Oleh :
ISMAINI (12080323257)
MIFTAHUL JANNAH (12080322381)
RIRIN ARIANTI (12080322761)
SALSA AYU RAHMADHANY (12080323294)
Kelas : I/GIZI/A
Dosen Pengampu:
TAHRIR AULAWI, Dr., S.Pt., M.K.M.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Semua organisme tersusun atas unit struktural yang disebut sel; beberapa organisme
hanya berupa sel tunggal (uniseluler) dan yang lain memiliki banyak unit (multiseluler).
Organisme multiseluler dapat mengkhususkan sel-selnya untuk melakukan fungsi tertentu.
Kumpulan sel-sel tersebut dinamakan jaringan, dan pada hewan, jaringan ini dibagi menjadi
empat kelompok dasar, yaitu epitelium, jaringan saraf, jaringan otot, dan jaringan ikat.
Beberapa jenis jaringan bekerja sama dalam bentuk organ untuk menghasilkan fungsi tertentu
(seperti jantung yang memompa darah atau kulit sebagai penghalang bagi lingkungan). Pola
ini berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi, beberapa organ membentuk sistem
organ seperti sistem reproduksi dan sistem pencernaan. Banyak organisme multiseluler
memiliki beberapa sistem organ, yang berkoordinasi untuk memungkinkan kehidupan.
Organisme merupakan sistem kimiawi yang rumit, yang diatur dengan cara-cara yang
mendukung reproduksi dan keberlanjutan atau kelangsungan hidup. Hukum yang mengatur
proses kimiawi pada benda mati juga mengatur proses kimiawi kehidupan. Proses-proses ini
umumnya mengatur seluruh fenomena organisme dan menentukan kemampuan organisme
tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta menentukan kelangsungan hidup
gen mereka yang berbasis DNA.Asal-usul, metabolisme, dan banyak fungsi internal
organisme lainnya diatur oleh fenomena kimiawi, terutama kimia molekul organik besar. Bisa
dibilang, organisme merupakan senyawa kimia dalam sistem yang kompleks, yang
memainkan berbagai peran melalui interaksi dengan lingkungannya.
1.2 Rumusan Masalah
2.1Pengertian Organisme
Kata “organisme” berasal dari bahasa Yunani “organismos”, atau “Organon”, yang
berarti “instrumen, menerapkan, alat, organ akal atau kekhawatiran” .Pertama kali muncul
dalam bahasa Inggris pada tahun 1703 (Oxford English Dictionary). Organisme langsung
berhubungan dengan istilah “organisasi”.Istilah organisme mungkin secara luas didefinisikan
sebagai perakitan molekul yang berfungsi secara keseluruhan lebih-atau-kurang stabil yang
menunjukkan sifat-sifat kehidupan. Organisme ini termasuk semua makhluk hidup individu
yang dapat bereaksi terhadap rangsangan, bereproduksi, tumbuh, dan mempertahankan
homeostasis (regulasi sendiri)
Organisme adalah makhluk hidup terdiri dari banyak komponen yang saling terkait dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Organisme hadir dalam berbagai ukuran,
bentuk dan gaya hidup, tetapi mereka semua berbagi beberapa ciri yang sama. Semua
organisme membutuhkan makanan (nutrisi) dan mengeluarkan limbah, tumbuh, berkembang
biak dan akhirnya, mati.
Oksigen terdapat di udara sebagai didromic molekul, ol2, yang seharusnya kita sebut
oksigen.l Semua organisme baik aerob maupun
Berdasarkan biologi dan ekologi, organisme adalah tingkat organisasi kehidupan yang
terakhir berupa kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi sehingga berfungsi
secara stabil dan memiliki sifat hidup. Apa itu contoh organisme: Ya kita, dong. Manusia.
Makhluk-makluk hidup lain juga merupakan organisme.
ada 5 Ciri dari makhluk Hidup Menurut Kimball , ialah sebagai berikut :
1. Bersifat rumit
2. Responsif
3. Berevolusi
4. Mengadakan metabolism
5. Bereproduksi
Pengertian Makhluk Hidup (Organisme)menurut Helena Curtis (1975) Makhluk
hidup ialah sesuatu yang :
1. Mengadakan metabolisme
2. Mengadakan Gerak
3. Mengadakan pertumbuhan
4. Bereproduksi
5. Responsif
Makhluk hidup secara kolektif disebut sebagai organisme, karena tubuh mereka terdiri
dari satu atau lebih organ dan organel untuk melaksanakan berbagai proses dalam seluruh
kehidupan.
A. Organisme Uniseluler
Mayoritas dari mikroba (termasuk virus) yang uniseluler dalam organisasi. Menurut teori
evolusi, organisme uniseluler adalah yang pertama untuk berkembang di Bumi. Asal mereka
tinggal kembali ke 3,8 miliar tahun yang lalu. Masing-masing dari mereka memiliki beberapa
fitur karakteristik, yang membantu dalam adaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan.
organisme bersel tunggal dapat ditemukan di setiap habitat, bahkan dalam kondisi paling
ramah.
