Anda di halaman 1dari 11

Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora

Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20


Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

GERWANI IN THE COMMUNIST IDEOLOGY OF 1950-1965

GERWANI DALAM PERGULATAN IDEOLOGI KOMUNIS 1950-1965

Rizqi Irza Afifi1, Sofyan Kristianwantoni2


SMK Taruna Mandiri Srono
ibnunukman@gmail.com

(*) Corresponding Author


+62 823-3119-3233
How to Cite: Irza, Kriswantoni (2019). Title of article. Santhet, 3(1), 10-20 doi:
Abstract
Received : 28 Desember 2019 The emergence of Gerwani stems from the gathering of six
Revised : 6 Januari 2019 women's organizations in Semarang on June 4, 1950 to merge their
Accepted: 19 April 2019
respective organizations into one single forum, namely Gerwis.
Keywords: Gerwani; Gerwis has a strong desire for the struggle for national
Pergulatan Ideologi; independence and ending various political feudalism. In writing this
article using the heirloom study approach. The results show that In
December 1951 the name Gerwis changed to Gerwani. In 1964,
Gerwani began designing work programs to develop himself and
participate in politics. The programs include: Women's Rights;
Children's Rights; Democratic Rights; Full National Independence;
and peace.

merupakan "Kota Merah", kota kelahiran


PENDAHULUAN partai yang berideologi komunis yaitu PKI.
Dalam perjalanan gerakan wanita, Banyak anggota Gerwani yang juga
Gerwani sebetulnya memiliki peran yang merupakan anggota PKI karena hanya partai
cukup berarti dengan mengangkat isu-isu inilah yang dilihat bersungguh-sungguh
kontroversial pada masanya itu. Seperti isu dalam melawan penindasan terhadap rakyat.
hak pilih dan isu poligami. Kekritisan para Aktivitas Gerwani di kota Semarang sesuai
wanita terhadap ketidakadilan dan dengan hal-hal yang tercantum dalam
penindasan kaumnya merupakan sesuatu Program-Program Kerja Gerwani. Meskipun
yang bisa menjadi inspirasi dan semangat program-program kerja tersebut baru dibuat
bagi gerakan wanita selanjutnya. Terdapat dan dikeluarkan pada tahun 1964, namun
beberapa hal penting yang berpengaruh sebelumnya sudah diterapkan di daerah-
pada para wanita dalam organisasi Gerwani daerah termasuk di kota Semarang.
sehingga menjadi kritis dan terkesan radikal, Pertanyaan pokok dari artikel ini
antara lain karena adanya kawin paksa, adalah bagaimana hubungan Gerwani
perceraian sepihak, larangan bersekolah, dengan Partai Komunis Indonesia? Metode
dan penghinaan-penghinaan lain yang yang digunakan dalam jurnal ini adalah
sangat menyudutkan kaum wanita. Hal-hal metode sejarah. Metode sejarah mempunyai
itu merupakan bagian dari praktik sistem empat tahapan yang harus dilakukan yaitu
budaya warisan feodal yang masih sangat heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
melekat pada masyarakat Indonesia pada Sumber primer diperoleh melalui
saat itu. penelusuran terhadap dokumen yang
Gerwani memilih Semarang tersimpan di Arsip Nasional, Perpustakaan
sebagai basis karena secara historis Nasional di Jakarta, Arsip Daerah Jawa

10
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

Tengah, Arsip Museum Mandhala Bhakti perhatian kaumnya pada periode


Semarang. Ada juga beberapa harian yang kebangkitan dan kesadaran nasional ini
terbit pada masa itu seperti Harlan Rakjat, mulai juga untuk meningkatkan perjuangan
Bintang Timur, Sinar Harapan, Api Kartini. wanita.
Riset kepustakaan ini penting karena melalui
penelusuran dan penelaahan kepustakaan METODE PENELITIAN
dapat dipelajari bagaimana menggunakan Daerah penelitian adalah suatu
kerangka teori untuk landasan pemikiran lokasi atau tempat yang digunakan
(Koenjaraningrat, 1983). seorang peneliti untuk mengadakan
Dalam perjalanan sejarah, wanita penelitian. Sutrisno Hadi mengatakan,
pernah menjadi aktor yang vokal ditengah
gelanggang politik dan sekaligus menjadi ibu “Tidak ada ketentuan berapa luas
dan istri yang "baik" selama perjuangan anti penelitian untuk penelitian dalam salah
kolonial. Dua peranan ini dapat berpadu satu atau banyak bidang (2003:88)”.
dalam praktiknya, karena wanita harus Dari pendapat di atas dapat
memainkan peranan politik justru agar dijelaskan bahwa di dalam menentukan
supaya menjadi ibu yang baik (dari rakyat daerah penelitian tidak ada ketentuan
dan bangsa Indonesia), dan istri yang baik
berapa luas daerah atau lokasi
(sebagai pembantu laki-laki dalam
perjuangannya). Hubungan politik antara penelitian. Dalam artikel ini untuk
wanita dan laki-laki menjadi berubah secara menetukan hasil penelitian yang akurat
mendasar ketika Indonesia telah merdeka. menggunakan studi pustaka yang
Hal itu antara lain karena tidak adanya lagi didalamnya menggunakan pendekatan
musuh bersama, sehingga laki-laki penelitian sejarah mulai dari kritik
cenderung mengklaim bidang politik sebagai sumber, analisis sumber dan validasi
bidang mereka sendiri, dan wanita lebih
diposisikan untuk berperan di bidang sosial data.
(Anonim, 1988).
Para tokoh Perintis gerakan wanita
belum mempunyai perkumpulan atau HASIL DANPEMBAHASAN
organisasi wanita, dengan kata lain berjuang Sesudah tahun 1950 persatuan
secara perorangan; tetapi dalam kenyataan gerakan wanita Indonesia, yang telah
bahwa mereka mengangkat senjata bahu dibangun pada masa perjuangan nasional
membahu dengan kaum laki-laki melawan sebelumnya, berangsur-angsur hancur.
penjajah Belanda, tidak dapat dipungkiri Dalam menghadapi pemilihan umum 1955
bahwa mereka merupakan sumber inspirasi berbagai partai politik membentuk bagian
bagi generasi wanita berikutnya untuk wanita masing-masing. Ketegangan antara
berjuang melawan penindasan dan golongan wanita Islam dan nasionalis pun
ketidakadilan. Juga para tokoh Perintis timbul. Berkembang bermacam-macam
dalam masa sesudah diterapkannya Politik kegiatan; balai-balai wanita, bank-bank
etis Belanda di Indonesia, memberikan wanita, bahkan surau wanita didirikan;
teladan dan dorongan kepada kaumnya bermunculan berbagai macam organisasi
untuk meneruskan jejak langkah mereka. dan majalah wanita, tetapi hampir semua
Mereka berjuang untuk emansipasi dan kegiatan ini semakin terikat pada partai
partisipasi untuk membangun kemandirian politik (laki-laki), gerakan keagamaan (laki-
kaumnya, kemajuan bangsa dan laki), ataupun pada organisasi pejabat laki-
kemerdekaan tanah airnya. Unsur lain laki. Pada sebagian besar organisasi ini
gerakan wanita Indonesia yang sedang pandangan elitis tetap bertahan, walaupun
tumbuh ialah hasrat untuk "emansipasi pendudukan Jepang dan perjuangan
nasional." Dalam pada itu pengaruh warisan pembebasan nasional telah mengaburkan
cita-cita Kartini untuk emansipasi wanita tajamnya garis pemisah antara golongan
berkumandang menembus batas dan

