1 SM
1 SM
) 249
Oleh: Mochamad Fachturazak Hafid dan Bambang Setiyo Hari Purwoko, Pendidikan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, E-mail: m.fachturazak@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan pengaruh penggunaan model pembelajaran problem
based learning terhadap prestasi belajar mata pelajaran Praktik Pemesinan CNC siswa SMK Muhammadiyah 3
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen desain two-group post test only dengan
pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui tes prestasi belajar dan observasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar mata pelajaran Praktik Pemesinan CNC. Rata-rata prestasi belajar siswa kelompok
eksperimen 90,57 sedang kelompok kontrol 84,56.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Prestasi Belajar, Praktik Pemesinan CNC
Abstract
The aim of this study is to find out the influence of problem based learning model to student learning
achievement on CNC Machining Practice in Muhammadiyah 3 Vocational School in Yogyakarta. This research is a
quasi experiment study two-group post test only design with quantitative approach. The research data was
collected through learning achievement test and observation. The result showed that the use of problem based
learning model had a positive and significant effect towards learning achievement of CNC Machining Practice
subject. The average of student learning achievement on experiment group 90,57 while control group 84,56.
Hasil dari penugasan acak diperoleh rombel XII HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
TP3.2 sebagai kelompok kontrol dan rombel XII
Hasil Post Test
TP4.1 sebagai kelompok eksperimen. Setelah dilakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran PBL,
Prosedur data hasil post test kelompok eksperimen yang
Penelitian ini adalah eksperimen semu diperoleh yaitu nilai rata-rata 90,57 dengan nilai
dengan desain two-group post test only design. tertinggi 100,00 dan nilai terendah 77,10. Untuk
Pengambilan sampel kelas dilakukan secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
random sedangkan siswa yang diambil dalam
kelas sampel adalah seluruh siswa. Tabel 2. Hasil Post Test Kelompok Eksperimen
Desain ini melibatkan satu kelompok
Interval Nilai Frekuensi Presentase
eksperimen dan satu kelompok kontrol.
71-76 0 0%
Kelompok eksperimen menggunakan model
77-82 1 10%
pembelajaran PBL dan kelompok kontrol 83-88 1 10%
menggunakan model pembelajaran konvensional. 89-94 6 60%
Setelah diberi perlakuan model pembelajaran 95-100 2 20%
kedua kelompok diberi post test untuk Jumlah 10 100%
mengetahui prestasi belajar siswa. Desain
penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada Berdasarkan analisis data hasil post test
tabel 1. kelompok kontrol, diperoleh nilai rata-rata 84,56
dengan nilai tertinggi 97,10 dan nilai terendah
Tabel 1. Desain Penelitian
74,30. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Kelompok Perlakuan Post Test
Tabel 3.
Kontrol X1 O Tabel 3. Hasil Post Test Kelompok Kontrol
Eksperimen X2 O
Keterangan: Interval Nilai Frekuensi Presentase
X1 : Model pembelajaran konvensional 71-76 1 10%
77-82 4 40%
X2 : Model pembelajaran PBL
83-88 2 20%
O : Post test
89-94 2 20%
95-100 1 10%
Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Jumlah 10 100%
Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan Hasil Uji Normalitas Data
dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar Uji normalitas digunakan untuk
dan observasi. Tes digunakan untuk mengukur mengetahui apakah sebaran data berdistribusi
seberapa tinggi prestasi belajar siswa dan normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian
observasi yang digunakan untuk memberi ini yaitu dengan menggunakan uji Lilliefors.
gambaran mengenai proses pembelajaran. Kriteria yang digunakan adalah apabila Lo < Ltabel
maka sebaran data dikatakan normal. Setelah
Teknik Analisis Data dilakukan perhitungan kepada hasil dibantu
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan program komputer Microsoft Excel 2013,
deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan uji hasil yang diperoleh dijabarkan pada Tabel 4.
hipotesis. Uji prasyarat analisis yang digunakan Berdasarkan Tabel 4. harga koefisien
yaitu uji normalitas lilliefors dan uji homogenitas Lilliefors kelompok kontrol 0,211 dan harga
uji F. Sedangkan uji hipotesis yang digunakan koefisien Lilliefors kelompok eksperimen 0,151.
adalah uji t dua sampel independen. Karena harga koefisien Lilliefors dari kelompok
252 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume 6, Nomor 4, Tahun 2018
kontrol dan kelompok eksperimen lebih kecil dari yang berarti bahwa rata-rata post test prestasi
harga koefisien Lilliefors tabel maka dapat belajar siswa Kelompok eksperimen lebih besar
disimpulkan bahwa data hasil post test kelompok dari pada rata-rata post test prestasi belajar siswa
kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi Kelompok kontrol. Sebaliknya jika thitung < ttabel
normal. maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti
bahwa rata-rata post test prestasi belajar siswa
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
Kelompok eksperimen sama dengan rata-rata post
Data Lo Ltabel Kesimpulan test prestasi belajar siswa Kelompok kontrol.
Post Test Kontrol 0,211 0,258 Normal Hasil dari uji t yang dilakukan dengan bantuan
Post Test Eksperimen 0,151 0,258 Normal program Microsoft Excel 2013 dijabarkan pada
Tabel 6.
Hasil Uji Homogenitas Data Tabel 6. Hasil Uji t
Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui kehomogenan kelompok data yang thitung dk p ttabel
Equal Variances
berasal dari suatu populasi. Pada penelitian ini uji 1,787 18 0,045 1,734
Assumed
homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
F (Fisher) dengan bantuan program Microsoft
Berdasarkan Tabel 6. hasil analisis uji t
Excel 2013. Kriteria yang digunakan adalah jika
menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 1,787 dan
harga Fhitung data lebih besar dari harga Ftabel.
harga p 0,045. Nilai ttabel untuk hipotesis satu ekor
Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan
dengan α 0,05 dan dk 18 adalah 1,734. Hal ini
program Microsoft Excel 2013, hasil yang
menunjukan bahwa thitung > ttabel yang berarti H0
diperoleh dijelaskan pada Tabel 5.
ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas kekeputusan bahwa prestasi belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran PBL lebih
Data Varians Fhitung Ftabel besar dari prestasi belajar siswa yang menggunakan
Post Test Kontrol 67,527 model pembelajaran konvensional pada mata
1,48 3,18
Post Test Eksperimen 45,549 pelajaran Praktik Pemesinan CNC.
Hasil rata-rata skor post test kelompok
Berdasarkan Tabel 5. harga Fhitung data kontrol 84,56 dan kelompok eksperimen 90,57
penelitian 1,48 dan harga Ftabel 3,18. Karena harga memperkuat bukti bahwa prestasi belajar mata
Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel maka dapat pelajaran Praktik Pemesinan CNC dengan
disimpulkan bahwa data post test prestasi belajar menggunakan model pembelajaran PBL lebih
siswa kelompok eksperimen-kontrol bersifat tinggi dibanding dengan menggunakan model
homogen (sama). pembelajaran konvensional. Tingginya rata-rata
prestasi belajar siswa dengan menggunakan
Pengujian Hipotesis model pembelajaran PBL menunjukan bahwa
Uji hipotesis dilakukan ketika data dari siswa dapat membuat program CNC dengan baik,
tes prestasi belajar telah terkumpul. Pengujian sehingga saat siswa diberikan post test siswa
hipotesis ini menggunakan uji t dengan bantuan mudah dalam mengerjakannya.
program Microsoft Excel 2013. Uji t digunakan
untuk membandingan rata-rata prestasi belajar Hasil Observasi
Kelompok eksperimen dengan rata-rata prestasi Hasil observasi proses pembelajaran PBL
belajar kelompok kontrol. Hipotesis pada penelitian pertemuan pertama diketahui bahwa penggunaan
ini merupakan hipotesis satu ekor (one tailed). model pembelajaran PBL sudah sesuai sintaks
Kriteria diterimanya hipotesis adalah jika dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, pada materi pembelajaran pemrograman gerak
lurus mesin frais CNC. Pada tahap mengorientasi
Pengaruh problem based (M. Fachturazak Hafid dan Bambang Setiyo H.P.) 253
penyampaian materi tidak ada yang terlewat dan soal tes dibanding dengan kelompok kontrol.
demonstrasi pengerjaan program pemesinan CNC Dengan kemudian dapat diambil keputusan
telah dilaksanakan. Pada tahap mengorganisasi bahwa prestasi belajar mata pelajaran Praktik
pembuatan kelompok diskusi dan pemberian Pemesinan CNC siswa yang menggunakan model
tugas pembuatan program sudah terlaksana pembelajaran PBL lebih tinggi dari siswa yang
dengan baik. Pada tahap menyelidiki siswa sudah menggunakan model pembelajaran konvensional
melakukan eksperimen membuat program dan di kelas XII Program Keahlian Teknik Pemesinan
mengidentifikasi masalah yang muncul. Pada tahap SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
mengolah data siswa sudah dapat menerapkan
alternatif penyelesaian terhadap program yang SIMPULAN DAN SARAN
telah dibuat. Pada tahap mengevaluasi siswa
Simpulan
bersama pengajar secara aktif mengevaluasi Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
pemecahan masalah dan menyimpulkan materi. dijabarkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
Hasil observasi pertemuan kedua diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada kelas yang
penggunaan model pembelajaran PBL sudah menggunakan model pembelajaran problem based
sesuai sintaks dan RPP yang ada dengan materi learning memiliki rata-rata 90,57. Tingginya
pembelajaran pemrograman gerak melingkar prestasi belajar tersebut dikarenakan siswa lebih
mesin frais CNC. Terdapat perbedaan alokasi lama terlibat langsung dalam mengidentifikasi
waktu pada penyampaian materi karena beberapa sampai menyelsaikan masalah sehingga siswa
dasar pemrograman CNC sudah diajarkan. Proses jadi lebih berpengalaman dalam permasalahan
pembelajaran berlangsung sama seperti pertemuan pembuatan program CNC. Selain itu melalui
sebelumnya, perbedaannya terdapat pada materi kegiatan pemecahan masalah tersebut, siswa lebih
yang diajarkan dan permasalahan yang dihadapi termotivasi memecahkan permasalahan selanjutnya.
siswa. Pada pertemuan kedua ini siswa juga lebih Prestasi belajar siswa pada kelas yang
termotivasi dalam menyelesaikan masalah. Secara menggunakan model pembelajaran konvensional
keseluruhan pelaksanaan model pembelajaran memiliki rata-rata 84,56. Prestasi belajar kelas
PBL sudah sesuai dengan sintaks dan RPP yang tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
telah dibuat. prestasi belajar kelas yang menggunakan model
pembelajaran PBL pada mata pelajaran Praktik
Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Pemesinan CNC.
Prestasi Belajar Praktik Pemesinan CNC Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Permasalahan pada proses pembelajaran pada penggunaan PBL terhadap prestasi belajar
PBL membuat siswa menjadi lebih lama terlibat siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil analisis uji t
langsung dalam mengidentifikasikan hingga diperoleh harga thitung 1,787 dan p 0,045. Prestasi
menyelesaikan permasalahan. Lamanya keterlibatan belajar siswa kelompok eksperimen mata
langsung siswa dalam permasalahan tersebut pelajaran Praktik Pemesinan CNC yang
membuatnya lebih berpengalaman dalam menggunakan model pembelajaran PBL di SMK
permasalahan pembuatan program CNC. Setelah Muhammadiyah 3 Yogyakarta lebih tinggi.
menyelesaikan permasalahan siswa juga menjadi
termotivasi untuk menyelesaikan permasalahan
Saran
selanjutnya mengenai pemrograman CNC. Dengan Berdasar hasil penelitian dan kesimpulan,
siswa yang lebih berpengalaman serta termotivasi maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas
dalam pembuatan program CNC, prestasi belajar untuk mengembangkan pembelajaran Praktik
siswapun akan meningkat. Pemesinan CNC menggunakan model
Berdasar uraian tersebut, dapat diketahui pembelajaran PBL, agar didapatkan proses
bahwa siswa kelompok eksperimen tidak pembelajaran yang lebih efektif dan meningkatkan
mengalami banyak kesulitan dalam mengerjakan
254 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume 6, Nomor 4, Tahun 2018
prestasi belajar mata pelajaran Praktik Pemesinan
CNC siswa SMK.
DAFTAR PUSTAKA
Arends. (1997). Model-Model Pembelajaran
Inovatif berorientasi Konstuktivitis.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Aunurrahman. (2011). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Purwoko. (2008). Pengembangan Media Mesin
CNC Virtual TU-3A Sebagai Media
Pembelajaran Mata Kuliah Pemesinan NC.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, 17 (1), 1-22.
Raharjo. (2015). Pengaruh Metode Problem
Based Learning dan Direct Teaching
Terhadap Hasil Belajar Alat Ukur. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 5
(2), 171-182.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yulianto. (2015). Penerapan Metode Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Gambar Teknik. Jurnal
Pendidikan Teknik Mesin 3 (4), 287-294.