16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
bahan penunjang bahan kajian dalam skripsi ini. Pada sub-bab ini akan dijelaskan
Salah satu aktivitas sumber daya manusia adalah program keselamatan dan
kesehatan kerja yang dapat melindungi pekerja dari bahaya di tempat kerja serta
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta memiliki jangkauan berupa terciptanya
masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera. Banyaknya kasus
kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja yang dapat menimbulkan dampak
17
Keselamatan dan kesehatan kerja itu sendiri adalah pengawasan terhadap
orang, mesin, material dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja
tidak
mengalami cedera (Sedarmayanti 2010). Undang-undang Nomor 14 tahun
serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengacu pada kondisi fisiologis-
fisikal dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan
kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami
dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan
seperti hilangnya nyawa atau anggota tubuh, cedera karena gerakan repetitif, cedera
punggung, serta kondisi-kondisi lain yang merupakan akibat dari lingkungan kerja
kesehatan mental yang buruk dan kejenuhan pada pekerjaan, termasuk kelesuan,
kelelahan emosional, menutup diri, bingung akan tugas dan peran, tidak
merupakan akibat dari tekanan di tempat kerja dan kualitas kehidupan kerja yang
buruk.
18
Pada prinsipnya dasar keselamatan dan kesehatan kerja menurut
Sedamaryanti (2010) menekankan beberapa hal, yaitu: 1) Setiap karyawan berhak
memperoleh
jaminan atas keselamatan kerja agar tehindar dari kecelakaan; 2)
Setiap karyawan yang berada di tempat kerja harus dijamin keselamatannya; dan 3)
aturan untuk menentukan seperti apa ataupun bagaimana program K3 tersebut harus
Kerja.
19
a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3.
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan tujuan dan sasaran penerapan
d. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan
dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari
penyakit akibat kerja harus dimulai dari membuat kondisi kerja yang aman.
merancang lingkungan kerja dengan baik yang merupakan salah satu upaya
20
2) Pendidikan dan Pelatihan. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan pelatihan yang disusun untuk memberi bekal kepada personil yang
kerja dan berperilaku sesuai dengan aturan atau pedoman yang telah ditetapkan
perusahaan.
penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan dan cedera.
kerja harus diutamakan dan diperhitungkan, agar para tenaga kerja merasa
nyaman dan aman dengan adanya jaminan atas pekerjaan yang mereka
lakukan.
21
Sebagaimana yang kita ketahui keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
hal yang penting bagi suatu perusahaan karena dampak terjadinya suatu kecelakaan
kerja
tidak hanya merugikan karyawan tetapi juga perusahaan secara langsung.
Oleh karena itu, penanganan masalah keselamatan dan kesehatan kerja di dalam
sebuah perusahaan harus diperhatikan dan ditangani secara serius oleh seluruh
komponen
pelaku usaha dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terorganisir dengan baik yang tentunya akan mengurangi terjadinya kecelakaan
kerja. Yang dimaksud dengan terorganisir dengan baik disini adalah terpenuhinya
Tahun 1970, terpenuhinya lingkungan kerja yang sehat dengan terbebas dari
penyakit akibat kerja baik dari golongan fisik, golongan kimia, golongan biologis,
Tujuan inti dari pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
aset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Dengan adanya
22
b. Sebagai upaya mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan akibat
kerja, memelihara, dan meningkatkan kesehatan dan gizi tenaga kerja,
bekerja.
perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
produk industri.
seefektif mungkin.
karyawan.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
23
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah untuk dapat membuat lingkungan kerja yang aman, nyaman, terhindar dari
kecelakaan
kerja yang dapat terjadi, dan melindungi tenaga kerja dari gangguan
2.1.1.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi
naluri dari setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim di muka bumi, secara
Perlindungan tenaga kerja meliputi berbagai aspek dan salah satunya yaitu
keselamatan kerja menurut Hastho dan Meilan (dalam Sunyoto 2015), terbentuk
24
5. Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja.
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko
kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
menyangkut
segenap proses perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan
adanya bahaya yang timbul dalam lingkungan pekerjaan.
Slamet (2012) mendefinisikan keselamatan kerja dapat diartikan sebagai
keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain
keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama
kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu
kerja..
25
menurut Jackson, Schuler dan Werner (2011) kecelakaan kerja dapat dilihat dari
dua faktor, yaitu:
1. Kualitas Perusahaan. Secara umum, faktor-faktor yang paling
kerja, (2) peralatan dan teknologi yang digunakan untuk bekerja, dan (3)
2. Kualitas Individu. Kecelakaan merupakan akibat dari perilaku pekerja,
bahaya yang ada dalam lingkungan kerja, dan peluang terjadinya kecelakaan.
pegawai yang tidak mengalami banyak tekanan, (3) para pegawai tua lebih
diperhitungkan keamanannya.
