Anda di halaman 1dari 23

Hukum Ekonomi

Oleh :
Irawan Harahap, SH., SE., M.Kn., CLA

Pengantar
Hukum sangat dibutuhkan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat di dalam semua aspek
kehidupan, baik dalam aspek kehidupan social, kehidupan politik, budaya, pendidikan dan yang
cukup penting adalah fungsi dan peranannya dalam mengatur kegiatan ekonomi. Dalam kegiatan
ekonomi inilah justru hukum sangat diperlukan karena sumber-sumber ekonomi yang terbatas
disatu pihak dan tidak terbatasnya permintaan atau kebutuhan akan sumber ekonomi dilain pihak
sehingga konflik antara sesama warga dalam memperebutkan sumber-sumber ekonomi tersebut
akan sering terjadi.

Namun demikian berdasarkan pengalaman umat manusia sendiri, peranan hukum tersebut
haruslah terukur sehingga tidak mematikan inisiatif dan daya kreasi manusia yang menjadi daya
dorong utama dalam pembangunan ekonomi. Semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat
tidak mungkin terjadi apabila manusia tidak mempunyai kesempatan dan keluasan untuk berpikir
dan berkreasi.

Karenanya diperlukan berbagai bentuk aturan yang mengatur bagaimana manusia agar bisa
melaksanakan kegiatannya dengan aman, tidak saling mengganggu atau bahkan saling
menghancurkan sehingga kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan menjadi
terhambat. Dengan demikian diperlukan peranan hukum yang bertujuan untuk melindungi,
mengatur dan merencanakan kehidupan ekonomi sehingga dinamika kegiatan ekonomi dapat
diarahkan kepada kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Hukum bukan hanya
dapat membatasi dan menekan saja, akan tetapi juga memberi kesempatan bahkan mendorong
masyarakat untuk menemukan berbagai penemuan yang dapat menggerakkan kegiatan
perekonomian suatu negara.

1
Sebagaimana diketahui bahwa Ilmu hukum adalah ilmu yang termasuk dalam kelompok ilmu
praktis dengan menempati kedudukan istimewa dalam klasifikasi ilmu dengan alasan karena
sifatnya sebagai ilmu normatif yang mengandung sifat khas tersendiri. Obyek telaahannya juga
berkenaan dengan tuntutan berprilaku dengan cara tertentu yang kepatuhannya tidak sepenuhnya
bergantung pada kehendak bebas yang bersangkutan, melainkan dapat dipaksakan oleh kekuatan
publik.

Pengertian Hukum
Menurut Prof. Mr. Dr L.J Van Apeldoorn
Tidak mungkin memberikan definisi tentang apa yang dimaksud dengan hukum.

Menurut Prof. Mr EM Meyers


Hukum semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa –
penguasa negara dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Utrecht
Himpunan peraturan – peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.

Hukum
1. Semua peraturan atau ketentuan
2. tertulis maupun tidak tertulis
3. mengatur kehidupan masyarakat
4. menyediakan sanksi terhadap pelanggarnya

Batasan Hukum menurut Prof Sri Redjeki


1. Hukum hrs mampu menjaga dan mengatur harkat & martabat manusia
2. Mengatur kehidupan manusia dengan mengatur keseimbangan kepentingan semua pihak demi
kesejahteraan nilai-nilai kemanusiaan.

2
Unsur – unsur Hukum :
1.Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2.Diadakan oleh badan – badan resmi yang berwajib
3.Peraturan bersifat memaksa
4.Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas

Ciri – ciri Hukum :


1.Adanya perintah dan atau larangan
2.Perintah dan atau larangan tersebu harus patut ditaati

Tujuan Hukum
1. Mencapai keadilan
2. Kepastian hukum
3. Kedamaian
4. Ketertiban
5. Kesejahteraan
6. Kemakmuran

Tujuan hukum yakni menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat


dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas – asas keadilan
dari masy tersebut.

