Anda di halaman 1dari 9

Rekonstrusi Perkuliahan III

ENDAPAN MINERAL
“Cara Terbentuknya Berbagai Macam SDM”

Disusun oleh :
Wilda Wahyu Rahmadhani
H061181311

DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Cara Terbentuknya Berbagai Macam SDM

III.1 Pengertian Sumber Daya Mineral


Sumberdaya mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata atau yang lebih dikenal dengan bahan galian. Bahan galian
adalah semua bahan atau substansi yang terjadi dengan sendirinya di alam dan sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan industrinya. Sumberdaya alam
atau mineral biasa disebut juga bagan galian, dimana dalam proses pembentukannya
memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan (unrenewable).
Unconventional petroleum system
Akumulasi gas hidrat menjadi salah satu cikal bakal minyak bumi. Endapan
gas ini umumnya berasosiasi dengan akumulasi material organic, lingkungan yang
dingin (mendekati titik beku), dan bertekanan kolom air yang bertekanan tinggi.
Parameter tekanan dan suhu menjadi kendala bagi akumulasi gas hidrat, yaitu dasar
laut yang dalam namun sedimen yang cukup tebal.

Proses pembentukan mineralisasi selalu dibatasi oleh 3 hal penting yakni adanya :
- Source (bisa merupakan larutan hydrothermal)
- Kedudukan (atau bisa disebut batuan sampling), dan
- Ruang (trap, yang dalam hal ini disediakan oleh struktur geologi).

Teori mengenai terbentuknya cebakan uranium (The Geology of Ore Deposits, John
M. Guilbert dan Charles F. Park, Jr., 1986) :
1. Uranium terbentuk dari sumber magma yang berkomposisi asam (granitic)
2. Cebakan uranium umumnya berumur lebih tua dari kuarter (Tersier-Pra
Kambrium). Deposit uranium kuarter terdapat pada endapan alluvial berupa
endapan monasit seperti di Bangka Belitung.

Di dunia “hard rocker”, proses pelapukan yang melalui proses pengkayaan


sekunder dan menghasilkan deposit bijih sangat umum dicari seperti laterit, nikel, dan
bauksit. Jenis komoditi yang dihasilkannya, tentunya tergantung pada tipe batuan
dasarnya.
Tipe pengkayaan supergene yang sering kita cari biasanya untuk Cu, yang
terbentuk berasosiasi dengan mineralisasi tipe porfiri (Cu-Au) yang biasanya
kadarnya tinggi sekali. Kalau yang ini jarang terjadi di iklim dan topografi Indonesia,
walau ada juga bukti ditemukannya, misalnya Sungai Mak, Sulawesi.

Batubara
Proses dimana tertumbuhan berubah mulai dari gambut menjadi lignit, sampai
menjadi antrasit disebut koalifikasi. Material-material organic berubah menjadi
urutan-urutan kualitas/jenis batubara dimana terjadi perubahan fisik dan kimia.
Perubahan ini analog dengan tingkat kematangan batubara yang dapat dijadikan
untuk mengevaluasi potensi gas batubara di suatu formasi pembawa batubara. Selain
itu juga menjadi indicator kematangan batubara seperti nilai kalori, kandungan air, zat
terbang, vitrinit refleksi dan kandungan karbon terikat. Selama pembentukan gambut,
kandungan karbon meningkat dari 45-50% sampai 55-60% (daf); kandungan
air>75%, dan selullosa (Stach et al., 1982). Sebenarnya, tebal tanah penutup,
berkurangnya ukuran-ukuran partikel dan porositas merupakan perubahan fisik
batubara. Perubahan diagenesa terjadi sampai batas batubara lignit – subbituminous
dimana tempratur formasi kira-kira 500 C, tergantung kepada hubungan antara waktu
dan temperature. Di atas batubara subbituminous perubahan disebut sebagai
perubahan metamorfis.
Secara teoritis semua lapisan/endapan batubara mengandung gas, apakah
sebagai gas bebas dalam ‘cleats/fissures’ atau gas yang terikat di atas permukaan
batubara atau di dalam batubara ketika berubahnya kandungan organic sejak dari
proses terbentuknya gambut hingga koalifikasi (pematangan batubara) yaitu
meningkatnya kualitas batubara. Semakin tinggi tingkat kematangan batubara
kandungan gas dalam batubara semakin tinggi.
Hasil utama dalam proses koalifikasi adalah gas methan (CH4), karbon
monoksida (CO), nitrogen (N2) dan air (H2O). Gas methan yang dihasilkan selama
koalifikasi ada dua jenis yaitu sebagai biogenic dan termogenik. Selama awal
pembentukan batubara pada temperature di bawah 500 gas biogenic terbentuk oleh
karena perubahan komposisi material organic oleh mikroba. Meningkatnya
temperature sampai di tas 500 C seiring dengan meningkatnya tanah penutup
(overburden) atau meningkatnya ‘gradient geothermal’ dan kematangan (rank)
batubara juga meningkatan sekaligus mengontrol volume gas methan yang
dihasilkan.

Apa yang dimaksud dengan gradient geotermis?


Setiap 100 meter kita turun ke dalam perut bumi, temperature naik sekitar
300C. Jadi semakin jauh ke dalam perut bumi suhu batuan, fluida, dan gas makin
tinggi. Bila suhu di permukaan bumi adalah 27 0C maka untuk kedalaman 100 meter
suhu bisa mencapai 57-600C. Bila diukur pada kedalam dua kilometer suhu bisa
mencapai 1200C atau lebih. Lebih panas dari air rebusan yang baru mendidih. Pada
daerah terdapatnya magma mempunyai gradient geotermis yang jauh lebih tinggi.
Di dalam lapisan kulit bumi apabila aliran air melewati zona dekat dengan
magma akan terpanaskan. Air panas (fluida hydrothermal) tersebut apabila keluar ke
permukaan bumi, maka timbul mata air panas.

Emas
Bijih emas secara alami terbentuk dari aktifitas hidrotermal yang
menghasilkan cebakan dengan komponen utama silica. Hidrotermal sebagai media
pembawa emas, mengendapkan emas dan logam ikutannya pada pori batuan, struktur
geologi atau rongga lain, serta apabila keluar menjadi mata air panas dapat
menghasilkan cebakan bijih emas di permukaan tanah. Lingkungan pembentukan
bijih emas tersebut merupakan lingkungan yang sama dengan keberadaan system
panas bumi.

Bentonit
Bentonik adalah clay yang sebagian besar terdiri dari montmotillonit dengan
mineral-mineral seperti kwasa, kalsit, dolomit, fledspar, dan mineral lainnya.
Montmorillonite merupakan bagian dari kelompok smectit dengan komposisi kimia
secara umum (Mg,Ca) ).Al2O3.5SiO2.nH2O. Bentonit berada dari clay lainnya
karena seluruhnya (75%) merupakan mineral monmorillonit.
Berdasarkan kandungan alumino silikat hidrat yang terdapat dalam bentonit,
maka bentonit tersebut dapat dibagi menjadi dua golongan :

a. Activated clay, merupakan lempung yang mempunyai daya pemucatan yang


rendah.
b. Fuller’s earth, merupakan lempung yang secara alami mempunyai sifat daya
serap terhadap zat warna pada minyak, lemak, dan pelumas.

Gambar 1. Bentonite

Berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :


1. Na-bentonit
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila
dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air.
Dalam keadaan kering berwarna putih atau kream, pada keadaan basah dan
terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Suspensi koloidal
mempunyai pH: 8,5-9,8.
2. Ca-bentonit
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam
air, tetapi secara alami setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang
baik. Suspensi koloidal mempunyai pH: 4-7. Dalam keadaan kering berwarna
abu-abu, biru, kuning, merah, coklat. Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan
perekat, pengisi, lampur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi
koloidal setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai
sebagai bahan penyerap. Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu,
Ca-bentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui
pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan
diharapkan menadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut.