Amoeba
Amoeba juga merupakan protozoa, uniseluler eukariotik, yang ditemukan di hampir semua
habitat air tawar. Terkenal karena modus yang unik gerak, tidak memiliki bentuk tertentu.
Bahkan, bentuk sel yang tergantung pada kondisi yang berlaku. Setiap kali diperlukan, amuba
meluas kaki palsu (pseudopodia), dan menggunakannya untuk fagositosis dan bergerak.
Paramecium
Sebuah protozoa sandal berbentuk eukariotik, paramecium terdiri dari satu sel. Tubuhnya
dilapisi oleh rambut seperti silia menit, yang membantu dalam gerak dan makan. Paramecium
reproduksi dipelajari secara rinci, sehingga untuk memahami tingkat multiplikasi. Di bawah
kondisi yang menguntungkan, itu mereproduksi dengan metode aseksual, sementara di stres,
reproduksi berlangsung secara seksual.
Bakteri
Semua dari kita memiliki ide singkat tentang bakteri. Kanan dari pembentukan yoghurt untuk
menyebabkan penyakit menular, bakteri yang hadir di mana saja di lingkungan. Mereka menit
dan memiliki berbagai bentuk (batang, bulat, spiral, dll). Beberapa strain bakteri yang
disesuaikan dalam kondisi keras seperti jauh di dalam kerak bumi dan air panas. Mereka
memainkan peran penting dalam daur ulang nutrisi.
Cyanobacteria
Juga dikenal sebagai ganggang biru-hijau (BGA), cyanobacteria adalah organisme uniseluler.
Ini memiliki karakteristik dari kedua bakteri dan ganggang, maka nama. Cyanobacteria
menyerupai ganggang karena keduanya menjalani fotosintesis untuk produksi pangan.
Sementara sifat prokariotik dari BGA membuatnya mirip dengan bakteri
Selain ini, contoh termasuk diatom, Euglena, chlorella, dan Chlamydomonas. Dalam rangka
untuk mendapatkan ide tentang bagaimana organisme ini terlihat seperti, dapat mempelajari
mikroorganisme dalam air kolam. Untuk percobaan biologi, mengumpulkan sampel air tawar
dari kolam taman dalam botol kecil. Menggunakan tetes mata, menaruh setetes sampel air
pada slide, lembut tempat slip cover di atasnya, dan mengamati di bawah mikroskop. Anda
akan menemukan organisme menit bergerak secara acak, yang sebagian besar adalah
organisme yang memiliki sel tunggal. Organisme, yang terdiri dari banyak sel dan jauh lebih
besar dan lebih kompleks dibandingkan dengan organisme uniseluler.
Ciri- ciri Organisme Uniseluler:
Organisme bersel satu atau bersel tunggal atau organisme uniseluler ini merupakan organisme
yang khusus. Jumlah dari organisme uniseluler ini tidak sebanyak organisme multiseluler
yang hampir mencakup semua makhluk hidup. Organisme uniseluler menunyai ciri- ciri
tertentu. Beberapa ciri dari organisme uniseluler ini adalah memiliki bentuk tubuh yang tidak
kasat mata atau mikroskopis atau yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop,
namun terkadang ada juga organisme uniseluler yang dapat dilihat dengan menggunakan mata
telanjang.
B. Organisme Multiseluler
Organisme multiseluler adalah suatu istilah biologi untuk organisme yang mempunyai
banyak sel bahkan terdiri dari jutaan sel, kontras dengan organisme uniselular yang hanya
mempunyai satu sel. Organisme jenis ini biasanya dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa
perlu alat bantu mikroskop. Jumlah sel yang lebih banyak juga berarti ukuran organisme
multiseluler juga lebih besar dibandingkan dengan organisme uniseluler. Komposisi dan
struktur tubuhnya juga sangat kompleks dan rumit. Sel yang sangat banyak juga menyebabkan
terbentuknya berbagai organ yang menjalankan fungsi yang berbeda.
Organisme multiseluler juga dikenal sebagai eukariota. Tidak seperti organisme bersel
tunggal, organisme multiseluler memiliki inti sel dan DNA yang terpisah. Manusia adalah
contoh terbaik dari organisme multisel, dan sejumlah besar sel menyebabkan kelahiran organ
yang berbeda untuk melaksanakan fungsi yang berbeda.
Organisme multisel telah mengalami diferensiasi sel, yang melakukan fungsi khusus.
Sebagai contoh: sel saraf, sel darah, sel-sel otot, semua melakukan fungsi yang
berbeda.Sebuah organisme multi sel -mencakup semua organisme dari Plantae dan Animalia
kerajaan – ikan, manusia, harimau, kuda, sapi, anjing, domba, ular, ikan paus, gajah, pohon
mangga, mawar, tanaman, tumbuh-tumbuhan, dll.
Ciri-ciri Organisme Multiseluler:
Meskipun secara umum organisme multiseluler berukuran lebih besar, namun ada juga yang
berukuran mikroskopis yang dikenal dengan nama myxozoa.
2.3Klasifikasi Organisme
1. Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu hirarki.
Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual
yang menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan
takson-takson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam keanekaragaman..
