Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TENTANG SEJARAH PERKEMBANGAN ,PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP


SERTA PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI

DISUSUN OLEH :
NAMA : FENNY SUTRI
TINGKAT : II A
NIM : PO.71.20.2.19.011
MATA KULIAH : ANTROPOLOGI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING : LISDAHAYATI,SKM,MPH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia yang terdiri atas aneka ragam suku bangsa dan kebudayaan itu
masih banyak memperlihatkan unsur persamaan. Keanekaragaman dalam kesamaan itu
seperti juga yang tersirat dalam bhenika tunggal ika, yaitu berbeda-beda tetapi satu jua,
kebudayaan lama dan asli yanag terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan didaerah-
daerah diseluruh indnesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa.

Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan


waktu untuk memahami kebudayaan sendiri. Hal ini membuat kebudayaan dimasa depan
tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru
diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropolog harus
saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling
berhubungan.

Antropologi suatu cabang ilmu social yang diketahui orang banyak sebagai ilmu yang
mmempelajari tentang kebudayaan, padahal antropologi itu tidak hanya memplajari atau
membahas mengenai kebudayaan saja. Dalam antropologi pun banyak membahas mengenai
fisik, kemasyarakatan dan tentu juga saja kebudayaan. Antropologi juga salah satu cabang
ilmu social yang mengambil focus pada studi tentang manusia dan kebudayaan. Antropologi
menggelar studinya untuk menguak manusia beserta prilaku social budaya manusia dimasa
kini. Karenanya, studi-studi antropologi sangat lekat dengan kerja-kerja riset terhadap situs-
situs budaya dan penelitian berbasis riset lapang.

B.TUJUAN
1.Menjelaskan sejarah perkembangan antropologi.

2.Menjelaskan pengertian Antropologi

3.Menjelaskan ruang lingkup

4.Menjelaskan fase fase perkembangan antropologi

BAB II
PEMBAHASAN

A.SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI

Antropologi tu termasuk ilmu yang masih muda umurnya, k alau di ibaratkan


manusia, ilmu antropologi masih beranjak menuju tingkat remaja.maka wajar kalau tidak
banyak yang tahu soal ilmu antropologi. perkembangannya di Indonesia, baru skitar abad ke-
19 masehi yang dibawa oleh kolonial belanda dimana ilmu ini digunakan penjajah untuk
mempelajari masyarakat jajahannya. sejarah perkembangan ilmu antropologi itu sendiri ada
dalam buku pengantar antropologi 1 karangan "datuknya" antropologi yaitu atuk
Koentjaraningrat.
Kebanyakan antropolog sependapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu
cabang keilmuan yang jelas batasannya pada sekitar pertengahan abad kesembilan belas,
tatkala perhatian orang pada evolusi manusia berkembang. Setiap antropolog dan ahli sejarah
memiliki alas an sendiri-sendiri untuk menetukan kapan antropologi dimulai.

Dari sudut pandang “sejarah gagasan”, tulisan-tulisan filsuf, dan peziarah Yunani,
sejarawan Arab kuno, peziarah Eropa kuno, maupun masa renaisans, dan filsuf, ahli hukum,
ilmuwan berbagai bidang dari Eropa, semuanya bisa dianggap pendorong bagi dibangunnya
tradisi antropologi.

Sebagai contoh, Alan Bernand (2000) berpendapat bahwa kelahiran antropologi adalah ketika
konsep “kontrak sosial” lahir, dan persepsi mengenai hakikat manusia, masyarakat dan
keanekaragaman kebudayaan tumbuh dari konsep “kontrak sosial” tersebut. Gagasan ini
dalam beberapa hal adalah pelopor dalam teori evolusi.
Perdebatan pada abad ke 18 mengenai asal usul bahasa dan mengenai hubungan antara
manusia dengan apa yang kita sebut primate yang lebih tinggi juga relevan, seperti halnya
perdeatan pada abad ke 19 antara poligenis (keyakinan bahwa setiap ‘ras’ mempunyai asal
usul terpisah) dan monogenis (keyakinan bahwa manusia memiliki asal usul keturunan yang
sama, dari adam atau dari makhluk yang disebut dengan kera). Gagasan demikian itu tidak
hanya penting sebagai fakta sejarah, tetapi juga karena gagasan itu membentuk persepsi
antropologi modern mengenai dirinya sendiri.Dan.

