Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK

Setiyono
Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Abstrak
Pada saat ini sampah merupakan salah satu masalah di wilayah perkotaan disebagian kota – kota
di Indonesia, hal ini disebabkan karena penanganan masalah sampah kurang diperhatikan.
Sampah yang ada sekarang ini hanya sebatas dikumpulkan dari tiap – tiap kelurahan lalu dibuang
ke Tempat Pembuangan Akhir, sehingga mengakibatkan lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor,
dan jorok dan merupakan tempat berkembang biaknya organisme yang berbahaya bagi manusia.
Dengan keadaan seperti ini akan banyak menimbulkan banyak masalah karena tidak ada proses
lebih lanjut.
Pemanfaatan sampah organik dari sampah kota merupakan alternatif pemecahan masalah
pengadaan lahan dikota-kota diindonesia. Apabila dilihat dari karekteristik sampah organik
diindonesia dapat diolah dengan proses pencacahan sampah oragnik untuk dijadikan pupuk
organik.
Dalam perencanaan mesin pencacah sampah organik ini diharapkan dapat menunjang proses
pencacahan sampah organik lebih halus. Perencananan mesin pencacah sampah organik ini
dirancankan untuk kapasiras TPA.

Kata kunci : Mesin pencacah sampah organik

PENDAHULUAN arganisme patogen yang berbahaya bagi


manusia, dan juga merupakan sarang lalat,
1.1 Latar Belakang
tikus, dan hewan liar lainnya.
Dalam 25 tahun terakhir, jumlah
2. Sampah yang membusuk menghasikan
populasi Indonesia meningkat dua kali lipat
gas yang berbau tidak sedap dan
dari 119,2 juta (dalam tahun 1971) menjadi
berbahaya bagi kesehatan. Air yang
198,2 juta (dalam tahun 1996). Tga tahun
dikeluarkan (leachate) juga dapat
kemudian 1999 populasi telah meningkat
menyebabkan pencemaran air sumur,
mencapai 204,78 juta dalam tahun 2020
sungai, maupun danau.
dengan laju pertumbuhan 0,9 % per tahun.
3. Sampah yang tercecer tidak pada
Dengan meningkatnya aktivitas dan jumlah
tempatnya dapat menyumbat saluran
penduduk maka jumlah sampah yang
drainase sehingga akan menimbulkan
dihasikanpun meningkat. Jumlah timbunan
banjir.
sampah kota diperkirakan meningkat lima
4. Pembuangan sampah dalam jumlah yang
kali lipat pada tahun 2020. Pada tahun 1995,
besar memerlukan tempat pembuangan
jumlah rata-rata produksi sampah perkotaan
yang luas, tertutup dan jauh dari lokasi
di dindonesia adalah 0,8 kg pekapita perhari,
pemukiman kawasan yang padat
sementara dalam tahun 2000 meningkat
penduduk seperti kota jakarta akan sulit
menjadi 1,0 kg perkapita perhari, sementara
untuk mencari tempat pembuangan
dalam tahun 2020 menjadi 2,1 kg kapita
sampah akhir apabila sampah tersebut
perhari.
tidak dikelola terlebih dahulu.
Pada jaman dahulu ketika sampah
dibuang masih relatif sedikit lingkungan
Masalah diatas sebenarnya dapat
tempat pembuangan sampah tersebut untuk
diatasi, apabila sampah itu telah diloha
meneltrakan, sehingga sampah tersebut
menjadi pupuk organik atau kompos.
masih aman untuk lingkungan. Akan tetapi ,
Kompos adalah pupuk alami yang terbuat
sekarang ini jumlah sampah sudah melebihi
dari bahan hijua dan bahan organik lain yang
nilai ambang batas lingkungan yang
sengaja ditambahkan untyuk mempercepat
diperkenankan hinggasampah tersebut jika
proses pembusukan misalnya kotoran
tidak dikelola dengan baik akan merugikan
ternak. Untuk bisa dijadikan kompos sampah
dan membahayakan lingkungan sekitarnya.
organik harus dipilh terlebih dahulu dan
Beberapa permasalahan yang dapat
apabila sampah organik tersebut telah dipilah
ditimbulkan antara lain :
maka yang bisa dijadikan kompos harus
1. Sampah yang tidak tertangani
