Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH BIOLOGI

“ORGANISME SEBAGAI SISTEM”

Oleh :
ISMAINI (12080323257)
MIFTAHUL JANNAH (12080322381)
RIRIN ARIANTI (12080322761)
SALSA AYU RAHMADHANY (12080323294)
Kelas : I/GIZI/A

Dosen Pengampu:
TAHRIR AULAWI, Dr., S.Pt., M.K.M.

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau


Fakultas Pertanian Dan Peternakan
Program Studi Gizi
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Dengan menyebut Nama Allah SWT, Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Organisme Sebagai Sistem ”.
Penyusunan makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah BIOLOGI
yang dibimbing oleh Bapak Tahrir Aulawi, Dr., S.Pt., M.K.M. kami berharap dengan adanya
makalah ini kami bisa termotivasi untuk lebih dalam mempelajari ilmu-ilmu Biologi.
Kami sadar dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk itu
kami mohon maaf dan meminta kepada Bapak dosen, kiranya sudi memberikan kritik dan
saran untuk perbaikan selanjutnya. Sekian dari kami semoga tugas ini sesuai dengan apa yang
diharapkan dan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Riau,  8 Desember 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu organisme dapat didefinisikan sebagai kumpulan molekul yang berfungsi secara


keseluruhan (yang kurang-lebih stabil) yang menunjukkan sifat-sifat kehidupan. struktur
hidup apa pun, seperti tumbuhan, hewan, fungi, atau bakteri, yang mampu tumbuh dan
berkembang biak. Banyak definisi yang mengecualikan virus dan kemungkinan bentuk
kehidupan nonorganik buatan manusia karena virus bergantung pada mesin biokimia sel inang
untuk bereproduksi. beberapa organisme tidak mampu bertahan hidup sendiri dan wajib hidup
sebagai parasit intraseluler, mereka mampu melakukan metabolisme dan bereproduksi secara
independen.

Semua organisme tersusun atas unit struktural yang disebut sel; beberapa organisme
hanya berupa sel tunggal (uniseluler) dan yang lain memiliki banyak unit (multiseluler).
Organisme multiseluler dapat mengkhususkan sel-selnya untuk melakukan fungsi tertentu.
Kumpulan sel-sel tersebut dinamakan jaringan, dan pada hewan, jaringan ini dibagi menjadi
empat kelompok dasar, yaitu epitelium, jaringan saraf, jaringan otot, dan jaringan ikat.
Beberapa jenis jaringan bekerja sama dalam bentuk organ untuk menghasilkan fungsi tertentu
(seperti jantung yang memompa darah atau kulit sebagai penghalang bagi lingkungan). Pola
ini berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi, beberapa organ membentuk sistem
organ seperti sistem reproduksi dan sistem pencernaan. Banyak organisme multiseluler
memiliki beberapa sistem organ, yang berkoordinasi untuk memungkinkan kehidupan.
Organisme merupakan sistem kimiawi yang rumit, yang diatur dengan cara-cara yang
mendukung reproduksi dan keberlanjutan atau kelangsungan hidup. Hukum yang mengatur
proses kimiawi pada benda mati juga mengatur proses kimiawi kehidupan. Proses-proses ini
umumnya mengatur seluruh fenomena organisme dan menentukan kemampuan organisme
tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta menentukan kelangsungan hidup
gen mereka yang berbasis DNA.Asal-usul, metabolisme, dan banyak fungsi internal
organisme lainnya diatur oleh fenomena kimiawi, terutama kimia molekul organik besar. Bisa
dibilang, organisme merupakan senyawa kimia dalam sistem yang kompleks, yang
memainkan berbagai peran melalui interaksi dengan lingkungannya.
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari organisme?


b. Apa itu ciri dan jenis organisme?
c. Apa saja klasifikasi organisme?
d. Apa saja tingkatan organisasi organisme?
e. Bagaimana Sistem organ pada organisme?
f. Apa kegunaan organisme pada bidang kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui pengertian dari organisme


b. Mengetahui ciri dan jenis organisme
c. Mengetahui klasifikasi organisme
d. Mengetahui tingkatan organisasi organisme
e. Mengetahui sistem organ pada organisme
f. Mengetahui kegunaan organisme pada bidang kesehata
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Organisme

Kata “organisme” berasal dari bahasa Yunani “organismos”, atau “Organon”, yang
berarti “instrumen, menerapkan, alat, organ akal atau kekhawatiran” .Pertama kali muncul
dalam bahasa Inggris pada tahun 1703 (Oxford English Dictionary). Organisme langsung
berhubungan dengan istilah “organisasi”.Istilah organisme mungkin secara luas didefinisikan
sebagai perakitan molekul yang berfungsi secara keseluruhan lebih-atau-kurang stabil yang
menunjukkan sifat-sifat kehidupan. Organisme ini termasuk semua makhluk hidup individu
yang dapat bereaksi terhadap rangsangan, bereproduksi, tumbuh, dan mempertahankan
homeostasis (regulasi sendiri)

Organisme adalah makhluk hidup terdiri dari banyak komponen yang saling terkait dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Organisme hadir dalam berbagai ukuran,
bentuk dan gaya hidup, tetapi mereka semua berbagi beberapa ciri yang sama. Semua
organisme membutuhkan makanan (nutrisi) dan mengeluarkan limbah, tumbuh, berkembang
biak dan akhirnya, mati.

Pada awal kehidupan organisme di bumi,atmosfer hanya mempunyai sedikit oksigcn


dan organisme terbanyak adalah organisme anaerob. Dalam perkembangan waktu selanjutnya
konsentrasi oksigen di atmosfer terus bertambah sampai mencapai seperti saat ini yaitu lebih
kurang 21 %.1 Dengan konsentrasi oksigeo yang demikian tinngi ini o.ganisme amerob
semula balyak didapatkan semakin semakin berkurang karena mereka yang tidak mampu
beradaplasi akan mati teryapar oksigen kadar tinggi tersebut. Sebagian organisme yang Arn
Lukitasoi dalah Doren Bagia ntu Kesehatan trlota Foloitat Kedolderan Untwrsitar Syiah kala
masih sangggup bertahan adalah mereka yang berevolusi dengan mengembangkan system
pertahanan untuk melawan tokitas okigen.organisme ini adalah organisme aerob. Organisme
yang tetapp bertahan scbagai organisme aerob masih tetap ada meskipun dalam jumlah nyang
sedikit. Mereka melindungi diri atau membungkus diri dalam lingkungan yang sulit ditembus
oksigen.Oksigen muncul dalam jumlah yang signifikan di atmosfer bumi sqiak 2,5 x lOe
tahun yang lalu.Menurut ahli Geologi, komunculan oksigcn diatmosfer di bumi dalam jumlah
yang signifikan disebabkan oleh evolusi fotosintesa da.i algae biru hiaju (Cyano bacteria)
yang menguraikan Ciri-ciri yang umum didapati pada banyak organisme adalah sebagai
berikut:Memerlukan nutrisi/makanan,Bernafas,Bergerak,Tumbuh,Berkembang biak,Peka
terhadap rangsang,Beradaptasi, serta terdapat susunan kimia,Mengeluarkan zat sisa.

Oksigen terdapat di udara sebagai didromic molekul, ol2, yang seharusnya kita sebut
oksigen.l Semua organisme baik aerob maupun

aerob- semua binatans dan tanaman rnemerlukan oksigen untuk mempioduksi


enerrgi.''Bahwa oksigen adalah gas toksik mutagenic yang dalam kondisi tenentu dapat
mematikan sering dilupakan.Organisme aerob selain mampu bertahan dalam konsentrasi
oksigen yang tinggi juga mamPu memamfaatkan oksigen untuk proses metabolismenya,
(misalnya proses oksidasi,oksigenase dan hidroksilasi enzim enzim seperti tirosin
hidroksil8si dan sitoloorn P 450) , serta untuk efisiensi produksi energi, dengan jalan
memakai rantai transpoitelektron dengan okigen sebagai terminal electron akseptor.sepert
pada mitochondria.

Namun, ciri-ciri tersebut tidaklah universal. Mikroorganisme seperti misalnya bakteri


tidaklah bernapas, namun menggunakan jalur kimiawi lain. Banyak organisme yang tidak
mampu bergerak secara independen dan banyak organisme tidak dapat berkembang biak,
walaupun spesiesnya mampu.