11
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

kaya dan miskin dalam masyarakat Trimurti. Dalam periode ini Umi Sarjono,
Indonesia. Suharti, dan Mudigdio, sudah menjadi
anggota atau mempunyai ikatan erat dengan
Berdirinya Gerwis PKI. Hal ini merupakan petunjuk jelas,
Para wakil enam organisasi wanita bahwa kaum Komunis mempunyai suara
berkumpul di Semarang pada 4 Juni 1950 penting dalam pendirian Gerwis. Meskipun
untuk melebur enam organisasi mereka Gerwis selalu menegaskan sebagai non-
masing-masing ke dalam satu wadah politik dan tidak mempunyai kaitan dengan
tunggal, yaitu Gerwis. Enam organisasi parpol manapun, seperti dinyatakan dalam
tersebut ialah Rukun Putri Indonesia anggaran dasarnya, namun pengaruh PKI
(Rupindo) dari Semarang, Persatuan Wanita tampak tertanam sangat mendalam pada
Sedar dari Surabaya, Isteri Sedar dari organisasi tersebut. Keinginan Komunis
Bandung, Gerakan Wanita Indonesia untuk membangun organisasi wanita yang
(Gerwindo) dari Kediri, Wanita Madura dari bisa dipimpinnya, tentu saja bukan
Madura, dan Perjuangan Putri Republik merupakan satu-satunya faktor bagi
Indonesia dari Pasuruan. berdirinya Gerwis. Para pendiri Gerwis itu
Tokoh-tokoh wanita tersebut memiliki sendiri mempunyai hasrat bersama yang
latar belakang sosial yang berbeda-beda, sungguh-sungguh, baik demi perjuangan
tapi semuanya bersama-sama terjun kemerdekaan nasional maupun mengakhiri
ditengah pergerakan nasional. Diantaranya berbagai politik feodalisme.
S.K. Trimurti. Beliau anggota Partindo, giat Hampir semua sejarah hidup para
dalam Wanita Partindo, dan juga anggota tokoh dan anggota Gerwani bercerita
Gerindo. Kemudian Salawati Daud, Walikota tentang kawin paksa, perceraian sepihak,
Makasar. Diantara mereka banyak wanita larangan bersekolah, atau penghinaan-
muda, seperti Sudjinah dan Sulami, penghinaan lain yang terasa sangat
sebelumnya sudah giat di dalam PPI menusuk hati mereka, maka mungkin sekali
(Pemuda Puteri Indonesia), organisasi hal-hal tersebut itulah yang berperanan
pemudi semasa perjuangan kemerdekaan sangat besar dalam meradikalkan para
yang berjiwa sosialis. Para anggota pendiri wanita tersebut. Beberapa dari mereka
lainnya termasuk Tris Metty, Sri Panggihan tertarik kepada PKI, karena hanya partai
(anggota PKI terkemuka dari Madiun), Sri inilah yang dilihat bersungguh-sungguh
Kusnapsiyah, Umi Sarjono (pendiri melawan berbagai praktik demikian.
Gerwindo), dan Suharti (ketua departemen Pemimpin Gerwis yang sangat
wanita CC PKI, ketua cabang Yogya) ( terkemuka, Ibu Munasiah, yang berbicara
Antara, Dinas Dalam Negeri. No. 160/A. 9 dengan garangnya dalam Kongres PKI 1924
Juni 1950). dan dibuang ke Digul, berasal dari
Ketua Gerwis yang pertama adalah Semarang. Dialah yang mengorganisasi
Tris Metty. Sebelumnya beliau adalah Ketua "Aksi Caping Keropak", yang terkenal
Rukun Putri indonesia yang berpolitik semasa perjuangan kemerdekaan itu. Ketika
mandiri, dan juga anggota Laskar Wanita organisasi yang masih muda ini sedang
Jawa Tengah. S.K. Trimurty dari Jogjakarta sibuk membenahi dirinya, dan membangun
sebagai wakil ketua dan Srie Kustijah dari cabang-cabangnya di seluruh Jawa dan di
Semarang sebagai penulis. Dalam rapatnya luar Jawa, memperketat pengawasannya
yang pertama, Gerwis telah mengajukan terhadap "keresahan sosial", pada Agustus
tuntutan kepada pemerintah, antara lain 1951 terjadi penangkapan terhadap tokoh-
minta supaya "fonds" pembangunan negara tokoh Gerwis, termasuk ibu Mudigdio dan
ditujukan bagi kemakmuran rakyat dan Ibu Trimurti. Keduanya diperiksa selama
menghendaki negara kesatuan yang 100 satu minggu dan oleh karena itu para
persen lepas dari "isme" penjajahan. anggota Gerwis giat dalam panitia
Kedudukan Tris Metty tersisihkan dalam "Pembelaan Korban Razzia Agustus".
konferensi di Yogya, untuk mempersiapkan
kongres I Gerwis, dan digantikan oleh S.K.

