Anda di halaman 1dari 4

CARA PENGUKURAN KADAR AIR DENGAN

METODE THERMOVOLUMETRI (METODE DESTILASI)


DAN KARL FISHER (METODE FISIS DAN METODE KIMIAWI)
Ahmad Tyas Pramuja
207180001

PENDAHULUAN
Air adalah zat atau materi yang penting bagi semua bentuk kehidupan, Air menutupi
hampir 71% permukaan bumi. Air juga diperlukan untuk keberlangsungan proses biokimiawi
organisme hidup.
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan juga sangat diperlukan dalam berbagai
bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian,
bahan pangan dan bahan konsumsi lainnya.
Kadar air dalam bahan makanan juga sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan
dari pangan tersebut. Olehkarena itu, penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat
penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang
tepat, penentuan kadar air dalam makanan dapat dilakukan dengan beberapa metode yakni
metode pengeringan (Oven), metode Thermovolumetri (destilasi), Metoe Fisher (metode fisis
dan metode kimiawi) dan juga masih banyak metoe khusus lainnya.
Kriteria ikatan air dalam aspek daya awet bahan pangan dapat ditinjau dari kadar air,
konsentrasi larutan, tekanan osmotic, kelembaban relative berimbang dan aktivitas air.
Kandungan air dalam bahan pangan akan selalu berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya,
dan hal ini sangat erat hubungannya dengan daya awet bahan pangan tersebut. Hal ini
merupakan pertimbangan utama dalam pengolahan dan pengelolaan pasca olah bahan
pangan. 1

PEMBAHASAN
Air
Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan pangan, meskipun bukan
sumber nutrient, keberadaanya sangat esensial dalam keberlangsungan proses
biokimiawi organisme hidup. Air dalam bahan pangan dapat dibedakan dalam
berbagai bentuk, yakni :

1
Purnomo, H. 1995. Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.
http://repository.ipb.ac.id.
1. Air bebas
Air bebas adalah, air yang terdapat pada ruang-ruang antar sel dan inter-
granural serta pori-pori yang terdapat pada suatu bahan.
2. Air terikat
Air terikat adalah air yang lemah karena teradsorpsi pada permukaan koloid
makromolekuler seperti protein, pectin pati, dan selulosa. Selain itu air juga
terdispersi diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut zat yang ada dalam sel.
Air dalam bentuk ini masih memiliki sifat air bebas dan dapat dikristalkan dalam
proses pembekuan. Ikatan antara air dengan koloid disebut ikatan hydrogen.
3. Air dalan keadaan terikat kuat
Ikatan air ini bersifat ionic sehingga relative sukar dihilangkan atau
diuapkan. Air jenis ini tidak membeku mesipun didinginkan pada suhu 0℃.

Kadar Air
Kadar air merupakan salahsatu parameter penentu mutu bahan. Dalam
simplisia, menentukan tingkat keamanan untuk disimpan. Dalam bahan makanan
sangat mempengaruhi kualitas tingkat keamanan untuk disimpan. Selain itu juga
sebagi penentu dalam proses pengolahan maupun pendistribusian agar dapat ditangani
dengan tepat.

Metode Thermovolumetri (Destilasi)


Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan
“pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada air dan
tidak dapat bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada
air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain : toulen, xylen, benzene,
tetrakhlorenthilen dan xylol. Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia
sebanyak 75-100 ml pada sampel yang diberikan mengandung air sebanyak 2-5 ml
kemudian dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat kimia tersebut diembunkan
dan ditampung dalam tabung penampung. Karena berat jenis air lebih besar daripada
zat kimia tersebut maka air akan berada dibagian bawah pada tabung penampung. Bila
pada tabung penampung ddilengkapi skala maka banyaknya dapat diketahui. Cara
destilasi ini baik untuk menentukan kadar air dalam zat yang kandungan airnya kecil
yang sulit ditentukan dengan cara gravimetric. Penentuan kadar air ini hanya
memerlukan waktu ± 1 Jam2

Metode Karl Fisher (Fisis dan Kimiawi)