Menurut Prof. Subekti SH


Hukum ini mengabdi pada tujuan negara yang dalam pokoknya ialah mendatangkan
kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan – aturan yg
mempunyai kekuatan yg bersifat memaksa yaitu aturan – aturan yg kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yg tegas dan nyata.

3
Sumber hukum dpt ditinjau dr segi Material dan segi Formal
Sumber – sumber Hukum Material
Yaitu dapat ditinjau dari segi atau berbagai sudut, misalkan dr sudut ekonomi, sejarah,
sosiologi, filsafah.

Sumber Hukum Formal antara lain : Undang – undang (Statute), Kebiasaan


(Custom), Keputusan –keputusan Hakim (Jurisprudentie), Traktat
(Treaty),Pendapatan Sarjana Hukum (Dokrin).

Kodifikasi hukum adalah pembukuan jenis – jenis hukum tertentu dalam kitab
undang – undang secara sistematis dan lengkap.
Unsur – unsur kodifikasi :
1. Jenis – jenis hukum tertentu
2. Sistematis
3. Lengkap

Tujuan Kodifikasi hukum :


kepastian hukum, penyederhanaan hukum, dan kesatuan hukum.

Kaidah (Norma) adalah aturan perilaku dalam suatu kelompok tertentu dimana setiap
anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban di dlm lingkungan masyaraatnya
sehingga memungkinkan seorang bisa menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakan seorang itu dinilai orang lain.

Norma yang diterapkan dalam lingkungan masyarakatnya :


1. Norma agama
2. Norma kesusilaan
3. Norma kesopanan
4. Norma Hukum

4
Hukum Sebagai Sistem
Biasanya orang hanya melihat dan bahkan terlalu sering mengidentikan hukum dengan peraturan
hukum atau/bahkan lebih sempit lagi, hanya dengan undang – undang saja. Padahal, peraturan
hukum hanya merupakan salah satu unsur saja dari keseluruhan sistem hukum, yang terdiri dari 7
(tujuh) unsur sebagai berikut :
1. asas-asas hukum (filsafah hukum)
2. peraturan atau norma hukum, yang terdiri dari :
a. Undang-undang
b. peraturan-peraturan pelaksanaan undang-undang
c. yurisprudensi tetap (case law)
d. hukum kebiasaan
e. konvensi-konvensi internasional
f. asas-asas hukum internasional

3. sumber daya manusia yang profesional, bertanggung jawab dan sadar hukum
4. pranata-pranata hukum
5. lembaga-lembaga hukum termasuk :
a. struktur organisasinya
b. kewenangannya
c. proses dan prosedur
d. mekanisme kerja

6. sarana dan prasarana hukum, seperti ;


a. furnitur dan lain-lain alat perkantoran, termasuk komputer dan sistem
b. manajemen perkantoran
c. senjata dan lain-lain peralatan (terutama untuk polisi)
d. kendaraan
e. gaji
f. kesejahteraan pegawai/karyawan
g. anggaran pembangunan, dan lain-lain

5
7. budaya hukum, yang tercermin oleh perilaku para pejabat (eksekutif, legislatif maupun
yudikatif), tetapi juga perilaku masyarakat (termasuk pers), yang di Indonesia cenderung
menghakimi sendiri sebelum benar-benar dibuktikan seorang tersangka atau tergugat benar-
benar bersalah melakukan suatu kejahatan atau perbuatan tercela.

Maka sistem hukum terbentuk oleh sistem interaksi antara ketujuh unsur di atas itu, sehingga
apabila salah satu unsurnya saja tidak memenuhi syarat, tentu seluruh sistem hukum tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya. Atau apabila salah satu unsurnya berubah, maka seluruh sistem
dan unsur-unsur lain juga harus berubah.

Dengan kata lain : perubahan undang-undang saja tidak akan membawa perbaikan, apabila tidak
disertai oleh perubahan yang searah di dalam bidang peradilan, rekruitmen dan pendidikan
umum, reorganisasi birokrasi, penyelarasan proses dan mekanisme kerja, modernisasi segala
sarana dan prasarana serta pengembangan budaya dan perilaku hukum masyarakat yang
mengakui hukum sebagai sesuatu yang sangat diperlukan bagi pergaulan dan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang damai, tertib dan sejahtera.