Berdasarkan biologi dan ekologi, organisme adalah tingkat organisasi kehidupan yang
terakhir berupa kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi sehingga berfungsi
secara stabil dan memiliki sifat hidup. Apa itu contoh organisme: Ya kita, dong. Manusia.
Makhluk-makluk hidup lain juga merupakan organisme.

a. Pengertian Makhluk Hidup(Organisme) Menurut Para Ahli


 Pengertian Makhluk Hidup menurut Kimball (1983)

ada 5 Ciri dari makhluk Hidup Menurut Kimball , ialah sebagai berikut :

1. Bersifat rumit
2. Responsif
3. Berevolusi
4. Mengadakan metabolism
5. Bereproduksi
 Pengertian Makhluk Hidup (Organisme)menurut Helena Curtis (1975) Makhluk
hidup ialah sesuatu yang :

1. Memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk


energi ke bentuk energi yang lain
2. Beradaptasi dengan lingkungannya
3. Bersifat homeostatis
4. Kompleks dan terorganisir dengan baik
5. Merespon bila ada rangsangan
6. Bereproduksi
7. Tumbuh dan berkembang
 Pengertian Makhluk Hidup(Organisme) menurut Dwijoseputro (1998) Menurut

Dwijoseputro mahluk hidup adalah sesuatu yang :

1. Mengadakan metabolisme
2. Mengadakan Gerak
3. Mengadakan pertumbuhan
4. Bereproduksi
5. Responsif

2.2Ciri dan Jenis Organisme

Makhluk hidup secara kolektif disebut sebagai organisme, karena tubuh mereka terdiri
dari satu atau lebih organ dan organel untuk melaksanakan berbagai proses dalam seluruh
kehidupan.

A. Organisme Uniseluler

Organisme bersel satu atau organisme uniselular adalah makhluk hidup yang terdiri


dari satu sel tunggal. Organisme uniselular dapat berupa koloni maupun hidup secara
individual. Yang termasuk organisme bersel satu
yaitu ameba (amoeba), jamur seperti ragi, bakteri, beberapa jenis Protista dan Cyanobacteria.
Organisme uniseluler dianggap lebih primitif daripada Organisme multiselular, karena
kompleksitas yang lebih rendah. Organisme bersel tunggal terdiri dari satu sel tunggal, tetapi
tubuh multiseluler terdiri dari banyak sel mengkhususkan diri dalam fungsi-fungsi tertentu
bersama-sama. Bersama-sama membuat jaringan, jaringan ini datang bersama untuk
membentuk organ dan organ membentuk sistem organ, dan akhirnya, pengelompokan bentuk-
bentuk organisme kompleks. Kehidupan, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang,
adalah organisme uniseluler. Contoh organisme uniseluler adalah amuba, bakteri dan
beberapa bentuk ganggang seperti diatom.
Sel adalah bagian terkecil dari satuan unit penunjang kehidupan. Makhluk hidup yang paling
sederhana hanya memiliki satu sel, yang memuat seluruh informasi dan proses yang
diperlukan untuk kelangsungan hidup dan reproduksi sel.
Sel Organisme Uniseluler memiliki dinding luar yang tipis, yang dapat tembus dilalui
oleh zat-zat kimia. di dalam dinding sel terdapat cairan mirip selai yang disebut sitoplasma,
yang memuat struktur-struktur kecil atau organ-organ kecil, biasa juga disebut sebagai
Organel, untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus. Struktur pusatnya adalah nukleus, yang
memuat gen yang menentukan bentuk dan fungsi sel. selebihnya adalah struktur-struktur lain
melepaskan energi dari makanan, membuang zat-zat sisa, atau melindungi sel dari serangan
organisme lain.
 Contoh Organisme uniseluler:

Mayoritas dari mikroba (termasuk virus) yang uniseluler dalam organisasi. Menurut teori
evolusi, organisme uniseluler adalah yang pertama untuk berkembang di Bumi. Asal mereka
tinggal kembali ke 3,8 miliar tahun yang lalu. Masing-masing dari mereka memiliki beberapa
fitur karakteristik, yang membantu dalam adaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan.
organisme bersel tunggal dapat ditemukan di setiap habitat, bahkan dalam kondisi paling
ramah.

 Amoeba
Amoeba juga merupakan protozoa, uniseluler eukariotik, yang ditemukan di hampir semua
habitat air tawar. Terkenal karena modus yang unik gerak, tidak memiliki bentuk tertentu.
Bahkan, bentuk sel yang tergantung pada kondisi yang berlaku. Setiap kali diperlukan, amuba
meluas kaki palsu (pseudopodia), dan menggunakannya untuk fagositosis dan bergerak.

 Paramecium

Sebuah protozoa sandal berbentuk eukariotik, paramecium terdiri dari satu sel. Tubuhnya
dilapisi oleh rambut seperti silia menit, yang membantu dalam gerak dan makan. Paramecium
reproduksi dipelajari secara rinci, sehingga untuk memahami tingkat multiplikasi. Di bawah
kondisi yang menguntungkan, itu mereproduksi dengan metode aseksual, sementara di stres,
reproduksi berlangsung secara seksual.

 Bakteri
Semua dari kita memiliki ide singkat tentang bakteri. Kanan dari pembentukan yoghurt untuk
menyebabkan penyakit menular, bakteri yang hadir di mana saja di lingkungan. Mereka menit
dan memiliki berbagai bentuk (batang, bulat, spiral, dll). Beberapa strain bakteri yang
disesuaikan dalam kondisi keras seperti jauh di dalam kerak bumi dan air panas. Mereka
memainkan peran penting dalam daur ulang nutrisi.

 Cyanobacteria

Juga dikenal sebagai ganggang biru-hijau (BGA), cyanobacteria adalah organisme uniseluler.
Ini memiliki karakteristik dari kedua bakteri dan ganggang, maka nama. Cyanobacteria
menyerupai ganggang karena keduanya menjalani fotosintesis untuk produksi pangan.
Sementara sifat prokariotik dari BGA membuatnya mirip dengan bakteri

Selain ini, contoh termasuk diatom, Euglena, chlorella, dan Chlamydomonas. Dalam rangka
untuk mendapatkan ide tentang bagaimana organisme ini terlihat seperti, dapat mempelajari
mikroorganisme dalam air kolam. Untuk percobaan biologi, mengumpulkan sampel air tawar
dari kolam taman dalam botol kecil. Menggunakan tetes mata, menaruh setetes sampel air
pada slide, lembut tempat slip cover di atasnya, dan mengamati di bawah mikroskop. Anda
akan menemukan organisme menit bergerak secara acak, yang sebagian besar adalah
organisme yang memiliki sel tunggal. Organisme, yang terdiri dari banyak sel dan jauh lebih
besar dan lebih kompleks dibandingkan dengan organisme uniseluler.
 Ciri- ciri Organisme Uniseluler:

Organisme bersel satu atau bersel tunggal atau organisme uniseluler ini merupakan organisme
yang khusus. Jumlah dari organisme uniseluler ini tidak sebanyak organisme multiseluler
yang hampir mencakup semua makhluk hidup. Organisme uniseluler menunyai ciri- ciri
tertentu. Beberapa ciri dari organisme uniseluler ini adalah memiliki bentuk tubuh yang tidak
kasat mata atau mikroskopis atau yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop,
namun terkadang ada juga organisme uniseluler yang dapat dilihat dengan menggunakan mata
telanjang.

B. Organisme Multiseluler

Organisme multiseluler adalah suatu istilah biologi untuk organisme yang mempunyai
banyak sel bahkan terdiri dari jutaan sel, kontras dengan organisme uniselular yang hanya
mempunyai satu sel. Organisme jenis ini biasanya dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa
perlu alat bantu mikroskop. Jumlah sel yang lebih banyak juga berarti ukuran organisme
multiseluler juga lebih besar dibandingkan dengan organisme uniseluler. Komposisi dan
struktur tubuhnya juga sangat kompleks dan rumit. Sel yang sangat banyak juga menyebabkan
terbentuknya berbagai organ yang menjalankan fungsi yang berbeda. 

Organisme multiseluler juga dikenal sebagai eukariota. Tidak seperti organisme bersel
tunggal, organisme multiseluler memiliki inti sel dan DNA yang terpisah. Manusia adalah
contoh terbaik dari organisme multisel, dan sejumlah besar sel menyebabkan kelahiran organ
yang berbeda untuk melaksanakan fungsi yang berbeda. 

Organisme multisel telah mengalami diferensiasi sel, yang melakukan fungsi khusus.
Sebagai contoh: sel saraf, sel darah, sel-sel otot, semua melakukan fungsi yang
berbeda.Sebuah organisme multi sel -mencakup semua organisme dari Plantae dan Animalia
kerajaan – ikan, manusia, harimau, kuda, sapi, anjing, domba, ular, ikan paus, gajah, pohon
mangga, mawar, tanaman, tumbuh-tumbuhan, dll.
 Ciri-ciri Organisme Multiseluler:

1. Memiliki jumlah sel lebih dari satu sel (banyak)

2. Organisme memiliki ukuran yang besar

3. Kompisisi dan struktur tubuhnya sangat komplek dan rumit

4. Memiliki berbagai organ yang menjalankan fungsi yang berbeda

5. Memiliki inti sel dan DNA yang terpisah

Meskipun secara umum organisme multiseluler berukuran lebih besar, namun ada juga yang
berukuran mikroskopis yang dikenal dengan nama myxozoa.