diolah dengan mesin pengolah sampah
mengakibatkan lingkungan menjadi terlihat
sehingga struktur sampah lebih halus merata
kumuh , kotor, dan jorok. Didalamnya
yang akan mempercepat peroses compsting.
merupakan tempat berkembang biaknya
Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 35
Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
Cara pengoperasikan alat ini mudah sampah umumnya berasal dari pemukiman
sehingga operator yang menjalankan tidak penduduk dan pasar tradisional.
perlu yang berpendidikan tinggi. Sampah dapat dikelompokan menjadi
dua golongan.
1.2 Batasan Masalah 1. Sampah lapuk (Organik)
Dalam tugas akhir ini batasan masalah Sampah golongan ini merupakan sisa-
yang akan dibahas berkaitan dengan sisa pengolahan atau sisa-sisa makanan
perencanaan mesin pencacah sampah dari rumah tangga atau merupakan hasil
organik. sampingan kegiatan pasar bahan
makanan, seperti pasar sayur mayur.
LANDASAN TEORI Contoh sampah lapuk adalah potongan-
2.1 Denisi Sampah potongan sayuran yang merupakan sisa-
Sampah adalah segala sesuatu yang sisa sortasi sayur-mayur dipasar, makanan
apabila tidak diproses lebih lanjut merupakan sisa, kulit pisang, daun pembungkus dan
bahan yang tidak berguna bagi manusia dan sebagainya.
karena itu harus diolah atau dimusnahkan. 2. Sampah tak lapuk dan tak mudah lapuk
Sampah merupakan bahan padat sisa (An-Organik).
proses industri atau sebagai hasil sampingan Seperti tertera diatas, sampah
kegiatan rumah tangga.Pemusnahan golongan ini memang dikelompokkan
sampah merupakan suatu masalah yang sulit menjadi dua jenis. Golongan pertama,
dipecahkan. sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-
Beberapa faktor penting tentang benar tak akan bisa lapuk secara alami
sampah yang menjadi penyebab masalah sekalipun telah memakan waktu bertahun-
yang harus dibahas, diantaranya : tahun.
1. Volume sampah sangat besar sehingga Tabel 2.2. Waktu Hancur Komponen
melebihi kapasitas daya tampung Tempat Bahan Buangan
Pembuangan Akhir atau TPA. Organik dan Anorganik
2. Lahan TPA semakin sempit karena Komponen Prosentase Waktu Hancur
tergeser oleh tujuan penggunaan lain. Kertas 10 % 2 – 5 bulan
3. Teknologi pengelolaan sampah tidak Limbah bahan
65 % 4 – 6 minggu
optimal sehingga sampah lambat makanan
membusuknya. Hal tersebut menyebabkan Gelas 2% Tidak hancur
peningkatan volume sampah yang besar Logam (besi) 3% 70 – 90 tahun
lebih cepat dari pembusukan sampah itu Plastik 10 % 10 – 12 tahun
sendiri, sehingga perlu perluasan areal Kayu 3% -
TPA yang baru. Karet - 30 – 40 tahun
4. Sampah yang sudah matang dan telah Kulit - 25 – 40 tahun
berubah menjadi kompos tidak cepat Kain (serat tekstil) 1% 30 – 40 tahun
dikeluarkan dari TPA karena berbagai Logam lainnya 80 – 100
1%
(aluminium) tahun
pertimbangan pihak pengelola terkait.
Tanah dan abu 5% -
5. Manajemen pengelolaan sampah tidak
efektif sehingga sering kali menjadi Σ 100%
Sumber: Buletin PII No. 8 Juli 2002
penyebab timbulnya permasalahan dengan
masyarakat setempat. Contoh sampah tak lapuk adalah
6. Pengelolaan sampah dirasakan tidak plastik, kaca, mika. Golongan kedua sampah
memberikan dampak positif kepada tak mudah lapuk. Sekalipun sangat sulit
lingkungan. lapuk, sampah ini akan lapuk secara
7. Kurangnya dukungan kebijakan dari perlahan-lahan secara alami. Sampah jenis
pemerintah, terutama dalam ini dipisahkan lagi atas sampah tak mudah
memanfaatkan produk sampingan dari lapuk yang bisa terbakar, seperti kertas,
sampah sehingga menyebabkan kayu, dan sampah tak mudah lapuk yang
penumpukan produk tersebut di lingkungan tidak bisa terbakar, seperti kaleng dan kawat.
TPA.