12
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

Metamorfosa Gerwis menjadi Gerwani: Mencermati sejarah Gerwis dapat


Kongres-kongres Gerwani diketahui, bahwa pada tahun 1952 pernah
a. Kongres pertama tahun 1951 bergabung Isteri Buruh Kereta Api, berikut
dengan 10 cabang-cabang serta 4000
Kongres Gerwis pertama kali anggotanya. Kemudian pada tahun 1953
diselenggarakan pada 17-22 Desember masuk pula yang terakhir organisasi Perwin,
1951 di Surabaya. Pada waktu itu keadaan persatuan Wanita Indonesia dari Menado.
sangat sulit, banyak utusan yang harus Organisasi ini sudah tampil didepan dalam
menghadiri kongres masih ada di penjara. perang kemerdekaan. Mereka aktif melawan
Jika dilihat dari nama Gerwis, Gerakan upaya Belanda untuk kembali menguasai
Wanita Indonesia Sedar berarti bahwa bagian mana pun dari Indonesia, dan
anggota organisasi ini bersifat terbatas. menentang KMB yang dalam pandangan
Hanya kaum wanita yang telah sadar yang mereka akan mendorong kembalinya modal
akan diterima sebagai anggota, sedangkan asing ke Indonesia. Antara Kongres I dan
jutaan massa wanita masih belum sadar Kongres II, Gerwis aktif dalam tiga front,
akan arti politik. Mereka seharusnya ditarik yaitu politik, feminisme, dan sosial ekonomi.
untuk masuk ke dalam organisasi ini agar Pada front politik, melawan "unsur-unsur
bisa terlibat dalam perjuangan. Oleh karena reaksioner", terhadap gerakan untuk
itu, Gerwis dikecam oleh anggota PKI. kemajuan wanita. Pada front feminisme,
Sejalan dengan sejumlah perubahan yang melawan PP 19 (mengenai pemberian
terjadi pada PKI, dengan terpilihnya D.N. pensiun kepada janda dan tunjangan kepada
Aidit sebagai pimpinan baru (Januari 1951), anak yatim-piatu pegawai negeri sipil) dan
terjadi tekanan di dalam Gerwis agar menyokong perjuangan umum untuk
menghentikan agitasi perlawanannya undang-undang perkawinan yang
terhadap pemerintah dan sebaliknya agar demokratis, dengan sepandai mungkin
membangun "front dari bawah" (Hikmah menghindari konfrontasi dengan Sukarno.
Diniah, 2007). Front sosial ekonomi lebih ditekankan pada
Tindakan penting yang diambil pada level grassroot dimana anggota Gerwis aktif
Kongres I ialah mengecilkan sayap feminis di dalam gerakan tani melawan usaha
dalam organisasi dan berusaha pemerintah mengusir mereka dari bekas
mengkonsolidasi pengaruh PKI terhadap tanah perkebunan yang telah mereka garap.
pimpinan organisasi. Akan tetapi Suharti, Gerwis aktif menempuh politik anti
salah satu calon dari PKI, dipandang terlalu imperialisme sejak awal sejarahnya. Menurut
"komunis" oleh mayoritas kongres, hingga Gerwis, pemerintah yang dikangkangi PNI,
PKI di satu pihak terpaksa harus menarik Masyumi, dan PSI, dengan membiarkan
pencalonannya, di lain pihak menghalangi kembalinya para pemilik perkebunan asing,
kepemimpinan S.K. Trimurti. Semasa menjadi terlalu bersikap lunak terhadap
perjuangan kemerdekaan S.K. Trimurti telah modal asing dan imperialisme. Oleh karena
melatih banyak tokoh Gerwis, melalui itu, kaum wanita sebagai ibu rumah tangga
berbagai kursus kader yang menjadi sangat menderita. Sejak awal mula
diselenggarakannya selaku Ketua Barisan Gerwis merupakan organisasi wanita yang
Buruh Wanita. Umi Sarjono menang dalam paling aktif di bidang politik nasional
pemilihan untuk kedudukan pertama, (Wierenga, 1999).
Trimurti di tempat ke dua, dan Suwarti Gerwis mengeluarkan pernyataan
tempat ke tiga. Karena Trimurti tidak bisa menentang "unsur-unsur reaksioner" yang
diterima PKI, Umi Sarjono mengundurkan telah mengorganisasi "Peristiwa 17 Oktober"
diri, dan memberikan kursinya kepada 1952 (Harian Rakjat, 7 November 1952) dan
Suwarti. Mereka berdua, Trimurti dan Umi masuk dalam Front Nasionalyang dibentuk
Sarjono, lalu menjadi wakil-wakil ketua. Pada dalam rangka perkembangan tersebut
tahun 1957 Trimurti mengundurkan diri dari (Harian Rakjat, 20 November 1952). Gerwis
kepemimpinan, dan pada tahun 1965 dari juga ikut memprotes PP 19, dan mendukung
keanggotaan. tuntutan reform perkawinan yang diajukan

