Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME

PENGEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu: Baiq Roni Indira Astriya, M.Pd

Disusun Oleh:

Baiq Darmiani (180110022)

Kelas/Semester: A/3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN PELAJARAN

2019

1
A. Konsep Dasar Agama dan Moral
 Moral berasal dari kata mores yang artinya tata cara, kebiasaan dan adat.
 Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok
sosial. Dan perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral.
Sedangkan moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk.
 Moral dan perilaku
Perilaku amoral atau non moral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
harapan sosial yang disebabkan oleh ketidak acuhan terhadap harapan sosial
(pelanggaran secara tidak sengaja terhadap standar kelompok). Dan perilaku
yang tak bermoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial,
karena tidak setuju dengan standar sosial atau kurang memiliki rasa wajib
menyesuaikan diri dengan harapan sosial.
 Agama adalah keyakinan/kepercayaan atau bisa dikatakan merupakan
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam bahasa latin
disebut religo yang artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan
seksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan
dan memulihkan hubungannya dengan ilahi.
 Nilai agama merupakan pengetahuan mendasar yang berupa ajaran-ajaran
yang bersumber dari YME, yang meliputi pikiran, keyakinan, akhlak, dan
segala sesuatu yang berorientasi kepada implementasi dalam berkehidupan di
lingkungan masyarakat.
B. Hubungan Agama dan Moral
Antara agama dan moral adalah dua hal yang sangat berkaitan erat dan tidak
bisa dipisahkan. Sebab jika kita membicarakan agama, pasti berkaitan dengan moral.
Begitupun sebaliknya, jika kita membahas tentang moral maka pasti ada kaitannya
dengan agama juga. Dalam setiap agama mengandung suatu ajaran moral.
Orang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama, maka
moral atau perilaku orang tersebut pasti baik. Begitupun sebaliknya, jika orang yang
moral atau tingkah lakunya buruk maka sudah jelas agamanya masih kurang.
C. PAUD dalam Perspektif Islam
Agama islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pendidikan anak
usia dini. Hal ini terbukti karena banyak dalil-dalil yang berkaitan tentang pendidikan
anak usia dini. Seperti :
 QS. An-Nahl: 78 yang artinya “ dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun , dan Dia memberimu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur”.
 QS. At-Tahrim: 6 yang artinya : “ wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang
tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

2
 HR. Bukhari, Abu Daud, dan Ahmad yang berbunyi: “ setiap anak dilhirkan
dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikan anak
tersebut beragama yahudi, nasrani, dan majusi”.
 HR. At-Turmuzi, yang berbunyi; “ nama yang paling disukai Allah adalah
Abdullah dan Abdurrahman”.
Dari ayat-ayat al-qur’an dan hadits di atas sudah membuktikan bahwa jelas
islam mendukung keberadaan program PAUD. Begitu pentingnya pendidikan
pada usia dini, sebab didikan yang diterima pada usia dini akan sangat
mempengaruhi dan menentukan kehidupannya pada masa dewasa. Sehingga
orang tua sangat penting perannya dalam mendidik dan membimbing anaknya
pada anak usia dini, jika orangtua mengajarkan kebaikan maka anak juga
akan baik, begitupun sebaliknya.
D. Konsep Dasar Sosial Emosional
 Perkembangan sosialisasi pada anak ditandai dengan kemampuan anak untuk
beradaptasi dengan lingkungan, menjalin pertemuan yang melibatkan emosi,
pikiran dan perilakunya.
 Perkembangan sosialisasi adalah proses dimana anak mengembangkan
keterampilan interpersonalnya, belajar menjalin persahabatan.
 Dalam PERMENDIKBUD 137 Tahun 2015
- Kesadaran diri: memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan
sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaikan diri dengan
orang lain.
- Rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain: mengetahui hak-haknya,
menaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas
perilakunya untuk kebaikan sesame.
- Perilaku prososial: mampu bermain dengan teman sebaya, memahami
perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang
lain; bersikap koperatif, toleran, dan berperilaku sopan.
 Eriskon Menyatakan Bahwa Individu:
- Kemampuan sosialisasi dan emosi anak akan berkembang seiring dengan
penambahan usia dan pengalaman yang diperolehnya.
- Perkembangan sosialisasi dan emosi pada anak juga dipengaruhi oleh
faktor kematangan dan belajar pada usia pra sekolah, anak sudah mulai
menyadari bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi.
- Aspek kognitif juga berperan penting dalam hal ini didimana dengan
kematangan di segi kognitif, anak dapat membedakan hal yang baik dan
buruk berdasarkan nilai-nilai yang di masyarakat.
E. Hubungan Agama dan Moral serta Sosial Emosional
Antara agama, moral, dan sosial emosional memiliki hubungan dan berkaitan.
Menurut saya antara ketiga hal tersebut memang memiliki hubungan, dimana dalam
agama terdapat aturan-aturan atau ajaran yang bersumber dalam al-qur’an dan hadits
yang mengajarkan kita untuk bermuamalah atau menjalin hubungan yang baik
dengan sesama manusia. Dan dalam bersosialisasi atau berinteraksi dengan

3
masyarakat, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan standar harapan sosial
masyarakat. Kita harus berperilaku moral jika ingin menjalin hubungan sosial yang
baik.
Jadi bisa disimpulkan bahwa orang yang beragama serta memahami ajaran-
ajaran agamanya secara mendalam, maka moralnya akan baik juga dan secara
otomatis sosial emosionalnya akan baik pula, sehingga hubungan interaksinya
dengan masyarakat sosial akan terjalin baik.

Anda mungkin juga menyukai