Berkembangnya Ilmu Antropologi dalam arti tertentu, praktik antropologi dimulai


begitu manusia mulai berfikir tentang masyarakat dan keyakinan-keyakinan mereka, dan
secara sadar memutuskan untuk membandingan diri mereka sendiri dengan masyarakat-
masyarakat lain yang melakukan kontak dengan mereka.
Ahli sejarah Yunani, Herodotus (484-425 SM) menghabiskan bertahun-tahun untuk
melakukan perjalanan di Asia, Mesir dan Yunani, dan menuliskan gambaran terperinci
tentang pakaian, panen, etiket dan ritual dari orang-orang yang ia jumpai. Ibn Khaldun
(13326-1406) adalah seorang ahli politik dan sejarah yang tinggal beberapa tahun.

Ia menghasilkan karya ilmiah yang menakjubkan, karena mengelompokkan orang-


orang yang diamatinya menjadi dua kelompok masyarakat, yaitu suku Bedouin yang
dianggap liar, nomaden serta agresif, dan masyarakt kota yang menetap, berpendidikan dan
kadang-kadang korup, yang menggantungkan hidup mereka pada pertanian lokal.Antropologi
mengemuka setelah melewati serangkaian perkembangan yang kompleks, dan saat ini
mencakup minat-minat dan bidang-bidang ilmu yang sangat beragam. Kita akan meninjau
beberapa diantaranya untuk memahami bagaimana antropologi sampai saat pada
perkembangannya saat ini.

Setidaknya sejak abad kelima belas, dengan dilengkapinya pe;ayaran-pelayaran besar


untuk menemukan dan menaklukan wilayah baru, muncul berbagai perdebatan tentang sifat
dan adat istiadat orang-orang biadab yang digambarkan oleh orang pelaut dan pedagang. Di
akhir abad keenam belas sastrawan Perancis, Michael De Montaigne (1533-1529),
memadukan pengetahuannya tentang karya-karya penulis klasik seperti Xenophon, Lucretius
dan virgil dengan penjelajahan-penjelajahan dunia baru.

Selama zaman pertengahan, makhluk didunia dikelompokkan kedalam beberapa ordo yang
statis, diciptakan oleh tuhan yang disebut rantai kehidupan (chain of being). Pada abad
ketujuh belas dan delapan belas ‘Rantai’ tersebut kerat teramati dalam kondisi-kondisi yang
lebih dinamis. Dengan demikian, kebudayaan dapat dianggap sebagai kemajuan, dengan
masyarakat eropa sebagai titik puncak perkembangan, baik secara moral maupun cultural.

Antropologi menjadi sebuah subjek akademis yang berdiri sendiri pada abad
kesembilan belas, sebagian besar memusatkan perhatian pada penelitian sifat-sifat fisik,
bahasa dan budaya masyarakat yang belum beradab. Sir Edward Tylor menjadi dosen
antropologi di Oxford pada tahun 1884, maka mulai disinilah antropologi dikembangkan
diberbagai Negara. Hampir disepanjang abad kesembilan belas, status pasti antropologi
mencakup segala hal, mulai dari mengukur bentuk dan ukuran kepala sampai mengumpulkan
artefak untuk mengisi museum-museum dikota-kota yang kaitannya dengan sains, terutama
zoology dan biologi.Goerge Stocking, seorang ahli antropologi sejarah dari Amerika
membedakan perilaku banyak warga Inggris Victoria dengan masyarakat non Eropa, secara
jelas gambaran yang dimunculkan adalah gambaran seorang yang bukan saja terasing secara
geografis, tapi juga kebalikan dari gambaran ideal dari seorang pria Victoria; berkulit putih,
menarik bersih (sifat ini bisa dikatakan mendekati sifat saleh). Gagasan itu jelas
menggambarkan evolusi budaya, sebuah gagasan yang berhasil menjadi sebuah teori
dominan di abad kesembilan belas.

