Kata Pengantar............................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan Makalah.............................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Wawasan Nasional, Wawasan Nusantara, dan Geopolitik.............................5
2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Wawasan Nusantara....................................................5
2.3 Pembentukan Wawasan Nusantara dan Unsur Pembentuknya.........................................8
2.4 Penerapan Wawasan Nusantara......................................................................................10
2.5 Indonesia Mencapai Tujuan Nasional.............................................................................11
2.6 Pengertian Persatuan dan Kesatuan.................................................................................11
2.7 Hubungan Wawasan Nusantara dengan Persatuan dan Kesatuan...................................11
2.8 Contoh Kasus di Indonesia dalam Kaitannya dengan Wawasan Nusantara terutama
Persatuan/Kesatuan...............................................................................................................12
BAB IV. PENUTUP.................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................16
4.2 Saran................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian wawasan nasional, wawasan nusantara, dan geopolitik?
b. Faktor-faktor apa yang memengaruhi wawasan nusantara?
c. Bagaimana wawasan nusantara dibentuk dan unsur pembentuknya?
d. Bagaimana implementasi/penerapan dari wawasan nusantara?
e. Bagaimana indonesia mencapai tujuan nasional?
f. Apa pengertian persatuan dan kesatuan?
g. Apa hubungan wawasan nusantara dengan persatuan dan kesatuan?
10 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
maupun menjadi faktor penentu wawasan nusantara. Contohnya saja dalam diberlakukannya
batas teritorial laut di Indonesia. Peraturan perundang-undangan membuat faktor wilayah dari
pembentuk wawasan nusantara. Selain itu, dengan adanya konsep kepulauan, lautan di
Indonesia membuat pulau-pulau menjadi satu kesatuan dan bukan sebaliknya yaitu
memisahkan pulau-pulau. Agar kesatuan dan persatuan dapat dibentuk, diberlakukanlah
peraturan perundang-undangan.
c. Peranan Pemerintah
Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik dan pemerintahan akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut hanya dapat diwujudkan jika
wujud dari pemerintah baik dan terpercaya sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat. Sehingga
pemerintah di sini merupakan wujud kedaulatan rakyat paling utama dimana mereka adalah
sosok yang mampu mengemban negara menuju tujuan nasionalnya. Dalam hal ini termasuk
juga kekuatan bagi negara (pemerintah) dalam menciptakan sistem pertahanan dan keamanan
untuk menjaga kesatuan negara republik Indonesia. Pertahanan dan keamanan sebagai
landasan konsepsional NKRI tertuang dalam ketahanan nasional. Ketahanan nasional yang
baik akan mendukung pembangunan nasional sehingga tujuan negara tercapai.
d. Wawasan Nusantara sebagai Prinsip yang Mendasari Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Dengan Wawasan Nusantara, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka
kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Manusia Indonesia
juga merasa berada dalam satu kesatuan, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air,
serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
2.8 Contoh Kasus di Indonesia dalam Kaitannya dengan Wawasan Nusantara terutama
Persatuan/Kesatuan
a. Dua orang terduga teroris tewas dalam peristiwa penembakan di Poso
Tim gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala terlibat baku
tembak dengan terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (22/3/2016) pagi. Dua orang
terduga teroris tewas dalam peristiwa tersebut. Jam 10.00 WITA tadi, terjadi kontak tembak
dan dua orang tidak dikenal itu tewas di sana. Baku tembak terjadi di Sektor IV, dekat Napu.
Peran pemerintah terutama satuan pertahanan dan keamanan berupa TNI dan Polri sangat
besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini terutama untuk mewujudkan
ketahanan nasional yang menjadi landasan konsepsional negara Republik Indonesia. Dalam
kasus di atas TNI-Polri melakukan tugasnya dengan baik, untuk mengamankan negara dari
Terorisme. Hal ini berarti sejalan dengan tujuan nasional yang utama yaitu untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kelemahan yang terjadi
11 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
adalah jika sebenarnya orang yang ditembak bukan teroris dan proses pencarian terhambat. Ini
karena ternyata Santoso diyakini berada di pedalaman hutan untuk bersembunyi. Tewasnya
kedua orang bukan berarti mendekatkan tim untuk menangkap Santoso. Ini berarti jika para
petugas pertahanan dan keamanan lalai atau lengah dalam menjalankan tugasnya, keadaan
menjadi kacau dan kesatuan negara pun rawan patah. Dari sini juga dapat terlihat bahwa
teroris yang hadir adalah salah satu perwujudan dari penolakan akan kesatuan dan persatuan
karena merupakan suatu pemberontakan yang memecah belah NKRI.
b. Evaluasi Kinerja Densus 88 Diusulkan Dibahas dalam Revisi UU Terorisme
Hasil investigasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)
menemukan beberapa indikasi pelanggaran hukum yang dilakukan Detasemen Khusus
Antiteror 88 Polri saat melakukan penindakan. Kontras mengusulkan agar evaluasi kinerja
Densus 88 dibahas dalam pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang
Tindak Pidana Terorisme. Kepala Divisi Pembelaan Hak Sipil dan Politik Kontras Putri
Kanesia dalam konferensi pers di Sekretariat Kontras, Jakarta, Sabtu (26/3/2016) mengatakan
bahwa pihak kontras mendesak agar pemerintah dan DPR yang membahas RUU Terorisme,
juga membahas soal evaluasi kinerja Densus 88.