Sedangkan (Tjitrosoepomo, 1993)mengatakan bahwa dasar pengadaan klasifikasi adalah
keseragaman kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi. Semua ahli
biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun
hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan maupun
hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang
memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang
berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778),
seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan
Carolus Linnaeus.Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena
sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan
dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem
klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin
adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.
Para biologiwan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem
Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap
yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup, yaitu:
4. Tingkatan klasifikasi/Takson
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar
kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-
kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga
pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis
makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah
distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan
International Committee on Zoological Nomenclature.
Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat-tingkat takson maka
faedah dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Takson dinyatakan sebagai unit
taksonomi tingkat yang manapun. Bila setiap bagian yang lebih kecil pada takson itu
disebut dengan istilah yang sama dan diberi awalan anak (sub), kita dapat memilah 25
takson termasuk yang terkecil yaitu individu. Berikut ini urutan 25 takson tersebut dari
yang paling besar ke yang kecil:
Dunia : regnum/kingdom
Anak dunia : sub
Regnum/kingdom Divisi : Divisio/fillum
Anak divisi : sub divisio/filum
Kelas : classis
Anak kelas : sub classis
Bangsa : ordo
Anak bangsa : sub ordo
Suku : familia
Anak suku : sub familia
Rumpun : tribus
Anak rumpun : sub tribus
Marga : genus
Anak marga : subgenus
Seksi : sectio
Anak seksi : sub sectio
Seri : series
Anak seri : sub series
Jenis : spesies
Anak jenis : sub spesies
Varitas : varietas
Anak varitas : sub varietas
Bentuk : forma
Anak bentuk : sub forma
Individu : individu
Disebabkan karena tingkatan takson yang terlalu banyak, maka untuk mempermudah hal
tersebut di dalam kehidupan sehari-hari kita hanya menggunakan 7 tingkatan takson utama.
Adapun tingkatan takson utama yang sering kita kenal sehari-hari yaitu :
b. Filum/divisio (keluarga besar). Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama
division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organisme-
organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki
akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara
lain phyta dan mycota.
c. Kelas (classis). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio.
d. Ordo (bangsa). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama
ordo umumnya diberi akhiran ales.
e. Famili. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family tumbuhan
biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.
f. Genus (marga). Genus adalah takson yang lebih rendah daripada family. Nama genus
terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf
dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
g. d) Spesies (jenis). Spesies adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertil (subur)
a) Nama spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata
kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
b) Huruf pertama nama genus ditulis huruf kapital, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis digunakan huruf kecil
d) Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis
bawah, atau lainnya)
e) Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya
harus digabung atau diberi tanda penghubung.
f) Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies,
melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah spesies
g) Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung (Zea
Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan
tumbuhan dan kerajaan hewan. Namun ternyata setelah dipelajari lebih lanjut terdapat jenis
makhluk tertentu yang umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Hal ini yang
kemudian membuat para ahli taksonomi mengelompokkan makhluk hidup kedalam 3
kelompok yaitu: protista, plantae dan animalia. Setelah para ahli mengetahui struktur sel
(susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu
Monera, protista, Plantae, dan Animalia. Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker
mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi,
Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup
memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi
kingdom Eubacteria dan Archaebacteria, sehingga melahirkan sistem baru yang dikenal
sistem klasifikasi 6 kingdom. Adapun sistem klasifikasi berdasarkan atas pembagian
kingdom secara garis besar dibedakan atas beberapa sistem, yaitu :
Sistem enam kingdom : Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia
fungsinya untuk hidup. Organel sel tersebut diantaranya ribosom, mitokondria, badan golgi,
retikulum endoplasma , membran plasma , dan vakuola . Seluruh aktivitas organel tersebut
dikontrol oleh inti sel (nukleus) Dalam tingkat molekuler, atom-atom berikatan membentuk
molekul. Molekul-molekul tersebut akan menyusun organel-organel sel. Contohnya, membran
sel plasma yang tersusun atas molekul molekul protein, fosfolipid, kolesterol, air, karbohidrat,
dan ion-ion lain. Adanya molekul tersebut , memungkinkan membran plasma menjalankan
fungsinya sebagai bagian luar sel yang memisahkan sel dengan lingkungan sekitarnya.
Dalam Biologi, dikenal pembagian makhluk hidup menjadi beberapa kerajaan atau
kingdom. Kingdom yang dipelajari terdapat lima kelompok , yaitu kingdom Monera, kingdom
Protista, kingdom Fungi, kingdom Animalia, dan kingdom Plantae. Setiap kingdom terdiri
atas populasi yang berbeda, misalnya kingdom Animalia memiliki populasi banteng, populasi
elang jawa, dan populasi harimau jawa.
a. Sistem pernapasan
Respirasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Respirasi luar dan respirasi dalam.
Respirasi luar merupakan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang terjadi di
antara darah dan udara. Sedangkan respirasi dalam merupakan pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) dari aliran darah ke sel-sel di seluruh tubuh. Pernapasan (respirasi)
manusia terdiri dari respirasi selular dan respirasi paru-paru.