Gagasan ini didukung oleh hasil penelitian beberapa disiplin ilmu, bukti-bukti
geologi menunjukan bahwa bumi lebih tua daripada yang diungkapkan oleh injil, sementara
penemuan-penemuanarkeologi seperti peralatan yang ditemukan di tanah berlumpur
Denmark dianggap mendukungteori yang menyatakan bahwa umat manusia telah melewati
berturut-turut, zaman-zaman batu, perunggu, dan besi.
B.PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Istilah antropologi berasal dari bahasa  Yunanai asal kata anthropos berarti manusia,
dan logos berarti ilmu, dengan demikian secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang
manusia. Para  ahli antropologi (antropolog) sering mengemukakan bahwa antropologi
merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian ataupun
pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman manusia

Ada beberapa pengertian antroologi  yaitu sebagai berikut:

a.       Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu social yang mempelajari budaya
masyarakat etnis tertentu, yang berawal dari keterkaitan orang-orang eropa dengan melihat
ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berbeda yang dikenal eropa. Antropologi lebih
memusatkan pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, yaitu kesatuan masyarakat yang
tinggal didaerah yang sama. Antropologi hamper identic dengan sosiologi. Akan tetapi,
sosiologi menitikberatkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya, sedangkan antropologi
menitikberatkan pada unsur budaya, pola piker, dan pola kehidupannya.

b.      William A. Havilland (1999:6) mengatakan bahwa antropologi adalah studi mengenai umat
manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keragaman manusia.

c.       David hunter(1979:9) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang muncul dari
keingintahuan yang tidak terbatas mengenai umat manusia.

d.      Konjtjaraningrat mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat


manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik, masyarakat serta
kebudayaan yang dihasilkan.

Dari semua pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa antropologi adalah ilmu yang
mmpelajari manusia dari segala keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku,
tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan yang
lainnya berbeda. Antropologi mempelajari seluk beluk yang terjadi dalam kehidupan
manusia, pada masa dahulu hingga masa sekarang, sebagai fenomenayang terjadi di tengah
kehidupan kultural masyarakat sekarang.

C.RUANG LINGKUP

Antropologi bukan satu-satunya ilmu yang mempelajari manusia, sebab


obyekmaterial semua ilmu sosial adalah manusia. Ilmu pendidikan, politik, ekonomi,fisiologi
dan sebagainya menempatkan manusia sebagai obyek materialnya.Bedanya, antropologi
mempelajari manusia secara menyeluruh, holistik, padasemua waktu dan tempat.

Di antara pertanyaan mendasar dalam antropologiadalah apa saja yang secara umum
ada pada semua manusia, apa sajaperbedaan kelompok manusia satu dan lainnya dan
mengapa sekelompokmanusia memiliki pola perilaku atau menganut budaya tertentu.
memperlihatkan bahwa luasnya tinjauan antropologi terhadap manusia dankemanusiaannya
terkait pula dengan konteks ruang dan waktu yang luas.

Hal-hal yang membedakan perhatian antropologi dari ilmu-ilmu sosial yanglain


terletak pada perhatian antropologi pada bidang-bidang berikut:

1)        Masalah sejarah perkembangan manusia sebagai makhluk sosial.

2)        Keanekaragaman manusia dari segi ciri tubuhnya.

3)        Penyebaran warna bahasa berbagai suku bangsa.

4)        Keragaman warna kebudayaan.

Antropologi lahir dengan berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yangmelihat


ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenaldi Eropa. Antropologi
lebih memusatkan pada penduduk yang merupakanmasyarakat tunggal, tunggal dalam arti
kesatuan masyarakat yang tinggaldaerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi
pada sosiologilebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Antropologimenempatkan diri sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial


yangmempelajari budaya masyarakat suatu etnis tertentu.Antropologi memiliki dua sisi
holistik yakni meneliti manusia pada tiap waktudan tiap dimensi kemanusiannya, karena
antropologi mempelajari manusiasebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

Selain perbedaan fisik,manusia juga berbeda dalam hal cara-cara berprilaku, tradisi-
tradisi, nilai-nilaiyang dianut. Hal inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi
daridisiplin ilmu sosial dan kemanusiaan lainnya karena penekanannya padaperbandingan
fisik, perilaku kebudayaan yang lebih luas pada setiap kelompokmanusia.Antropologi telah
sampai pada suatu perkembangan yang luas, dan memasukibeberapa area penelitian khusus,
yang meliputi masalah-masalah berikut.