13
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

Kongres II Kongres Wanita Indonesia tahun surabaya Gerwis mempunyai 40 cabang


1952 (Harian Rakjat, 25 November 1952). dengan 6000 anggota. Pada tahun 1954
Konferensi kerja Gerwis tahun 1952 di jumlah anggota telah naik menjadi sekitar
Semarang membahas sekitar permasalahan 80.000. Pimpinan Gerwis menekankan arti
perdamaian, hak-hak anak dan wanita penting kerja sama dengan berbagai
(Harian Rakjat, 1 Desember 1952) Gerwis organisasi wanita lain atas dasar
juga banyak mencurahkan perhatiannya menghormati perbedaan yang ada.
pada masalah pendidikan melek huruf, Organisasi ini menyelenggarakan kursus
pembukaan sekolah, dan kursus-kursus PBH PBH dan membuka sejumlah tempat
(seperti juga organisasi-organisasi wanita penitipan anak. Selain itu juga berusaha
lainnya), sampai 1965. Pada pada awal 1952 mengadakan berbagai kursus kader, tapi
Gerwani mengajak organisasi wanita rencana ini tertunda karena alasan
Indonesia lainnya untuk ikut merayakan keuangan, hingga cabang-cabang dibiarkan
tanggal 8 Maret sebagai hari Solidaritas menatar para kader mereka tanpa
Perempuan Internasional (Wierenga, 1999). menunggu pedoman dari pusat. Kesulitan
keuangan juga mengharuskan organisasi
b. Kongres kedua tahun 1954 menghentikan penerbitan buletin internnya.
Dalam usahanya untuk menjadi Buletin ini semula bernama Wanita Sedar,
organisasi massa wanita, Gerwis memberi tetapi belakangan diganti Berita Gerwani.
perhatian juga pada sejumlah masalah yang Buletin lainnya, Berita Berkala, juga terbit
sangat dirasakan kaum wanita, yaitu soal dalam waktu pendek saja.
penurunan harga bahan kebutuhan pokok. Dari berbagai laporan dalam periode
Ini menyebabkan Gerwis menjadi berbeda Kongres II maka dapat disimpulkan posisi
dari berbagai organisasi wanita lain saat itu ideologi Gerwani pada 1954. Dalam hal ini
pada umumnya. Pada Kongres II bulan keputusannya untuk menjadi organisasi
Maret 1954 di Jakarta bertema hak-hak massa jelas terbaca dalam anggaran
wanita dan anak-anak, kemerdekaan dan dasarnya yang baru, yang menyatakan
perdamaian. Tuntutan tentang perdamaian bahwa: (a) Gerwani adalah organisasi untuk
mencakup baik pendirian anti-imperialisme pendidikan dan perjuangan, yang tidak
pada umumnya, dengan mengutuk keras menjadi bagian dari partai politik apapun; (b)
percobaannuklir, maupun tuntutannya keanggotaan Gerwani terbuka untuk semua
menumpas gerakan Darul Islam, yang wanita Indonesia umur 16 tahun atau lebih
sangat anti komunis dan melakukan teror di (atau kurang jika sudah bersuami), dan
desa-desa, khususnya di Jawa Barat (Harian mengingat sangat banyaknya wanita yang
Rakjat, 27 Maret 1954). buta huruf, maka untuk menjadi anggota
Sesuai dengan keputusan yang tidak diperlukan tanda tangan atau mengisi
diambil dalam Kongres I, Gerwis diubah formulir; dan (c) keanggotaan rangkap
menjadi Gerwani. Dengan terpilihnya Umi diperbolehkan, misalnya dengan SOBSI atau
Sarjono sebagai ketua, berarti sayap feminis organisasi wanita lain apa saja.
berhasil menahan PKI. Dewan pimpinan Resolusi paling penting yang diterima
pusat yang baru juga mendudukkan Suharti Kongres II ialah tuntutan akan undang-
sebagai wakil ketua pertama, Ny. Mudigdiyo undang perkawinan yang demokratis.
sebagai wakil ketua kedua; Asiyah dan Sejumlah resolusi lain berkenaan dengan
Darmini sebagai sekretaris; Kartinah, pemilihan umum yang akan datang,
Mawarni, Paryani, dan Suwarti sebagai keamanan nasional, dan protes terhadap
anggota. Trimurti sudah tidak lagi menjadi percobaan nuklir. Dengan demikian Gerwani
anggota dewan ini, melainkan tinggal menggabungkan antara alasan-alasan
sebagai anggota pleno yang terdiri dari 35 esensialisme (sebagai ibu) dan
anggota (Harian Rakjat, 2 April 1954). konstruktivisme (sebagai buruh dan warga
Organisasi ini telah mengalami negara), dengan memberi tekanan pada
perkembangan luar biasa selama tahun- persaudaraan kaum wanita. Tetapi sekalipun
tahun antara Kongres I dan Kongres II. Di Gerwani mengaku menghormati adanya