Sistem kontrol respirasi diatur oleh kerja sistem saraf pusat, yang meliputi pengontrolan
secara sadar (volunter) dan secara tidak sadar (involunteer).
a) Secara sadar, pusat pengontrolan respirasi berada di pusat kesadaran pada korteks.
b) Secara tidak sadar, pusat pengontrolan respirasi berada di medulla oblongata dan pons
varolli.
c) Homeostasis, Homeostasis merupakan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
lingkungan di dalam tubuh secara konstan. Homeostasis pada saluran pernapasan
dilakukan dengan pertukaran gas dan regulasi pH darah.
1) Pertukaran Gas Pertukaran gas dilakukan oleh paru-paru dengan menghilangkan
karbondioksida dan menggantinya dengan oksigen yang dibutuhkan oleh organ.
Energy yang dihasilkan dari pertukaran gas berguna untuk menjalankan fungsi-
fungsi tubuh seperti kondusif saraf dan kontraksi otot.
2) Regulasi pH Darah Darah masuk ke kapiler dalam paru-paru, kemudian ion
bikarbonat dan ion hidrogen diubah menjadi asam karbonat (H2CO3), lalu
kembali menjadi karbondioksida dan air. Hilangnya ion tersebut membuat darah
memiliki pH netral sehingga hemoglobin (Hb) dapat mengikat oksigen. pH darah
normal ditetapkan sebesar 7,4 yang sedikit alkali. Jika pH darah turun dibawah
7,2 atau naik diatas 7,6 maka otak akan berhenti berfungsi normal dan akan
dalam masalah. Tingkat pH darah dibawah 6,9 atau diatas 7,9 biasanya fatal.
Hidung (nasal atau naso) merupakan saluran utama yang dilapisi dengan selaput lendir, di
dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Selain itu terdapat konka yang terdiri dari banyak
kapiler darah, fungsinya adalah untuk menghangatkan udara yang masuk ke dalam paru-paru.
Hidung terdiri dari dua lubang yang di pisahkan oleh sekat hidung. Hidung berbentuk
piramida yang tersusun dari tulang keras, tulang rawan hialin, dan jaringan vibroaerolar.
Rongga hidung (cavum nasalis) memiliki bagian internal dan eksternal. Bagian eksternal
hidung mengandung folikel rambut, kelenjar keringat, dan sebasea (lemak). Bagian internal
menjadi rongga hidung kanan dan kiri, masing-masing rongga hidung terdapat tiga ruang
kecil yaitu meatus superior, media, dan inferior. Bagian internal rongga hidung juga memiliki
rambut-rambut halus (vibrissae).
b. Tekak (Faring)
Faring adalah daerah dimana terjadi persilangan antara jalur untuk sistem pernapasan dan
pencernaan. Faring memiliki panjang kurang lebih 5 inci memanjang dari dasar tenggorokan
sampai esofagus. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar
masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan. Selain itu, faring juga
berfungsi sebagai penyaring, pengatur tekanan, dan juga dapat mengatur kelembaban udara
yang masuk. Udara ini akan diteruskan ke batang tenggorokan (trakea). Faring terletak di
depan cervical vertebrata dan terdiri atas tiga bagian yaitu:
1. Nasofaring
Nasofaring adalah bagian faring yang terletak pada bagian belakang rongga hidung.
Nasofaring merupakan satu-satunya bagian faring yang hanya dapat dilalui oleh udara,
sedangkan bagian faring lainnya dapat dilalui oleh udara maupun makanan. Nasofaring
berasal dari dua kata, yaitu naso yang artinya hidung dan faring yang artinya
tenggorokan, oleh karena itu nasofaring juga dikenal sebagai saluran hidung-tenggorok.
Nasofarig memiliki ukuran lebar dan panjang masing berkisar antara 2-4 cm. Nasofaring
berfungsi untuk mengatur tekanan udara dari lingkungan luar dan membunuh bakteri
yang terbawa dari lingkungan luar.
2. Orofaring
Orofaring merupakan bagian faring yang terletak di belakang rongga mulut. Orofaring
dapat dilewati udara dan makanan sehingga berperan dalam sistem pernapasan dan
sistem pencernaan. Selain itu orofaring memiliki klep yang berfungsi mengatur makanan
agar tidak masuk ke saluran pernapasan, klep ini disebut epiglotis. Epiglottis dapat
menutup saluran pernapasan (terbukanya saluran pencernaan) saat menelan makanan dan
membuka saluran pernapasan (tertutupnya saluran pencernaan) saat proses bernapas.
Pada bagian dinding lateral (kiri dan kanan) orofaring terdapat tonsil platina yang
merupakan massa jaringan limfatik, tonsil ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi.
