Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATA KULIAH

PENGAUDITAN II

“AUDIT SIKLUS PENDAPATAN – PENGUJIAN PENGENDALIAN”

NUR’AINI CINTA

A031181040

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
SIFAT SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan dari sebuah perusahaan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa secara
kredit maupun secara tunai, retur penjualan, dan cadangan kerugian piutang, dan penghapusan
piutang. Pada umumnya semua perusahaan berbeda, sehingga sumber perusahaan dari setiap
perusahaan tersebut juga akan berbeda.

Kegiatan atau aktivitas bisnis dalam siklus pendapatan terdiri dari menerima pesanan pelanggan,
mengirimkan pesanan, menerima uang tunai, menyimpan atau mendokumentasikan tanda terima
tunai, serta menyesuaikan akun-akun pelanggan. Adapun tujuan dari audit siklus pendapatan
berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan
keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi menyangkut saldo dan transaksi siklus
penapatan. Dimana asersi tersebut menunjukkan derajat asersi manajemen terhadap informasi
keuangan yang secara eksplisit dinyatakan dalam laporan keuangan. Untuk mencapai setiap
tujuan audit spesifik, auditor dapat menggunakan berbagai bagian dari perencanaan audit dan
metedologi pengujian audit.

Strategi Perencanaan Audit dan Metedologi Pengujian Audit

1. Pengujian sebelum tanggal neraca. Penerapan pengujian pengendalian terutama pada


rincian akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim mungkin tidak cost-effective
apabila pengujian pengendalian dalam mengungkapkan sisa periode tidak dapat dibatasi
karena tingkat risiko pengendalian yang ditentukan.
2. Sasaran audit siklus pendapatan. Untuk melakukan auditing dalam sebuah perusahaan,
maka seorang auditor perlu menentukan sasaran audit siklus pendapatan, dengan melihat
setiap asersi manajemen yang ada, yaitu Keberadaan atau Keterjadian, Kelengkapan,
Kepemilikan dan Kewajiban, Penilaian dan Pengalokasian, serta Penyajian dan
Pengungkapan
3. Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien untuk Mengembangkan
Strategi Audit.
 Pemahaman Bisnis dan Industri Klien. Seoarng auditor harus dapat
mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang material.
Langkah pertama dalam melakukan penilaian risiko ialah mendapatkan
pemahaman terkait bisnis dan industri klien dalam kaitannya dengan strategi
audit.
 Materialitas. Pada umumnya pendapatan adalah ukuran volume dari setiap
aktivitas sebenarnya bagi setiap perusahaan. Pendapatan juga melibatkan volume
transaksi yang tinggi, dan total pendapatan adalah hal yang sangat penting dalam
sebuah laporan keuangan yang digunakan sebagai ukuran materialitas secara
keseluruhan untuk penugasan auditing tersebut. Pendapatan akan menimbukan
piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi.
 Risiko Inheren. Untuk menilai risiko inheren terhadap asersi siklus pendapatan,
auditor perlu mempertimbangkan faktor pervasif (pervasive) yang dapat
mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta
faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan.
 Risiko Prosedur Analitis. Resiko prosedur analitis adalah salah satu unsur risiko
deteksi yang menjelaskan bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah
saji yang material. Dimana prosedur analitis ialah sebuah cara yang efektif dari
segi biaya dan menguntungkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis dan usaha
klien
4. Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal. Dalam siklus pendapatan terdapat
lima komponen pengendalian internal. Dimana komponen-komponen tersebut diperlukan
baik menurut strategi audit substantif yang utama maupun pendekatan penilaian tingkat
risiko pengendalian yang lebih rendah. Dimana kelima komponen tersebut, yaitu
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Informasi dan Komunikasi (Sistem
Informasi), Pemantauan (Monitoring), serta Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan
Strategi Audit Pendahuluan.
AKTIVITAS PENGENDALIAN – (TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT)

Sebuah pesanan penjualan dapat dilaksanakan secara over-the-counter, atau melalui telepon,
surat, representative penjualan traveling (traveling sales representatives) fax, atau pertukaran
data elektronik (electronic data interchange). Dimana barang-barang yang dijual tersebut dapat
diambil sendiri oleh pelanggan atau dikirimkan oleh penjual. Dalam tansaksi penjualan tersebut
biasanya dicatat dengan menggunakan sistem komputer yang dapat memproses transaksi-
transaksi secara beruntun atau mode pemrosesan batch.