14
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

perbedaan di kalangan kaum wanita, namun Sesudah kampanye pemilihan umum,


hasrat hegemoninya yang berhaluan pimpinan pusat dapat mencurahkan
Komunis terhadap organisasi wanita lainnya, tenaganya lebih besar pada masalah
menyebabkannya menghubungkan antara pendidikan aktivis organisasi. Bagi kader
"ibu" dengan "buruh", suatu kombinasi yang yang bekerja di tengah masyarakat, yang
tidak begitu langsung dan jelas bagus. tidak senang terhadap wanita yang
melepaskan diri dari apa yang mereka
c. Menuju Kongres Konsolidasi tahun anggap sebagai kodrat, atau "sifat
1954-1957 kewanitaan", maka kewajiban rumah tangga
Hasil Kongres II disebarluaskan para mereka tidak boleh dikalahkan oleh
aktivis Gerwani kepada semua anggota pekerjaan di dalam organisasi. Wanita
organisasi mereka dan juga pada semua Gerwani menghadapi baik kendala ideologis
wanita Indonesia pada umumnya (Harian (agama, kebudayaan, sikap "feodal" pada
Rakjat, 9 Juni 1954). Salah satu tujuan umumnya dan ketidak percayaan karena
utamanya ialah untuk menjadi suatu gerakan hubungan mereka dengan politik "komunis"),
massa yang sebenar-benarnya dengan maupun sejumlah hambatan praktis
jumlah anggota yang signifikan. Untuk (bagaimana membagi waktu) (Wierenga,
mewujudkan hal itu, sosialisasi ide dan 1999).
program kerja dilakukan secara intensif oleh Pada pertengahan 1950-an Gerwani
para kader, sehingga dalam waktu relatif menitik beratkan perhatiannya pada dua
singkat keanggotaan mencapai satu juta masalah: Pemilihan Umum tahun 1955, dan
pada akhir 1955 (Harian Rakjat, 22 Juni kepentingan "feminis" seperti perkosaan dan
1956). reform perkawinan. Ketika kampanye pemilu
Sebagaimana tampak pada April dimulai, Gerwani memutuskan mendukung
1955, keanggotaan baru tercatat sebanyak kampanye untuk para calon dari PKI dan
400.000 orang, ketika berlangsung Kongres tidak mengajukan daftar calon-calonnya
III pada bulan Desember, anggota Gerwani sendiri. Tetapi Gerwani mendapat
mencapai 663.740 orang (1 Harian Rakjat, kebebasan politik tertentu, yaitu bahwa
18 Desember 1957). Angka-angka tersebut anggota Gerwani yang terpilih hendaknya
mencerminkan keberhasilan strategi tidak dengan sendirinya harus masuk fraksi
Gerwani. Dalam hal ini para kader PKI. Oleh karena wanita Indonesia
diwajibkan untuk mempelajari kondisi daerah sebelumnya belum pernah mendapat hak
dan kebudayaan penduduk di wilayah suara, maka para aktivis Gerwani giat
masing-masing. Jika simpati dari para calon memberikan penerangan tetang hak-hak
anggota sudah didapat, harus dibentuk politik dan jalannya Pemilu. Sekitar 23.480
kelompok-kelompok kecil, dan dari sinilah anggota Gerwani ikut dalam kegiatan
kaum wanita didorong agar menjadi lebih kampanye. Kampanye lainnya yang
aktif dan disadarkan tentang hak-hak dilakukan Gerwani ialah menuntut
mereka. Soal perkawinan harus mendapat pencabutan Undang-Undang IGO/B, yaitu
perhatian utama dari para kader, karena soal Undang-Undang pemerintah kolonial tentang
ini selalu menarik perhatian wanita. pemerintahan desa.
Memperhatikan benar pekerjaan Disadari oleh pimpinan Gerwani
membangun kepercayaan di kalangan bahwa mengurusi masalah feminis, seperti
wanita, karena jika tidak umumnya mereka perkosaan dan reform perkawinan, justru
mempunyai perasaan rendah diri. merupakan perjuangan yang lebih berat
Selanjutnya organisasi harus dikonsolidasi, dibanding dengan perjuangan untuk
dan dicari jalan bekerjasama dengan laki-laki kemerdekaan nasional. Para aktivis Gerwani
(walau mungkin mereka berpendirian di tingkat daerah benar-benar prihatin
feodal). Jika ada kemungkinan bekerja di mengenai banyaknya masalah perkawinan
kalangan buruh wanita, pekerjaan ini harus yang harus mereka hadapi. Umi Sarjono
dimulai, dan kaum wanita didorong agar giat melaporkan, pada 1956, bahwa di Jawa dan
dalam organisasi serikat buruh. Jakarta saja para kader Gerwani

15
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

menghadapi beratus-ratus kasus tentang sebagai "Kongres Konsolidasi". Dua puluh


diabaikannya hak-hak wanita dalam tujuh butir program perjuangannya yang
perkawinan, seperti misalnya meninggalkan baru, dimulai dengan sembilan butir tentang
keluarga tanpa alasan, pergundikan, dan hak-hak sama bagi wanita dalam
perselisihan harta waris. Suami perkawinan, hukum adat dan perburuhan.
meninggalkan istri dan anak-anak tanpa Beberapa butir berikutnya mengenai
memberi makan atau syarat hidup apapun pelayanan sosial, seperti sekolahan,
lainnya, dan pergi mencari wanita lain. penitipan anak, dan layanan kesehatan.
Para anggota Gerwani berusaha turun Butir-butir lainnya lebih beragam antara lain;
tangan pada permasalahan seperti ini, larangan film porno, pencabutan IGO/B,
pertama-tama dengan mengajak sejumlah masalah pedesaan yang menyangkut bagi
pihak yang terkait untuk berunding. Jika cara hasil dan riba, pajak tinggi, dan kenaikan
ini ternyata gagal, mereka mencari bantuan harga bahan pokok, pembasmian
pejabat agama dalam usaha mendapat gerombolan-gerombolan subversif seperti
jaminan jika terjadi perceraian bagi istri dan gerakan Darul Islam, dan menuntut agar
anak-anak mereka. Dalam hal ini tidak percobaan nuklir semata-mata demi tujuan-
semua perkara berhasil diselesaikan dengan tujuan perdamaian. Selain itu kongres
kepuasan di pihak wanita, baik karena menetapkan resolusi-resolusi seperti:
miskinnya pengetahuan hukum di kalangan "pembebasan" Irian Barat, dan tuntutan
wanita, maupun karena "keras kepalanya si untuk undang-undang perkawinan yang
laki-laki". demokratis, buku-buku sekolah dengan
Walau periode antara Kongres II dan harga murah, kesetiaan pada Pancasila,
III merupakan periode Gerwani yang paling hukuman berat untuk pemerkosa, usaha
feminis, dengan kemungkinan pengecualian mengatasi kenakalan anak-anak (misalnya
tahun pertamanya, namun tidak berarti dengan menyediakan fasilitas rekreasi dan
bahwa perhatiannya terhadap masalah pelarangan film porno), dan mengubah
politik umum diabaikan. Perayaan Hari berbagai peraturan yang diskriminatif dalam
Wanita Internasional pada 1955 diwarnai IGO/B, untuk disesuaikan dengan Undang-
sejumlah aksi perdamaian, antara lain protes Undang Dasar (Harian Rakjat, 8 Januari
menentang percobaan nuklir, serta 1958).
"pembebasan" Irian Barat dari Belanda.
Pada awal Januari 1957 pimpinan pusat e. Kongres keempat tahun 1961
Gerwani menyelenggarakan konferensi Resolusi Kongres III menunjukkan
kerja, yang menghasilkan berbagai tuntutan bahwa Gerwani semakin tenggelam ke
sosial-ekonomi kepada pemerintah, dalam persoalan politik nasional terkait
termasuk penurunan harga bahan pokok. dengan praktik Demokrasi Terpimpin.
Pada Maret 1957 Gerwani melancarkan Keadaan seperti ini terus berjalan sampai
kampanye besar-besaran, menyokong pada Kongres IV dan terakhir. Pendirian
pidato "Konsepsi Presiden", yang di Gerwani tentang politik nasional semakin
dalamnya pertama-tama Sukarno sesuai dengan retorika populis Sukarno.
menguraikan pokok-pokok perubahan Walau pada Oktober 1958 konferensi kerja
undang-undang dasar, yang selanjutnya Gerwani menyatakan keprihatinannya
akan melahirkan Demokrasi Terpimpin. terhadap penundaan Pemilihan
Selama periode ini Gerwani tetap berusaha Umum 1959 (Harian Rakjat, 1 Oktober
menjadi juru bicara petani miskin. Beberapa 1958), namun hanya sebulan berikutnya
bulan terakhir 1957 dilakukan kegiatan pimpinan menyatakan bahwa Gerwani
besar-besaran mempersiapkan kongres III, menyokong Demokrasi Terpimpin dan
termasuk aksi bersama mengumpulkan dana menentang "persaingan bebas liberalisme".
kongres. Akhir tahun 1959 Gerwani menyatakan
d. Kongres ketiga tahun 1957 dukungan kepada Manipol, dan tuntutan
Kongres III Gerwani dinamakan oleh untuk pemilihan umum tidak lagi terdengar.
Umi Sarjono dalam pidato pembukaannya Sejak itu Gerwani mulai mengutip kata-kata