2.2 Klasifikasi Sampah


2.3 Komposisi Sampah
Untuk mengatasi masalah sampah di
Sampah kota secara sederhana dapat
Jakarta salah satu cara yang digunakan ialah
diartikan sebagai sampah organik maupun
dengan cara daur ulang sampah dengan
anorganik yang dibuang oleh masyarakat
penekanan pada proses pengkomposan
dari berbagai lokasi di tiap-tiap kota. Sumber
Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 36
Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
yaitu proses mengubah atau memanfaatkan Sampah dihancur-leburkan
sampah sebagai bahan baku untuk menggunakan mesin khusus sampai
pembuatan kompos. Proses pengkomposan lumat. Manfaatnya agar nantinya proses
menjadi sangat penting karena 50-80% pembusukan sampah (decomposition) oleh
sampah kota merupakan bahan organik yang mikroorganisme pembusuk dapat
bisa dijadikan kompos. Akan tetapi ada faktor berlangsung dengan baik.
yang kurang menguntungkan sampah di Sampah kemudian ditimbun secara
Jakarta masih tercampur antara bahan teratur dalam suhu hamparan tertutup
organik dan bahan anorganik dengan yang diawasi suhu, tingkat kelembaban,
demikian sampah masih harus melalui tahap dan aliran udaranya menggunakan alat
sortasi. Adapun komposisi sampah di Jakarta khusus. Perlakukan semacam ini akan
dapat dilihat sebagai berikut : membuat proses pembusukan
- Bahan Organik = 73,92% berlangsung optimal. Walaupun
- Kertas = 10,18% demikian, pembusukan bisa pula
- Plastik = 7,86% dilakukan dengan cara yang lebih
- Logam = 2,04% sederhana. Sampah yang telah dicacah
- Kulit = 0,55% cukup dihamparkan begitu saja tertimpa
- Kayu = 0,98% sinar matahari selama beberapa hari
- Tekstil = 1,57% sampai membusuk dengan sempurna
- Gelas = 1,75% (Diperlukan pengamatan kadar air).
- Lain-lain = 1,22% Setelah kompos itu jadi, segera
Total = 100,07% dikeringkan, kemudian dikemas dengan
baik maka kompos pabrik ini siap
2.4 Metode Pemusnahan Sampah dipasarkan.
Ada berbagai macam cara yang 5. Makanan Ternak (Hogfeeding)
digunakan untuk memusnahkan sampah Sampah jenis garbage, seperti sisa
antara lain : sayuran, ampas tapioka, ampas teh, bisa
1. Proses Penimbunan Tanah “ Land Fill” dimanfaatkan sebagai makanan ternak
Didaerah perkotaan usaha atau diyoice dibuat, dibuat pellet .
pemusnahan semacam ini sudah lama 6. Pemanfaatan Ulang (Recycling)
dilakukan. Sampah yang terkumpul Sampah-sampah yang sekiranya
bertruk-truk dari rumah tangga dan pasar masih bisa diolah kembali dipungut dan
dimanfaatkan untuk menimbun tanah dikumpulkan. Contoh adalah kertas-
yang rendah. Sampah ditimbun sampai kertas, pecahan kaca, botol bekas,
menggunung lalu diratakan dan logam-logam, potongan plastik dan
dipadatkan. Setelah ketinggian sebagainya. Sehingga dari sampah
permukaannya mencapai yang semacam ini dapat dibuat kembali
diinginkan penimbunan sampah karton, kardus dan pembungkus, alat-
dihentikan. alat rumah tangga dari plastik dan kaca.
2. Proses Pembakaran Sampah
menggunakan Incineration 2.5 Unit dan sarana Penunjang pada
Membakar yang sudah terkumpul Mesin Pencacah Sampah Organik
sudah menjadi kebiasaan bagi 1. Corong masuk
masyarakat yang tinggal di pinggiran Berfungsi sebagai jalan masuk sampah
kota dan di daerah pedesaan. Barangkali organik kedalam mesin pencacah
ini adalah cara yang paling praktis hanya sampah. Corong masukan ini dibuat dari
saja jika cara membakarnya tidak plat baja.Pemasangan corong masuk
terkontrol maka asap pembakaran akan inidengan cara dilas.
mencemari udara dan mengganggu
pernapasan.
3. Penghancuran (Pulverisation)
Beberapa kota besar di Indonesia
saat ini telah memiliki mobil pengumpul
sampah yang sekaligus juga alat pelumat
sampah. Sampah yang berasal dari bak-
bak penampungan langsung
dihancurleburkan menjadi potongan-
potongan kecil sehingga sangat ringkas.
4. Pengomposan (Composting) Gambar 2.2 Corong Masuk
Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 37
Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
ini banyak digunakan pada mesin-mesin
2. Blade (Pisau) otomotif.
Fungsi utama blade adalah memotong
sampah menjadi bagian-bagian kecil
ukurannya antara 1 sampai 5 cm, agar
sampah tersebut cepat melakukan proses
fermentasi.
Adapun kriteria yang harus dimiliki blade
pada mesin pencacah sampah adalah:
a. Tahan getaran dan putaran yang
diakibatkan oleh motor bensin karena motor
yang digunakan sangat besar
b. Tahan aus, karena benda kerja yang
dipotong adalah sampah organik.
c. Tahan lama, tidak mudah patah, mudah
dibuat, material mudah didapat. Gambar 2.7. Sabuk Bergigi
3. Sabuk
Macam-macam sabuk ditinjau dari bentuk d. Tali
penampangnya adalah sebagai berikut: Tali terbuat dari bahan kulit. Tali banyak
a. Sabuk rata digunakan pada mesin-mesin garmen dan
Sabuk rata terbuat dari kulit atau karet semacamnya.
berserat kanvas/nilon. Sabuk jenis ini
digunakan untuk transmisi putaran tinggi
dengan jarak poros yang tetap.

