Anda di halaman 1dari 15

Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................3
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3  Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................4
1.4  Manfaat Penulisan Makalah.............................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Wawasan Nasional, Wawasan Nusantara, dan Geopolitik.............................5
2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Wawasan Nusantara....................................................5
2.3 Pembentukan Wawasan Nusantara dan Unsur Pembentuknya.........................................8
2.4 Penerapan Wawasan Nusantara......................................................................................10
2.5 Indonesia Mencapai Tujuan Nasional.............................................................................11
2.6 Pengertian Persatuan dan Kesatuan.................................................................................11
2.7 Hubungan Wawasan Nusantara dengan Persatuan dan Kesatuan...................................11
2.8 Contoh Kasus di Indonesia dalam Kaitannya dengan Wawasan Nusantara terutama
Persatuan/Kesatuan...............................................................................................................12
BAB IV. PENUTUP.................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................16
4.2 Saran................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17

1|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan


BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhinneka, negara Indonesia
memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi
dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam. Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air sebagaimana telah diperjuangkan oleh para
pendiri bangsa ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia
tercermin dalam momentum Sumpah Pemuda tahun 1928. Kemudian dilanjutkan dengan
perjuangan kemerdakaan yang puncaknya terjadi pada saat merdeka.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksidan
interelasi dengan lingkungan sekitarnya (regional atau internasional). Dalam hal ini bangsa
Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang –
ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita – cita serta tujuan
nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada
wujud wilayah nusantara sehingga disebut wawasan nusantara.
Dewasa ini, semakin banyak kasus-kasus yang terjadi terutama kasus penyimpangan
terhadap hukum dalam keseharian bernegara. Kasus ini merupakan suatu cerminan bagi
warga negara terhadap implementasi wawasan nusantara. Selain itu kasus ini juga menjadi
tolok ukur apakah suatu kesatuan dan persatuan bangsa sudah diperjuangkan dengan baik atau
belum. Tercapainya tujuan nasional dengan melibatkan ketahanan nasional sebagai landasan
konsepsional negara juga dapat dilihat. Dari permasalahan ini penulis mengangkat topik
persatuan dan kesatuan untuk mengkaji setiap permasalahan di Indonesia yang berhubungan
dengan wawasan nusantara, memaparkan setiap teori yang ada dan mencari hubungan serta
menganalisa antara teori dengan kenyataan yang terjadi.

1.2  Rumusan Masalah
a. Apa pengertian wawasan nasional, wawasan nusantara, dan geopolitik?
b. Faktor-faktor apa yang memengaruhi wawasan nusantara?
c. Bagaimana wawasan nusantara dibentuk dan unsur pembentuknya?
d. Bagaimana implementasi/penerapan dari wawasan nusantara?
e. Bagaimana indonesia mencapai tujuan nasional?
f. Apa pengertian persatuan dan kesatuan?
g. Apa hubungan wawasan nusantara dengan persatuan dan kesatuan?

2|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan


h. Bagaimana contoh kasus di Indonesia dalam kaitannya dengan wawasan nusantara
terutama persatuan/kesatuan?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah


a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
b. Memberikan penjelasan mengenai wawasan nusantara, hubungannya dengan persatuan dan
kesatuan, dan penerapan dari wawasan nusantara, serta kaitannya dengan kasus yang
terjadi dalam kehidupan bernegara,

1.4  Manfaat Penulisan Makalah


a. Menambah pengetahuan pembaca baik mahasiswa maupun masyarakat umum mengenai
wawasan nusantara terutama persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

3|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan


BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wawasan Nasional, Wawasan Nusantara, dan Geopolitik


Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang,
meninjau, atau melihat. Sedangkan ‘wawasan’ berarti cara pandang dan cara tinjau, atau cara
melihat. Istilah nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang artinya pulau-pulau, dan ‘antara’ yang
berarti diapit di antara dua hal. Istilah Nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau di Indonesia yang terletak di antara samudera Pasifik
dan samudera Indonesia serta di antara benua Asia dan Australia.
Wawasan nasional diartikan sebagai cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi
dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sementara
wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah
Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Wawasan nusantara kini menjadi bimbingan bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan
kehidupannya untuk mengisi kemerdekaan serta mencapai tujuan nasionalnya. Wawasan
Nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan
dan kesatuan.
Geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik (Political
Geography). Istilah ini lalu dikembangkan oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer
(1869-1964) dari Jerman menjadi Geographical Politic dan disingkat Geopolitik. Perbedaan
Geopolitik dan Bumi Politik memusatkan pada titik perhatiannya apakah pada bidang geografi
atau politik. Ilmu bumi politik mempelajari fenomena geografi dari aspek politik sedangkan
geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.

2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Wawasan Nusantara


a. Wilayah (geografi)
Wawasan nusantara mencakup faktor geografi terutama dari wilahyahnya sendiri yakni
Indonesia. Indonesia sendiri diartikan sebagai “Indo” yang berarti India dan “nesos” yang
berarti pulau. Indonesia berarti kepulauan India secara harafiah. Masyarakat Indonesia ini
menyukai panggilan ini meskipun orang asing yang telah menemukannya. Istilah indonesia
sendiri diciptakana oleh Ilmuwan J.R. Logan pada 1850 dalam Journal of the Indian
Archipelago and East Asia.

4|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan


Berdasarkan konvensi hukum laut internasional, Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki
pembagian laut sebagai berikut:
 Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
 Laut teritorial adalah salah satu wilayah laut yang lebarnya tidak lebih dari 12 mil laut
diukur dari garis pangkal sementara garis pangkal adalah garis air surut terendah
sepanjang pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang
menghubungkan titik titik terluar dari dua pulau dengan batas-batas tertentu sesuai
konvensi ini.
 Perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis
pangkal
 Zona Ekonomi Ekskulsif (ZEE) tidak boleh lebih dari 200 mil laut dan garis pangkal.
 Landas Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya yang
terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya.
Wilayah Indonesia terdiri atas 17.508 pulau dari berbagai ukuran dengan 6.044 pulau sudah
bernama. Luas wilayah indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km 2 yang terdiri dari daratan
seluas 2.028.087 km2 dan perairan 3.166.163 km2.
b. Geopolitik dan Geostrategi
Telah dijelaskan diatas bahwa geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam
menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Menurut Rudolf
Kjellen negara merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik, ekonomi politik,
kratopolitik, dan sosiopolitik. Pandangan geopolitik bangsa Indonesia sendiri didasarkan pada
nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam
Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia menolak paham ekspansionisme dan adu kekuatan
yang berkembang di Barat, sebagaimana yang dikemukakan Kjellen dalam rangka
mempertahankan negara dan mengembangkannya. Bangsa Indonesia juga menolak paham
rasialisme, karena semua manusia mempunyai martabat yang sama dan semua bangsa memiliki
hak dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang
universal.
Strategi adalah politik dalam pelaksanaan yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau
sasaran yang ditetepkan sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi merupakan upaya
pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya
didasari intuisi, perasaan, dan hasil pengalaman. Strategi pada hakikatnya adalah ilmu dimana

