adalah kekuasaan; bureaucratic corruption merugikan keuangan Negara. Secara (petty corruption) yang biasa terjadi etimologis, kata korupsi berarti kemerosotan dari keadaan yang semula dakam administrasi public seperti di baik, sehat, dan benar menjadi tempat-tempat pelayanan umum; electoral corruption yang bertujuan Sedangkan menurut Tjahjanto untuk memenangkan suatu persaingan; (dalam Salam, 2004: 254), manfaat dari
private or individual corruption yang penerapan e-Government adalah
ditandai adanya kolusi antar individu terwujudnya pemerintahan yang lebih atau teman dekat; collective or bertanggungjawab (accountable) bagi aggregated corruption yaitu korupsi masyarakat. Selain itu, dengan e- yang dinikmati oleh beberapa orang government masyarakat bisa dalam suatu kelompok; active and mengakses informasi-informasi passive corruption yaitu korupsi dalam pelayanan public sehingga bentuk suap untuk melakukan atau pemerintahan juga lebih efektif dan tidak melakukan sesuatu atas dasar efisien serta teciptanya pelayanan tugas dan kewajibannya; dan public yang sesuai dengan keinginan corporate corruption baik berupa dan kebutuhan masyarakat. corporate criminal yang dibentuk Kepercayaan Masyarakat (Citizen untuk menampung hasil korupsi atau Trust) terhadap Pemerintah corruption for corporation yang Kepercayaan (trust) adalah dilakukan oleh pihak-pihak yang keyakinan indivitu akan kebaikan individu berkuasa untuk mencari keuntungan atau kelompok lain dalam melaksanakan
bagi perusahaan. tugas dan kewajiban untuk kepentingan
bersama. Menurut Moordiningsih (2010), e-Government kepercayaan terhadap pemerintah adalah Menurut UNDP definisi e- ketika masyarakat memberi kepercayaan Government adalah aplikasi teknologi dan harapan terhadap pemerintah yang informasi dan komunikasi dari agen mampu mengelola pemerintahan baik pemerintah (Indrajit, 2004). Dalam daerah maupun negara. INPRES Nomor 3 Tahun 2003 tentang Jika pemerintah mampu Kebijakan dan Strategi Nasional mewujudkan harapan dan tuntutan dari Pengembangan e-Government masyarakat maka secara otomatis menjelaskan bahwa pengembangan e- masyarakat akan memberikan government merupakan upaya untuk kepercayaannya. Hal ini sesuai dengan mengembangkan penyelenggaraan pernyataan Mishler dan Rose (2005), kepemerintahan yang berbasis elektronik, bahwa dasar tindakan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas merupakan konsekuensi berjalannya layanan publik secara efektif dan efisien. proses pemerintahan. Kepercayaan masyarakat merupakan public, salah satu upayanya adalah dengan salah satu factor dalam menentukan penerapan prinsip pemerintahan keberhasilan pemerintah dalam mengelola partisipatif (participatory governance) kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, yang memfokuskan partisipasi dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam meningkatkan masyarakat harus bekerjasama agar kepercayaan public. terciptanya kesejahteraan dan perbaikan Hubert Heinelt (2010) dalam untuk kepentingan bersama bukunya yang berjudul Governing Modern Society: Toward Participatory C. Pembahasan Governance mengatakan bahwa elemen Korupsi merupakan suatu realitas utama dari demokrasi adalah partisipasi tindakan yang melanggar hukum, etika, penduduk. Nawawi (2009) juga dan norma social yang tidak dikehendaki berpendapat bahwa partisipasi masyarakat oleh public. Korupsi sebagai bentuk dari merupakan suatu keniscayaan dalam penyalahgunaan jabatan dan kekuasaan, proses demokrasi. Partisipasi dapat serta kesempatan untuk mendapatkan terbentuk dari kepercayaan public, dan keuntungan pribadi tanpa memikirkan partisipasi juga memiliki peran sebagai kepentingan public. Selain itu, dengan pilar kepercayaan public. Kemudian, adanya korupsi juga menyebabkan menurut Dwiyanto (2011: 410), melemahnya kualitas kinerja pelayanan pemerintahan partisipasif dapat public sehingga menurunkan angka didefinisikan sebagai suatu tatanan kepuasan public terhadap pelayanan pemerintahan yang melibatkan public publik tersebut. Ketika harapan public dalam setiap pengambilan kebijakan. tidak terpenuhi maka ketidakpercayaan Konsep pemerintahan partisipasif public sangat mudah terbentuk. dengan kepercayaan public mempunyai Untuk mengurangi jumlah kasus hubungan timbal balik yang simetris. Jika korupsi dan meningkatkan kepercayaan pemerintahan partisipasif dapat dilakukan public maka pemerintah Indonesia harus dengan baik maka mampu meningkatkan terus mendorong terwujudnya tata kepercayaan public, sebaliknya dimulai kelolaan pemerintahan yang baik. Upaya dengan kepercayaan public yang tinggi yang telah dilakukan oleh pemerintah maka penerapan pemerintahan partisipasif Indonesia adalah dengan menerbitkan dapat berjalan secara efektif. regulasi yaitu UU Nomor 14 Tahun 2008 Selain menerapkan prinsip tentang Keterbukaan Informasi Publik. pemerintahan partisipasif (participatory Namun, masih terdapat berbagai upaya governance), keberhasilan mengatasi yang harus dilakukan oleh pemerintah korupsi memerlukan perhatian bersama Indonesia dalam pemulihan kepercayaan antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. disertai penggunaan teknologi penerapan e-government adalah canggih terbaru, yaitu e-government (The berkurangnya praktik-praktik