Keuntungan organisme multiseluler adalah memungkinkan organisme melampaui batas


ukuran. Organisme multiseluler juga memungkinkan dalam meningkatan kompleksitas
organisme dengan memungkinkan diferensiasi berbagai garis keturunan sel pada suatu
organisme. Reproduksi dalam organisme multiseluler adalah dengan cara seksual. Anatomi
organisme multisel yang kompleks karena berbagai jenis sel mengontrol fungsi organisme.
Proses pembelahan sel yang terkoordinasi dengan baik dalam organisme multiseluler untuk
mencegah pembelahan sel yang abnormal dan pertumbuhan sel.  Beberapa contoh organisme
multiseluler adalah manusia, hewan, tumbuhan, myxozoa, dan semua jenis jamur.

2.3Klasifikasi Organisme

1. Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu hirarki.
Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual
yang menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan
takson-takson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam keanekaragaman..
Sedangkan (Tjitrosoepomo, 1993)mengatakan bahwa dasar pengadaan klasifikasi adalah
keseragaman kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi. Semua ahli
biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun
hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan maupun
hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang
memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang
berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778),
seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan
Carolus Linnaeus.Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena
sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan
dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem
klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin
adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.

2. Tujuan klasifikasi Makhluk Hidup


Tujuan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,
membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Tujuan khusus/lain klasifikasi makhluk
hidup adalah sebagai berikut:

a. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaaan dan perbedaan ciri-


ciri yang dimiliki.

b. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya


dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.

c. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.

d. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.


Klasifikasi memungkinkan kita untuk lebih memahami kehidupan di dunia dengan
membantu kita untuk:

a. Mengidentifikasi makhluk hidup.

b. Memahami sejarah makhluk hidup di dunia.

c. Menunjukkan kemiripan dan perbedaan antara makhluk hidup

d. Mengkomunikasikan secara tepat, akurat dan lebih mudah.


3. Proses Klasifikasi Makhluk Hidup

Para biologiwan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem
Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap
yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup, yaitu:

a. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi dan


mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.

b. Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian


dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk
hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.

c. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk


memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.

4. Tingkatan klasifikasi/Takson

Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar
kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-
kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga
pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis
makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah
distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan
International Committee on Zoological Nomenclature.
Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat-tingkat takson maka
faedah dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Takson dinyatakan sebagai unit
taksonomi tingkat yang manapun. Bila setiap bagian yang lebih kecil pada takson itu
disebut dengan istilah yang sama dan diberi awalan anak (sub), kita dapat memilah 25
takson termasuk yang terkecil yaitu individu. Berikut ini urutan 25 takson tersebut dari
yang paling besar ke yang kecil:
Dunia : regnum/kingdom
Anak dunia : sub
Regnum/kingdom Divisi : Divisio/fillum
Anak divisi : sub divisio/filum
Kelas : classis
Anak kelas : sub classis
Bangsa : ordo
Anak bangsa : sub ordo
Suku : familia
Anak suku : sub familia
Rumpun : tribus
Anak rumpun : sub tribus
Marga : genus
Anak marga : subgenus
Seksi : sectio
Anak seksi : sub sectio
Seri : series
Anak seri : sub series
Jenis : spesies
Anak jenis : sub spesies
Varitas : varietas
Anak varitas : sub varietas
Bentuk : forma
Anak bentuk : sub forma
Individu : individu
Disebabkan karena tingkatan takson yang terlalu banyak, maka untuk mempermudah hal
tersebut di dalam kehidupan sehari-hari kita hanya menggunakan 7 tingkatan takson utama.
Adapun tingkatan takson utama yang sering kita kenal sehari-hari yaitu :

a. Kingdom, merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli


Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ini dikelompokkan menjadi 5
kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut
antara lain : Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

b. Filum/divisio (keluarga besar). Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama
division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organisme-
organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki
akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara
lain phyta dan mycota.
c. Kelas (classis). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio.

d. Ordo (bangsa). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama
ordo umumnya diberi akhiran ales.

e. Famili. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family tumbuhan
biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.

f. Genus (marga). Genus adalah takson yang lebih rendah daripada family. Nama genus
terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf
dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.

g. d) Spesies (jenis). Spesies adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertil (subur)

5. Tata Nama Binomial Nomenclature


Banyak makhluk hidup mempunyai nama lokal. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian
nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena pemberian nama jenis
makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan spesies). Adapun aturan
pemberian nama adalah sebagai berikut :

a) Nama spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata
kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)

b) Huruf pertama nama genus ditulis huruf kapital, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis digunakan huruf kecil

c) Nama spesies menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan

d) Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis
bawah, atau lainnya)

e) Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya
harus digabung atau diberi tanda penghubung.
f) Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies,
melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah spesies

g) Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung (Zea
Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.

6. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

A. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Pembagian Kingdom

Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan
tumbuhan dan kerajaan hewan. Namun ternyata setelah dipelajari lebih lanjut terdapat jenis
makhluk tertentu yang umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Hal ini yang
kemudian membuat para ahli taksonomi mengelompokkan makhluk hidup kedalam 3
kelompok yaitu: protista, plantae dan animalia. Setelah para ahli mengetahui struktur sel
(susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu
Monera, protista, Plantae, dan Animalia. Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker
mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi,
Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup
memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi
kingdom Eubacteria dan Archaebacteria, sehingga melahirkan sistem baru yang dikenal
sistem klasifikasi 6 kingdom. Adapun sistem klasifikasi berdasarkan atas pembagian
kingdom secara garis besar dibedakan atas beberapa sistem, yaitu :

Sistem dua kingdom : Kelompok tumbuhan dan kelompok hewan

Sistem tiga kingdom : Protista, plantae, dan animalia

Sistem empat kingdom : Monera, protista, plantae, dan animalia

Sistem lima kingdom : Monera, protista, fungi, plantae, animalia

Sistem enam kingdom : Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia

2.4 Tingkatan Organisasi Organisme


Tingkat Organisasi Kehidupan dari unit terkecil hingga terbesar :
1. Organisasi Kehidupan Tingkat Atom
Atom merupakan penyusun dasar tubuh makhluk hidup.Setiap makhluk hidup tersusun atas
atom Karbon (C), Oksigen (0), dan Hidrogen (H).

2. Organisasi Kehidupan Tingkat Molekul

fungsinya untuk hidup. Organel sel tersebut diantaranya ribosom, mitokondria, badan golgi,
retikulum endoplasma , membran plasma , dan vakuola . Seluruh aktivitas organel tersebut
dikontrol oleh inti sel (nukleus) Dalam tingkat molekuler, atom-atom berikatan membentuk
molekul. Molekul-molekul tersebut akan menyusun organel-organel sel. Contohnya, membran
sel plasma yang tersusun atas molekul molekul protein, fosfolipid, kolesterol, air, karbohidrat,
dan ion-ion lain. Adanya molekul tersebut , memungkinkan membran plasma menjalankan
fungsinya sebagai bagian luar sel yang memisahkan sel dengan lingkungan sekitarnya.

3. Organisasi Kehidupan Tingkat Organel


Molekul-molekul organic saling bergabung menjadi organel organel sel. Organel - organel
sel merupakan benda-benda hidup di dalam sel yang mempunyai fungsi tertentu

4. Organisasi Kehidupan Tingkat Sel


Setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Ada makhluk hidup yang tersusun atas satu sel
(uniseluler), dan ada pula makhluk hidup yang tersusun atas banyak sel (multiseluler). Sel
merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup.

5. Organisasi Kehidupan Tingkat Jaringan


Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk, susunan, dan fungsi sama.
Kumpulan sel tersebut bekerja sama membentuk dan menjalankan tugasnya sesuai dengan
fungsinya. Kajian tentang jaringan dipelajari dalam histologi. Pada makhluk hidup terdapat
berbagai macam jaringan , seperti jaringan saraf, jaringan otot, dan jaringan ikat.
Jaringan saraf memiliki fungsi menyampaikan rangsang dari luar untuk diteruskan menuju
otak. Otak tersebut menanggapi rangsang melalui jaringan saraf untuk meresponnya.
Misalnya, saat memegang benda panas, kita akan merespons dengan melepas benda panas
tersebut.