Langkah awal yang dilakukan ialah dengan mengidentifikasi sejumlah dokumen dan catatan
yang umumnya yang akan digunakan dalam pemrosesan transaksi- transaki. Selanjutnya
menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam pemrosesan transaksi, dan bagaimana aktivitas
pengendalian saling berkaitan satu sama lain dalam mengurangi resiko salah saji terhadap asersi-
asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi penjualan.

Pada dasarnya setiap perusahaan yang memerlukan audit memiliki sistem akuntansi yang
terkomputerisasi (Computerized accounting system). Karena hal ini berfokus pada bagaimana
manajemen mengimplementasikan aktivitas- aktivitas pengendalian dengan memakai prosedur
pengendalian yang terprogram atau terencana. Oleh karena itu, terdapat dua jenis pengendalian
dengan menggunakan computer, yaitu Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi.

Dokumen dan Catatan Umum

Dalam hal ini dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar untuk pemrosesan
transaksi penjualan kredit mencakup hal-hal berikut:

1. Pesanan Pelanggan. Dalam hal pesana pelanggan, permintaan barang dagang oleh
pelanggan yang diterima langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga (salesperson).
Dimana pesanan dapat berupa formulir yang disediakan oleh penjual atau formulir
pesanan pembelian yang dibuat oleh pembeli itu sendiri.
2. Pesanan Penjualan. Dalam hal ini, sebuah formulir memperlihatkan suatu deskripsi,
kuantitas, dan data lainnya yang saling berkaitan dengan pesanan pelanggan. Bentuk
pesanan ini bertujan sebagai dasar dimulainya transaksi dan pemrosesan internal atas
pesanan pelanggan oleh penjual.
3. Dokumen Pengiriman. Dalam dokumen pengiriman ini berupa formulir yang berfungsi
untuk menunjukkan rincian dan tanggal setiap pengiriman. Dokumen tersebut dapat
berupa bill of lading, yang digunakan sebagai pemberitahuan formal atas penerimaan
barang yang dikirimkan oleh kurir. Dokumen pengiriman lainnya termasuk slip
pengepakan yang merincikan setiap item-item yang dikirimkan.
4. Faktur Penjualan. Dalam faktur ini menujukkan sebuah formulir yang memperlihatkan
penjualan tertentu, termasuk jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan. Pada
umumnya formulir ini digunakan dalam menagih pelanggan dan memberikan dasar untuk
mencatat penjualan.
5. Daftar Harga yang Diotorisasi. Umumnya berisi harga dari barang- barang yang
diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual kembali.
6. File Transaksi Penjualan. Merupakan file komputer yang berisi setiap transaksi penjualan
yang telah diselesaikan. File tersebut berfungsi untuk mencetak faktur penjualan serta
jurnal penjualan, dan memperbarui file induk piutang usaha, persediaan, serta buku besar.
7. Jurnal Penjualan. Berisikan semua daftar jurnal dari transaksi- transaksi penjualan yang
telah diselesaikan.
8. File induk pelanggan. File yang termuat mengenai informasi tentang pengiriman dan
penagihan pelanggan serta batas kredit pelanggan.
9. File Induk Piutang Usaha. Dalam file ini berisikan setiap informasi terkait transaksi dan
saldo dari setiap pelanggan. File ini berperan sebagai dasar dalam menyusun buku
pembantu piutang usaha.
10. Laporan Bulanan Pelanggan. Sebuah laporan yang nantinya akan dikirimkan ke setiap
pelanggan yang memperlihatkan saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, dan saldo
akhir.
Fungsi - Fungsi
Dalam melakukan proses transaksi pendapatan memiliki beberapan fungsi-fungsi pendapatan,
yaitu:
1. Memprakarsai Penjualan. Yang dimaksud memprakarsai transaksi ialah sebuah proses
yang disetujuinya transaksi tersebut dengan pihak ketiga yang idenpenden. Karena
banyak perusahaan besar yang memisahkan subfungsi berikut. Dimana perusahaan yang
dikelola oleh pemiliknya (owner-managed entities) dapat menggabungkan fungsi-fungsi
ini dan melakukan pemisahan tugas yang ideal dengan kelalaian signifikan yang
dilakukan oleh manager pemilik perusahaan.
2. Pengiriman Barang atau Jasa. Pengiriman barang atau jasa adalah kejadian atau peristiwa
ekonomi yang memperlihatkan tentang pergantian/perubahan (change) hak dan
penetapan hal atas piutang.
3. Pencatatan Penjualan. Dalam proses pencatatan penjualan terdiri dari penyiapan dan
pengiriman faktur penjualan yang bernomor urut ke pelanggan (penagihan pelanggan)
serta pencatatan faktur penjualan secara akurat dalam periode akuntansi yang benar
(pencatatan penjualan).

AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

Umumnya penerimaan kas didefinisikan sebagai hasil dari beberapa aktivitas atau kegiatan
transaksi. Misalkan, kas yang diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek dan
pinjaman jangka panjang, serta aktiva lainnya.

Dokumen dan Catatan Umum


Dalam pemrosesan penerimaan kas penting untuk menggunakan dokumen dan catatan umum,
yang terdiri dari:
1. Bukti penerimaan kas (remittance advice). Merupakan dokumen yang dikirimkan kepada
kepelanggan bersama dengan faktur penjualan yang kemudian akan dikembalikan oleh
pelangga bersama dengan pembayaran yang memperlihatkan nama pelanggan serta
nomor akun, nomor faktur, dan jumlah yang dibayar.
2. Pendaftaran. Dalam pendaftaran ini merupakan salah satu dokumen yang berisi daftar
penerimaan kas yang diterima melalui pos
3. Lembar Perhitungan Kas. Dalam lembar perhitungan kas ini terlihat daftar kas dan cek
dalam register kas. Daftar ini bertujuan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan
total yang dicetak oleh register kas
4. Ikhtisar Kas Harian. Sebuah dokumen yang berbentuk laporan yang memperlihatkan total
penerimaan melalui kasir (over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir sebagai
setoran.
5. Slip Deposit yang Disahkan. Dokumen yang berisikan daftar yang dibuat oleh penyetor
dan disahkan oleh bank yang menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank
dan rincian penerimaan dalan setoran tersebut
6. File Transaksi Penerimaan Kas. Merupakan file komputer atas transaksi penerimaan kas
yang telah disahkan yang diterima untuk pemerosesan, file ini berfungsi untuk
memperbaharui file induk piutamh usaha.
7. Jurnal Penerimaan Kas. Dokumen berupa jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari
penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.

Fungsi-Fungsi
Dalam proses penerimaan kas dari penjualan tunai dan kredit, memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Menerima penerimaan kas. Dalam menerima kasa memiliki risiko utama dalam proses
transaksi dalam penerimaan kas ialah memungkinkan terjadinya pencurian kas sebelum
atau sesudah catatan penerimaan kas tersebut dibuat. Oleh karena itu, prosedur
pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi penetapan
tanggung jawab telah dibuat pada saat kas diterima dan kas telah dismpan di tempat yang
aman.
2. Penerimaan Melalui Kasir (Over-The-Counter Receipts). Dalam penerimaan kas melalui
kasir, penggunaan register kas ataupun terminal titik penjualan sangatlah penting.
Dimana dalam fungsi ini menyediakak beberapa hal, yaitu:
 Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan tunai
dan kas yang diajukan.
 Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal atas
transaksi pada file komputer atau pita register yang terkunci.
 Total pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada alat
tersebut
3. Penerimaan Melalui Pos (Mail Receipt). Sebagai upaya untuk meminimalkan terjadinya
kemungkinan pengalihan penerimaan melalui pos, sebagian besar perusahaan membuat
kebijakan kepada pelanggan untuk membayar dengan menggunakan cek. Dimana
beberapa perusahaan yang mempunyai volume penerimaan melaui pos yang besar
menggunakan sistem kos pos (lockbox system).

4. Menyetorkan Kas Ke Bank. Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa
seluruh penerimaan kas disetorkan secara langsung setiap hari (deposited intact daily)

5. Mencatat penerimaan kas. Mencatat penerimaan kas adalah salah satu fungsi penting
dalam pembuatan jurnal penerimaan kas secara over-the-counter dan melalui pos serta
posting penerimaan kas melalui pos ke akun pelanggan.

Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian


Banyak prosedur pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas ialah
pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang telah terbentuk. Dimana auditor
biasanya akan menggunakan kombinasi dari pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi
dokumen untuk mengumpulkan bukti bahwa prosedur pengendalian manual merupakan fungsi
yang paling efektif.
AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENYESUAIAN
PENJUALAN

Dalam transaksi penyesuaian penjualan terdiri dari:

 Pemberian potongan tunai.


 Pemberian retur penjualan dan pegurangan harga.
 Penentuan piutang tak tertagih

Umumnya beberapa perusahaan, dimana jumlah dan nilai uang dari transaksi ini tidak material.
Tetapi, bagi sebagian perusahaan, potensi terjadinya salah saji yang disebabka oleh kesalahan
dan penyelewengan dalam pemrosesan transaksi perlu dipertimbangkan. Kemungkinan
pencatatan transaksi penyesuaian penjualan fiktif dengan tujuan untuk nmenyembunyikan
penyelewengan dalam pemrosesan penerimaan kas, menjadi fakus utama dalam transaksi ini.
Selain itu, penggelapan kas dapat ditutupi dengan memperlihakan bahwa terlalu tinggi diskon
tunai atau retur penjualan dan pengurangan harga.

Maka, aktivitas pengendalian dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko penyelewengan


semacam itu yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi ini
meliputi beberapa hal, yaitu:
 Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
 Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur.
 Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama dalam penggunaan memo kredit
yang telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang-barang yang dikembaliakan atau
rusak, serta memo otorisasi penghapusan (writeoff authorization memo) untuk
menghapus piutang tak tertagih pelanggan.
 Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan
serta pencatatan penerimaan kas.
Jika terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian penjualan, auditor harus
mendapatkan pemahaman atas seluruh aspek yang relevan dari komponen struktur pengendalian
internal dan mempertimbangakan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji tersebut.

Namun, jika transaksi ini bersifat material, auditor harus menginspeksi laporan manajerial peting
dan melakukan tanya-jawab serta observasi tentang tindakan yang akan diambil atas laporan
keuangan tersebut. Auditor juga perlu mempertimbangkan untuk menginspeksi:
 Memorandum kredit atas retur penjualan sebagai indikasi persetujuan yang tepat dan
penyertaan laporan penerimaan yang membuktikan retur barang aktual.
 Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi pendukung.

Pada dasarnya auditor melakukan pengujian pengendalian dengan tujuan untuk mengumpulkan
dan mendapatkan bukti tentang keefektifan perancangan dan operasi system pengendalian
internal perusahaan. Dimana risiko inheren yang berkaitan pada transaksi penerimaan kas ialah
akibat kemungkinan penipuan yang dilakukan karyawan melalui pengalihan penerimaan kas.

Anda mungkin juga menyukai