5|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan


prosedurnya selalu berkaitan dengan data dan fakta yang ada. Seni dan ilmu digunakan
sekaligus untuk membina atau mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan
tindakan.
c. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya
Wilayah negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia Belanda
berdasarkan ketentuan dalam “Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie” tahun 1939
tentang batas wilayah laut territorial Indonsia. Pada masa tersebut wilayah negara Republi
Indonesia bertumpu pada wilkayah daratan pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau
selat di antara pulau-pulau itu. Wilayah laut territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap
pulau hanya ditambah perairan sejauh 3 mil di sekelilingnya. Pada 13 Desember 1957
dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan
tujuan sebagai berikut.
 Perwujudan bentuk wilayah NKRI yang utuh dan bulat
 Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas negara
kepulauan.
 Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin kesalamatan dan keamanan
NKRI
Asas kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurisprudensi Mahkamah Internasional pada 1951
ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara Inggris dan Norwegia. Deklarasi Juanda
kemudian dikukuhkan dengan UU No 4/Prp/1960 tanggal 18 Februari 1960, tentang perairan
Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk wilayah nasional dan cara perhitungannya. Laut
territorial diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau terluar yang saling dihubungkan.
Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan konsepsi politik yang berdasarkan
konsep wilayah. Deklarasi ini diopandang pula sebagai upaya untuk mengesahkan Wawasan
Nusantara. Asas –asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontnen adalah
sebagai berikut:
 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah
milik eksklusif negara RI
 Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis bataas landas kontinen dengan
negara-negara tetangga melalui perundingan
 Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang ditarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara tetangga
 Klaim tersebut tidak memengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas kontinen
Indonesia maupun udara di atasnya.

6|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan


Pengumuman pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi pada 21 Maret
1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia.
Alasan-alasan dibuat ZEE adalah:
 Persediaan ikan yang semakin terbatas
 Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
 ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional
Konvensi hukum laut internasional II di New York pada 1982 mengakui asas Negara
Kepulauan serta menetapkan asas-asas pengukuran ZEE. Pemerintah dan DPR negara RI
kemudian menetapkan UU nNo 5 Tahun 1983 tentang ZEE, UU No 17 tahun 1985 tentang
Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986 Indonesia telah tercatat sebagai salah satu dari 25
negara yang telah meratifikasi UNCLOS.

2.3 Pembentukan Wawasan Nusantara dan Unsur Pembentuknya


Adapun unsur pembentuk wawasan nusantara yakni sebagai berikut
a. Wadah
 Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat
gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu Nusantara
dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya. Letak geografis
negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia,
dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini
menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
 Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut bentuk
dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan.
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat
yang dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan
bersadarkan UUD 1945.
 Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang
harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organisasi
masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara.
b. Isi Wawasan Nusantara
Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
7|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan
 Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-cita dan
tujuan nasional.
 Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia meliputi :
 Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan :
o Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
o Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
o Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh menyeluruh
meliputi :
o Satu kesatuan wilayah nusantara.
o Satu kesatuan politik.
o Satu kesatuan sosial-budaya.
o Satu kesatuan ekonomi.
o Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem yang terpadu.
o Satu kesatuan kebijakan nasional.
c. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri dari tata laku tata laku
batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang
baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan , perbuatan, dan
perilaku dari bangsa idonesia.
Kedua segi tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada
bangga dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalam segala aspek
kehidupan nasional.

2.4 Penerapan Wawasan Nusantara


Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :

8|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan


a. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan
nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
b. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional
 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap
batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup
sekaligus karunia Tuhan, serta menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun
dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau kepercayaan,serta
golongan berdasarkan status sosialnya.
 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap
bela negara pada tiap warga negara Indonesia.
 Implementasi wawasan nusantara dalam bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi
nusantara di forum internasional. Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial Indonesia.
Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut menghasilkan sumber daya alam
yang mencakup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan luas wilayah
tersebut dapat diterima oleh dunia internasional terutama negara tetangga yang dinyatakan
dengan persetujuan yang dicapai.

2.5 Indonesia Mencapai Tujuan Nasional


Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah pada pencapaian tujuan
nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi wawasan
nasional. Wawasan nasional Indonesia menumbuhkan dorongan dan rangsangan untuk
mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional. Upaya pencapaian tujuan
nasional dilakukan dengan pembangunan nasional yang juga harus berpedoman pada
wawasan nasional.

9|Wawasan Nusantara- Persatuan dan Kesatuan


Dalam proses pembangunan nasional untuk mencapai tujuan nasional selalu akan
menghadapi berbagai kendala dan ancaman. Untuk mengatasi perlu dibangun suatu kondisi
kehidupan nasional yang disebut ketahanan nasional. Keberhasilan pembangunan nasional
akan meningkatkan kondisi dinamik kehidupan nasional dalam wujud ketahanan nasional
yang tangguh, sebaliknya ketahanan nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan
nasional semakin baik.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang merupakan
pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional sedangkan ketahanan
nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional
tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan
Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional
merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggara
kehidupan berbangsa dan bernegara agar tujuan nasional negara tercapai.

2.6 Pengertian Persatuan dan Kesatuan


Persatuan dan kesatuan memiliki satu arti (sering ditulis persatuan/kesatuan) dan berasal
dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan/kesatuan mengandung
arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh
dan serasi.” Sedangkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa
yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

2.7 Hubungan Wawasan Nusantara dengan Persatuan dan Kesatuan


a. Peranan Pancasila
Pancasila mempunyai sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Pancasila yang
merupakan dasar negara Republik Indonesia juga merupakan dasar bagi berdirinya Wawasan
Nusantara. Sehingga persatuan kesatuan bangsa Indonesia mendasari berdirinya Wawasan
Nusantara demi tercapainya tujuan nasional. Persatuan dan kesatuan bangsa harus tetap dijaga
sebagai bentuk implementasi dari wawasan nusantara yang berarti pengamalan pancasila yang
benar. Contoh dari sikap ini adalah rasa bela negara yang ditumbuhkan dari masing-masing
individu.
b. Peranan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku
Hukum dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia bertujuan bagi
terlaksananya tujuan nasional, sekaligus menjadi unsur-unsur pembentuk wawasan nusantara

10 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
maupun menjadi faktor penentu wawasan nusantara. Contohnya saja dalam diberlakukannya
batas teritorial laut di Indonesia. Peraturan perundang-undangan membuat faktor wilayah dari
pembentuk wawasan nusantara. Selain itu, dengan adanya konsep kepulauan, lautan di
Indonesia membuat pulau-pulau menjadi satu kesatuan dan bukan sebaliknya yaitu
memisahkan pulau-pulau. Agar kesatuan dan persatuan dapat dibentuk, diberlakukanlah
peraturan perundang-undangan.
c. Peranan Pemerintah
Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik dan pemerintahan akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut hanya dapat diwujudkan jika
wujud dari pemerintah baik dan terpercaya sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat. Sehingga
pemerintah di sini merupakan wujud kedaulatan rakyat paling utama dimana mereka adalah
sosok yang mampu mengemban negara menuju tujuan nasionalnya. Dalam hal ini termasuk
juga kekuatan bagi negara (pemerintah) dalam menciptakan sistem pertahanan dan keamanan
untuk menjaga kesatuan negara republik Indonesia. Pertahanan dan keamanan sebagai
landasan konsepsional NKRI tertuang dalam ketahanan nasional. Ketahanan nasional yang
baik akan mendukung pembangunan nasional sehingga tujuan negara tercapai.
d. Wawasan Nusantara sebagai Prinsip yang Mendasari Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Dengan Wawasan Nusantara, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka
kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Manusia Indonesia
juga merasa berada dalam satu kesatuan, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air,
serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.

2.8 Contoh Kasus di Indonesia dalam Kaitannya dengan Wawasan Nusantara terutama
Persatuan/Kesatuan
a. Dua orang terduga teroris tewas dalam peristiwa penembakan di Poso
Tim gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala terlibat baku
tembak dengan terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (22/3/2016) pagi. Dua orang
terduga teroris tewas dalam peristiwa tersebut. Jam 10.00 WITA tadi, terjadi kontak tembak
dan dua orang tidak dikenal itu tewas di sana. Baku tembak terjadi di Sektor IV, dekat Napu.
Peran pemerintah terutama satuan pertahanan dan keamanan berupa TNI dan Polri sangat
besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini terutama untuk mewujudkan
ketahanan nasional yang menjadi landasan konsepsional negara Republik Indonesia. Dalam
kasus di atas TNI-Polri melakukan tugasnya dengan baik, untuk mengamankan negara dari
Terorisme. Hal ini berarti sejalan dengan tujuan nasional yang utama yaitu untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kelemahan yang terjadi
11 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
adalah jika sebenarnya orang yang ditembak bukan teroris dan proses pencarian terhambat. Ini
karena ternyata Santoso diyakini berada di pedalaman hutan untuk bersembunyi. Tewasnya
kedua orang bukan berarti mendekatkan tim untuk menangkap Santoso. Ini berarti jika para
petugas pertahanan dan keamanan lalai atau lengah dalam menjalankan tugasnya, keadaan
menjadi kacau dan kesatuan negara pun rawan patah. Dari sini juga dapat terlihat bahwa
teroris yang hadir adalah salah satu perwujudan dari penolakan akan kesatuan dan persatuan
karena merupakan suatu pemberontakan yang memecah belah NKRI.
b. Evaluasi Kinerja Densus 88 Diusulkan Dibahas dalam Revisi UU Terorisme
Hasil investigasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)
menemukan beberapa indikasi pelanggaran hukum yang dilakukan Detasemen Khusus
Antiteror 88 Polri saat melakukan penindakan. Kontras mengusulkan agar evaluasi kinerja
Densus 88 dibahas dalam pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang
Tindak Pidana Terorisme. Kepala Divisi Pembelaan Hak Sipil dan Politik Kontras Putri
Kanesia dalam konferensi pers di Sekretariat Kontras, Jakarta, Sabtu (26/3/2016) mengatakan
bahwa pihak kontras mendesak agar pemerintah dan DPR yang membahas RUU Terorisme,
juga membahas soal evaluasi kinerja Densus 88.
Undang-undang sebagai alat tata hukum negara hendaknya diatur dengan baik. Maka perihal
revisi UU Terorisme yang mengevaluasi kinerja Densus 88 agar sesuai prosedur hukum yang
berlaku seharusnya mendapat sambutan baik. Pada masalah ini densus 88 bertindak sebagai
alat pemerintahan untuk mengamankan negara dari terorisme. Pengawasan terhadap alat
pertahanan negara yang kurang serta undang-undang yang tidak mengatur kinerja mereka
justru berdampak akan retaknya persatuan di negara Indonesia sehingga apa yang
diperjuangkan menuju tujuan nasional tidak tercapai. Setiap manusia dalam hal ini warga sipil
sudah sepantasnya mendapat perlindungan HAM, bukan mendapat ancaman yang
menyebabkan ketakutan berkepanjangan. Pihak Detasemen 88 juga hendaknya melindungi
rakyat dan bukan sebaliknya menjadi terror dan ancaman bagi rakyat itu sendiri. Dari sini
dapat terlihat bahwa setiap peraturan perundang-undangan merupakan alat tata negara yang
hendaknya disusun dengan baik agar semua komponen berjalan dengan baik.
c. Kontras: Densus 88 Langgar Hukum dalam Kasus Siyono
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menemukan
adanya indikasi pelanggaran administrasi yang dilakukan Detasemen Khusus Antiteror 88
Polri, dalam kasus penangkapan Siyono. Densus 88 melanggar hukum acara pidana, Tidak
ada surat dari Densus kalau penangkapan itu sah, tidak ada surat penangkapan, apalagi surat
penggeledahan. Siyono adalah seorang terduga teroris di Klaten, Jawa Tengah. Menurut
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan, Siyono sempat menyerang
12 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
polisi di mobil. Pergulatan itu yang menyebabkan Siyono meninggal dunia. Menurut Wira,
saat Siyono ditangkap pada 8 Maret 2016, anggota Densus tidak menunjukkan surat
penangkapan dan penahanan. Kemudian, saat melakukan penggeledahan di kediaman Siyono,
anggota Densus juga tidak menunjukkan surat penggeledahan. Wira mengatakan,
penangkapan yang tidak jelas tersebut menyulitkan keluarga untuk meminta bantuan hukum.
Selain itu, orangtua Siyono juga diintimidasi untuk menandatangani surat yang berisi
pernyataan bahwa keluarga tidak akan menuntut dan melakukan upaya hukum.