6. Organisasi Kehidupan Tingkat Organ


Organisasi kehidupan tingkat organ merupakan organisasi hidup dari kumpulan
jaringan. Organ merupakan kumpulan beberapa jaringan yang berbeda untuk melakukan suatu
pekerjaan yang sama. Suatu organ memiliki tugas untuk menjalankanfungsinya. Organ terdiri
atas beberapa jaringan yang berbeda. Contoh organ adalah kulit, jantung ,ginjal,dan mata.
Organ kulit tersebut oleh beberapa jaringan, yaitu jaringan epitel,jaringan otot,
jaringan darah, dan jaringan saraf.
Keseluruhan jaringan tersebut bekerja sama menjalankan peran dan fungsinya, seperti
melindungi tubuh dari berbagai faktor fisis dan menjadi pertahanan tubuh dari
mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).

Di dalam tubuh makhluk hidup, organ-organ yang berbeda akan berkumpul


membentuk suatu sistem yang disebut sistem organ. Kumpulan organ-organ tersebut akan
menjalankan fungsi dan tugas yang saling berkaitan.Contoh sistem pada organ pada manusia,
yaitu sistem pencernaan terdiri atas organ mulut, lidah, gigi, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, dan anus.

7. Organisasi Kehidupan Tingkat individu


individu merupakan organisme yang tersusun oleh kumpulan sistem organ. Kumpulan sistem
organ tersebut membentuk individu. Adanya berbagai sistem organ yang memiliki fungsi
berbeda, membuat suatu individu mampu melakukan fungsi hidupnya dengan baik. Contoh
organisasi kehidupan tingkat individu adalah seekor kucing, seekor ular, dan seorang
manusia.

8. Organisasi Kehidupan Tingkat Populasi


Organisasi kehidupan tingkat populasi terbentuk oleh spesies atau individu yang
sejenis. Populasi sendiri merupakan kelompok yang terdiri atas spesies sejenis atau sama dan
mendiami suatu habitat. Habitat merupakan tempat hidup suatu makhluk hidup.
Di dalam suatu populasi terjadi interaksi atau hubungan antar spesiesnya. Hal tersebut
dilakukan guna menjalankan fungsi hidupnya, misalnya berkembang biak, melakukan
perkawinan,dan untuk perlindungan satu sama lainnya. contoh organisasi tingkat populasi
adalah sekumpulan kijang.

Dalam Biologi, dikenal pembagian makhluk hidup menjadi beberapa kerajaan atau
kingdom. Kingdom yang dipelajari terdapat lima kelompok , yaitu kingdom Monera, kingdom
Protista, kingdom Fungi, kingdom Animalia, dan kingdom Plantae. Setiap kingdom terdiri
atas populasi yang berbeda, misalnya kingdom Animalia memiliki populasi banteng, populasi
elang jawa, dan populasi harimau jawa.

9. Organisasi Kehidupan Tingkat Komunitas


Komunitas merupakan sekelompok populasi yang hidup dalam suatu daerah dan menempati
lingkungan yang sama. Komunitas merupakan organisasi kehidupan yang memiliki banyak
objek untuk diamati. Contohnya , komunitas sungai terdapat populasi katak, populasi udang,
dan populasi plankton.

10. Organisasi Kehidupan Tingkat Ekosistem


Ekosistem merupakan beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungannya
tempat mereka hidup baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Di dalam
ekosistem, organisasi kehidupan berlangsung sangat kompleks. Antarpopulasi terdapat suatu
hubungan simbiosis serta siklus energi dan materi. Siklus energi ini terjadi melalui suatu
peristiwa makan dimakan yang membentuk sebuah rantai makanan. Sahkan terdapat siklus
energi yang lebih luas dan rumit dalam suatu jaring jaring makanan.
Di dalam ekosistem, hubungan antara organisme biotiknya tidak dapat terlepas dari
faktor abiotiknya. Contohnya , hewan yang memerlukan air untuk minum. Air merupakan
salah satu komponen abiotik.

11. Organisasi Kehidupan Tingkat Bioma


Bioma merupakan organisasi kehidupan yang cukup beragam, khususnya jenis makhluk hidup
di dalamnya. Sioma adalah satuan daerah daratan yang luas di bumi bercirikan sejenis
tumbuhan dominan di daerah tersebut. Contohnya bioma gurun, bioma taiga, bioma hutan
hujan tropis , dan bioma tundra. Di dalam bioma, banyak sekali jenis individu ataupun
populasi yang terdapat didalamnya. Misalkan pada bioma hutan hujan tropis yang
didominasikan oleh tumbuhan tropis, terdapat keanekaragaman individu yang tinggi di
dalamnya. Indonesia memiliki bioma hutan hujan tropis, khususnya di pulau Sumatra dan
Kalimantan.

2.5 Sistem Organ pada organisme

a. Sistem pernapasan

Bernafas adalah proses memasukkan oksigen ke dalam alat pernapasan dan


menghilangkan karbon dioksida dan uap air.. Bagi para ilmuwan biologi, bernapas adalah
seluruh proses sel dalam suatu organisme dalam menerima oksigen dan melepaskan karbon
dioksida. Pernapasan dapat dibagi menjadi tiga bentuk, pernapasan eksternal, pernapasan
internal, dan pernapasan seluler. Agar proses pernapasan bisa terjadi, peralatan pernapasan
sangat dibutuhkan. Alat-alat ini berurutan dimulai dari hidung, faring, laring, trakea dan paru-
paru. Sistem respirasi atau pernapasan manusia merupakan suatu susunan yang sangat
kompleks. Setiap sel dan jaringan yang menyusunnya memiliki fungsi dan peranannya
tersendiri. Strukturnya yang begitu rumit menjadikan sistem ini begitu istimewa untuk
menopang kehidupan manusia.Manfaat respirasi pada manusia adalah untuk meningkatkan
fungsi paru-paru, membuat tekanan darah stabil, membuang toksin (racun) di dalam tubuh,
dan melancarkan aliran limfatik.

Respirasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Respirasi luar dan respirasi dalam.
Respirasi luar merupakan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang terjadi di
antara darah dan udara. Sedangkan respirasi dalam merupakan pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) dari aliran darah ke sel-sel di seluruh tubuh. Pernapasan (respirasi)
manusia terdiri dari respirasi selular dan respirasi paru-paru.

1. Respirasi Seluler Respirasi seluler merupakan penggunaan oksigen pada metabolisme


karbohidrat, yaitu konversi glukosa menjadi ATP di dalam sel. Respirasi seluler terbagi
menjadi tiga tahapan utama yaitu glikolisis, siklus kreb, dan rantai transpor electron.
Oksigen diperlukan untuk membantu proses pemecahan glukosa menjadi ATP. Langkah
pelepasan awal hanya dua molekul ATP untuk setiap glukosa, selanjutnya melepaskan
lebih banyak ATP.
2. Respirasi Paru Respirasi paru merupakan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2) antara organisme dan lingkungan eksternalnya.
a. Mekanisme Respirasi
 Mekanisme respirasi adalah seluruh rangkaian proses sejak pengambilan oksigen serta
pengeluaran karbondioksida dan uap air. Proses respirasi terdiri dari empat mekanisme,
yaitu:
 Ventilasi paru-paru yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan
alveoli (gelembung paru-paru). Udara luar masuk ke dalam tubuh dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah.
 Pertukaran Gas Melalui Proses Difusi Setelah udara masuk ke saluran pernapasan dan
sampai ke alveoli, kemudian terjadi proses difusi dari alveoli ke pembuluh kapiler paru,
dan difusi karbondioksida dari kapiler darah ke alveoli. Terjadinya difusi antara lain
karena adanya perbedaan konsentrasi atau perbedaan tekanan dari gas oksigen dan
karbondioksida diantara kapiler darah dan alveoli. Difusi terjadi di daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
 Transportasi Oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2)
1. Transportasi Oksigen (O2) Pada keadaan normal, pengangkutan oksigen dari paru-
paru ke jaringan dibawa oleh oksihemoglobin (97%) dan sisanya (3%) dibawa
sisanya (terlarut) dibawa dalam bentuk cairan plasma eritrosit. Pada orang normal
tiap-tiap 100 garam aterial mengandung hampir 15 gram hemoglobin (Hb), dan
tiap gram hemoglobin (Hg) dapat berikatan maksimal kira-kira 1,34 ml oksigen.
Jika seseorang kekurangan hemoglobin (Hb), berarti jumlah oksigen yang diangkut
ke sel dan jaringan tubuh berkurang sehingga dapat menimbulkan hipoksia pada
jaringan (jaringan kekurangan oksigen).
2. Transportasi Karbondioksida (CO2) Pada orang normal, dalam keadaan darah.
Pengangkutan karbondioksida dalam darah dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a) Pengangkutan karbondioksida dalam bentuk terlarut. Kira-kira 7%
karbondioksida diangkut dalam bentuk terlarut dalam cairan darah.
b) Pengangkutan karbondioksida dalam bentuk ion dikarbonat. Karbondioksida
yang larut dalam plasma eritrosit bereaksi dengan air untuk membentuk asam
karbonat.
c) Pengangkutan karbondioksida dengan karbaminohemoglobin. Kurang lebih
23% karbondioksida juga diangkat dengan hemoglobin yang disebut
karbaminohemoglobin.
b. Kontrol Respirasi