3. Laringofaring
Laringofaring adalah bagian paling akhir dari faring. Laringofaring sering juga disebut
dengan hipofaring. Bagian ini juga dapat dilewati oleh udara dan makanan. Laringofaring
dilapisi oleh sel epitel skuamosa berlapis. Laringofaring merupakan tempat pertemuan
antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan. Pada saat proses menelan maka
saluran pernapasan tertutup, hal ini yang menyebabkan bahwa manusia tidak dapat
menelan sambil bernapas.
c. Kotak Suara (Laring)
Laring adalah saluran udara yang terletak dari bagian depan faring hingga bagian bawah
trakea. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan, ligamen, dan membran. Pada
laring terdapat tonjolan jakun, epiglotis, dan pita suara. Pita suara merupakan jaringan elastik
yang melintang dipintu masuk laring. Pita suara berjumlah dua buah, pita suara palsu yang
terletak dibagian atas dan pita suara sejati yang terletak dibagian bawah. Suara dihasilkan
pada saat otot-otot pita suaraberfibrasi dan menggetarkan udara yang masuk melalui pita
suara Struktur laring, laring terdiri dari sembilan buah tulang rawan yang tersusun sedemikian
rupa sehingga serupa kotak. Dari sembilan tulang rawan tersebut, terdapat tiga tulang yang
sangat penting, yaitu:
1. Tulang rawan tiroid atau jakun (Adam’s Apple), merupakan tulang rawan
terbesar. Pada laki-laki, tulang rawan ini lebih besar dibandingkan dengan wanita.
Tulang rawan tiroid berfungsi untuk melindungi pita suara.
2. Epiglotis atau tulang rawan penutup, yaitu tulang rawan yang kecil. Satu sisi
dari epiglottis melekat pada tulang rawan tiroid dan sisi lainnya bebas. Epiglotis
berfungsi sebagai penutup lubang menuju laring agar makanan tidak masuk ke saluran
pernapasan.
3. Tulang rawan krikoid, berbentuk seperti cincin stempel dan terletak di bagian
paling bawah pada laring. Bagian stempelnya merupakan dinding posterior laring.
Trakea merupakan saluran lanjutan dari laring, memiliki panjang 9-11 cm, dan dibentuk
oleh 16-20 cincin tulang rawan. Trakea berbentuk seperti huruf C. Tulang rawan pada trakea
berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka. Pada bagian dalam saluran dilapisi oleh
selaput lendir dari sel-sel epitel bersilia dan sel goblet. Silia hanya bergerak menuju ke arah
laring, sehingga dapat mengeluarkan debu dan butiran benda asing halus yang masuk bersama
udara pernapasan. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke
saluran pernapasan. e. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus) Bronkus merupakan cabang
kanan dan kiri dari trakea, serta memiliki struktur yang sama dengan trakea. Fungsi utama
bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru. Setiap
bronkus bermuara pada suatu paru-paru. Bronkus sebelah kanan lebih pendek dan lebih besar
daripada bronkus sebelah kiri. Bronkus kanan masuk ke paru-paru kanan, dan bronkus kiri
masuk ke paru-paru kiri. Cabang-cabang bronkus disebut bronkiolus. Pada bronkiolus tidak
terdapat cincin kartilago, tetapi tetap mengandung sel-sel bersilia. Diujung bronkiolus
terminal terdapat alveolus.
e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru merupakan organ pernapasan utama berbentuk kerucut, terdiri atas jaringan
elastik yang berpori-pori seperti spons dan berisi udara. Paru-paru terletak di dalam rongga
toraks (dada) sebelah kanan dan kiri yang dipisahkan oleh jantung, diatas diafragma. Struktur
paru-paru tersusun dari 300 juta alveolus. Setiap alveolus mengandung 1 lapisan sel epitel
skuamosa (pipih) dan dikelilingi oleh pembuluh kapiler. Di dalam paru-paru, bronki
bercabang menjadi tubulus-tubulus kecil yang dikenal sebagai bronkiolus. Bronkiolus terus
bercabang menjadi pembuluh lebih kecil dan akhirnya membentuk cabang terkecil yaitu
bronkiolus terminal. Bronkiolus terminal bercabang lagi membentuk duktus alveoralis dan
berakhir pada sarkus alveoralis. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru kanan
(pulmo dekster) dan paru-paru kiri (pulmo sinister). Paru-paru kanan terdiri dari lobus
superior, lobus intermedia, dan lobus inferior. Paru-paru kiri terdiri dari lobus superior dan
inferior. Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura, sedangkan pleuraparietalis melekat pada
dinding rongga koraks. Paru-paru mengembang karena ada udara masuk, maka selaput pleura
yang basah dan halus kemudian bergeser satu sama lain dengan mudah, sehingga terhindar
dari kerusakan akibat gesekan. 2. Tabung Ruang mati anatomi (anatomic dead space)
merupakan ruang dalam saluran pernapasan bawah yang tidak mengalami pertukaran gas
karena tetap berada di saluran udara penghantar atau mencapai alveolus yang tidak perfusi
atau perfusi yang buruk. Ruang mati anatomi dalam saluran pernapasan yaitu zona konduksi.
Volume ruang mati anatomi adalah ±150 ml.
Organisme Laut juga berpotensi menghasilkan jenis senyawa kimia yang banyak dan
berbeda antara organisme satu dan linnya serta senyawa kimia tersebut memiliki sifat fisiko-
kimia yang karakteristik (Martin et al., 1997). Karakteristik organisme laut yang sangat
tampak adalah cara hidup yang beranekaragam antara jenis organisme satu dan lainnya.
Karena itu pengelompokan jenis organisme laut tidak berdasarkan ukuran tubuh atau fisik
organisme tersebut melainkan berdasarkan cara hidup setiap jenis organisme terhadap
lingkungannya (Nybakken, 1993).