16
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

presiden untuk merumuskan setiap yakin, bahwa sikap pengutamaannya pada


tuntutannya. Misalnya, tuntutan untuk kepentingan wanita Indonesia merupakan
kesekian kali tentang undang-undang pendirian yang "benar", dan karenanya
perkawinan yang demokratis, sekarang Gerwani harus mengawasi persatuan yang
diawali dengan menyebut Presiden Sukarno diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Kedua,
yang "menegaskan bahwa revolusi belum Gerwani ingin menjadi gerakan massa.
selesai” (Harian Rakjat, 14 November 1958). Mereka mengikuti haluan PKI tentang
Sehubungan dengan situasi politik emansipasi wanita, yang menggariskan
nasional, sikap Gerwani secara garis besar bahwa pertama-tama sosialisme harus
diuraikan dalam suatu pidato bulan Mei dicapai lebih dahulu, dan bahwa strategi
1961, yang melaporkan tentang diskusi terbaik untuk itu ialah dengan penggalangan
Pleno Gerwani mengenai rencana 8 tahun front dari bawah, untuk menekan pemerintah
yang baru ditetapkan pemerintah. Gerwani agar berjalan ke arah yang diinginkan.
menytakan partisipasinya dalam usaha Ketiga, Gerwani menghendaki agar gerakan
meningkatkan produksi pangan dan wanita memainkan peranannya di dalam
sandang, serta pembentukan koperasi. Tapi politik nasional. Mereka dipengaruhi
Gewani menegaskan, bahwa rencana itu sejumlah ide Sukarno tentang gerakan
hanya akan terwujud jika pemerintah "diritul", wanita pada umumnya, dan gerakan wanita
seperti telah ditetapkan Manipol, dan jika Indonesia pada khususnya (Wierenga,
rakyat diberi pengertian, harga distabilkan, 1999).
dan korupsi diberantas. Sidang Pleno DPP Gerwani pada
Pada tahun 1961 Pernyataan Tahun April 1961 mencatat sejumlah sukses: (a)
Baru Gerwani dititikberatkan pada masalah terselenggaranya Seminar Nasional Wanita
harga dan perdamaian, dan tidak bicara Tani di Jakarta pada tanggal 17-20 Januari
tentang masalah perkawinan. Gerwani 1961 dan intensifikasi pekerjaan dikalangan
sebagai organisasi sosial politik wanita wanita tani pada umumnya; (b) Gerwani
dalam keluarga kiri dipandang telah berusaha keras menunaikan tugas
bertanggungjawab dalam mengorganisasi nasionalnya dalam perjuangan untuk Irian
menentang kenaikan harga. Wanita Barat, dan membentuk Front Persatuan
dianggap sebagai ahli, yang bagaimana pun Perempuan; (c) dengan diterimanya manipol
pandai menutupi kekurangan. Dianggap oleh MPRS sebagai garis haluan Negara,
lazim bahwa laki-laki tidak mampu dan Gerwani telah bekerja keras "untuk tidak
bodoh tentang ekonomi rumah tangga. PKI ketinggalan dalam usaha ini", dan telah
hampir tidak menaruh perhatian pada meningkatkan usahanya untuk menaikkan
persoalan harga, sedangkan Gerwani terus produksi dan pembentukan koperasi-
menerus menuntut diakhirinya kenaikan koperasi; dan (d) telah mengadakan
harga pangan dan sandang yang cepat. berbagai tempat penitipan anak, karena
Dalam hal ini presiden ikut memberi tanpa ini wanita tidak mungkin ikut serta
perhatian. Ketika demonstrasi mencapai dalam semua tugas nasional itu.
puncaknya (Januari 1960), ia menjanjikan Sidang Pleno mengemukakan dua
penurunan harga-harga kegiatan mendesak: (a) menyelenggarakan
sampai tingkat yang layak dalam dua pendidikan lebih lanjut, dan (b) biro
atau tiga tahun Gerwani tidak berhasil konsultasi nasional untuk membantu para
membuat presiden memenuhi janji itu, walau kader di luar Jawa, juga kader-kader yang
sepanjang tahun 1961 terus menerus giat dalam masalah perkawinan dan
dilancarkan berbagai demonstrasi dan perceraian; serta (c) menarik lebih banyak
rapat umum melawan kenaikan harga lagi kaum ibu rumahtangga. Dikemukakan
(Wierenga, 1999). dalam program Gerwani yang diputuskan
Usaha Gerwani untuk mempengaruhi dalam Kongres IV pada Desember 1961,
gerakan wanita dilandasi tiga tujuan yang bahwa program kerja yang baru memerlukan
salin terkait. Pertama, Gerwani ingin sedikit perubahan saja; karena masyarakat
memimpin gerakan yang lebih luas. Mereka masih tetap setengah feodal, peraturan