Gambar 2.5. Sabuk Rata

b. Sabuk V
Sabuk-V terbuat dari karet, karet sintetis,
karet berserat kanvas, atau karet berserat
dan berinti. Sabuk jenis ini digunakan
untuk mesin-mesin pertanian, mesin Gambar 2.8. Tali
perkakas, mesin garmen. Sabuk-V unggul
digunakan untuk mesin-mesin otomotif Macam-macam sabuk ditinjau dari posisi
karena tahan panas dan minyak serta dan putaran porosnya, pemasangan sabuk
mempunyai kekuatan tinggi. terbagi menjadi:
a.Sabuk terbuka.
b.Sabuk terbuka dengan pully penegang.
c. Sabuk terbuka dengan beberapa pully.
d.Sabuk terbuka dengan beberapa pully
dan pully penegang.
e.Sabuk silang.
f. Sabuk silang untuk poros bersilangan.
g.

h.Sabuk silang untuk paras tegak lurus.

Gambar 2.6. Sabuk-V

c. Sabuk bergigi
Sabuk bergigi, disebut juga sabuh gilir,
merupakan sabuk yang tahan terhadap
Ienturan dan kecepatan tinggi. Sabuk jenis

Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 38


Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
Gambar 2.9. Pully

4. Curah
Pengertian Curah secara umum adalah
Gambar 2.11. Proses memasukkan
suatu cara atau proses
sampah secara manual
pengangkatan/pemasukan suatu bahan
material ke dalam suatu tempat untuk
b. Conveyor
mendapatkan proses lebih lanjut. Jenis
Dalam penggunaan conveyor ini sampah
curah bermacam-macam sesuai dengan
masuk ke dalam proses pemilahan
bahan yang akan diolah dengan cara kerja
sampah organik dan sampah anorganik.
yang berbeda-beda pula.
Adapun berbagai macam jenis curah
yang sudah digunakan dalam proses
pengangkutan sampah dari mesin
pencacah sampah yang sudah ada,
diantaranya adalah:

a. Manual
Curah manual adalah suatu alat atau
proses yang digunakan dengan
menggunakan tenaga kerja sumber
daya manusia atau yang sering disebut
operator.
Curah manual ini biasanya
menggunakan peralatan yang cukup
sederhana dan mudah didapat seperti
yang terlihat dalam gambar di bawah
ini. Gambar 2.12. Model pengangkutan
sampah dengan menggunakan conveyor.

Conveyor adalah pesawat pengangkut


yang berfungsi untuk mengangkut material,
dimana pesawat jenis ini terdiri dari poros
datar yang ditempatkan di dalam sebuah
talang dan pada bagian poros tersebut
ditahan oleh bantalan, sedangkan in let
dan out let material dapat ditempatkan di
sembarang tempat baik di ujung ataupun
ditengah dari rangkaian pesawat tersebut.

5. Corong Keluar
Gambar 2.10. Peralatan yang digunakan Corong ini berfungsi sebagai jalan
dalam Curah Manual keluaran hasil sampah yang sudah dicacah
oleh mesin pencacah sampah. Corong ini
menggunakan material plat besi.

Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 39


Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti
poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran, disebut
spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros
ini adalah deformasinya harus kecil dan
bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Gandar
Poros seperti yang dipasang di antara
Gambar 2.13. Corong Keluar roda-roda kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-
DASAR PERENCANAAN MESIN kadang tidak boleh diputar, disebut gandar.
PENCACAH SAMPAH ORGANIK
3.1.3 Bantalan
3.1 Driving Unit Bantalan adalah elemen mesin yang
Driving Unit adalah suatu kesatuan menumpu poros berbeban, sehingga putaran
komponen yang berfungsi untuk atau gerakan bolak-baliknya dapat
menggerakkan komponen yang akan berlangsung secara halus, aman, dan
digerakkan sehingga mesin pencacah berumur panjang. Jadi, bantalan dalam
sampah organik dapat berfungsi dengan permesinan dapat disamakan peranannya
baik. dengan pondasi pada sebuah gedung.
3.1.1 Motor Bensin Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai
Motor bensin merupakan pesawat berikut:
tenaga yang merubah energi menjadi energi a. Atas dasar gerakan bantalan terhadap
gerak mekanis. Dalam mesin pencacah poros
sampah organik ini sumber penggerak yang 1)Bantalan Luncur. Pada bantalan ini terjadi
dipakai adalah motor bensin, karena memiliki gesekan luncur antara poros dan bantalan
keuntungan dari sumber penggerak lainnnya. karena permukaan poros ditumpu oleh
Keuntungan dari motor bensin diantaranya permukaan bantalan dengan perantaraan
adalah : lapisan pelumas.
a. Jenis dan macam motor bensin bervariasi 2)Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini
tergantung dari kebutuhan. terjadi gesekan gelinding antara bagian
b. Harga motor bensin lebih murah. yang berputar dengan bagian yang diam
c. Konstruksi sederhana melalui elemen gelinding seperti bola
d. Perawatan motor bensin mudah. (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.
b. Atas dasar arah beban terhadap poros
1)Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu
bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
poros.
2)Bantalan Aksial. Arah beban bantalan ini
sejajar dengan sumbu poros.
3)Bantalan Gelinding Khusus. Bantalan ini
Gambar 3.3. Motor Bensin dapat menumpu beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
3.1.2 Poros
Poros merupakan salah satu bagian
yang terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-
sama dengan putaran. Peranan utama dalam
transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Macam-macam poros diklasifikasikan
menurut pembebanannya adalah sebagai
berikut:
a. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir
murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui
kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket Gambar 3.7. Jenis bantalan gelinding
rantai, dll.
b. Spindel 3.1.4 Puli
Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 40
Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
Puli berfungsi sebagai penggerak, L = 2675
puli yang ditempatkan pada poros digerakan Dari tabel didapat sabuk V no 106,
oleh puli yang ada pada motor listrik dengan L = 2692
menghubungkan sabuk pada kedua puli
tersebut dengan ukuran diameter puli h. Jarak sumbu poros
penggerak 51mm dan diameter pada puli b = 4473
yang digerakan 75mm. c = 1109
i. Suduk kontak
θ = 165o
j. Jumlah sabuk
N = 2.1
Gambar 3.5 Puli • Sabuk V tipe B sebanyak 2 buah

PERENCANAAN WUJUD MESIN 4.1.2 Rendemen Daya


PENCACAH SAMPAH ORGANIK Rendemen daya akibat sabuk- V
P1 = 3,69
4.1 Analisa Perhitungan
4.1.3 Diameter Poros
4.1.1 Perhitungan Sabuk a. Daya yang ditransmisikan
P = 5,5 hp=4,1kW P = 3,69 kW
1 hp = 0,735 kW n = 1200 rpm
N = 1500 rpm
b. Faktor koreksi
n1 = 3600 rpm
fc = 1,00
n 2 = 1200 rpm
c. Daya Rencana
3600 P d = 3 , 69 kW
i = =3
1200 d. Momen puntir rencana
T = 2995 kg.mm
Fc (faktor koreksi) = 1.4
e. Bahan poros : S 50 C ( JIS )
a. Mencari daya rencana Kekuatan tarik = 62kg/ mm2
Pd = 5,7 kW Faktor keamanan : Sf1 = 6,0- Sf2
Tegangan geser yang diizinkan
b. Mencari momen rencana
T 1 = 1553 kg .mm τ a = 5,16 kg
mm2
T 2 = 4659 kg .mm f. Faktor koreksi untuk momen puntir
Kt = 1,2
c. Pemilihan penampung sabuk →
Faktor lenturan, Cb = 2
sabuk-V tipe B
g. Diameter poros
Diameter minimum puli = 145
Ds = 19 mm
d. Diameter lingkaran puli
Untuk keamanan poros
dp = 145
ditambahkan dengan 20%
Dp = dp x i Ds = 19 + ( 19 x 20 / 100 )
Dp = = 23 mm