percaloan, World Bank, 2018). E-government berkurangnya korupsi penerimaan pajak, merupakan pengadaan pelayanan public serta ketepatan perhitungan pajak yang oleh pemerintah dengan menggunakan dibayarkan. E-government diharapkan teknologi informasi yang bertujuan untuk mampu meningkatkan efisiensi dan memberikan layanan secara online bagi efektivitas lembaga pemerintah dan dapat masyarakat, bisnis, dan instansi memenuhi tuntutan dari masyarakat akan pemerintah lainnya. informasi yang transparan sehingga Prinsip utama dari e-government masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yaitu struktur kerja kelembagaan yang yang tinggi kepada pemerintah. efektif dan efisien sehingga dapat D. Penutup meningkatkan kualitas kinerja internal Kesimpulan sector public. Selain itu, dengan e- Korupsi merupakan suatu realitas government dapat lebih memfokuskan tindakan yang melanggar hukum, etika, antara aliran kerja dan proses sehingga dan norma social yang tidak dikehendaki dapat menggunakan sumber daya secara oleh public. Dengan banyaknya kasus efektif. korupsi yang dilakukan oleh pejabat wakil Di Indonesia penerapan sistem e- rakyat maka menurunkan tingkat government di lembaga-lembaga kepercayaan public terhadap pemerintah. pemerintahan berdasar pada Instruksi Oleh karena itu, pemerintah Indonesia Presiden Republik Indonesia Nomor 3 perlu melakukan beberapa upaya untuk Tahun 2003 tentang Kebijakan dan mengembalikan kepercayaan public, yaitu Strategi Nasional Pengembangan E- diantaranya dengan penerapan Government. Penerapan sistem e- pemerintahan partisipasif (participatory government tersebut dapat dilihat dari governance) dan e-government. penyelenggaraan e-samsat, Layanan Penerapan prinsip pemerintahan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat partisipatif (participatory governance) (LAPOR), e-billing, Paspor Online, serta memfokuskan partisipasi dari masyarakat Perizinan Online melalui Dinas dalam meningkatkan kepercayaan public. Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Partisipasi dapat terbentuk dari Satu Pintu (DPMPTSP). kepercayaan public, dan partisipasi juga Dengan adanya penerapan sistem memiliki peran sebagai pilar kepercayaan tersebut, kualitas pelayanan publik kepada public. masyarakat menjadi jauh lebih baik Sedangkan e-government dibandingkan dengan model “tatap muka”. merupakan pengadaan pelayanan public Kemudian keuntungan lainnya dari oleh pemerintah dengan menggunakan meningkatkan investor, harga diri bangsa, teknologi informasi yang bertujuan untuk menimbulkan efek jera, mengoptimalkan memberikan layanan secara online bagi pengembalian uang negara untuk masyarakat, bisnis, dan instansi pembangunan dan kesejahteraan pemerintah lainnya. Prinsip utama dari e- masyarakat, serta yang paling penting government yaitu struktur kerja adalah mampu mengembalikan kelembagaan yang efektif dan efisien kepercayaan public kepada pemerintah sehingga dapat meningkatkan kualitas karena kepercayaan public merupakan kinerja internal sector public. variable yang sangat penting dalam terwujudnya good governance di Saran Indonesia. Dalam upaya mengurangi jumlah kasus korupsi dan meningkatkan DAFTAR PUSTAKA kepercayaan publik tidak akan maksimal Ade Rahman, Moch. 2018. Peningkatan apabila hanya dengan menerapkan prinsip Kepercayaan public Melalui pemerintahan partisipasif dan e- Pemerintahan Partisipasif (Studi pada Pelaksanaan Peraturan government saja. Akan tetapi, juga harus Bupati Bojonegoro Nomor 30 Tahun diimbangi dengan peningkatan 2013 tentang Manajemen Inovasi profesionalisme pejabat publik dan Pembangunan Berbasis Partisipasi Public). Jurnal Administrasi Negara. kepedulian masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat dan pihak swasta Dini Arwati, dan Dini Verdiana Latif. 2019. Tingkat Kepercayaan sebagai pengguna pelayanan publik juga Masyarakat Terhadap Transparansi memiliki peran yang sangat penting. Keuangan dalam E-Government Kota Bandung. Jurnal Bisnis, Selain itu, dibutuhkan komitmen Manajemen, dan Perbankan. Vol. 12 penegak hukum dalam melaksanakan No. 2.
penegakan hukum dengan tegas, Dwiyanto, A. 2011. Mengembalikan
Kepercayaan public Melalui konsisten, dan terpadu agar mampu Reformasi Birokrasi. Jakarta: menghasilkan penegakan hukum yang Gramedia. berkeadilan, memberikan kepastian Heinelt, Hubert. 2010. Governing Modern Societies: Toward Participatory hukum, dan memberikan manfaat bagi Governance. London and New masyarakat. Operasionalisasi York: Rouledge. pemberantasan korupsi harus dilakukan Irawan Dhani. 2018. Sejak KPK Berdiri, Ada 220 Wakil Rakyat Korup secara komprehensif, integral, dan holistik. Dijerat. Detik News Dengan diterapkannya prinsip https://news.detik.com/berita/d- pemerintahan partisipasif dan e- 4216860/sejak-kpk-berdiri-ada-220- wakil-rakyat-koru p-dijerat [Diakses government serta upaya-upaya penting pada tanggal 30 Mei 2020 pukul lainnya maka hal ini diharapkan dapat 21.00] Nawawi, J. 2009. Membangun Kepercayaan dalam Mewujudkan Good Governance. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol. 2. No. 1, hal. 19- 30. The Word Bank. 2018. Combating Corruption https://www.worldbank.org/en/topic /governance/brief/anti-corruption [Diakses pada tanggal 30 Mei 2020 pukul 16.30]