17
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

IGO/B masih belum dicabut, dan Parlemen Gerwani masih memberikan prioritas
masih belum memutuskan undang-undang perjuangannya pada hak-hak wanita di
perkawinan. Satu-satunya pasal dari dalam kegiatan praktis, seperti yang telah
program kerja 1957 yang dapat dicoret ditetapkan dalam program perjuangannya
hanyalah tentang bagi hasil, karena sudah itu.
berlebihan dengan adanyaundang-undang
baru. Gerwani merasa bahwa dukungan dari Afiliasi Gerwani dengan PKI
Presiden Sukarno sangat penting artinya Salah satu di antara masalah-
untuk keluarga PKI, yang di dalamnya masalah paling mendesak yang dihadapi
termasuk Gerwani. Karena itu pimpinan Gerwani dan yang juga menimbulkan
Gerwani berusaha mengundang Presiden diskusi-diskusi hangat terutama di kalangan
agar bersedia memberikan amanatnya pada pimpinan pusatnya adalah persoalan
pembukaan Kongres IV (Wierenga, 1999). "otonomi" organisasi dalam hubungannya
Pidato pembukaan Presiden Sukarno dengan pimpinan PKI. Khususnya karena
di depan Kongres IV tahun 1964 di Jakarta kejadian-kejadian dramatis sesudah Oktober
mengulangi masalah tentang peranan 1965, masalah ini perlu dianalisis dengan
Gerwani dalam melaksanakan persatuan lebih cermat.
mutlak seluruh bangsa berdasarkan Pada awal dasawarsa 1950-an terjadi
Nasakom, dan tentang ketidaksukaannya perdebatan sengit antara anggota-anggota
pada "ladies movement". Sukarno, yang organisasi (ketika itu masih Gerwis) yang
dalam bukunya Sarinah begitu fasih menginginkan organisasinya menjadi
membela emansipasi wanita dan perlunya organisasi dari orang-orang yang
reform perkawinan, sekarang hampir tidak berkesadaran sangat tinggi mengenai soal-
berbicara tentang kepentingan gender yang soal organisasi, khususnya soal-soal yang
diperjuangkan Gerwani. Resolusi yang lebih "feminis" seperti poligami, dengan di
ditetapkan Kongres IV diurutkan sebagai lain pihak anggota-anggota yang
berikut: Irian Barat, membantu pelaksanaan menginginkan masuknya juga orang-orang
land reform, undang-undang perkawinan yang tidak begitu sadar tentang soal-soal
yang demokratis, keamanan nasional, feminis, dan tidak begitu tertarik pada debat-
penurunan harga, dan perdamaian. Tidak debat berat dan kegiatan-kegiatan
terjadi perubahan penting dalam pimpinan, peningkatan kesadaran. Golongan kedua ini
walau terjadi amandemen peraturan dasar. berpendapat bahwa organisasi akan lebih
Perubahan penting di sini menambahi efektif jika memperluas keanggotaannya
dengan pernyataan kesetiaan pada manipol dikalangan massa, yang berangsur-angsur
di dailam mukadimah. dan dengan kerja keras akan ditingkatkan
Program perjuangan meliputi masalah kesadarannya. Dalam jangka panjang
hak-hak wanita, hak-hak anak-anak, khalayak yang lebih besar akan dijangkau,
demokrasi dan keamanan, kemerdekaan meskipun soal-soal yang diangkat tidak
penuh dan perdamian, dengan yang tersebut seluruhnya dibahas secara ideologis (baik
pertama paling dirinci. "Hak-hak wanita" dari sudut feminis maupun kiri) secara murni
dalam program perjuangan, yang pertama- seperti yang diinginkan. Golongan "murni"
tama ialah kesamaan hak dalam perkawinan kalah dalam pertarungan ini, dan golongan
dan pekerjaan, hak mengabdi untuk jabatan yang menghendaki Gerwis/Gerwani lebih
terpilih dan dalam lembaga politik, dan mendekat ke PKI dengan pendekatan garis
kesamaan hak atas tanah. Ke dua, Gerwani massanya mendapatkan kemenangan.
ikut bersama wanita tani mengatasi Meskipun demikian secara resmi Gerwani
masalah-masalah mereka. Terakhir, tidak pernah berafiliasi dengan PKI. Pada
mencantumkan perjuangan untuk penurunan bulan Desember 1965 rencananya akan
harga-harga dan diperbanyaknya balai diselenggarakan kongres yang akan
kesehatan. Dengan demikian, walau ada membahas masalah afiliasi ini. Mungkin
garis kesetiaan pada tujuan, seperti yang sekali gagasan afiliasi dengan PKI akan
dirumuskan Sukarno dan Aidit, namun