Organisme laut pada umumnya tidak memiliki sistem sekresi seperti halnya mamalia,
karena itu termasuk organisme yang memiliki keragaman jenis metabolit sekunder yang
banyak, karena metabolit sekunder adalah golongan senyawa hasil metabolisme sekunder
yang tersimpan dalam sel dan jaringan suatu organisme, karena organisme tersebut tidak
memiliki sistem sekresi yang sempurna. Karena itu, organisme hayati yang banyak memiliki
metabolit sekunder paling banyak dan beragam jenis adalah tumbuhan, hewan tingkat rendah,
dan termasuk seluruh organisme laut. Sejumlah organisme tersebut akhirnya sangat berpotensi
dalam bidang kefarmasian dan telah diketahui sejak manusia ada. Organisme paling dikenal
berpotensi kefarmasian adalah tumbuhan sehingga dikenal tumbuhan obat, sedangkan untuk
hewan obat belum populer.
b. Aktivitas biologi dan senyawa kimia organisme laut yang berpotensi untuk
kefarmasian
a. Aktivitas Sitoktosik
Sitotoksik adalah aktivitas biologi suatu senyawa kimia yang memiliki sifat fisiko-kimia yang
dapat merusak sel mamalia. Aktivitas biologi ini oleh keilmuan farmasi menjadikan suatu potensi
untuk membunuh sel kanker dengan memanfaatkan toksisitasnya yang kuat sehingga disebut
dengan sitotoksik. Penggunaan senyawa sitotoksik untuk membunuh sel kanker menjadi suatu
metode terapi yang akhirnya disebut dengan Chemoterapi yaitu penggunaan kimia berbahaya atau
toksik untuk terapi dengan mekanisme kerja senyawa membunuh sel kanker sebagai suatu kasus
penyakit.
Dua Lembaga Riset dunia paling terkenal terkait dengan penggunaan sitotoksik sebagai
terapi kanker yaitu NCI (National Cancer Institute) dan National Sea Grant Office (NSGO).
Kedua lembaga riset tersebut telah menemukan sekitar seratus (100) senyawa murni dan semi
murni dari organisme laut yang terbukti menghambat sejumlah pertumbuhan kanker secara in
vivo atau praklinik. Kelompok senyawa yang telah terkarakterisasi dengan baik sebagai Cytotoxic
adalah Cembranes, Macrolides, Depeptides, dan Miscellanous compounds. Ciri khas senyawa
sitotkisk memiliki gugus lakton, akan tetapi terdapat senyawa sitotoksik tidak memiliki gugus
lakton.
b. Aktivitas Cardiovascular
Sejumlah organisme laut, juga telah ditemukan senyawa yang memiliki aktivitas yang terkait
untuk pengobatan jantung. Keadaan menarik adalah terdapat sejumlah senyawa yang memiliki
aktivitas sebagai obat jantung; dan beberapa senyawa tersebut juga terbukti sebagai antibiotik dan
antineoplastik agents. Aktivitas biologi untuk obat jantung atau Cardiovascular diklasifikasi
dalam dua kategori yaitu Cardiotonic dan Hypotensive.
1. Senyawa untuk Cardiotonic
Senyawa Cardiotonics yaitu suatu senyawa yang secara in vivo maupun in vitro memiliki aktivitas
inotropic terhadap seluruh atau sebagian penyakit jantung. Secara, kimia senyawa yang termasuk
Cardiotonic dari organisme laut terdiri dari Marine peptides dan Marin glycosides.
2. Senyawa untuk Hypotensive
Senyawa untuk Hypotensive adalah senyawa kimia yang dapat menurunkan tekanan darah.
Beberapa senyawa tersebut telah ditemukan dari berbagai Marine Organism, yang
digolongkan dalam dua kategori, yaitu (a) Marine nucleosides dan (b) Hypotensive peptides
serta senyawa lain yang juga memiliki aktivitas untuk Hypotensive.
c. Marine Toxins.
Senyawa Marin biotoxin telah ditemukan dari berbagai organisme laut dalam bentuk ekstrak dan
senyawa semi murni sekitar tahun 1960 – 1971. Sejumlah senyawa tersebut memiliki struktur
kimia yang sangat kompleks, tetapi memiliki toksisitas yang tinggi sehingga disebut dengan
Marine Toxins. Para ahli Kimia Laut akhirnya berhasil mengisolasi dan mengkarakterisasis
sejumlah senyawa Marine Toxin dengan struktur kimia yang sangat kompleks tersebut. Marine
Toxins diklasifikasi dalam tiga kategori
d. Senyawa Antimikroba untuk Obat
Senyawa antimikroba untuk obat adalah spesifik untuk jamur dan bakteri; sedangkan untuk
virus lebih spesifik karena virus adalah bukan mahluk hidup. Sumber senyawa antimikroba
adalah sumberdaya alam dan sintetik atau semi sintetik. Organisme laut salah sumber
antimikroba yang telah banyak diktehui. Senyawa antimikroba organisme laut telah banyak
diisolasi secara dari berbagai spesies Alga hijau, alga merah, coral, dan sponge. Senyawa
antimikroba, secara struktur mengandung unsur halogen seperti Brom, serta sianida yang
menunjukkan memiliki toksisitas. Secara struktur senyawa halogen kurang baik sebagai
antibiotik karena toksisitasnya kecuali dengan doses ketat.