26
b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
3. Pengaturan Penerangan
a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b. Emosi karyawan yang tidak stabil, kepribadian karyawan yang rapuh, cara
berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap
bahaya.
Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu
diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang
27
baik akan menguntungkan para karyawan secara material. Hal tersebut disebabkan
karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih
menyenangkan,
sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih
kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan
oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor
lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,
dalam
lingkungan yang dapat membuat stres, emosi atau gangguan fisik.
maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun
a. Kondisi Fisik
c. Kondisi Fisiologis
28
Kondisi ini dapat dilihat dari kontruksi mesin/peralatan, sikap badan dan cara
kerja dalam melakukan pekerjaan, hal-hal yang dapat menimbulkan kelelahan
d. Kondisi Khemis
Kondisi yang dapat dilihat dari uap gas, debu, kabut, asap, awan, cairan dan
benda padat.
2. Mental psikologis
Kondisi ini meliputi hubungan kerja dalam kelompok/teman sekerja, hubungan
kerja antara bawahan dengan atasan dan sebaliknya, suasana kerja dan lain
sebagainya.
kebisingan.
dan mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Menurut Sunyoto (2015), secara
29
keseluruhan sumber daya yang dipergunakan, produktivitas tenaga kerja
merupakan persatuan waktu dan sebagai tolak ukur jika ekspansi dan aktivitas dari
sikap
sumber yang digunakan selama produktivitas berlangsung dengan
dan output yang dikeluarkan perusahaan serta peran tenaga kerja yang
input
dimiliki persatuan waktu. Atau dengan kata lain mengukur efisiensi memerlukan
identifikasi dari hasil kinerja.
produktivitas karena alat produksi dan teknologi pada hakikatnya merupakan hasil
karya manusia. Pengukuran produktivitas tenaga kerja dilakukan karena: (1) tenaga
kerja adalah faktor terpenting untuk melaksanakan berbagai jenis produksi, (2)
karena apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka
perbandingan antara hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
30
Badriyah (2015), mengemukakan produktivitas tenaga kerja mengandung
pengertian sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta
tenaga
kerja per satuan waktu. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan
pembaharuan pandangan hidup dan kultural dengan sikap mental memuliakan kerja
yang dilakukan harus lebih meningkat kualitasnya. Hal ini sejalan dengan yang
antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja disini adalah penggunaan
menimbulkan masalah yang sangat rumit, yang justru bisa menghancurkan tujuan
perusahaan yang berangkutan. Untuk itu, tenaga kerja manusia sangat perlu
mendapatkan perhatian yang khusus karena pemakaian tenaga kerja manusia secara
efektif merupakan kunci dari peningkatan produktivitas (Ardana, Mujiati & Utama,
2012).
teknologi dan manajemen untuk memperbaiki kehidupan agar menjadi lebih baik
31
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan
waktu dan merupakan hasil keluaran tiap karyawan yang efektif dari pemamfaatan
sumber
daya yang efesien. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia
2.1.2.1 Faktor-Faktor Pengukuran Produktivitas Kerja
Dalam analisis manajemen SDM, produktivitas karyawan merupakan
variabel tergantung atau dipengaruhi banyak hal yang ditentukan oleh banyak
faktor. Teori Hameed & Amjad (2009:5) menyatakan faktor-faktor yang digunakan
a. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan
b. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan
mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini merupakan
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
32
Sedarmayanti dalam Badriyah (2015) menyatakan ada enam faktor utama
yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu:
a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work);
c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan yang tercermin dalam usaha
bersama antara pimpinan dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas;
d. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber
e. Efisien tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas;
selalu dikaitkan dengan efektifitas dan efisiensi kerja, dalam hal ini tentunya
kerja. Sehingga secara ideal produktivitas kerja yang tinggi dapat dicapai melalui
efektivitas dan kualitas kerja yang sesuai dengan efisiensi. Sedarmayanti (2004:35)
seberapa jauh target dapat tercapai. Efektivitas mengarah kepada pencapaian kerja
yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan dua indikator, yaitu
33
(2) Efisiensi. Efisiensi mengarah kepada seberapa hemat masukan sumber daya
yang digunakan baik secara teknis maupun ekonomis untuk menghasilkan keluaran
seperti
yang telah ditentukan.
3. Kemampuan (abilities)
Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sulistiyani & Rosidah
(2009), yang menyatakan ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya
produktivitas suatu instansi antara lain: knowledge, skills, abilities, attitude, dan
behaviors.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dijadikan sumber informasi yang
34
b. Waste & Scrapt, yakni ada tidaknya pemborosan atau yang tidak ada gunanya,
semakin banyak barang sisa semakin menunjukkan adanya persoalan
produktivitas
c. Quality record, yaitu catatan kualitas barang yang dihasilkan. Semakin tinggi
d. Absenteeism & tiredness, yaitu catatan hari tidak masuk kerja, terlambat,
pulang lebih awal. Makin tinggi angka tersebut makin rendah produktivitas
karyawan.