1)      Sejarah asal dan perkembangan manusia secara biologis.

2)      Sejarah terjadi dan perkembangan aneka ragam ras dan warna kulit, yangmendasarkan pada
ciri-ciri fisiknya.

3)      Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka ragam warna bahasayang digunakan
manusia di seluruh dunia.
4)      Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka ragam kebudayaanmanusia di seluruh
dunia.

5)      Asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan kemasyarakatannya

D.FASE FASE PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI

Ada empat fase perkembangannya yaitu:

1. Fase pertama (sebelum abad ke-18)

Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa eropa yang terdiri dari kaum bangsawan,
ilmuan,pendeta dll ke asia, afrika dan oseania menghasilkan berbagai catatan tentang bangsa-
bangsa yang ada di luar eropa itu yang merupakan cikal bakal dari ilmu antopologi itu
sendiri. catatan-catatan itu menarik minat para pelajar eropa untuk dipelajari yang
menghasilkan 3 kesimpulan besar yaitu:

a.       Memandang bangsa diluar eropa sebagai manusia liar, primitif, savage(istilah yang
digunakan dalam penggambaran bangsa di luar eropa).

b.      Memandang bangsa diluar eropa sebagai manusia yang masih suci tanpa ternoda seperti di
eropa.

c.       Menarik minat bangsa eropa untuk mengumpulkan pernak-pernik bangsa di luar eropa di
suatu tempat khusus yang menjadi cikal bakal terbentuknya museum pertama di dunia.

2. Fase kedua (pertengahan abad ke-19)

Kritisi catatan pada fase pertama di tambah dengan berkembangnya pemikiran mengenai
teori evolusi melahirkan teori baru tentang perkembangan masyarakat yang disebutkan
mengalami tahap-tahap perkembangan seperti yang terjadi dalam teori evolusi.

Masyarakat eropa di katakan pada tahap yang tertiggi sedangkan bangsa di luar eropapada
tahapan rendah. Pada fase ini ilmu antropologi bersifat akademikal maksudnya mempelajari
masyarakat yang tujuannya hanya untuk memahami tahapan evolusi dan penyebaran
kebudayaan manusia.
3. Fase ketiga (permulaan abad ke-20)

Ilmu antropologi pada fase ini berkembang sebagai alat bagi pemerintah kolonial (penjajah)
untu mempelajari masyarakat untuk mereka jajah.Sehingga pada fase ini ilmu antropologi
telah berkembang sebagai ilmu yang praktis yaitu bukan hanya untuk mengetahui tahapan
evolusi dan perkembangan kebudayaan saja, akan tetapi juga untuk kepentingan pemeritah
kolonial.

4. Fase ke empat (setelah tahun 1930)

Pada fase inilah ilmu antropologi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ada dua
perubahan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu antropologi yaitu:

a.       Timbulnya kesadaran untuk membangun masyarakat yang terjajah akibat perang dan
penjajahan.

b.      Cepat hilangnya bangsa primitif akibat pengaruh budaya eropa yang tersebar pada masa
penjajahan.

Dari sinilah para antropologi terdorong untuk mengembangkan ilmu antropologi untuk
membangun masyarakat yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Ilhamakbar.Sejarah Perkembangan
Antropolog.Dalamhttp://www.kompasiana.com/www..com/, di akses pada 29 November
2015.

MarzaliAmri. 2005. Antropologi Dan Pembangunan Jakarta: Prenada Media.

Teoripendidikan.Makalah-Antropologi-Dan-Konsep.dalam http://www.com. di akses pada 28


november 2015.

Harsojo.1982. Pengantar Antropologi. Angkasa Offset.

Anda mungkin juga menyukai