18
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

diterima kongres, tetapi peristiwa bulan politisasi dan polarisasi, Gerwani bergeser
Oktober 1965 menggagalkannya. semakin dekat dengan PKI. Perkembangan
Implikasi lain ialah bahwa organisasi ini terbawa oleh mereka yang mempunyai
sebenarnya belum pernah membahas keanggotaan rangkap, PKI dan Gerwani
secara terbuka masalah-masalah seperti sekaligus. Tetapi sampai saat terakhir
pembagian kerja seksual tradisional, Gerwani tidak pernah secara resmi menjadi
walaupun sejumlah kader telah berjuang bagian wanita PKI.
menentang ketidakadilan yang cukup nyata Pada tahun 1964, Gerwani mulai
pada tingkat perorangan. Beberapa kader meranang program-program kerja guna
dengan tegas menyebutkan usaha mereka mengembangkan dirinya dalam suasana
untuk mendidik anak-anak laki-laki agar mau politik yang semakin memanas. Program-
mengerjakan tugas-tugas rumah-tangga program itu meliputi: Hak-hak Wanita; Hak-
bersama-sama, dan suami juga diharapkan hak Anak; Hak-hak Demokrasi;
mengerjakan pekerjaan rumah-tangga yang Kemerdekaan Nasional yang Penuh; dan
umumnya dipandang nyaris sebagai tugas Perdamaian.
wanita saja. Pada tahun 1964 pemerintah a. Hak-hak Wanita
menginstruksikan semua ormas agar Program kerja pertama dan utama
mencari gandulan masing-masing pada dalam Gerwani adalah mengenai masalah
suatu parpol. hak-hak wanita. Hak-hak wanita yang
Kemerosotan ekonomi, kampanye menjadi program kerja Gerwani meliputi
anti-Malaysia, dan polarisasi yang semakin persamaan hak dengan laki-laki dalam
runcing antara PKI dan kekuatan kanan politik, hak perlindungan perkawinan, hak
sepanjang tahun 1962 sampai 1 Oktober memilih kewarganegaraan dalam
1965 mengakibatkan Gerwani (yang perkawinan campuran, hak wanita jika
menempatkan diri di tengah keluarga PKI menjadi janda, hak wanita kaum buruh, hak
dan sisi Soekarno) menjadi terseret di wanita dalam tata pemerintahan, hak
dalamnya. Dalam konfigurasi yang kompleks kesehatan, hak untuk turut melaksanakan
ini pimpinan Gerwani berusaha land reform. Paling tidak terdapat 22
mempertahankan identitasnya sendiri. program Gerwani yang memperhatikan
Gerwani tidak pernah menukar masalah hak-hak wanita.
perjuangannya untuk hak-hak wanita dengan b. Hak-hak Anak
partisipasi politik sepenuhnya di dalam poros Titik perhatian kedua dalam program
Soekarno-PKI. Ideologi resmi Gerwani kerja Gerwani adalah mengenai hak-hak
selama periode ini ialah: perjuangan demi anak. Kehidupan anak sangat erat dalam
hak-hak wanita tidak dapat dipisahkan dari rangkaian peran wanita dan dalam hal ini
perjuangan demi masyarakat sosialis, atau adalah ibu. Gerwani memandang hak-hak
perjuangan melawan imperialisme, maka anak tidak dapat dilepaskan dari hak-hak
dari itu Gerwani harus ambil bagian dalam wanita. Hak-hak anak dalam program
perjuangan untuk land reform dan Gerwani misalnya hak anak untuk bebas dari
konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini buta huruf, hak anak untuk mendapat
merupakan beberapa alasan utama pendidikan, hak anak untuk mendapatkan
terciptanya stigma Gerwani sama dengan hiburan yang tidak bersifat cabul dan
PKI. propaganda perang.
Jadi ringkasnya hubungan Gerwani c. Hak Demokrasi; Kemerdekaan
dengan PKI adalah hubungan yang mendua Nasional yang Penuh; dan Perdamaian.
dan rumit. Pada umumnya Gerwani Gerwani memperhatikan hak-hak wanita
menyokong kampanye-kampanye politik dalam demokrasi, perdamaian, dan
terpenting yang dilancarkan PKI, tetapi juga kemerdekaan. Misalnya hak untuk turut serta
ada beberapa titik perselisihan di antara dalam usaha pembebasan Irian Barat.
keduanya. Pada awal dasa-warsa 1950-an,
ketika ketegangan politik meningkat dan
masyarakat Indonesia semakin mengalami KESIMPULAN

19
Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora
Vol. 3, No. 1, April 2019, pp. 10-20
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI:

Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523

sesuai dengan hal-hal yang tercantum Indonesia (Yogyakarta: Carasvati


dalam Program-Program Kerja Gerwani. Books, 2007), hlm. 91-93.
Meskipun program-program kerja tersebut Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan
baru dibuat dan dikeluarkan pada tahun Indonesia. (Jakarta: Jambatan, 1971)
1964, namun sebelumnya sudah diterapkan Wierenga, Saskia E. Penghancuran Gerakan
di daerah-daerah termasuk di kota Perempuan di Indonesia (Jakarta:
Semarang. Program kerja Gerwani di kota 1999)
Semarang antara lain membentuk koperasi-
koperasi sampai ke tingkat desa dan Koran
membantu usaha-usaha rumah tangga Harian Rakjat, 1 Desember 1952
(misalnya menjahit, memasak, kerajinan Harian Rakjat, 1 oktober 1958
tangan, dan industri-industri kecil lainnya). Harian Rakjat, 1 September 1954
Kemudian Gerwani kota Semarang sering Harian Rakjat, 14 November 1958
melakukan demonstrasi menuntut Harian Rakjat, 2 April 1954
penurunan harga barang-barang pokok. Harian Rakjat, 22 Juni 1956
Selain itu Gerwani kota Semarang juga Harian Rakjat, 27 Maret 1954
membentuk beberapa Sekolah Rakyat Harian Rakjat, 18 Desember 1957
(sekarang SD) untuk membantu program Harian Rakjat, 8 Januari 1958
pemerintah mengenai pemberantasan buta Harian Rakjat, 9 Juni 1954
huruf.
Setelah peristiwa G30S berlangsung,
maka terjadi penumpasan anggota PKI dan
ormas-ormasnya. Penumpasan tersebut
berupa tindakan represi bahkan
pembunuhan terhadap anggota PKI dan
ormas-ormasnya, termasuk Gerwani. Kaum
wanita yang merupakan anggota Gerwani
dan yang dituduh sebagai anggotanya,
mengalami penderitaan karena ditangkap,
ditahan, disiksa, dipenjarakan, dibuang, juga
diperkosa bergiliran dan dilecehkan martabat
kemanusiaannya, dihancurkan
rumahtangganya, serta difitnah habis-
habisan. Aksi pelecehan seksual dan
perkosaan terhadap tapol wanita dalam
tahanan seringkali menyebabkan yang
bersangkutan hamil dan melahirkan. Mereka
mengalami penderitaan luar biasa, baik lahir
maupun batin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Rangkaian Peristiwa


Pemberontakan Komunis di Indonesia
1926-19481965. (Jakarta: Lembaga
Studi Ilmu-ilmu Kemasyarakatan,
1988)
Antara, Dinas Dalam Negeri. No. 160/A. 9
Juni 1950.Garba Budaya, 1999).
Hikmah Diniah, Gerwani Bukan PKI, Sebuah
Gerakan Feminisme Terbesar di

20

Anda mungkin juga menyukai