g. Accident report, makin sering terjadi kecelakaan kerja berarti banyak karyawan
produktivitas
35
2.1.3 Hubungan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
Produktivitas Kerja
kuantitas tenaga kerja yang tepat. Salah satu cara memelihara kualitas dan kuantitas
tenaga
kerja adalah menjamin K3 dilingkungan perusahaan. Karyawan yang
terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih produktif
dibandingkan mereka yang tidak terjamin keselamatan dan kesehatannya.
motivasi dan minat, apatis dalam bekerja, serta loyalitas terhadap perkejaan akan
Kaitan antara jam kerja dengan produktivitas kerja adalah bahwa kondisi
b. Kenyamanan kerja
c. Keamanan kerja
Setiap perusahaan yang baik dan sehat adalah perusahaan yang selalu
36
kesehatan kerja yang optimal bagi karyawan berhubungan erat dengan
produktivitas kerja karyawannya, karena penerapan program keselamatan dan
kesehatan
kerja merupakan salah satu cara memotivasi karyawan untuk
sangat
tergantung kepada proses pelaksanaan pekerjaannya, khususnya semangat
Sumber daya manusia yang sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-
masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka untuk
dengan baik. Menurut Ridley dalam Oktafiani (2016) dengan adanya program K3,
terpadu, dapat menjadi bumerang bagi pekerja dan perusahaan di tempat mana
mereka bekerja. Bagi tenaga kerja, penyakit akibat kerja dapat menurunkan
jumlah produksi serta memberikan citra yang kurang baik terhadap kualitas dan
menyebabkan rasa kecil hati tetapi produktivitas mereka akan menurun. Lebih
37
lanjut mereka tidak menaruh minat, apabila dalam melakukan pekerjaan dan
loyalitas mereka terhadap perusahaan akan berkurang pula.
bongkar
muat dan penyimpan barang, norma pencegahan aliran listrik dan
sebagainya.
Menurut Barthos (2012), upaya-upaya pencegahan akibat kerja secara
terpadu atau terkait tersebut, yaitu: 1) pengaturan jam kerja, 2) daya tahan tubuh
keselamatan kerja salah satu tujuannya adalah melindungi tenaga kerja atas hak
kesehatan kerja serta produktivitas karyawan menjadi penting dikaji, karena kedua
mencapai visi dan misi perusahaan. Mengingat hal itu, setiap perusahaan perlu
38
mengupayakan pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja. Sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independent dan
variabel
dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah keselamatan
dan kesehatan kerja pada karyawan. Sedangkan variabel dependent dari penelitian
ini adalah produktivitas kerja karyawan. Kedua variabel tersebut dioperasionalkan
1. Keselamatan dan Kesehatan kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan
psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh
kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami
keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari 5 (lima)
penyakit akibat kerja harus dimulai dari membuat kondisi kerja yang
39
dilakukan dengan merancang lingkungan kerja dengan baik yang
merupakan salah satu upaya terbaik untuk mencegah dan meningkatkan
segala yang ada disekitar para pekerja ketika melakukan pekerjaan yang
40
5) Pelayanan Kesehatan. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja para
tenaga kerja harus diutamakan dan diperhitungkan, agar para tenaga kerja
merasa nyaman dan aman dengan adanya jaminan atas pekerjaan yang
mereka lakukan.
dimensi yaitu (1) efektivitas, dan (2) efisiensi. Dua dimensi tersebut dapat
memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Efektivitas
yang berkaitan dengan dua indikator pencapaian kualitas dan kuantitas produk
sumber daya yang digunakan baik secara teknis maupun ekonomis untuk
produktivitas kerja karyawan yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang merupakan
kerangka berpikir dalam penelitian ini. Dimana dimensi untuk keselamatan dan
kesehatan kerja diambil dari teori Handoko yang menjelaskan strategi untuk
dan efisiensi. Dimensi efisiensi memiliki beberapa indikator yaitu secara teknis
41
meliputi cara penggunaan mesin, cara pemanfaatan perlengkapan, peralatan,
penggunaan tempat, serta bahan baku dan secara ekonomis yaitu dari segi biaya dan
waktu.
Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (X)
(Handoko, 2000)
merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Faktor dari program K3 tersebut
42
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan informasi yang lebih mengenai topik penelitian yang akan dilakukan.
Berikut
ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan dalam
Bitratex Industries Semarang. Penulis: Ibrahim Jati Kusuma (2011). Hasil dari
absentisme, pengurangan biaya klaim kesehatan, pengurangan turnover kerja
Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor).
berkorelasi kuat.
43
(perusahaan kontraktor) dari segi fisik berpengaruh langsung terhadap
kesehatan, namun tidak berpengaruh pada keselamatan kerja, dan berpengaruh
Produktivitas Kerja Di UD. Sinar Abadi Singaraja Tahun 2015. Penulis: Gusti
5. Pengaruh Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas
2.4 Hipotesis
sebagai berikut: