Pemerintah Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang memiliki peran
strategi untuk mengatur masyarakat yang ada di perdesaan demi mewujudkan pembangunan
pemerintah. Berdasarkan perannya tersebut, maka diterbitkanlah peraturan-peraturan atau
undang-undang yang berkaitan dengan pemerintahan desa yang mengatur pemerintahan
Desa, sehingga roda pemerintahan berjalan dengan optimal.
Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa, yang meliputi Sekretaris Desa
dan lainnya. Struktur organisasinya adalah sebagai berikut.
1. Kepala Desa
Kepala desa adalah pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu
perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa (UU RI No 6 Tahun 2014
Pasal 1 Ayat 3). Kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa, dan
pemberdayaan desa (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 1).
Kewajiban kepala desa menurut UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 4 adalah:
Fungsi BPD yang berkaitan dengan kepala desa yaitu (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 55)
adalah:
3. Sekretaris
Merupakan perangkat desa yang bertugas membantu kepala desa untuk mempersiapkan dan
melaksanakan pengelolaan administrasi desa, mempersiapkan bahan penyusunan laporan
penyelenggaraan pemerintah desa. Fungsi sekretaris desa adalah:
Menyelenggarakan kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk kelancaran
tugas kepala desa;
Membantu dalam persiapan penyusunan Peraturan Desa;
Mempersiapkan bahan untuk Laporan Penyelenggara Pemerintah Desa;
Melakukan koordinasi untuk penyelenggaraan rapat rutin;
Pelaksana tugas lain yang diberikan kepada kepala desa.
A. Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM) Tugas Kepala Urusan Pemerintahan (KAUR
PEM) adalah membantu kepala desa melaksanakan pengelolaan administrasi kependudukan,
administrasi pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa,
mempersiapkan bahan perumusan kebijakan penataan, kebijakan dalam penyusunan produk
hukum Desa. Sedangkan fungsi adalah:
D. kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU) Tugas Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU)
adalah membantu sekretaris desa melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan desa,
pengelolaan administrasi keuangan desa dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa,
serta laporan keuangan yang dibutuhkan desa. Sedangkan fungsinya adalah:
E. Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM) Tugas Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM)
adalah membantu sekretaris desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha dan
kearsipan pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta mempersiapkan bahan rapat dan
laporan. Sedangkan fungsinya adalah:
Melakukan pengendalian, dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar serta
pengendalian tata kearsipan desa.
Melaksanakan pencatatan inventarisasi kekayaan desa.
Melaksanakan pengelolaan administrasi umum.
Sebagai penyedia, penyimpan dan pendistribusi alat tulis kantor serta pemeliharaan
dan perbaikan peralatan kantor.
Mengelola administrasi perangkat desa.
Mempersiapkan bahan-bahan laporan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa.
5. Pelaksanaan Kewilayahan
Kepala Dusun (KADUS) tugas kepala dusun adalah membantu kepala desa melaksanakan
tugas dan kewajiban pada wilayah kerja yang sudah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang
sudah ditetapkan. Fungsi kepala dusun:
Membantu pelaksana tugas kepala desa di wilayah kerja yang sudah ditentukan.
Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Melaksanakan keputusan dan kebijakan yang ditetapkan oleh kepala desa.
Membantu kepala desa melakukan kegiatan pembinaan dan kerukunan warga.
Membina swadaya dan gotong royong masyarakat.
Melakukan penyuluhan program pemerintah desa.