Cara ini adalah dengan menitrasi sampel dengan larutan iodine dalam
methanol. Reagen lain yang digunakan dalam titrasi ini adalah sulfur dioksida dan
piridin. Metanol dan piridin digunakan untuk melarutkan yodin dan sulfur dioksida
agar reaksi dengan air menjadi lebih baik. Piridin dan methanol juga akan mengikat
asam sulfat yang terbentuk sehingga akhir titrasi dapat lebih jelas dan tepat. Titrasi
dihentikan padda saat timbul warna iodine bebas. Untuk memperjelas pewarnaan
maka dapat ditambahkan metilen biru dan akhir titrasi akan memberikan warna hijau.
Titrasi ini sudah berhasil dipakai untuk menentukan kadar air dalam alcohol, ester-
ester, senyawa lipida, lilin, pati, tepung gula, madu, dan bahan makanan yang
dikeringkan.3
Metode Karl Fisher (KFT) pada mulanya menggunakan piridin sebagai larutan
titrasi untuk menganalisis kadar H2O dalam suatu zat. Dengan aanya perkembangan
dan dampak negative dari pyridine maka dilakukan pengembangan metode Karl
Fisher (KFT) oleh Equen Scohlz pada tahun 1979 dengan mengganti fungsi pyriddin
dengan Imidazol.
Ada tiga dasar cara Metode Karl Fisher dengan hidranat :
1. Titrasi volumetric menggunakan satu komponen pereaksi yaitu
menggunakan komposit Hidranal.
2. Titrasi volumentri menggunakan dua komponen pereaksi yaitu
menggunakan Hidranal solvent dan larutan titrasi Hidranal.
3. Penentuan H2O secara kolometri menggunakan dua macam larutan yaitu
larutan yang bersifat anoda an katoda.4

2
Sudarmadji, S. 2003. MIKROBIOLOGI PANGAN. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
http//risnafranisa.blogspot.com/.../air-dalam-bahan-pangan.
3
Sudarmadji, S. 2003.MIKR BIOLOGI PANGAN. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
http//risnafranisa.blogspot.com/.../air-dalam-bahan-pangan.
4
Farida, dkk. Studi Banding Penentuan Kadar H2O Dalam Serbuk UO2 Menggunakan Metoda MEA
(MOISTURE EVOLITON ANALYSIS) Dan KFT (KARL FISCHER TITRATION). ISSN 1410-1998
Kesimpulan
Pada dasarnya fungsi dari pengukuran kadar air yang digunakan, untuk menjaga
ketahanan dari suatu bahan agar dapat di pergunakan dengan tetap mempertahankan gizi
ataupun kandungan-kandungan yang terdapat pada bahan tersebut.
Ada banyak sekali cara untuk mengukur kandungan kadar air padda suatu bahan, akan
tetapi pada pembahasan kali ini hanya metode Thervolumetri (Destilasi) dan Metode Karl
Fisher (Fisis dan Kimiawi). Dari kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing seperti pada metode Thervolumetri (Destilasi) memiliki
keunggulan dimana metode tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur kadar air padda
bahan yang memiliki sangat sedikit kandungan air yang tidak bisa di ukur melalui cara
gravimetric. Pada metode Karl Fisher (Fisis dan Kimiawi) Juga memiliki kelebihannya
sendiri yakni dapat mengukur kadar air ddengan berbagai campuran zat lai sseperti Hidranal
solvet dan larutan titrasi hidranal. Dan juga dipakai untuk menentukan kadar air dalam
alcohol, ester-ester, senyawa lipida, lilin, pati, tepung gula, madu, dan bahan makanan yang
dikeringkan.

DAFTAR RUJUKAN
Farida, dkk. 2000. Studi Banding Penentuan Kadar H2O Dalam Serbuk UO2
Menggunakan Metoda MEA (MOISTURE EVOLUTION ANALYSIS) Dan KFT
(KARL FISCHER TITRATION). BATAN Jakarta : Prosiding Presentasi Ilmiah Daur
Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU & P2BGN.

Purnomo, H. 1995. Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan,


Universitas Indonesia. Jakarta. http://repository.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 8
Februari 2021

Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
http://risnafranisa.blogspot.com/.../air-dalam-bahan-pangan. Diakses tanggal 8
Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai