Anda di halaman 1dari 7

Rekonstrusi Perkuliahan I

ENDAPAN MINERAL
“Pendahuluan Mineral Batuan”

Disusun oleh :
Wilda Wahyu Rahmadhani
H061181311

DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Pendahulan Mineral Batuan

a. Pengertian Mineral dan Batuan


Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
tertentu, dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistematis. Pengertian lain dari mineral merupakan senyawa anorganik yang
terbentuk secara alamiah, padat, dan mempunyai komposisi serta struktur dalam
kristal tertentu. Selain itu mineral juga ada yang bernilai ekonomis dan dapat
ditambang (Noor, 2012).
Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut
“Mineralogi”, didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang “Kristal”, yang
merupakan unsur utama dalam susunan mineral. Batuan merupakan agregat satu
mineral atau lebih dari satu mineral. Terjadinya perubahan-perubahan yang
disertai dengan pembentuk kelompok batuan lainnya memberikan penjelasan
mengenai siklus batuan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Daur Batuan (Siklus Batuan)


Apabila batuan metamorfis ini masih mengalami peningkatan tekanan dan
suhu, maka ia kan kembali leleh dan kembali menajdi magma. Panah-panah
dalam gambar menunjukkan bahwa jalannya siklus dapat terganggu dengan
adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari batuan beku menjadi
batuan metamorfis atau batuan metamorfis menjadi batuan sedimen tanpa melalui
pembentukan magma dan batuan beku. Batuan sedimen dilain pihak dapat
kembali menjadi sedimen akibat tersingkap ke permukaan dan mengalami proses
pelapukan (Noor, 2012).
Identifikasi mineral dapat dilihat dari beberapa hal, berikut adalah rinciannya :
- Bentuk Kristal
Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa
mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas.
Setiap minetal akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang
merupakan perwujudan kenampakan luar yang terjadi sebagai akibat dari
susunan Kristal-nya di dalam. Berikut adalah bentuk-bentuk Kristal Iometric
dan Kristal Non-Isometrik :

Gambar 2. Bentuk Kristal Isometrik dan Non-Isometrik (Noor, 2012).


- Bidang Belah (fracture)
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang
memiliki arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari
atom-atomnya.
- Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan
mengalami abrasi atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral
bersifat relative artinya apabila dua mineral saling digoreskan, maka yang
tergores adalah mineral yang relative lebih lunak dibanding yang satunya.
Skala kekerasan mineral seperti yang ditunjukkan Gambar 3.

Gambar 3. Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)


- Warna
Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan yang lainnya. Namun paling
tidak ada warna-warna yang khas yang dapa digunakan untuk mengenali
adanya unsur tertentu di dalamnya. Misalnya warna gelap mengindikasikan
terdapat unsur besi. Di sisi lain mineral dengan warna terang diindikasikan
mengandung alumunium.
- Gores (Streak)
Goresan pada bidang atau streak ini terjadi pada beberapa mineral seperti
pada mineral kuarsa dan pyrit yang sangat jelas dan khas.
- Kilap (Luster)
Kilap atau luster merupakan kenampakan atau kuallitas pantulan cahaya
dari permukaan suatu mineral. Kilap ada dua jenis yaitu kilap logam dan kilap
non-logam. Kolam non-logam antara lain yaitu kilap mutiara, kilap gelas, kilap
sutera, kilap resin dan kilap tanah (Noor, 2012).
- Sifat optic (dengan mikroskop polarisasi)
b. Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus merupakan jenis batuan yang terbentuk dari
magma yang mendingin atau mengeras dengan atau tanpa adanya proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusive (plutonik) maupun
di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal
dari baruan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel atau di
kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut : kenaikan temperature, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi dua, yaitu
batuan ekstrusif dan intrusive. Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang
proses pembekuannya berlangsung di permukaan bumi. Sedangkan batuan
intrusive adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di bawah
permukaan (Noor, 2012).
c. Batuan Sedimen
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di
daratan ataupun lautan) yang telah mengalami proses pengangkutan (transportasi)
dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin merupakan agen
pengangkut utama. Sedimen ini bila mengeras akan menjadi batuan sedimen.
Ilmu yang mempelajari mengenai batuan sedimen disebut sebagai sedimentology.
Cara terbentuk dari batuan sedimen ini yaitu batuan yang terbentuk dalam
cekungan pengendapan atau dengan kata lain tidak mengalami proses
pengangkutan dan sedimen yang terbentuk akibat proses transportasi yang berasal
dari luar cekungan yang ditransport dan diendapkan di cekungan (Noor, 2012).
d. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku,
seidimen dan metamorf) yang mengalami perubahan temperature (T) maupun
tekanan (P) secara bersamaan yang berakibar pada pembentukan mineral-mineral
baru dan tekstur batuan yang baru. Naiknya temperature seiring dengan
kedalaman bumi sesuai dengan gradient geothermal. Dengan demikian
temperature semakin tinggi dapat terjadi pada batuan yang berada jauh di dalam
bumi. Temperature juga dapat meningkat akibar adanya intrusi batuan. Tekanan
juga akan meningkat dengan kedalaman bumi, dengan demikian tekanan dan
temperature akan bervariasi di setiap tempat di kedalaman bumi. Ada beberapa
tipe metamorfosa, yaitu metamorfosa kataklastik, burial, kontak dan regional
(Noor, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor : Universitas Pakuan

Anda mungkin juga menyukai