Anda di halaman 1dari 11

Media Pembelajaran

Oleh :

Mohamad Firman, , Rise Trisana bela, Muhamad Lucky Firmansyah

(Mohamadfirman1210@gmail.com )

Abstrack

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi
verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum
berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian merupakan salah
satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis
kompetensi.

PENDAHULUAN

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evalution”. Dalam buku Essentials of
Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown dikatakan bahwa: evaluasi
adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Dari pendapat
tersebut maka evaluasi pendidikan adalah tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.Evaluasi tidak sama arti dengan
pengukuran (measurement). Menurut Wand dan Brown pengukuran adalah suatu tindakan atau
proses untuk menentukan luas atau kuantitas daripada sesuatu.Dari definisi evaluasi (penilaian)
dan definisi pengukuran (measurement) yang telah disebutkan. Maka dapat diketahui dengan
jelas perbedaan antara penilaian dan pengukuran. Penilaian akan memberikan jawaban terhadap
pertanyaan “how much”, sedangkan penilaian akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan
“what value”
.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan,


penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang
menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara
lain: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil
test), penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portfolio), dan penilaian diri.Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan
dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan
apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak
dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang
dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa
dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan

B. Tujuan Dan fungsi Penilaian

Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan,
maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal

a. Penilaian bersifat selektif

Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi
atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan,
antara lain:

 Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.


 Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
 Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
 Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b. Penilaian berfungsi diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka
dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu,
diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian,
sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari
cara untuk mengatasinya.

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat, adalah sistem belajar
sendir. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar,
baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lai. Sebagai alasan dari timbulnya
sistem ini adalah adnya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap
siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih
efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yag ada. Akan tetapi disebabkan karena
keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar
sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan,
adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok
mana seorang siswa harus ditempatkan, gunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang
mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.

d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu
faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem administrasi.

C. Prinsip Penilaian Kelas


a. Mengacu ke kemampuan (competency referenced)
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah
menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum. Materi
yang dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara langsung dengan indikator
pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup materi penilaian disesuaikan dengan
tahapan materi yang telah diajarkan serta pengalaman belajar siswa yang diberikan.
Materi penugasan atau ulangan harus betul-betul merefleksikan setiap kemampuan yang
ditargetkan untuk dikuasai siswa. Materi yang tidak langsung terkait dengan kemampuan
tidak perlu dicakup dalam penilaian di kelas. Namun demikian, guru tetap dapat mencatat
hal-hal tersebut sebagai bahan dalam melakukan analisis dan umpan balik hasil penilaian.

b. Berkelanjutan (continuous)

Penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus merupakan proses yang
berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun
ajaran. Rangkaian aktivitas penilaian kelas yang dilakukan oleh guru melalui tugas,
pekerjaan rumah (PR), ulangan harian, ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir
tahun ajaran merupakan proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan selama satu
tahun ajaran.

c. Didaktis

Alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non-tes harus
dirancang baik isi, format, maupun tata letak (lay out) dan tampilannya agar siswa
menyenangi dan nenikmati kegiatan penilaian. Perancangan bahan penilaian yang kreatif
dan menarik dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas penilaian, baik yang
bersifat individual maupun kelompok dengan penuh antusias dan menyenangkan. Alat
penilaian kelas seperti ini dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa lebih dalam dan
mendorong belajar lebih giat.

d. Menggali informasi

Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru
untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, teknik dan alat
penilaian yang tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin digalidari proses
penilaian kelas. Acuan sederhana yang dapat digunakan guru adalah prinsip “sedikit tapi
banyak” (less is more). Prinsip ini dimaksudkan agar guru melakukan penilaian dengan
cakupan materi dan kemampuan yang tidak terlalu banyak tetapi informasi yang
diperoleh dari penilaian tersebut sangat dalam dan luas. Oleh karenanya, bentuk soal dan
penugasan yang terbuka, seperti soal uraian dan pemecahan masalah sangat dianjurkan
untuk ulangan harian yang disiapkan guru. Sebaiknya, bentuk soal lebih tertutup, seperti
pilihan ganda dan uraian terstruktur, lebih dianjurkan untuk penilaian yang materinya
bersifat luas dan komprehensif seperti pada ulangan akhir semester dan dan akhir tahun
ajaran.

e. Melihat yang benar dan yang salah

Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis terhadap hasil


penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara
umum terjadi pada siswa sekaligus melihat hal-hal positif yang diberikan siswa. Hal-hal
positif tersebut dapat berupa, misalnya, jawaban benar yang diberikan siswa di luar
perkiraan atau cakupan yang ada pada guru. Siswa yang memiliki kecerdasan,
pengetahuan dan pengalaman sangat mungkin memberikan jawaban dan penyelesaian
masalah yang tidak tersedia pada bahan yang dianjurkan di kelas. Demikian juga, melihat
pola kesalahan yang umum dilakukan siswa dalam menjawab dan menyelesaikan
masalah untuk materi serta kompetensi tertentu sangat membantu guru dalam melakukan
perbaikan dan penyesuaian program belajar mengajar. Analisis terhadap kesalahan
jawaban dan penyelesaian masalah yang diberikan siswa sangat berguna untuk
menghindari terjadinya miskonsepsi dan ketidakjelasan dalam proses pembelajaran. Guru
hendaknya memberikan penekanan terhadap kesalahan-keslahan yang bersifat umum
tersebut.