Sistem kontrol respirasi diatur oleh kerja sistem saraf pusat, yang meliputi pengontrolan
secara sadar (volunter) dan secara tidak sadar (involunteer).

a) Secara sadar, pusat pengontrolan respirasi berada di pusat kesadaran pada korteks.
b) Secara tidak sadar, pusat pengontrolan respirasi berada di medulla oblongata dan pons
varolli.
c) Homeostasis, Homeostasis merupakan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
lingkungan di dalam tubuh secara konstan. Homeostasis pada saluran pernapasan
dilakukan dengan pertukaran gas dan regulasi pH darah.
1) Pertukaran Gas Pertukaran gas dilakukan oleh paru-paru dengan menghilangkan
karbondioksida dan menggantinya dengan oksigen yang dibutuhkan oleh organ.
Energy yang dihasilkan dari pertukaran gas berguna untuk menjalankan fungsi-
fungsi tubuh seperti kondusif saraf dan kontraksi otot.
2) Regulasi pH Darah Darah masuk ke kapiler dalam paru-paru, kemudian ion
bikarbonat dan ion hidrogen diubah menjadi asam karbonat (H2CO3), lalu
kembali menjadi karbondioksida dan air. Hilangnya ion tersebut membuat darah
memiliki pH netral sehingga hemoglobin (Hb) dapat mengikat oksigen. pH darah
normal ditetapkan sebesar 7,4 yang sedikit alkali. Jika pH darah turun dibawah
7,2 atau naik diatas 7,6 maka otak akan berhenti berfungsi normal dan akan
dalam masalah. Tingkat pH darah dibawah 6,9 atau diatas 7,9 biasanya fatal.

c. Organ-organ sistem pernapasan manusia


a. Hidung (Nasal)

Hidung (nasal atau naso) merupakan saluran utama yang dilapisi dengan selaput lendir, di
dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Selain itu terdapat konka yang terdiri dari banyak
kapiler darah, fungsinya adalah untuk menghangatkan udara yang masuk ke dalam paru-paru.
Hidung terdiri dari dua lubang yang di pisahkan oleh sekat hidung. Hidung berbentuk
piramida yang tersusun dari tulang keras, tulang rawan hialin, dan jaringan vibroaerolar.
Rongga hidung (cavum nasalis) memiliki bagian internal dan eksternal. Bagian eksternal
hidung mengandung folikel rambut, kelenjar keringat, dan sebasea (lemak). Bagian internal
menjadi rongga hidung kanan dan kiri, masing-masing rongga hidung terdapat tiga ruang
kecil yaitu meatus superior, media, dan inferior. Bagian internal rongga hidung juga memiliki
rambut-rambut halus (vibrissae).

b. Tekak (Faring)

Faring adalah daerah dimana terjadi persilangan antara jalur untuk sistem pernapasan dan
pencernaan. Faring memiliki panjang kurang lebih 5 inci memanjang dari dasar tenggorokan
sampai esofagus. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar
masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan. Selain itu, faring juga
berfungsi sebagai penyaring, pengatur tekanan, dan juga dapat mengatur kelembaban udara
yang masuk. Udara ini akan diteruskan ke batang tenggorokan (trakea). Faring terletak di
depan cervical vertebrata dan terdiri atas tiga bagian yaitu:

1. Nasofaring
Nasofaring adalah bagian faring yang terletak pada bagian belakang rongga hidung.
Nasofaring merupakan satu-satunya bagian faring yang hanya dapat dilalui oleh udara,
sedangkan bagian faring lainnya dapat dilalui oleh udara maupun makanan. Nasofaring
berasal dari dua kata, yaitu naso yang artinya hidung dan faring yang artinya
tenggorokan, oleh karena itu nasofaring juga dikenal sebagai saluran hidung-tenggorok.
Nasofarig memiliki ukuran lebar dan panjang masing berkisar antara 2-4 cm. Nasofaring
berfungsi untuk mengatur tekanan udara dari lingkungan luar dan membunuh bakteri
yang terbawa dari lingkungan luar.
2. Orofaring
Orofaring merupakan bagian faring yang terletak di belakang rongga mulut. Orofaring
dapat dilewati udara dan makanan sehingga berperan dalam sistem pernapasan dan
sistem pencernaan. Selain itu orofaring memiliki klep yang berfungsi mengatur makanan
agar tidak masuk ke saluran pernapasan, klep ini disebut epiglotis. Epiglottis dapat
menutup saluran pernapasan (terbukanya saluran pencernaan) saat menelan makanan dan
membuka saluran pernapasan (tertutupnya saluran pencernaan) saat proses bernapas.
Pada bagian dinding lateral (kiri dan kanan) orofaring terdapat tonsil platina yang
merupakan massa jaringan limfatik, tonsil ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi.
3. Laringofaring
Laringofaring adalah bagian paling akhir dari faring. Laringofaring sering juga disebut
dengan hipofaring. Bagian ini juga dapat dilewati oleh udara dan makanan. Laringofaring
dilapisi oleh sel epitel skuamosa berlapis. Laringofaring merupakan tempat pertemuan
antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan. Pada saat proses menelan maka
saluran pernapasan tertutup, hal ini yang menyebabkan bahwa manusia tidak dapat
menelan sambil bernapas.
c. Kotak Suara (Laring)

Laring adalah saluran udara yang terletak dari bagian depan faring hingga bagian bawah
trakea. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan, ligamen, dan membran. Pada
laring terdapat tonjolan jakun, epiglotis, dan pita suara. Pita suara merupakan jaringan elastik
yang melintang dipintu masuk laring. Pita suara berjumlah dua buah, pita suara palsu yang
terletak dibagian atas dan pita suara sejati yang terletak dibagian bawah. Suara dihasilkan
pada saat otot-otot pita suaraberfibrasi dan menggetarkan udara yang masuk melalui pita
suara Struktur laring, laring terdiri dari sembilan buah tulang rawan yang tersusun sedemikian
rupa sehingga serupa kotak. Dari sembilan tulang rawan tersebut, terdapat tiga tulang yang
sangat penting, yaitu:
1. Tulang rawan tiroid atau jakun (Adam’s Apple), merupakan tulang rawan
terbesar. Pada laki-laki, tulang rawan ini lebih besar dibandingkan dengan wanita.
Tulang rawan tiroid berfungsi untuk melindungi pita suara.
2. Epiglotis atau tulang rawan penutup, yaitu tulang rawan yang kecil. Satu sisi
dari epiglottis melekat pada tulang rawan tiroid dan sisi lainnya bebas. Epiglotis
berfungsi sebagai penutup lubang menuju laring agar makanan tidak masuk ke saluran
pernapasan.
3. Tulang rawan krikoid, berbentuk seperti cincin stempel dan terletak di bagian
paling bawah pada laring. Bagian stempelnya merupakan dinding posterior laring.

d. Batang Tenggorokan (Trakea)

Trakea merupakan saluran lanjutan dari laring, memiliki panjang 9-11 cm, dan dibentuk
oleh 16-20 cincin tulang rawan. Trakea berbentuk seperti huruf C. Tulang rawan pada trakea
berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka. Pada bagian dalam saluran dilapisi oleh
selaput lendir dari sel-sel epitel bersilia dan sel goblet. Silia hanya bergerak menuju ke arah
laring, sehingga dapat mengeluarkan debu dan butiran benda asing halus yang masuk bersama
udara pernapasan. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke
saluran pernapasan. e. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus) Bronkus merupakan cabang
kanan dan kiri dari trakea, serta memiliki struktur yang sama dengan trakea. Fungsi utama
bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru. Setiap
bronkus bermuara pada suatu paru-paru. Bronkus sebelah kanan lebih pendek dan lebih besar
daripada bronkus sebelah kiri. Bronkus kanan masuk ke paru-paru kanan, dan bronkus kiri
masuk ke paru-paru kiri. Cabang-cabang bronkus disebut bronkiolus. Pada bronkiolus tidak
terdapat cincin kartilago, tetapi tetap mengandung sel-sel bersilia. Diujung bronkiolus
terminal terdapat alveolus.

e. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru merupakan organ pernapasan utama berbentuk kerucut, terdiri atas jaringan
elastik yang berpori-pori seperti spons dan berisi udara. Paru-paru terletak di dalam rongga
toraks (dada) sebelah kanan dan kiri yang dipisahkan oleh jantung, diatas diafragma. Struktur
paru-paru tersusun dari 300 juta alveolus. Setiap alveolus mengandung 1 lapisan sel epitel
skuamosa (pipih) dan dikelilingi oleh pembuluh kapiler. Di dalam paru-paru, bronki
bercabang menjadi tubulus-tubulus kecil yang dikenal sebagai bronkiolus. Bronkiolus terus
bercabang menjadi pembuluh lebih kecil dan akhirnya membentuk cabang terkecil yaitu
bronkiolus terminal. Bronkiolus terminal bercabang lagi membentuk duktus alveoralis dan
berakhir pada sarkus alveoralis. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru kanan
(pulmo dekster) dan paru-paru kiri (pulmo sinister). Paru-paru kanan terdiri dari lobus
superior, lobus intermedia, dan lobus inferior. Paru-paru kiri terdiri dari lobus superior dan
inferior. Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura, sedangkan pleuraparietalis melekat pada
dinding rongga koraks. Paru-paru mengembang karena ada udara masuk, maka selaput pleura
yang basah dan halus kemudian bergeser satu sama lain dengan mudah, sehingga terhindar
dari kerusakan akibat gesekan. 2. Tabung Ruang mati anatomi (anatomic dead space)
merupakan ruang dalam saluran pernapasan bawah yang tidak mengalami pertukaran gas
karena tetap berada di saluran udara penghantar atau mencapai alveolus yang tidak perfusi
atau perfusi yang buruk. Ruang mati anatomi dalam saluran pernapasan yaitu zona konduksi.
Volume ruang mati anatomi adalah ±150 ml.