Sebagai pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
B. Administrasi Desa
Administrasi Desa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2006 adalah
keseluruhan proses kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan
pemerintahan Desa pada Buku Administrasi Desa. Jenis dan bentuk Administrasi Desa
menurut peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006:
1. Administrasi Umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai kegiatan
pemerintahan Desa pada Buku Administrasi Umum, terdiri dari:
2. Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penduduk
dan mutasi penduduk pada Buku Administrasi Penduduk, terdiri dari:
1. Buku Anggaran.
2. Buku Kas Umum.
3. Buku Kas Harian Pembantu.
4. Buku Kas Pembantu Pajak.
5. Buku Kas Pembantu Bank.
4. Administrasi pembangunan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi pembangunan
yang akan, sedang dan telah dilaksanakan pada Buku Administrasi Pembangunan, terdiri
dari:
5. Administrasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut dengan BPD adalah
kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai BPD, terdiri dari:
Disarikan dari buku: Akuntansi Desa, Penulis: V. Wiratna Sujarweni, Halaman: 7-15.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMERINTAHAN
DESA ATAU NAGARI
KEPALA DESA/WALI NAGARI
1. Menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD
2. Mengajukan rancangan peraturan Desa
4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengnenai APB Desa untuk dibahas dan
ditetapkan bersama BPD
8. Mewakili desanya di dalam dan luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya
sesuai dengan paeraturan perundang-undangan; dan
SEKRETARIS DESA/NAGARI
1. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan
administrasi Desa, mempersiapkan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintah Desa.
2. Fungsi :
Penyelenggara kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk kelancaran tugas Kepala
Desa
Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar serta pengendalian
tata kearsipan
Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat tulis kantor serta pemeliharaan
dan perbaikan peralatan kantor
KAUR KEUANGAN
1. Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan Desa,
pengelolaan administrasi keuangan Desa dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.
2. Fungsi :
KAUR PEMERINTAHAN
1. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan administrasi kependudukan,
administrasi pertanahan, pembinaan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa, mempersiapkan bahan
perumusan kebijakan penataan, Kebijakan dalam Penyusunan produk hukum Desa.
2. Fungsi :
Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan Desa dan keputusan Kepala Desa
3. Pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) bagi warga Desa yang berkehidupan ekonomi
kurang mampu agar mendapatkan penangguhan-penangguhan. Misalkan penangguhan atau pengurangan beban
biaya di rumah sakit. Pembuatan surat ini tidak memerlukan biaya, digratiskan bagi warga Desa yang memerlukan.
Dalam perkembangannya SKTM ini berubah menjadi Kartu Multiguna, Kartu ini dapat digunakan oleh satu keluarga
yang diwakili oleh kepala keluarga sebagai pemegang kartu
16. Pengenaan Pungutan atas Transaksi Jual beli Hasil Bumi dikenakan dari harga transaksi jual beli dan
dikenakan kepada pembeli atau penjual
17. Pengenaan pungutan atas transaksi jual beli tanah rumah dikenakan dari harga transakasi jual beli dan
dikenakan kepada pembeli atau penjual
19. Tarip pengenaan pungutan pengusaha angkutan sewa sarana dan BUMdes; dan
20. Perusahaan PT/CV atau pemborong dan sejenisnya dari jumlah anggaran.
Fungsi :
1. Melakukan koordinasi terhadap jalannya pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan
masyarakat diwilayah dusun
2. Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang menjadi tanggung
jawabnya
3. Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat dan
melakukan pembinaan perekonomian
4. Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan ketrentaman dan ketertiban masyarakat
Tugas :
1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa
Hak :
1. Meminta keterangan kepada pemerintah desa
2. Menyatakan pendapat Kewajiban
3. Mengamalkan pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan
10. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Menurut Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 :
Pemerintah Pusat melalui kementerian dalam negeri telah mengatur tentang Struktur
organisasi pemerintah desa. Kementerian ini telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.
hal ini merupakan pembaruan terhadap peraturan terdahulu berkenaan dengan struktur
organisasi pemerintah desa yang muncul dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa. perbedaan mencolok adalah munculnya Kepala Seksi sebagai pelaksana teknis.
1. Sekretariat Desa
2. Unsur Teknis, dan
3. Unsur Kewilayahan.
Sekretariat Desa merupakan unsur perangkat desa yang melaksanakan urusan administrasi
pemerintahan desa. Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dan dibantu oleh Kepala
Urusan sebagai staf dari sekretaris desa. Kepala Urusan inilah yang membantu sekretaris desa
dalam menjalankan urusan administrasi pemerintahan desa.
Di dalam sekretariat hanya diperbolehkan paling banyak terdiri atas 3 (tiga) urusan, yaitu
urusan tata usaha dan umum, urusan keuangan, dan urusan perencanaan, dan paling sedikit 2
(dua) urusan yaitu urusan umum dan perencanaan, dan urusan keuangan.
2. Pelaksana Kewilayahan
Selanjutnya adalah unsur kewilayahan, yaitu perangkat desa yang bertugas membantu kepala
desa berkaitan dengan unsur kewilayahan. Pelaksana kewilayahan lebih kita kenal dengan
kepala dusun, yang membawahi wilayah-wilayah terkecil di dalam desa yang disebut dusun
atau sebutan lainnya.
Jumlah Unsur pelaksana kewilayahan disesuaikan dengan kebutuhan desa, yang ditentukan
sesuai dengan luas wilayah kerja, karakteristik, kondisi geografis, jumlah penduduk serta
sarana prasarana penunjang. selain itu pula, jumlah unsur kewilayahan mempertimbangkan
kemampuan keuangan desa, karena berkaitan dengan kewajibannya dalam memberikan
penghasilan tetap kepada perangkat desa, termasuk unsur pelaksana kewilayahan di
dalamnya.
3. Pelakana Teknis
Pelaksana teknis merupakan unsur perangkat desa yang membantuKepala Desa dalam
melaksanakan tugas operasional. Pelaksana Teknis paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi
yaitu seksi pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi pelayanan, paling sedikit 2 (dua)
seksi yaitu seksi pemerintahan, serta seksi kesejahteraan dan pelayanan.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara
struktur organisasi desa berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dengan
Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa, yaitu penambahan unsur pelaksana teknis.
Pada dasarnya, penjabaran perangkat desa menurut permendagri nomor 84 tahun 2015
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa sudah cukup jelas, bahwa memang
perangkat desa terdiri dari sekretariat, pelaksana teknis dan pelaksana kewilayahan.
Sementara bendahara desa tidak tercakup di dalamnya. Dengan demikian Bendahara desa
bukanlah perangkat desa. Definisi bendahara muncul dalam peraturan menteri dalam negeri
nomor 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Pada Permendagri tersebut, Pasal 1 yang menjabarkan ketentuan umum, disebutkan bahwa
bendahara adalah unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan administrasi keuangan
untuk menatausahakan keuangan desa.
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditegaskan kembali bahwa bendahara bukanlah termasuk
dalam perangkat desa, melainkan merupakan unsur staf dari kepala urusan administrasi
keuangan. ada beberapa desa yang salah menafsirkan posisi seorang bendahara desa, bahwa
sebagian desa menyebutkan bahwa bendahara merupakan perangkat desa. hal ini harus
diluruskan, karena selain berkenaan dengan status kedudukan dari seorang bendahara, hal ini
juga berkaitan dalam proses penyusunan penghasilan tetap (SILTAP) bagi kepala desa dan
perangkatnya.
Seperti kita ketahui bahwa aloksi pendanaan untuk pembayaran siltap diambil dari Alokasi
Dana Desa, yang dalam perhitungannya sudah diatur cukup jelas dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dengan demikian,
bendahara desa tidak termasuk sebagai penerima SILTAP karena bukan merupakan unsur
perangkat desa.
Bendahara berhak memperoleh tunjangan yang dibayai melalui biaya operasional pemerintah
desa. Besarannya pun disesuaikan dengan kemampuan keuangan desa, tentunya juga
disesuaikan dengan beban kerja dan tanggungjawab yang diemban seorang bendahara desa.
Pemerintah Kabupaten diharapkan ikut mengatur besaran minimal dan maksimal tunjangan
seorang bendahara desa, sehingga diharapkan bendahara desa memperoleh pendapatan
melalui tunjangan yang sesuai dengan beban dan tanggungjawabnya.