Ketaatan terhadap hukum Indonesia masih sulit dicapai baik dari warga sipil maupun
aparat pemerintahan. Hal ini bisa disebabkan dua faktor: lemahnya hukum dan
pengawasannya akibat tidak ada pasal peraturan perundang-undangan yang mengatur,
ataupun kesadaran pribadi yang rendah dalam menaati hukum tersebut. Dalam kasus ini lagi-
lagi Densus 88 juga tidak melakukan tugasnya secara benar. Terjadi penangkapan,
penggeledahan dan penahanan secara tidak benar/di luar prosedur. Penangkapan teroris bukan
hanya bertujuan untuk menghapus ancaman-ancaman yang terdapat di negara kita, tetapi juga
menjamin keadilan dalam persatuan. Makna keadilan di sini yaitu penghargaan terhadap
HAM dan kesamaan warga negara di dalam hukum. Artinya setiap warga negara berhak atas
hukuman yang sesuai dengan tindakan pidananya. Hukuman tersebut bukan menjadi
penghalang bagi HAM tersebut untuk ditegakkan tetapi justru menguatkan HAM. Hukuman
mati dalam hal ini tidak diizinkan karena prosedur yang diberikan tidak tepat dan tidak
sebanding dengan perbuatan yang dilakukan. Kendati memegang kendali atas keamanan, para
petugas pemerintahan hendaknya mengikuti prosedur yang sesuai yaitu misalkan dengan
memberikan surat tersangka. Selain itu, terlepas dari kesadaran pribadi beberapa aturan yang
menyangkut pertahanan dan keamanan perlu dievaluasi dan direvisi kembali agar keadilan
dan persatuan sesama warga negara terjamin.

13 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
Kesimpulan dari makalah ini adalah:

 Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
 Persatuan/kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
 Persatuan dan kesatuan harus dijaga sebagai upaya bela negara sebagai bentuk implementasi
wawasan Nusantara. Sebaliknya, wawasan Nusantara juga perlu dihayati dan diterapkan
sehingga tercapai tujuan nasional, serta pemahaman nilai Pancasila yang salah-satunya
adalah persatuan dan kesatuan dapat terwujud.
 Pada praktiknya di Indonesia, penerapan wanus sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan
nasional yang dibarengi dengan ketahanan nasional masih belum sepenuhnya berhasil.
Terdapat beberapa kesalahan dari segi undang-undangnya, pemerintahannya, maupun
kesadaran masing-masing individu. Solusi yang baik mulai dari membenahi kesadaran akan
hukum di Indonesia, kemudian membenahi pemerintahan dan undang-undang yang berlaku
dengan terus mengadakan pengawasan, evaluasi dan revisi secara berkala.

4.2 Saran.
Saran bagi kemajuan makalah ini adalah:
 Perlu ditambah beberapa literatur agar memperkaya isi makalah.
 Multi-sumber yakni mencantumkan pendapat dari orang yang berbeda.
 Sebaiknya pemahaman akan kasus yang terjadi di Indonesia perlu ditingkatkan agar dalam
analisa dapat memberikan hasil yang tuntas dan dalam.

14 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, H. dan Zubaidi, H. A. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2524/1/teroris.di.poso?
utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=ktopird (terakhir diakses pada 27 Maret
2016, Pukul 09.48)
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?
ver=12&idmateri=67&lvl1=10&lvl2=1&lvl3=0&kl=8 (terakhir diakses pada 27 Maret 2016, Pukul
09.35)

15 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n

Anda mungkin juga menyukai