145 × 3 = 435 = 435 mm Karena atas dasar pemilihan


diameter bantalan,maka diameter
- Diameter luar puli poros menjadi 25 mm.
dk = 156 mm
Dk = 446 mm 4.1.4 Perencanaan Pasak
a. Gaya Tangensial
e. Kecepatan Sabuk-V F = 184 kg .
V = 17,3 m < 30 → baik b. Penampang pasak
s
lebar ( b) = 7
f. Jarak sumbu poros
tinggi ( h) = 7
C = 870
Kedalaman alur pasak pada poros t1 = 4,0
g. Panjang keliling sabuk c. Bahan pasak:
Kedalaman alur pasak pada naf t 2 = 2,0 ..

Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 41


Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
S 55 C
Kekua tan tarik : σ b = 66 kg / mm 2
4.2.2 Penampung
Faktor keamanan : Sf k 1 = 6 Penampung merupakan suatu
Sf k 2 = 2 . kesatuan proses dalam mesin pencacah
sampah atau tempat terjadinya pencacahan.
d. Tegangan pasak yang diijinkan : Penampung ini terbuat dari bahan plat
τ ka = 3,7 kg / mm2 dengan ketebalan 5 mm yang terdiri dari
Tekanan permukaan yang beberapa bagian komponen penunjang yaitu
diizinkan: tutup penampung (Cup), pisau, alas
penampung (dark).
Pa = 8 kg / mm2 a. Tutup penampung
e. Panjang pasak dari tegangan geser Tutup penampung ini berfungsi untuk
yang diizinkan : l1 menutup proses pencacah pada bagian
Panjang pasak dari tekanan atas. Tutup ini juga berfungsi untuk
permukaan yang diizinkan : l2 meletakkan corong masuk yang
disambungkan dengan proses pengelasan.
l1 ≥ 7 mm.
Ukuran dari tutup penampung adalah Ø
l2 ≥ 8 mm. 340 mm x 510 mm.
f. Harga terbesar diantara l1 dan l2
L = 8 mm
g. Panjang pasak :
Lk = 18,75 mm ⇒ 19 mm

4.2 Komponen Pembentuk Gambar 4.3 Tutup Penampung 3D


Komponen pembentuk mesin
pencacah sampah terdiri atas lima bagian b. Pisau
utama, yaitu corong masuk, penampung Dalam pembuatan pisau dilakukan dengan
sampah, corong keluar, rangka, dan pengelasan pada dudukan pisau dengan
penggerak. diameter dudukan pisau sebesar 90 mm x
4.2.1 Corong Masuk 520 mm. Dalam dudukan pisau terdapat
Corong masuk merupakan suatu pisau dengan lebar 5 mm, panjang 50 mm
wadah atau tempat meletakkan sampah dan tinggi 110 mm. Dalam dudukan
yang akan dimasukkan ke dalam penampung tersebut juga sendok yang berfungsi untuk
untuk mengalami proses pencacahan. mengeluarkan hasil cacahan sampah pada
Corong masuk ini terbuat dari besi plat corong keluar dengan lebar 100 mm dan
dengan ketebalan sebesar 3 mm dan tebal 5 mm.
pembuatannya dengan cara di las pada tiap-
tiap sudutnya sehingga membentuk corong
sesuai dengan rancangan Pada luas
penampang atas panjang 310 mm dengan
lebar 310 mm. Sedangkan pada bagian
bawah luas penampang berukuran 210 mm x
210 mm, dan tinggi dari Corong masuk ini
sebesar 320 mm.
Gambar 4.5 Pisau 3D

c. Alas penampung
Tutup penampung ini mempunyai tiga
fungsi yaitu sebagai alas proses pencacah
pada bagian bawah, sebagai tempat
dudukan pisau pembantu, dan berfungsi
untuk meletakkan corong keluar yang
disambungkan dengan proses pengelasan.
Pisau pembantu yang dibuat pada alas
penampung dimaksudkan agar hasil yang
didapat akan lebih halus. Ukuran dari tutup
Gambar 4.1Corong Masuk 3D
penampung adalah Ø 340 mm x 510 mm.
Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 42
Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
ini menggunakan bantalan standar dengan
diameter 25 mm dan diameter luar sebesar
52 mm dan ketebalan 15 mm.