D. Alat-alat Evaluasi atau Penilaian

a. Alat Evaluasi

Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih
efektif dn efisien. Kata "alat"biasa disebut juga dengan "instrumen". Dalam
menggunakan alat tersebut evaluator mengunkan cara atau teknik, dan oleh karena itu
dikenal dengan teknik evaluasi. Ada dua teknik evaluasi, yaitu :

1. Teknik nontes

Yang tergolong teknik nontes adalah :

a) Skala bertingkat

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu


pertimbangan. Sebagai contoh adalah skor yang diberikan oleh guru di sekolah untuk
menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. Siswa yang mendapat skor 8,
digambarkan di tempa yang lebih kanan dalam skala, dibandingkan penggambaran
skor 5. Dengan menggunakan skala pencatatannya dapat objektif.

4 5 6 7 8
b) Kuesioner

Kuesioner juga sering juga dikenal dengan angket pada dasarnya, kuesioner
adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang yang akan di ukur.
Macam-macam kuesioner, dapat di tinjau dari beberapa segi:

c) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab


 Kuesioner langsung

Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan di isi langsung
ileh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.

 Kuesioner tidak langsung


Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirim dan di isi oleh bukan orang
yang diminta keterangaanya.

2. Ditinjau dari segi cara menjawab


a) Kuesioner tertutup

Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihn


jawaban lengkap sehingga pengisiannya tinggal memberi tanda pada jawaban yang
dipilih.

b) Kuesioner terbuka

Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para
pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila
macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan
beraneka ragam. Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan
cara memilij pilihan jawaban yang disediakan. Kuesioner terbuka juga digunakan
untuk meminta pendapat seseorang.

c) Daftar cocok (check list)

Yang dimaksud dengan daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya
disingkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda
check list di tempat yang sudah disediakan.

d) Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu metode yang di gunakan untuk


mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Wawancara
dapat di lakukan dengan 2 cara, yaitu :

 Interview bebas, responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan


pendapatnya, tanpa di batasi oleh patokan-patokan yang telah di buat oleh
subjek evaluasi
 Interview terpimpin, yaitu interview yang di lakukan oleh subjek evaluasi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah di susun
terlebih dahulu.
e) Pengamatan

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang di lakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada 2
macam observasi :

 Observasi partisipan, yaitu observasi yang di lakukan oleh pengamat, tetapi


dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang
sedang di amati.
 Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang di amati
sudah di daftar secara sistematis dan sudah di atur menurut kategorinya.
Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam observasi sistematik
pengamat berada di luar kelompok.
 Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam
kelompok.
f) Riwayat

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya.

3. Teknik tes

Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika di bandingkan dengan
alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Tes
juga suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu yugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar
yang di tetapkan.

Dari definisi di atas maka akan ditemukan unsur-unsur tes sebagai berikut:
 Bahwa tes itu berbentuk suatu tugas yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau
perintah-perintah.
 Bahwa tes itu diberikan kepada seorang anak atau sekelompok anak untuk
dikerjakan.
 Bahwa respon anak atau kelompok anak tersebut dinilai.

Ditinjau dari segi penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

 Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan
mempergunakan tes tersebut.
 Tes buatan orang lain yang tidak distandarisasikan. Seorang guru dapat
mempergunakan tes-tes yang dibuat oleh orang lain yang dianggap cukup baik.
 Tes standart atau tes yang telah distandarisasikan, yaitu tes-tes yang telah cukup
valid, dan reliable berdasarkan atas percobaan-percobaan terhadap sample yang
cukup luas dan representatif.

Apabila meninjau jenis tes hasil belajar dari segi bentuk jawaban atau bentuk respon,
maka tes hasil belajar dibedakan menjadi dua:

a) Tes tindakan, Yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak itu
berbentuk tingkah laku. Jadi, anak itu berbuat sesuai dengan perintah atau pertanyaan
yang diberikan.

b) Tes verbal Yaitu apabila jawaban atau repon yang diberikan oleh anak berbentuk
bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Jadi, anak akan mengucapkan atau menulis
jawabannya, sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.
KESIMPULAN

Evaluasi tidak sama arti dengan pengukuran (measurement). perbedaan antara penilaian
dan pengukuran. Penilaian akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan “how much”,
sedangkan penilaian akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan “what value”. Pengertian
penilaian sendiri adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi
verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar peserta didik.Tujuan atau fungsinya adalah penilaian bersifat selektif, penilaian bersifat
diagnostik, penilaian bersifat penempatan, penilaian bersifat sebagai pengukur keberhasilan.
Adapun itu penilaian juga mempunyai berbagai prinsip, yaitu Mengacu ke kemampuan
(competency referenced), berkelanjutan (continous), didaktis, menggali informasi, melihat hal
yang benar dan salah.

Evaluasi atau penilaian juga mempunyai alat yang berperan di dalamnya. Untuk
menggunakan alat dengan benar di perlukan beberapa teknik yang benar pula. Teknik yang di
gunakan untuk penilaian adalah teknik nontes dan teknik tes. Untuk teknik nontes dibagi dalam
beberapa macam, seperti skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok, wawancara, pengamatn, dan
riwayat. Selain teknik nontes juga ada teknik tes. Macam-macamnya yaitu ditinjau dari segi
penyusunannya,seperti tes buatan guru,buatan orang lain,tes standart yang distandarisasikan. Jika
ditinjau dari segi bentuk jawaban yaitu tes tindakan dan tes verbal.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : PT Remaja


Rosdakarya, 2002).

http://bangsies.blogspot.com/2012/02/pengertian-penilaian.html, Jumat, 22 Maret 2013, 10.57

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012).

Arikunto, Suharsiwi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010).

Nur Kancana, Wayan, Sumartana, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986Aksara,2010).

https://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/

Anda mungkin juga menyukai