Timbal
Timbal diklasifikasikan sebagai logam berat. Simbol: Pb Nomor atom: 82
Berat atom: 207,2 Fase pada Suhu Kamar: Padat. Berat jenis: 11.34 gram per cm3.
Dalam kondisi standar Timbal adalah logam keperakan yang lembut dengan warna
kebiru-biruan. Timbal menjadi abu-abu gelap setelah bersentuhan dengan udara.
Logam Timbal sangat lunak (dapat dipotong menjadi lembaran tipis) dan elastis
(dapat ditarik menjadi kawat panjang).
Timbal terdapat pada batuan-batuan galena (timbal sulfida), anglesite (timbal
sulfat), dan Kerusit. Timbal ditemukan pada batuan dalam bentuk bebas, tetapi
sebagian besar ditemukan dalam bijih dengan logam lain seperti seng, perak, dan
tembaga Timbal yang diproduksi saat ini digunakan dalam baterai. Jenis baterai yang
digunakan dalam mobil karena biaya murah dan berdaya tinggi.

Gambar 2. Timbal

Kimberlite
Jenis endapan mineral yang bernilai ekonomis lainnya yang terbentuk sebagai
hasil proses magmatisme adalah kimberlit yang merupakan salah satu penghasil
utama dari intan. Kimberlit adalah jenis batuan yang berasal dari magma yang
bersifat ultrabasa yang umumnya berukuran halus, terbentuk pada kedalaman lebih
dari 150 km di bawah permukaan bumi (Scott, 1995). Kondisi pada kedalaman ini
memungkinkan untuk terbentuknya intan (diamond). Intan tersebut kemudian tererosi
dan terendapkan pada endapan-endapan sungai membentuk endapan sedimenter.
Kimberlit merupakan jenis batuan yang relatif lunak sehinga mempunyai
kemampuan untuk bergerak ke atas mencapai permukaan bumi dengan mudah
daripada batuan yang ada di sekelilingnya. Pada saat magma naik mendekati
permukaan, magma akan membentuk semacam pipa breksi yang lebar atau yang
disebut dengan diatreme yang membawa fragmen mantel bagian atas menuju ke atas
permukaan (Gambar 3.8). Kimberlit umumnya dijumpai pada daerah kraton atau
kerak benua yang berumur tua dan stabil, seperti di Afrika Selatan, Canada, India dan
Australia (Sage & Gareau, 2001). Nama dari kimberlite berasal dari sebuah daerah di
Afrika Selatan yaitu Kimberley, tempat intan banyak ditemukan untuk pertama
kalinya (Maulana, 2017).

Gambar 3. Penampang Pipa Kimberlite di Afrika Selatan (Robb, 2005;


Clemen & Skinner, 1985).
Gambar 4. Contoh Batuan Kimberlit
Batu Mulia
Berikut adalah nama-nama batu mulia :
- Ruby (Al-Yaqut): Batu jenis ini merupakan batu yang paling mulia dan
memiliki daya tahan tinggi terhadap api. Memiliki warna khas merah atau
pink.
- Peridot (Zabarjad) : Batu mulia yang mirip dengan batu zamrud yang
memilki varian warna. Zabarjad sama dengan zamrud sama-sama berwarna
hijau.
- Emerald (Az-Zumurrud): Biasa juga disebut zamrud adalah batu mulia yang
berwarna hijau tua dan transparan.
- Crystal ( Al-Billaur): Batu putih yang transparan.
- Corallium Rubrum (Al-Marjan): Digolongkan sebagai batu mulia meski sama
sekali tidak mengandung barang tambang. Batu ini merupakan anggota badan
dari jenis hewan koral yang tumbuh di atas karang. Batu ini kebanyakan
berwarna merah. Dari koral merah yang telah membatu dibentuk berbagai
macam perhiasan.
- Akik (aqiq): Batu mulia yang berwarna merah.
- Pearl (Al-Lu’lu’): Batu ini berupa mutiara yaitu benda bulat mengkilap yang
terbentuk di dalam cangkang hewan air dari bangsa siput (molusca). Pada
umumnya berwarna putih, namun ada juga berwarna keemasan, hitam atau
warna lainnya.
- Turquoise (Al-Fairus): adalah batu pekat (tidak bening) berwarna biru langit
atau biru kehijau-hijauan.

DAFTAR PUSTAKA

Maulana, A. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Anda mungkin juga menyukai