Pengauditan Dan Jasa Asurans
Pengauditan Dan Jasa Asurans
Oleh :
KELOMPOK 13
Universitas Udayana
2021
1. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik
Pengauditan
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu audit
laporan keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional.
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai
keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan sesuai dengan
kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Asumsi yang mendasari suatu audit laporan
keuangan adalah bahwa laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak
untuk berbagai tujuan.
2. Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti
prosedur atau aturan tertentu yang ditentukan oleh pihak yang berwenang. Hasil audit
kepatuhan dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu yang lebih tinggi yang ada di
dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.
3. Audit Operasional
Audit Operasional adalah pengkajian atau review atas setiap bagian dari prosedur da
metoda yang ditetapkan suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas.
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu auditor pemerintah, auditor internal, dan
auditor independen.
1) Auditor Pemerintah
Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara
pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dari pasal 23 ayat 5 undang-undang
dasar 1945.
2) Auditor Internal
Auditor Internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas (perusahaan) dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Auditor Internal berkewajiban
memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan efektivitas perusahaan.
b. Jasa Perpajakan
Jasa ini membantu perusahaan dalam membuat laporan keuangan dan juga membantu
perusahaan dari segi laporan perpajakan baik itu pajak penghasilan badan (Pph
Badan) maupun pajak penghasilan (Pph) setiap kerjawan di perusahaan tersebut.
c. Jasa Konsultasi Manajemen
3. Perkembangan Audit
Sejarah Audit
Audit sudah dikenal dahulu pada zaman Mesopotamia dengan ditemukannya simbol-
simbol pada angka-angka transaksi keuangan seperti titik, cek list, dan lain-lain. Di Mesir
audit terlihat dari beberapa transaksi keuangan yang diperiksa oleh auditor. Di Yunani
menerapkan audit namun untuk posisi ini kerajaan menempatkan para budak agar jika ada
penyimpangan mudah untuk mencari informasi dengan cara menyiksa para budak
tersebut. Dan di Romawi, audit menggunakan sistem "dengar transaksi keuangan", jadi
setiap transaksi disaksikan oleh auditor.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, audit sendiri dikenal sebagai pemeriksa
tentang kegiatan operasional, transaksi keuangan serta kepatuhan terhadap peraturan atau
kebijakan perusahaan (System Operational Procedure) dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-
undang yang disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan
publik harus diaudit.Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar
modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC). Ketika fungsi audit
mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan model Inggris turut diadopsi pula
meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di
Inggris. Tidak adanya peraturan undang-undang tentang audit atas laporan menyebabkan
audit pada abad ke sembilanbelas menjadi beraneka-ragam, kadang-kadang hanya
meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas semua rekening yang ada pada
perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam.
Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Akuntansi baru mulai dikenal
di Indonesia setelah tahun 1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan
dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan
tinggi.
Perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut
hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat.
Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu
perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan
publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik. Pada tahun yang
sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkatkan peran
akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual
di pasar modal (perusahaan publik).
Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar
audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)dan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk IAI secara
terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dalam
organisasi internal IAI terjadi berbagai perubahan, terakhir pada tahun 2007
Kompartemen Akuntan Publik memisahkan diri dari IAI dan membentuk Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi mandiri. Standar Profesional Akuntan Publik
hasil karya IAI dilajutkan oleh IAPI dan dengan sedikit modifikasidan pemutahiran yang
dilakukan pada bulan Maret 2011. Sementara itu pada tahun 2011 telah diundangkan pula
Undang-undang Akuntan Publik.
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat.Banyak kesalahpahaman
yang terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan
benar.kesalahpahaman masyarakattidak saja mengenai makna pendapat auditor atas
laporan keuangan yang diperiksanya, tetap juga mengenai perbedaan antara berbagai jenis
audit yang bisa dilakukan oleh seorang auditor.
Audit dilakukan tentunya memiliki tujuan tertentu. Mengacu pada pengertian audit di
atas, adapun tujuan audit adalah sebagai berikut:
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,
sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan
tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi
bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi,
dan praktik yang telah disetujui dan diterima.