2.6 Penggunaan Organisme untuk bidang kesehatan


1. Organisme untuk kefarmasian
a. Laut sebagai habitat organisme
Laut sebagai habitat organisme sangat karakteristik dan ekstrim dibandingkan
lingkungan daratan. Lingkungan ekstrim tersebut memungkinkan proses metabolisme mahluk
hidup yang ada di dalamnya menjadi karakteristik dan menghasilkan sejumlah metabolit
sekunder yang karakteristik untuk pertahanan. Metabolit sekunder adalah senyawa tertentu
yang hanya dimiliki oleh orgnisme tertentu, dan golongan senyawa tersebut sangat bernilai
untuk kefarmasian antara lain sebagai bahan baku untuk obat, nutraceutical, kosmetik, hingga
alat kesehatan.

Organisme Laut juga berpotensi menghasilkan jenis senyawa kimia yang banyak dan
berbeda antara organisme satu dan linnya serta senyawa kimia tersebut memiliki sifat fisiko-
kimia yang karakteristik (Martin et al., 1997). Karakteristik organisme laut yang sangat
tampak adalah cara hidup yang beranekaragam antara jenis organisme satu dan lainnya.
Karena itu pengelompokan jenis organisme laut tidak berdasarkan ukuran tubuh atau fisik
organisme tersebut melainkan berdasarkan cara hidup setiap jenis organisme terhadap
lingkungannya (Nybakken, 1993).

Organisme laut pada umumnya tidak memiliki sistem sekresi seperti halnya mamalia,
karena itu termasuk organisme yang memiliki keragaman jenis metabolit sekunder yang
banyak, karena metabolit sekunder adalah golongan senyawa hasil metabolisme sekunder
yang tersimpan dalam sel dan jaringan suatu organisme, karena organisme tersebut tidak
memiliki sistem sekresi yang sempurna. Karena itu, organisme hayati yang banyak memiliki
metabolit sekunder paling banyak dan beragam jenis adalah tumbuhan, hewan tingkat rendah,
dan termasuk seluruh organisme laut. Sejumlah organisme tersebut akhirnya sangat berpotensi
dalam bidang kefarmasian dan telah diketahui sejak manusia ada. Organisme paling dikenal
berpotensi kefarmasian adalah tumbuhan sehingga dikenal tumbuhan obat, sedangkan untuk
hewan obat belum populer.

Kemanfaatan senyawa kimia sangat dipengaruhi bentuk struktur molekulnya, dan


setiap molekul memiliki kemanfaatan lebih dari satu potensi sehingga keragaman jenis
senyawa akan memberikan kemanfaatan yang beragam pula dan sangat banyak terutama
kemanfaatan untuk mamalia dan lingkungannya (Dougherty et al., 2006). Senyawa kimia
yang beragam jenis dan strukturnya adalah metabolit sekunder, sedangkan metabolit primer
tidak demikian halnya karena merupakan polimer yang tersusun oleh monomer metabolit
sekunder. Karena organisme laut tidak memiliki sistem sekresi yang sempurna seperti halnya
mamalia akan memiliki keragaman senyawa kimia yang banyak terutama metabolit sekunder
yang merupakan senyawa hasil metabolisme yang tersimpan secara baik dalam sel dan
jaringan hayati karena tidak tersekresi.
Keragaman senyawa kandungan organisme laut yang sangat banyak tersebut akan
memiliki kemanfaatan yang banyak pula, baik itu kegunaan yang berasal dari satu jenis
senyawa, maupun dari banyak senyawa. Ilustrasi yang dapat dilakukan, jika suatu organisme
mengandung 5 jenis senyawa metabolisme sekunder potensial dan setiap jenis senyawa
tersebut memiliki 5 kemanfaatan, maka organisme tersebut akan memiliki 25 jenis kegunaan
atau kemanfaatan. Karena itu potensi organisme laut pada umumnya sangat beragam serta
berbeda dengan organisme daratan termasuk potensi kefarmasian untuk obat, nutraceuticals
(makanan fungsional, suplemen, makanan medis, makanan rekayasa genetik), kosmetik dan
potensi lainnya.

b. Aktivitas biologi dan senyawa kimia organisme laut yang berpotensi untuk
kefarmasian
a. Aktivitas Sitoktosik
Sitotoksik adalah aktivitas biologi suatu senyawa kimia yang memiliki sifat fisiko-kimia yang
dapat merusak sel mamalia. Aktivitas biologi ini oleh keilmuan farmasi menjadikan suatu potensi
untuk membunuh sel kanker dengan memanfaatkan toksisitasnya yang kuat sehingga disebut
dengan sitotoksik. Penggunaan senyawa sitotoksik untuk membunuh sel kanker menjadi suatu
metode terapi yang akhirnya disebut dengan Chemoterapi yaitu penggunaan kimia berbahaya atau
toksik untuk terapi dengan mekanisme kerja senyawa membunuh sel kanker sebagai suatu kasus
penyakit.
Dua Lembaga Riset dunia paling terkenal terkait dengan penggunaan sitotoksik sebagai
terapi kanker yaitu NCI (National Cancer Institute) dan National Sea Grant Office (NSGO).
Kedua lembaga riset tersebut telah menemukan sekitar seratus (100) senyawa murni dan semi
murni dari organisme laut yang terbukti menghambat sejumlah pertumbuhan kanker secara in
vivo atau praklinik. Kelompok senyawa yang telah terkarakterisasi dengan baik sebagai Cytotoxic
adalah Cembranes, Macrolides, Depeptides, dan Miscellanous compounds. Ciri khas senyawa
sitotkisk memiliki gugus lakton, akan tetapi terdapat senyawa sitotoksik tidak memiliki gugus
lakton.

b. Aktivitas Cardiovascular
Sejumlah organisme laut, juga telah ditemukan senyawa yang memiliki aktivitas yang terkait
untuk pengobatan jantung. Keadaan menarik adalah terdapat sejumlah senyawa yang memiliki
aktivitas sebagai obat jantung; dan beberapa senyawa tersebut juga terbukti sebagai antibiotik dan
antineoplastik agents. Aktivitas biologi untuk obat jantung atau Cardiovascular diklasifikasi
dalam dua kategori yaitu Cardiotonic dan Hypotensive.
1. Senyawa untuk Cardiotonic
Senyawa Cardiotonics yaitu suatu senyawa yang secara in vivo maupun in vitro memiliki aktivitas
inotropic terhadap seluruh atau sebagian penyakit jantung. Secara, kimia senyawa yang termasuk
Cardiotonic dari organisme laut terdiri dari Marine peptides dan Marin glycosides.
2. Senyawa untuk Hypotensive
Senyawa untuk Hypotensive adalah senyawa kimia yang dapat menurunkan tekanan darah.
Beberapa senyawa tersebut telah ditemukan dari berbagai Marine Organism, yang
digolongkan dalam dua kategori, yaitu (a) Marine nucleosides dan (b) Hypotensive peptides
serta senyawa lain yang juga memiliki aktivitas untuk Hypotensive.

c. Marine Toxins.
Senyawa Marin biotoxin telah ditemukan dari berbagai organisme laut dalam bentuk ekstrak dan
senyawa semi murni sekitar tahun 1960 – 1971. Sejumlah senyawa tersebut memiliki struktur
kimia yang sangat kompleks, tetapi memiliki toksisitas yang tinggi sehingga disebut dengan
Marine Toxins. Para ahli Kimia Laut akhirnya berhasil mengisolasi dan mengkarakterisasis
sejumlah senyawa Marine Toxin dengan struktur kimia yang sangat kompleks tersebut. Marine
Toxins diklasifikasi dalam tiga kategori
d. Senyawa Antimikroba untuk Obat
Senyawa antimikroba untuk obat adalah spesifik untuk jamur dan bakteri; sedangkan untuk
virus lebih spesifik karena virus adalah bukan mahluk hidup. Sumber senyawa antimikroba
adalah sumberdaya alam dan sintetik atau semi sintetik. Organisme laut salah sumber
antimikroba yang telah banyak diktehui. Senyawa antimikroba organisme laut telah banyak
diisolasi secara dari berbagai spesies Alga hijau, alga merah, coral, dan sponge. Senyawa
antimikroba, secara struktur mengandung unsur halogen seperti Brom, serta sianida yang
menunjukkan memiliki toksisitas. Secara struktur senyawa halogen kurang baik sebagai
antibiotik karena toksisitasnya kecuali dengan doses ketat.

e. Senyawa Antibiotik Penting dari Organisme laut

Senyawa antibiotik umumnya merupakan semi-sintetik setalah ditemukan dari organisme


yaitu untuk produksi pada jumlah yang banyak. Antibiotik dari organisme laut juga telah
banyak ditemukan seperti Okadaic Acid dengan sinonim Halochondrine A yang ditemukan
dari Halichondria okadai (okadai atau malanodocia); Acanthifolicin dari Pandaros
acanthifolium (Sponge); Norhalichondrin A juga dari Halichondria okadai (Sponge) yang
juga aktif sebagai antitumor. Struktur senyawa antibiotik dari organisme laut cukup kompleks
dan menunjukkan senyawa karbamat yang memiliki aktivitas yang sesuai untuk suatu
antibiotik.

f. Antiinflammatory dan Antispasmodic Organisme Laut


Beberapa senyawa antiinflamasi dari organisme laut adalah Dendalone-3- hydroxybuyrate
dari Pylospongia dendyi atau Spong; 6-n-Tridecyl salicylic acid dari Caulocystic
cephalomithos atau Alga coklat; Flexibilide dari Sinularia flexibilitis merupakan Karang
Lunak (Soft Coral), dan Monalide dari spesies Luffariella variabilis atau Sponge. Selanjutnya,
senyawa organisme laut yang memiliki aktivitas Antispasmodic agents adalah Flustramine A
dan B dari Flustra foliaceae; Tetradoctoxin Spheroides rubripes atau semua ikan.

g. Miscellaneous Berpotensi Kefarmasian

Sejumlah senyawa yang memiliki activitas untuk kefarmasian telah diisolasi dan
dikarakterisasi dari organisme laut. Beberapa di antaranya adalah Latruncullins; Kainic Acid;
Domoic Acid; Vidarabine; Aplysinopsin; 28- Deoxyzoanthenamine; Barettin; Nereistotoxin;
dan Conotoxin. Latruncullins (LAT) diperoleh dari Latrunculia magnifica dan Cromodoris
elisabethina dan juga pada Spongia mycofijiensis (Fijian Sponge). Kegunaannya lebih banyak
terkait penelitian natural product chemistry atau material sciences. Kainic Acid dari Digenea
simplex yang berptensi untuk mengatasi kejang (neurol) serta anthemintic (Nematode).
Domoic Acid dari Chondria armata (alga merah) juga sebagai material sains. Vidarabine
hasilculture Streptomyces antibioticus yang potensial sebagai antineoplastic agents;
Aplysinopsin dari Verongia spengelii (Sponge kuning) dam juga dari Astroides calicularis
(Anthozoan) yang berpotensi sebagai obat Leukimia; 28- Deoxyzoanthenamine dari
Zonathus sp yang memiliki anelgesik yang kuat dan juga sebagai antiinflamasi. Selanjutnya,
senyawa lainnya adalah Barettin dari Geodia beretti yang berguna untuk stimulan pada usus
halus; Nereistotoxin dari cacing laut atau Lumbriconeris heteropoda sebagai insektisida;
Conotoxins dari Conus geographus.

2. Penggunaan Drosophila melanogaster (Lalat Buah) Sebagai Organisme Model Dalam


Penemuan Obat

a. Drosophila melanogaster sebagai organisme model

Uji pra-klinis kandidat obat baru menggunakan organisme model yang sesuai adalah salah
satu faseyang wajib dilaksanakan dalam proses penemuan obat. Namun, seiring dengan
meningkatnya perhatian masyarakat dunia terhadap etika penggunaan organisme model
tradisional seperti mencit dan tikus, keberadaan organisme model alternatif pun sangat
diperlukan. Untuk tujuan tersebut, lalat buah Drosophila melanogaster merupakan salah satu
model yang patut diperhitungkan. Selain sejarah penggunaannya yang telah cukup lama,
organisme model ini merupakan serangga di balik kesuksesan ilmuwan dalam mempelajari
patogenesis penyakit mulai dari penyakit neurodegeneratif hingga sindrom metabolik terkait
obesitas dan diabetes melitus. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika delapan medali
Nobel telah diberikan kepada para peneliti yang menggunakan Drosophila dalam eksperimen
mereka. Pemetaan genom yang telah berhasil dilakukan menunjukkan bahwa Drosophila
memiliki kemiripan genetik sekitar 75% dengan manusia. Ditunjang dengan ketersediaan
berbagai model penyakit baik melalui manipulasi genetik (mutan/transgenik) maupun melalui
induksi secara kimiawi.

Drosophila merupakan organisme model yang sangat menjanjikan untuk digunakan


dalam riset biomedik. Dengan tersedianya berbagai model penyakit dan informasi terkait
Drosophila melanogaster yang mudah untuk diakses, penggunaan model penyakit berbasis
lalat buah dalam proses penemuan obat merupakan salah satu terobosan yang layak untuk
dipertimbangkan. Bukan tidak mungkin jika di kemudian hari model mungil ini akan
menggantikan penggunaan hewan model tradisional dalam pengujian pra-klinik kandidat obat
baru. D. Melanogaster sebagai organisme model untuk menyelidiki patogenesis beberapa
penyakit meliputineurodegeneratif, kanker, gangguan kardiovaskular, penyakit infeksi, dan
gangguan sindrom metabolik seperti obesitas dan diabetes melitus dan aplikasinya dalam
penemuan obatbaru.

b. Mengapa Menggunakan Lalat Buah Drosophila melanogaster?

Lalat buah Drosophila melanogaster, yang juga biasa dikenal dengan nama lalat cuka
(vinegar fly), merupakan spesies serangga dalam ordo Diptera dan famili Drosophilidae. Lalat
ini menjadi pusat perhatian setelah Thomas Hunt Morgan memperkenalkan penggunaannya
sebagai organisme model dalam riset genetika pada awal tahun 1900-an (Markow, 2015).
Hingga kini D.melanogaster telah diaplikasikan secara luas untuk menjelaskan berbagai
fenomena biologis penting yang juga terdapat pada manusia,mulai dariperan apoptosis dan
fagositosis dalam perkembangan dan imunitas (Meier et al., 2000; Nainu et al., 2017; Nainu
et al., 2015; Nonaka et al., 2017), pengaruh nutrisi dalam pengaturan fungsi biologis dan
umur individu (Rajan & Perrimon, 2013), hingga makna

cacat genetik terhadap gangguan fenotip pada organisme (Mackay, 2010; Nakanishi et al.,
2011;Drosophilidae ini berukuran sekitar 180 MB (megabasa) yang tersebar pada empat
kromosom.

Dengan jumlah kromosom yang sedikit, D. melanogaster kemudian menjadi


organisme pilihan untuk mempelajari mekanisme penyusunan gen pada kromosom,
pengaturan aktivitas dan fungsi gen, serta pola mutasi pada organisme eukariotik sederhana
(Pandey &Nichols, 2011; Ugur et al., 2016; Wangler et al.,2015). Walaupun memiliki genom
yang sederhana,lalat buah D. melanogaster diperkirakan memiliki kemiripan genetik dengan
manusia sebesar 75 % (Chien et al., 2002; Pandey & Nichols, 2011; Reiter et al., 2001). Hal
inilah yang mendasari potensi penggunaan lalat buah Drosophila melanogaster sebagai
organisme model dalam riset mekanisme penyakit dan penemuan obat. Secara eksperimental,
lalat buah memiliki beberapa keuntungan. Pertama, lalat buah sangat mudah dipelihara dan
membutuhkan biaya yang relatif murah jika dibandingkan dengan organisme model seperti
Zebrafish, mencit, dan tikus (Giacomotto & Ségalat, 2010; Pandey & Nichols, 2011; Strange,
2016). Hal ini sangat menguntungkan bagi para peneliti dengan jumlah dana yang terbatas.
Kedua, lalat betina dapat menghasilkan 30-50 telur per hari dan tiap telur dapat berkembang
menjadi lalat dewasa dalamwaktu sekitar 10 hari, sangat berbeda dengan mencit yang hanya
menghasilkan sejumlah kecilketurunan dalam waktu 3-4 bulan (Panchal & Tiwari, 2017).
Dengan demikian, penggunaan D.melanogaster dapat memudahkan peneliti untuk
memperoleh hasil eksperimen dengan populasi pengujian yang besar sesegera mungkin.
Ketiga, D. melanogaster memiliki masa hidup yang singkat (sekitar 2-3 bulan) sehingga
sangat cocok untuk digunakan dalam mempelajari beberapa proses biologis, seperti misalnya
mekanisme penuaan (aging), yang sekiranya akan cukup sulit diamati pada hewan-hewan uji
yang lain.