Undang-undang sebagai alat tata hukum negara hendaknya diatur dengan baik. Maka perihal
revisi UU Terorisme yang mengevaluasi kinerja Densus 88 agar sesuai prosedur hukum yang
berlaku seharusnya mendapat sambutan baik. Pada masalah ini densus 88 bertindak sebagai
alat pemerintahan untuk mengamankan negara dari terorisme. Pengawasan terhadap alat
pertahanan negara yang kurang serta undang-undang yang tidak mengatur kinerja mereka
justru berdampak akan retaknya persatuan di negara Indonesia sehingga apa yang
diperjuangkan menuju tujuan nasional tidak tercapai. Setiap manusia dalam hal ini warga sipil
sudah sepantasnya mendapat perlindungan HAM, bukan mendapat ancaman yang
menyebabkan ketakutan berkepanjangan. Pihak Detasemen 88 juga hendaknya melindungi
rakyat dan bukan sebaliknya menjadi terror dan ancaman bagi rakyat itu sendiri. Dari sini
dapat terlihat bahwa setiap peraturan perundang-undangan merupakan alat tata negara yang
hendaknya disusun dengan baik agar semua komponen berjalan dengan baik.
c. Kontras: Densus 88 Langgar Hukum dalam Kasus Siyono
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menemukan
adanya indikasi pelanggaran administrasi yang dilakukan Detasemen Khusus Antiteror 88
Polri, dalam kasus penangkapan Siyono. Densus 88 melanggar hukum acara pidana, Tidak
ada surat dari Densus kalau penangkapan itu sah, tidak ada surat penangkapan, apalagi surat
penggeledahan. Siyono adalah seorang terduga teroris di Klaten, Jawa Tengah. Menurut
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan, Siyono sempat menyerang
12 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
polisi di mobil. Pergulatan itu yang menyebabkan Siyono meninggal dunia. Menurut Wira,
saat Siyono ditangkap pada 8 Maret 2016, anggota Densus tidak menunjukkan surat
penangkapan dan penahanan. Kemudian, saat melakukan penggeledahan di kediaman Siyono,
anggota Densus juga tidak menunjukkan surat penggeledahan. Wira mengatakan,
penangkapan yang tidak jelas tersebut menyulitkan keluarga untuk meminta bantuan hukum.
Selain itu, orangtua Siyono juga diintimidasi untuk menandatangani surat yang berisi
pernyataan bahwa keluarga tidak akan menuntut dan melakukan upaya hukum.
Ketaatan terhadap hukum Indonesia masih sulit dicapai baik dari warga sipil maupun
aparat pemerintahan. Hal ini bisa disebabkan dua faktor: lemahnya hukum dan
pengawasannya akibat tidak ada pasal peraturan perundang-undangan yang mengatur,
ataupun kesadaran pribadi yang rendah dalam menaati hukum tersebut. Dalam kasus ini lagi-
lagi Densus 88 juga tidak melakukan tugasnya secara benar. Terjadi penangkapan,
penggeledahan dan penahanan secara tidak benar/di luar prosedur. Penangkapan teroris bukan
hanya bertujuan untuk menghapus ancaman-ancaman yang terdapat di negara kita, tetapi juga
menjamin keadilan dalam persatuan. Makna keadilan di sini yaitu penghargaan terhadap
HAM dan kesamaan warga negara di dalam hukum. Artinya setiap warga negara berhak atas
hukuman yang sesuai dengan tindakan pidananya. Hukuman tersebut bukan menjadi
penghalang bagi HAM tersebut untuk ditegakkan tetapi justru menguatkan HAM. Hukuman
mati dalam hal ini tidak diizinkan karena prosedur yang diberikan tidak tepat dan tidak
sebanding dengan perbuatan yang dilakukan. Kendati memegang kendali atas keamanan, para
petugas pemerintahan hendaknya mengikuti prosedur yang sesuai yaitu misalkan dengan
memberikan surat tersangka. Selain itu, terlepas dari kesadaran pribadi beberapa aturan yang
menyangkut pertahanan dan keamanan perlu dievaluasi dan direvisi kembali agar keadilan
dan persatuan sesama warga negara terjamin.
13 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Persatuan/kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Persatuan dan kesatuan harus dijaga sebagai upaya bela negara sebagai bentuk implementasi
wawasan Nusantara. Sebaliknya, wawasan Nusantara juga perlu dihayati dan diterapkan
sehingga tercapai tujuan nasional, serta pemahaman nilai Pancasila yang salah-satunya
adalah persatuan dan kesatuan dapat terwujud.
Pada praktiknya di Indonesia, penerapan wanus sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan
nasional yang dibarengi dengan ketahanan nasional masih belum sepenuhnya berhasil.
Terdapat beberapa kesalahan dari segi undang-undangnya, pemerintahannya, maupun
kesadaran masing-masing individu. Solusi yang baik mulai dari membenahi kesadaran akan
hukum di Indonesia, kemudian membenahi pemerintahan dan undang-undang yang berlaku
dengan terus mengadakan pengawasan, evaluasi dan revisi secara berkala.
4.2 Saran.
Saran bagi kemajuan makalah ini adalah:
Perlu ditambah beberapa literatur agar memperkaya isi makalah.
Multi-sumber yakni mencantumkan pendapat dari orang yang berbeda.
Sebaiknya pemahaman akan kasus yang terjadi di Indonesia perlu ditingkatkan agar dalam
analisa dapat memberikan hasil yang tuntas dan dalam.
14 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n
DAFTAR PUSTAKA
15 | W a w a s a n N u s a n t a r a - P e r s a t u a n d a n K e s a t u a n