Sejumlah senyawa yang memiliki activitas untuk kefarmasian telah diisolasi dan
dikarakterisasi dari organisme laut. Beberapa di antaranya adalah Latruncullins; Kainic Acid;
Domoic Acid; Vidarabine; Aplysinopsin; 28- Deoxyzoanthenamine; Barettin; Nereistotoxin;
dan Conotoxin. Latruncullins (LAT) diperoleh dari Latrunculia magnifica dan Cromodoris
elisabethina dan juga pada Spongia mycofijiensis (Fijian Sponge). Kegunaannya lebih banyak
terkait penelitian natural product chemistry atau material sciences. Kainic Acid dari Digenea
simplex yang berptensi untuk mengatasi kejang (neurol) serta anthemintic (Nematode).
Domoic Acid dari Chondria armata (alga merah) juga sebagai material sains. Vidarabine
hasilculture Streptomyces antibioticus yang potensial sebagai antineoplastic agents;
Aplysinopsin dari Verongia spengelii (Sponge kuning) dam juga dari Astroides calicularis
(Anthozoan) yang berpotensi sebagai obat Leukimia; 28- Deoxyzoanthenamine dari
Zonathus sp yang memiliki anelgesik yang kuat dan juga sebagai antiinflamasi. Selanjutnya,
senyawa lainnya adalah Barettin dari Geodia beretti yang berguna untuk stimulan pada usus
halus; Nereistotoxin dari cacing laut atau Lumbriconeris heteropoda sebagai insektisida;
Conotoxins dari Conus geographus.
Uji pra-klinis kandidat obat baru menggunakan organisme model yang sesuai adalah salah
satu faseyang wajib dilaksanakan dalam proses penemuan obat. Namun, seiring dengan
meningkatnya perhatian masyarakat dunia terhadap etika penggunaan organisme model
tradisional seperti mencit dan tikus, keberadaan organisme model alternatif pun sangat
diperlukan. Untuk tujuan tersebut, lalat buah Drosophila melanogaster merupakan salah satu
model yang patut diperhitungkan. Selain sejarah penggunaannya yang telah cukup lama,
organisme model ini merupakan serangga di balik kesuksesan ilmuwan dalam mempelajari
patogenesis penyakit mulai dari penyakit neurodegeneratif hingga sindrom metabolik terkait
obesitas dan diabetes melitus. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika delapan medali
Nobel telah diberikan kepada para peneliti yang menggunakan Drosophila dalam eksperimen
mereka. Pemetaan genom yang telah berhasil dilakukan menunjukkan bahwa Drosophila
memiliki kemiripan genetik sekitar 75% dengan manusia. Ditunjang dengan ketersediaan
berbagai model penyakit baik melalui manipulasi genetik (mutan/transgenik) maupun melalui
induksi secara kimiawi.
Lalat buah Drosophila melanogaster, yang juga biasa dikenal dengan nama lalat cuka
(vinegar fly), merupakan spesies serangga dalam ordo Diptera dan famili Drosophilidae. Lalat
ini menjadi pusat perhatian setelah Thomas Hunt Morgan memperkenalkan penggunaannya
sebagai organisme model dalam riset genetika pada awal tahun 1900-an (Markow, 2015).
Hingga kini D.melanogaster telah diaplikasikan secara luas untuk menjelaskan berbagai
fenomena biologis penting yang juga terdapat pada manusia,mulai dariperan apoptosis dan
fagositosis dalam perkembangan dan imunitas (Meier et al., 2000; Nainu et al., 2017; Nainu
et al., 2015; Nonaka et al., 2017), pengaruh nutrisi dalam pengaturan fungsi biologis dan
umur individu (Rajan & Perrimon, 2013), hingga makna
cacat genetik terhadap gangguan fenotip pada organisme (Mackay, 2010; Nakanishi et al.,
2011;Drosophilidae ini berukuran sekitar 180 MB (megabasa) yang tersebar pada empat
kromosom.
Manusia
Keuntungan menggunakan lalat buah adalah sel saraf (neuron) dapat dihilangkan
seluruhnya(complete ablation) tanpa membunuh lalat yang bersangkutan. Selain itu, ketika
inginmenggunakan jenis transgenik, gen-gen manusia terkait sistem saraf dapat diekspresikan
hanya pada jaringan tertentu dengan menggunakan promoter spesifik (Pandey & Nichols,
2011; Reiter, 2005). Kentungan lain yang dapat dirasakan ketikamenggunakan D.
melanogaster pada eksperimen skrining genetik maupun farmakologi adalah ketika ingin
mengekspresikan protein tertentu pada D. melanogaster. Protein yang diekspresikan pada
model serangga ini dapat diamati dengan lebih mudah jika dibandingkan dengan hewan
mamalia yang lazim digunakan dalam laboratorium seperti mencit dan tikus.