Gambar 4.7 Alas Penampung 3D


Gambar 4.14 Bantalan
4.2.3 Corong Keluar
Corong keluar merupakan jalur keluar b. Poros
hasil cacahan sampah yang telah mengalami Poros yang digunakan adalah adalah
proses di dalam penampung. Corong keluar poros yang terbuat dari baja pejal dengan
ini terbuat dari besi plat dengan ketebalan jenis sesuai dengan standar JIS
sebesar 2 mm dan pembuatannya dengan (Japanesse Industrial Standart) yaitu S 50
cara di las pada tiap-tiap sudutnya sehingga C dengan kekuatan tarik sebesar 62
membentuk corong sesuai dengan kg/cm2 . Komponen poros mempunyai
rancangan Pada luas penampang atas ukuran berdiameter 25 mm dengan
panjang 170 mm dengan lebar 120 mm. panjangnya 650 mm. Poros ini adalah
Sedangkan pada bagian bawah luas poros penerus daya dari motor ke pisaui
penampang berukuran 200 mm x 120 mm, yang selanjutnya digunakan untuk
dan tinggi dari Corong masuk ini sebesar mencacah sampah organik.
540 mm.
Gambar 4.15. Poros 3D

4.2.5 Penggerak
Pada bagian penggerak mesin
pencacah sampah organik ini menggunakan
motor bensin. Energi penggerak yang
digunakan adalah pada mekanisme curah ini
adalah motor bensin dengan daya sebesar
Gambar 4.9 Corong Keluar 3D 5,5 hp (4,1 kW).
4.2.4 Rangka
Komponen rangka terbentuk dari besi
kanal L. Besi kanal bentuk L ini digunakan
pada pembuatan rangka bawah dan dudukan
motor bakar pada mesin pencacah sampah.
Adapun ukuran rangka bawah adalah Gambar 4.17. Motor bensin
dengan ukuran 710 mm x 540 mm dan tinggi
600 mm dengan ketebalan sebesar 5 mm. 4.3 Perakitan komponen
Dalam melakukan perakitan, mesin
pencacah sampah terbagi atas 4 bagian
perakitan yaitu terdiri dari:
4.3.1 Perakitan Tutup Atas
Gambar 4.11 Besi kanal L Pada proses perakitan penampung
atas dalam mesin pencacah sampah
dibutuhkan beberapa komponen yaitu corong
masuk, penampung atas dan engsel.
Komponen corong masuk disatukan dengan
baut pada bagian belakang penampung atas.
Kemudian pada penampung atas dipasang
tiga buah engsel yang disambung dengan
Gambar 4.12 Rangka 3D menggunakan las listrik. Engsel ini berguna
untuk memudahkan membuka penampung
a. Bantalan (Bearing) atas.
Berdasarkan analisa perhitungan poros,
maka pada perancangan mekanisme curah
Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 43
Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
Pada proses perakitan penampung
bawah, komponen penampung dan corong
keluar disatukan dengan las listrik. Karena
hasil yang dibutuhkan harus lebih halus
maka pada komponen penampung
ditambahkan pisau dengan cara dilas listrik
sesuai dengan ukuran.

Gambar 4.18. Perakitan Tutup Atas dan


Corong Masuk

Gambar 4.22. Perakitan Penampung


Gambar 4.19 Tutup Atas dan Corong bawah dan Corong Keluar
Masuk

4.3.2 Perakitan Bagian Utama


Pada proses perakitan bagian utama
dalam mesin pencacah sampah dibutuhkan
beberapa komponen yaitu pisau, poros,
bantalan (bearing), dan pasak. Perakitan
komponen yang pertama dirakit adalah
memasang pisau pada poros yang disatukan
dengan menggunakan pasak yang ditanam Gambar 4.23. Penampung bawah dan
sehingga kedua komponen tersebut Corong Keluar
menyatu. Setelah pisau terpasang pada
poros, dilanjutkan dengan memasang dua 4.3.4 Perakitan Rangka
buah bantalan (bearing) pada kedua sisi Pada proses perakitan rangka ini,
poros. bantalan pada poros. Bantalan ini semua komponen disatukan dengan cara
akan langsung dipasang pada rangka dilas. Pengelasan yang digunakan adalah las
dengan menggunakan pengikat. listrik dengan menggunakan elektroda. Pada
proses perakitan rangka ini, komponen yang
dirakit adalah besi siku dan dudukan motor,
setelah rangka selesai dirakit ditambahkan
juga tiga buah ensel untuk disambungkan
dengan penampung atas, engsel ini
disambungkan dengan menggunakan las
listrik seperti terlihat pada gambar.

