AKPRI-minggu 10
AKPRI-minggu 10
CHAPTER 8
Goal Setting, Participative Budgeting, and Performance.
The Parctice of Slack: A Review
oleh:
YONA AQMARINA (041714253001)
IZMI DWIRA ERIANI (041714253017)
HANIDHA SETYANINGRUM (041714253024)
M = motivation,
IV = intrinsic valence associated with work-goal accomplishment, a
IV = intrinsic valence associated with goal-directed behavior, b
EV = extrinsic valence associated with the ith extrinsic reward I contingent on work-goal
accomplishment,
P = the expectancy that goal-directed behavior will lead l to work-goal accomplishment, and
P = the expectancy that work-goal accomplishment 2i will lead to the ith extrinsic reward.
Kelima, Mia mengadopsi pendekatan kontinjensi dalam evaluasi keefektifan (dalam
hal kinerja manajerial) partisipasi anggaran yang mana variabel kontingen termasuk sikap
manajerial (terhadap pekerjaan mereka dan perusahaan) dan motivasi (untuk bekerja).
Hasilnya didukung efek moderasi dari kedua variabel kontingen. Lebih tepatnya partisipasi
dalam proses penganggaran oleh manajer terkait dengan peningkatan kinerja, sedangkan
partisipasi manajer yang kurang dikaitkan dengan terhambatnya kinerja.
Gaya Kepemimpinan, Kinerja Organisasi, Tekanan Kerja, dan Penganggaran
Partisipatif
Penelitian tentang hubungan gaya kepemimpinan manajer dan pengukuran efektivitas
organisasi seperti kinerja karyawan mengemukakan beberapa temuan antara lain menyatakan
bahwa efektifitas sistem anggaran berhubungan dengan gaya kepemimpinan supervisor.
Berdasarkan hal tersebut ini, Hopwood meneliti pengaruh dari tiga tipe evaluasi yaitu tipe
budget-constrainted, tipe profit-conscious, dan tipe non akuntansi dan menemukan bahwa
salah satu dimensi signifikan dari penggunaan anggaran berhubungan dengan evaluasi kinerja
manajer.
Berlawanan dengan temuan Hopwood, Otley menyatakan tingkat kinerja yang baik
berhubungan dengan kepemimpinan yang berfokus pada anggaran. Untuk menyatukan hasil
yang bertentangan, Brownell mengemukakan hipotesis bahwa hubungan gaya evaluatif
kepemimpinan dan kinerja dimoderasi oleh partisipasi anggaran. Brownell menemukan
bahwa ketika partisipasi anggaran tinggi (rendah), tekanan anggaran yang tinggi (rendah)
akan dihubungkan dengan peningkatan kinerja manajemen. Peneliti lain (Hirst) juga
menemukan bahwa ketika tekanan anggran tinggi (rendah) dan ketidakpastian tugas rendah
(tinggi), tekanan kerja akan lebih kecil. Kahn et.al menemukan hubungan positif antara
tekanan kerja dengan konflik peran. Hubungan antara tipe budget-conscious dengan tekanan
kerja didukung oleh Hopwood dan ditentang oleh Otley. Perbedan ini memunculkan berbagai
usaha untuk menyatukan antara lain adalah:
a. Kenis beranggapan tekanan kerja berhubungan signifikan dan positif dengan
penggunaan anggaran yang dipakai dalam evaluasi kinerja, dan berhubungan
negatif dengan tujuan anggaran.
b. Hirst mengemukakan bahwa dalam kasus ketidakpastian tugas yang tinggi,
tekanan kerja akan tinggi bagi bawahan yang dievaluasi berdasarkan ukuran
kinerja akuntansi.
c. Brownell dan Hirst menemukan dalam kasus ketidakpastian tugas yang rendah,
tekanan anggaran dalam evaluasi kinerja berinteraksi dengan partisipasi anggaran.
d. Dunk mengasumsikan hubungan antara tekanan kerja dan kinerja adalah
signifikan dan negatif, dan tidak moderasi partisipasi anggaran dalam hubungan
tersebut.
Ketidakpastian Tugas dan Penganggaran Partisipatif
Galbraith, Tushman dan Nadler berasumsi bahwa efektivitas partisipasi dalam
pengambilan keputusan tergantung pada ketidakpastian tugas. Lawrence dan Lorsch
memberikan bukti empiris bahwa di dalam ketidakpastian lingkungan yang cenderung tinggi,
perusahaan yang sukses akan menyusun struktur organisasi yang mendorong aliran infomasi
secara horisontal dan vertikal yang membuat adanya partisipasi yang lebih tinggi dalam
pembuatan keputusan. Peneliti lainnya (Govindarajan) mengemukakan ketidakpastian
lingkungan yang tinggi berdampak positif pada tingkah laku dan kinerja manajer.
Ketidakpastian tugas dapat digunakan untuk mendeskripsikan perilaku disfungsional dari
bawahan berkaitan dengan penggunaan informasi yang berbeda. Hasil penelitian dari
Brownell dan Hirst memperlihatkan partisipasi dan tekanan anggaran yang tinggi akan efektif
mengurangi tekanan kerja dan ketidakpastian lingkungan.