Drosophila melanogaster telah digunakan secara untuk mempelajari proses biokimia dan
genetik yang terjadi pada organisme eukariotik, termasuk pada sistem saraf (Bellen et al.,
2010; Hales et al., 2015; Wangler et al., 2015).Berlandaskan hal tersebut, D. melanogaster
kini mulai digunakan untuk mempelajari beberapa penyakit neurodegeneratif seperti penyakit
Pada umumnya, kanker pada manusia dihasilkan dari pertumbuhan sel epitel yang tidak
terkontrol Menggunakan organisme model sederhana seperti Drosophila, para peneliti telah
mulai mempelajari kanker yang timbul dari sel epitel Selain itu, jalur sinyal Ras yang
ditemukan pertama kalinya pada lalat buah saat ini telah diketahui berperan penting dalam
proses perkembangan sel kanker pada manusia Dengan demikian, peneliti dapat
menggunakan lalat buah untuk mempelajari jalur-jalur sinyal yang ikut berpartisipasi dalam
pembentukan sel-sel tumor. Drosophila melanogaster merupakan organisme model yang
sangat berpotensi untuk digunakan dalam menganalisis mekanisme timbulnya tumor sekaligus
sebagai model uji yang ekonomis untuk digunakan dalam pencarian senyawa anti kanker yang
ampuh. Namun, seperti halnya organisme uji yang lain, lalat buah D. melanogaster pun
memiliki keterbatasan. Tidak semua jenis kanker dapat dibuat menggunakan Drosophila.
Untuk
jenis-jenis kanker pada jaringan spesifik, seperti misalnya prostat dan payudara, Drosophila
tidak dapat digunakan sebagai organisme model karena tidak memiliki organ serupa.
organisme model ini telah digunakan untuk menyelidiki mekanisme pengaturan sistem
imun manusia pada tingkat seluler dan molekuler. Lebih lanjut, penelitian menggunakan
Drosophila telah memberikan pengetahuan mengenai kontrol genetik terhadap aktivitas
protein-protein sistem imun atau pada saat proses pengenalan antigen dari patogen maupun
benda asing lainnya Sistem imun Drosophila terbagi atas sistem imun seluler dan sistem imun
humoral (Elrod-Erickson et al.; Royet et al., 2003). Pada level seluler, Drosophila dilindungi
oleh hemosit (hemocytes) yang dapat berupa plasmatosit (plasmatocytes), lamellosit
(lamellocytes), maupun sel-sel kristal (crystal cells) (Lemaitre & Hoffmann, 2007;
Dengan menggunakan metode yang sama, Drosophila kini telah dimanfaatkan sebagai
organisme model untuk menguji aktivitas antivirus senyawa yang dihasilkan dari tanaman
(Ekowati etal., 2017). Ke depannya, dengan tersedianya beragam mutan Drosophila yang
memiliki sistem imun yang lemah atau bahkan tidak ada lagi, peluang untuk menguji aktivitas
kandidat antimikroba pada organisme model imunodefisien (immunodeficient model
organism) sangat memungkinkan untuk dilakukan secara cepat, mudah, dan ekonomis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata “organisme” berasal dari bahasa Yunani “organismos”, atau “Organon”, yang
berarti “instrumen, menerapkan, alat, organ akal atau kekhawatiran” .Pertama kali
muncul dalam bahasa Inggris pada tahun 1703 (Oxford English Dictionary).
Organisme adalah makhluk hidup terdiri dari banyak komponen yang saling terkait
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Organisme hadir dalam berbagai
ukuran, bentuk dan gaya hidup, tetapi mereka semua berbagi beberapa ciri yang sama.
Semua organisme membutuhkan makanan (nutrisi) dan mengeluarkan limbah,
tumbuh, berkembang biak dan akhirnya, mati.
Organisme uniseluler dianggap lebih primitif daripada Organisme multiselular, karena
kompleksitas yang lebih rendah. Organisme bersel tunggal terdiri dari satu sel tunggal,
tetapi tubuh multiseluler terdiri dari banyak sel mengkhususkan diri dalam fungsi-
fungsi tertentu bersama-sama.
Tujuan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,
membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup
7 tingkatan takson utama yaitu Kingdom, Filum/divisio (keluarga besar), Kelas
(classis), Ordo (bangsa), Famili, Genus (marga), Spesies (jenis).
Organisme Laut berpotensi menghasilkan jenis senyawa kimia yang banyak dan
berbeda antara organisme satu dan linnya serta senyawa kimia tersebut memiliki sifat
fisiko-kimia yang karakteristik
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih baiknya makalah ini mendapat
kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat lebih sempurna lagi. Dan alangkah
baiknya jika isi dari makalah ini dapat dikoreksi oleh dosen pengajar agar tidak terjadi
kesalahfahaman dalam memahami materi Organisme sebagai sistem ini, Kritik dan saran
sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini, semoga dengan adanya pembuatan
makalah ini kita dapat mengambil manfaatnya khususnya bagi para pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, S. 2011. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: PT. Sarana Panca Karya
Nusa.
Dr. Ramlawati,m.si,dkk.2017, sumber belajar penunjang plpg 2017 mata pelajaran ipa bab ii
klasifikasi makhluk hidup. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.