Gambar 4.20. Perakitan Bagian Utama

Gambar 4.24 Rangka Sebelum Dirakit

Gambar 4.21. Bagian Utama

4.3.3 Perakitan Penampung Bawah

Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 44


Vol. 6, No. 2 Agustus 2010
Gambar 4.25 Rangka Sesudah Dirakit PENUTUP
5.1 Kesimpulan
4.3.5 Proses Penggabungan Perakitan
Alat Dengan Perakitan Rangka a. Permasalahan sampah di Indonesia
(Frame) merupakan masalah yang sampai pada
Proses penggabungan antara alat dan saat ini belum ada solusi yang terbaik,
rangka (frame) mengalami tiga proses yaitu tetapi ada di beberapa tempat sudah ada
menggunakan engsel, baut dan las listrik. yang menggunakan mesin pencacah
Pada proses penggabungan pertama adalah sampah organik.
penggabungan antara rangka dan bagian b. Puli -2 digunakan untuk menurunkan
utama dengan mengunakan empat buah putaran yang didapat dari motor bensin
baut. Pada proses selanjutnya adalah sebesar 3600 rpm. Tetapi untuk mesin
penggabungan rangka dan penampung atas pencacah sampah organik ini putaran
dengan menggunakan engsel. tersebut dapat diperkecil sehingga putaran
Pada proses akhir adalah dilanjutkan menjadi 1200 rpm dengan menggunakan
dengan penggabungan rangka dan puli sehingga pisau bergerak tdak terlalu
penampung bawah. Penggabungan ini cepat.
dilakukan dengan menggunakan las listrik. c. Pada perancangan mesin pencacah
sampah organik ini didapat ukuran akhir
dengan panjang 1190 mm, lebar 510 mm,
dan tinggi 1145 mm (Keterangan gambar
terlampir).
d. Perancangan dengan menggunakan pro-
Engineering akan didapat gambar yang
jelas tentang perancangan ukuran dan
dimensi, serta komponen-komponen
pembentuk dari suatu mesin pencacah
sampah organik.

Gambar 4.26 Posisi Perakitan Alat 5.2 Saran


1. Dalam perancangan suatu wujud
sebaiknya mengikuti petunjuk-petunjuk
yang ada dengan baik serta harus lebih
teliti dalam perhitungannya agar
mendapatkan ukuran yang presisi dalam
proses perakitannya.
2. Perubahan ini sangat baikk digunakan di
tempat pengelolahan sampah terpadu.
Gambar 4.27 Proses Penggabungan
Perakitan DAFTAR PUSTAKA
Alat dengan Perakitan Rangka (Frame)
1. Sularso, Ir. MSME., Kiyokatsu Suga,
4.4 Standar Pengoperasian DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN
Pisahkan sampah dari bahan-bahan PEMILIHAN ELEMEN MESIN, Pradnya
anorganik, seperti plastik, besi, dan lain-lain Paramita, Jakarta, 2004.
agar tidak merusak mesin cacah dan 2. Sukrisno Umar, BAGIAN-BAGIAN
mengganggu proses pembuatan kompos, MESIN DAN MERENCANA, Erlangga,
setelah sampah dipisahkan kemudian mesin Jakarta1986.
pencacah sampah ini dinyalakan, kemudian 3. Prof. Dr. Ir. H. R. Sudradjat, M.Sc.
sampah ini mengalami proses pencacahan. MENGELOLA SAMPAH KOTA, Penebar
Dalam hitungan detik kita telah mendapatkan Swadaya, Bogor, September 2006.
hasil cacahan sampah dengan ukuran 4. Setiyono, Seminar Persatuan Insinyur
berkisar 3 – 7 mm. Indonesia, Jakarta 2003.
5. Jis Hand Book, “FERROUS MATERIAL
AND METALURGY”, Jappannese
Standarts Association 1976

Jurnal mekanikal teknik mesin S-1, FTUP 45


Vol. 6, No. 2 Agustus 2010

Anda mungkin juga menyukai