PENDAHULUAN
Dalam metode analisis zat padat pengertian zat padat total adalah semua zat – zat
yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana
tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat
terlarut dan zat padat tersuspensi yang dapat bersifat organik dan anorganik.
Analisis yang digunakan adalah metoda gravimetri adalah yaitu isolasi dan
pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari
penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi, unsur, atau radikal ke
senyawa murni stabil yang dapat segera diubah bentuk yang dapat ditimbang
secara teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom
unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur – unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti metoda pengendapan, metoda
penguapan, metoda elektroanalisis,dan metoda lainnya. Namun dalam
pelaksaannya, metoda yang sering digunakan adalah dua metoda pertama. Metoda
gravimetri memakan waktu yang lama ada pengotor pada konstituen dapat diuji
dan jika perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Penentuan kadar air sangat diperlukan, karena zat yang dianalisis sering
mengandung air yang jumlahnya tidak menentu. Contohnya bahan-bahan berasal
dari hewan dan tumbuh-tumbuhan, bahan-bahan higroskopis, dan sebagainya.
Jumlah air yang terkandung sering tergantung dari perlakuan yang telah dialami
bahan, kelembaban udara tempat disimpannya dan lain sebagainya. Bila
kandungan air setiap kali ditentukan, maka berat kering bahan yang bersangkutan
secara nyata akan diketahui dan berat kering itu tetap. Dari jumlah dan macam
pekerjaan yang perlu dilakukan dan waktu tunggu untuk pekerjaan-pekerjaan
tertentu, jelas bahwa analisis secara gravimetri memerlukan banyak waktu. Setiap
tahap pekerjaan memungkinkan terjadinya kesalahan, misalnya zat tercecer atau
kemasukan zat-at yang mengotori, maka sumber kesalahan juga banyak. Baik
untuk penyelesaian agar tidak semakin lama, maupun untuk mengurangi besarnya
kesalahan, maka setiap tahap perlu dilakukan dengan cepat tetapi betul.(Anonim,
2009)
TS (Total Solids) adalah zat padat total/residu total setelah sampel limbah cair
dikeringkan pada suhu 105oC yang bertujuan untuk mengetahui parameter mutu
air.
TSS (Total Suspended Solids) adalah zat padat tersuspensi dimana sampel
disaring dengan kertas filter, filter yang mengandung zat tersuspensi
dikeringkan pada suhu 105oC selama 2 jam.
FSS (Fixed Suspended Solids) merupakan residu yang tertinggal setelah TSS
dibakar pada suhu 500 ± 50oC.
VSS (Volatil Suspended Solids) merupakan zat padat yang hilang sewaktu TSS
dibakar pada suhu 500 ± 50oC.
TDS (Total Dissolved Solids) adalah zat padat terlarut/residu terlarut dimana
sampel disaring dengan kertas filter, cairan yang lolos dikeringkan pada suhu
105oC hingga garam akan mengendap lebih dulu.
FDS (Fixed Dissolved Solids) adalah residu yang tertinggal setelah TDS dibakar
pada suhu 500 ± 50oC.
VDS (Volatil Dissolved Solids) adalah zat padat yang hilang sewaktu TDS
dibakar pada suhu 500 ± 50oC. (Metoda Penelitian air, 1984)
Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi zat padat
terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat
organis dan inorganis. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang
dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh
gaya beratnya. Penentuan zat padat ini dapat melalui volumenya, disebut analisis
volume lumpur (sludge volume). (Metoda Penelitian Air, 1984)
Analisis zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen –
komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses –
proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan.
Dimensi zat padat tersebut adalah mg/l atau g/l, namun sering pula ditemui %
volume yaitu dm3 zat padat/liter larutan. (Metoda Penelitian Air, 1984)
Dampak dari limbah yang tidak diolah yang mengandung solid yang tinggi
adalah: Limbah cair dipastikan mengandung bahan organik berupa pati atau serat
baik terlarut maupun partikel tersuspensi. Tingginya kandungan bahan organik
bergantung pada efisiensi proses pemisahan pati dari air. Bila limbah cair industri
ini dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu maka air limbah akan
berubah warna jadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Air limbah dapat meresap
ke dalam sumur maupun mengalir ke badan air (sungai) di sekitar tempat tersebut.
Akibatnya sumur dan sungai tersebut akan mengalami penurunan kualitas dan
tidak layak digunakan sebagai sumber air bersih. Karna itu limbah memerlukan
perhatian dan penanganan yang lebih baik agar limbah yang dihasilkan mampu
mempunyai nilai tambah dan tidak mencemari lingkungan. (Jurnal Infrastruktur
dan Lingkungan Binaan, 2005)
Untuk itu diperlukan penelitian terhadap limbah yang mengandung solid dengan
mengambil sampel yang ada di lokasi dekat limbah tersebut. Sampel yang diambil
harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar, sampel harus
dikocok, sehingga zat – zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan
homogen. Sampel dapat diawetkan beberapa hari tanpa mempengaruhi hasil
analisis, namun sebaiknya sampel tersebut disimpan dalam kulkas. Juga harus
diperhatikan bahwa setelah beberapa hari zat padat organik dapat terlarut
sedangkan zat padat koloidal dapat membentuk partikel yang lebih besar. (Metoda
Penelitian Air,1984)