c. Aplikasi Drosophila melanogaster Sebagai Organisme Model Penyakit

Manusia

1. Drosophila melanogaster sebagai model penyakit neurodegeneratif

Keuntungan menggunakan lalat buah adalah sel saraf (neuron) dapat dihilangkan
seluruhnya(complete ablation) tanpa membunuh lalat yang bersangkutan. Selain itu, ketika
inginmenggunakan jenis transgenik, gen-gen manusia terkait sistem saraf dapat diekspresikan
hanya pada jaringan tertentu dengan menggunakan promoter spesifik (Pandey & Nichols,
2011; Reiter, 2005). Kentungan lain yang dapat dirasakan ketikamenggunakan D.
melanogaster pada eksperimen skrining genetik maupun farmakologi adalah ketika ingin
mengekspresikan protein tertentu pada D. melanogaster. Protein yang diekspresikan pada
model serangga ini dapat diamati dengan lebih mudah jika dibandingkan dengan hewan
mamalia yang lazim digunakan dalam laboratorium seperti mencit dan tikus.

Drosophila melanogaster telah digunakan secara untuk mempelajari proses biokimia dan

genetik yang terjadi pada organisme eukariotik, termasuk pada sistem saraf (Bellen et al.,
2010; Hales et al., 2015; Wangler et al., 2015).Berlandaskan hal tersebut, D. melanogaster
kini mulai digunakan untuk mempelajari beberapa penyakit neurodegeneratif seperti penyakit

Alzheimer, Parkinson, Huntington, epilepsy, dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS)


(Pandey &Nichols, 2011; Reiter, 2005; Wangler & Bellen, 2017; Yamamoto et al., 2014).
Dengan menggunakan organisme model, kita telah mengetahui bahwa kebanyakan penyakit

neurodegeneratif yang disebabkan oleh hilangnya neuron-neuron spesifik secara progressif,


misalnya penyakit Parkinson dan Alzheimer, berhubungan erat dengan pembentukan agregat
protein toksik dalam lingkungan intrasel (Pandey & Nichols, 2011; Reiter, 2005). Selain itu,
serupa dengan yang terjadi pada manusia, timbulnya penyakit neurodegeneratif pada lalat
buah umumnya sejalan dengan pertambahan umur.
2. Drosophila melanogaster sebagai model penyakit kanker

Pada umumnya, kanker pada manusia dihasilkan dari pertumbuhan sel epitel yang tidak
terkontrol Menggunakan organisme model sederhana seperti Drosophila, para peneliti telah
mulai mempelajari kanker yang timbul dari sel epitel Selain itu, jalur sinyal Ras yang

ditemukan pertama kalinya pada lalat buah saat ini telah diketahui berperan penting dalam
proses perkembangan sel kanker pada manusia Dengan demikian, peneliti dapat
menggunakan lalat buah untuk mempelajari jalur-jalur sinyal yang ikut berpartisipasi dalam
pembentukan sel-sel tumor. Drosophila melanogaster merupakan organisme model yang
sangat berpotensi untuk digunakan dalam menganalisis mekanisme timbulnya tumor sekaligus
sebagai model uji yang ekonomis untuk digunakan dalam pencarian senyawa anti kanker yang
ampuh. Namun, seperti halnya organisme uji yang lain, lalat buah D. melanogaster pun
memiliki keterbatasan. Tidak semua jenis kanker dapat dibuat menggunakan Drosophila.
Untuk

jenis-jenis kanker pada jaringan spesifik, seperti misalnya prostat dan payudara, Drosophila
tidak dapat digunakan sebagai organisme model karena tidak memiliki organ serupa.

3. Drosophila melanogaster sebagai model penyakit infeksi

organisme model ini telah digunakan untuk menyelidiki mekanisme pengaturan sistem
imun manusia pada tingkat seluler dan molekuler. Lebih lanjut, penelitian menggunakan
Drosophila telah memberikan pengetahuan mengenai kontrol genetik terhadap aktivitas
protein-protein sistem imun atau pada saat proses pengenalan antigen dari patogen maupun
benda asing lainnya Sistem imun Drosophila terbagi atas sistem imun seluler dan sistem imun
humoral (Elrod-Erickson et al.; Royet et al., 2003). Pada level seluler, Drosophila dilindungi
oleh hemosit (hemocytes) yang dapat berupa plasmatosit (plasmatocytes), lamellosit
(lamellocytes), maupun sel-sel kristal (crystal cells) (Lemaitre & Hoffmann, 2007;

Parsons & Foley, 2016).

Dengan menggunakan metode yang sama, Drosophila kini telah dimanfaatkan sebagai
organisme model untuk menguji aktivitas antivirus senyawa yang dihasilkan dari tanaman
(Ekowati etal., 2017). Ke depannya, dengan tersedianya beragam mutan Drosophila yang
memiliki sistem imun yang lemah atau bahkan tidak ada lagi, peluang untuk menguji aktivitas
kandidat antimikroba pada organisme model imunodefisien (immunodeficient model
organism) sangat memungkinkan untuk dilakukan secara cepat, mudah, dan ekonomis.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Kata “organisme” berasal dari bahasa Yunani “organismos”, atau “Organon”, yang
berarti “instrumen, menerapkan, alat, organ akal atau kekhawatiran” .Pertama kali
muncul dalam bahasa Inggris pada tahun 1703 (Oxford English Dictionary).
 Organisme adalah makhluk hidup terdiri dari banyak komponen yang saling terkait
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Organisme hadir dalam berbagai
ukuran, bentuk dan gaya hidup, tetapi mereka semua berbagi beberapa ciri yang sama.
Semua organisme membutuhkan makanan (nutrisi) dan mengeluarkan limbah,
tumbuh, berkembang biak dan akhirnya, mati.
 Organisme uniseluler dianggap lebih primitif daripada Organisme multiselular, karena
kompleksitas yang lebih rendah. Organisme bersel tunggal terdiri dari satu sel tunggal,
tetapi tubuh multiseluler terdiri dari banyak sel mengkhususkan diri dalam fungsi-
fungsi tertentu bersama-sama.
 Tujuan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,
membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup
 7 tingkatan takson utama yaitu Kingdom, Filum/divisio (keluarga besar), Kelas
(classis), Ordo (bangsa), Famili, Genus (marga), Spesies (jenis).
 Organisme Laut berpotensi menghasilkan jenis senyawa kimia yang banyak dan
berbeda antara organisme satu dan linnya serta senyawa kimia tersebut memiliki sifat
fisiko-kimia yang karakteristik

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih baiknya makalah ini mendapat
kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat lebih sempurna lagi. Dan alangkah
baiknya jika isi dari makalah ini dapat dikoreksi oleh dosen pengajar agar tidak terjadi
kesalahfahaman dalam memahami materi Organisme sebagai sistem ini, Kritik dan saran
sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini, semoga dengan adanya pembuatan
makalah ini kita dapat mengambil manfaatnya khususnya bagi para pembaca sekalian.

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, S. 2011. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: PT. Sarana Panca Karya
Nusa.

Biologi Media Center. 2014. Organ-organ Pencernaan.pada Manusia. URI = http://


biologimediacentre.com/ sistem – pencernaan – 3 – organorgan - pencernaan-manusia
Gultom, S. 2012. Sistem Organ Tubuh Manusia dan Hewan. Pusat Pengembangan Profesi
Pendidik.

Dr. Ramlawati,m.si,dkk.2017, sumber belajar penunjang plpg 2017 mata pelajaran ipa bab ii
klasifikasi makhluk hidup. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.

Laode R. 2019. Pharmaceutical Research and Development Laboratory of PHARMACA


TROPIS Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, SAMARINDA, KALIMANTAN
TIMUR, INDONESIA. 2(1): p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Raysha, Agustini (Ed.). 2019. Sistem Pernapasan. Depok: Universitas Gunadarma.

Firzan Nainu. 2018. Penggunaan Drosophila melanogaster Sebagai Organisme Model


Dalam Penemuan Obat. 4 (1): 50 – 67.

Anda mungkin juga menyukai