Ambiguitas Peran dan Penganggaran Partisipatif
Ambiguitas peran dipandang sebagai sejauh apa terjadi kehilangan informasi yang
berkaitan dengan harapan terkait peran, metode untuk memenuhi harapan peran, dan
konsekuensi dari kinerja peran. Ambiguitas peran ditemukan berhubungan negatif dengan
kepuasan kerja, kinerja, usaha, produktivitas, dan penganggaran partisipatif. Hasil empiris
berdasarkan survei dari tiga puluh enam manajer tingkat menengah dan analisis jalur
menegaskan bahwa penganggaran partisipatif paling membantu dalam mengurangi
ambiguitas peran manajer yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan kerja dan
kinerja.
Struktur Reward dan Penganggaran Partisipatif
Cherrington dan Cherrington mengemukakan bahwa bukan anggaran yang
mempengaruhi orang, melainkan konsekuensi positif/negatif dan kontijensi reward terkait
anggaran. Cherrington dan Cherrington mengasumsikan bahwa :
a. Kinerja tugas adalah fungsi dari kontinjensi reward.
b. Ada hubungan langsung antara terjadinya reinforcement dengan ukuran kepuasan.
Hal ini memberikan bukti signifikan bahwa reward memberikan efek intervensi yang
kuat pada hubungan antara partisipatif penganggaran dengan kinerja.
Disonansi Kognitif dan Penganggaran Partisipatif
Disonansi kognitif adalah sebuah kondisi yang mendorong seseorang ke arah negatif,
yang terjadi saat seorang individu secara bersamaan berpegang pada dua kognisi (ide,
keyakinan, opini) yang secara psikologis tidak konsisten. Terjadinya disonansi dianggap
sebagai hal yang tidak menyenangkan, oleh karenanya individu mencoba mengurangi
disonansi dengan mencari informasi atau mengadopsi sikap yang menekankan aspek positif.
Tiller menguji model disonansi dari penganggaran partisipatif dan menemukan bahwa ketika
penganggaran memungkinkan individu menganggap diri mereka telah melakukan kebebasan
pengaturan keputusan untuk mencapai anggaran, penganggaran partisipatif menghasilkan
peningkatan komitmen untuk mencapai anggaran dan peningkatan kinerja, walaupun tidak
adanya reward kinerja.
Faktor Personality dan Penganggaran Partisipatif
1. Authoritarianism
Authoritarianism adalah salah satu variabel moderating efektivitas partisipasi dalam
penganggaran yang diketahui memiliki potensi untuk mempengaruhi sikap kerja
individu. Chenhall berhipotesis pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kepuasan
kerja bawahan dan anggaran dimoderasi oleh konfigurasi authoritarianism antara
bawahan dan atasan.
2. Locus of Control
Locus of control menunjukkan distribusi individu sesuai dengan sejauh mana mereka
menerima tanggung jawab pribadi atas apa yang terjadi pada mereka. Brownell
meyatakan ada interaksi signifikan antara partisipasi pengganggaran dengan locus of
control dimana partisipasi penganggaran akan tinggi jika individu menggunakan locus
of control internal, dan akan rendah jika menggunakan locus of control eksternal.
3. The Pelz Effect
Efek Pelz memperlihatkan hubungan positif antara pengaruh hirarki atasan dengan
kepuasan bawahan. Pelz berasumsi: "Jika atasan memiliki sedikit pengaruh atau
kekuasaan, maka perilakunya tidak banyak berpengaruh kepada bawahannya”. Maka
dapat dikatakan bahwa konfigurasi gaya kepemimpinan dan pengaruh atasan
menciptakan situasi di mana partisipasi anggaran akan mempengaruhi kepuasan kerja
bawahan dan anggaran. Belkaoui mengusulkan hipotesis "Jika bawahan menganggap
atasan mereka mendukung dan tingkat pengaruh hirarkis tinggi, partisipasi anggaran
akan berpengaruh positif pada kepuasan kerja bawahan dan anggaran”.
Anteseden Penggaran Partisipatif
Penelitian spesifik anteseden penganggaran partisipatif dilakukan oleh Shields dan
Shields, yang melakukan survei identifikasi alasan manajer berpartisipasi dalam menetapkan
anggaran dan bagaimana alasan ini berhubungan dengan empat teori anteseden (lingkungan,
ketidakpastian tugas, ketergantungan tugas, asimetri informasi antara atasan dengan
bawahan). Hasil menunjukkan bahwa penganggaran partisipatif berperan penting untuk
perencanaan dan pengendalian, terutama dalam hal berbagi informasi vertikal,koordinasi, dan
alasan khusus penganggaran partisipatif yang dihubungkan dengan anteseden.
Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Partisipasi Anggaran
Kecukupan anggaran adalah sejauh mana seorang individu merasakan bahwa sumber daya
yang dianggarkan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini mungkin terjadi di suasana dan
budaya partisipasi anggaran. Komitmen organisasi adalah ikatan yang menghubungkan
individu dengan organisasi. Hanson berpendapat "Dengan terlibat dalam pembuatan anggaran
(melalui penganggaran partisipatif), anggota organisasi menghubungkan dirinya lebih dekat
dan lebih mengenal tujuan anggaran".
The Practice Of Slack: A Review
·
Bukti dalam Akuntansi
Rockness meniliti dampak dari penentuan tingkat kesulitan dari tujuan, struktur alternatif dari
penghargaan, umpan balik kinerja terhadap pengukuran kinerja dan kepuasan. Hasilnya
adalah sebagai berikut:
1. Subjek pada kondisi anggaran tinggi berbeda dari kondisi anggaran menengah
2. Kinerja meningkat jika terdapat struktur penghargaan langsung
3. Terdapat perbedaan pada kinerja yang terencana pada subjek yang menerima umpan
balik formal jika dibandingkan dengan yang menerima umpan balik tidak formal