Hubungan Hukum Perdata, Hukum Dagang dan Hukum Ekonomi


Kajian Hukum Dagang:
• Kajian dengan spesifikasi pada hubungan hukum para pihak yg melakukan aktifitas dalam
menjalankan perusahaan
• Hukum Dagang bagian dari Hukum Perdata yangg mengatur hal-hal khusus di berbagai
bidang usaha.
• Kajian Hukum Dagang selalu mempunyai tekanan utama pada :
• Perikatan para pihak (Hubungan Hukum para pihak)
• Hak & Kewajiban para pihak
• Hukum Perdata (dalam hal ini Hukum Dagang) dikaji dengan pendekatan mikro saja (hub para
pihak)

6
• Hukum Dagang adalah perangkat peraturan yang mengatur hubungan hukum antara
konsumen dan produsen dalam arti luas.

• Jadi hakikatnya Hukum Dagang mengkaji hubungan hukumnya saja.


• Padahal bila dikaji ulang dan cermat, hubungan hukum antara produsen dan konsumen
tersebut tidak semata-mata ditentukan para pihak tersebut tapi oleh banyak faktor yg berada di
luar kompetensi Hukum Perdata dan Hukum Dagang.
• Kekuatan faktor tersebut membutuhkan kajian lebih lanjut, dan perkembangannya melahirkan
kajian HUKUM EKONOMI.

Ekonomi dan Hukum Ekonomi

Definisi Ekonomi
Suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran. Apa
yang dimaksud dengan kemakmuran? Kemakmuran adalah suatu keadaan di mana manusia
dapat memenuhi kebutuhannya, baik barang – barang maupun jasa (M. Manulang, 1981)

Definisi Hukum Ekonomi


Rochmat Soemitro
Hukum ekonomi sebagian dari keseluruhan norma yg dibuat oleh pemerintah atau
penguasa sbg satu personifikasi dr masy yg mengatur kehidupan kepentingan ekonomi
masy yg saling berhadapan.

Sunaryati Hartono
Keseluruhan kaidah – kaidah dan putusan – putusan hukum yang secara khusus
mengatur kegiatan dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Dalam teori hukum, istilah “Hukum Ekonomi” merupakan terjemahan dari Economisch
Recht (Belanda) atau Economic Law (Amerika). Sekalipun demikian, pengertian atau

7
konotasi Economisch Recht di Belanda ternyata berbeda dengan arti Economic Law di Amerika
Serikat.

Sebab pengertian Economisch Recht (Belanda) sebenarnya berasal dari istilah Droit
E’conomique (Perancis) yang sebelumnya dipakai oleh Farjat dan yang setelah Perang Dunia
Kedua berkembang menjadi Droit de l’economie.

Adapun Droit E’conomique adalah kaidah-kaidah hukum Administrasi Negara (terutama yang
berasal dari kekuasaan eksekutif) yang mulai sekitar tahun 1930an diadakan untuk membatasi
kebebasan pasar di Perancis, demi keadilan ekonomi bagi rakyat miskin, agar tidak hanya
mereka yang berduit saja yang dapat memenuhi kebutuhannya akanpangan, tetapi agar rakyat
petani dan buruh juga tidak akan mati kelaparan. Krisis ekonomi dunia yang dikenal dengan
nama “malaise” di tahun 1930an itulah yang mengakibatkan adanya koreksi terhadap faham
“pasar bebas”, karena ternyata pemerintah Perancis merasa wajib untuk mengeluarkan peraturan
Hukum Administrasi Negara yang menentukan harga maksimum dan harga minimum bagi
bahan-bahan pokok maupun menentukan izin izin.

Pemerintah yang diperlukan untuk berbagai usaha di bidang ekonomi, seperti misalnya untuk
membuka perusahaan, untuk menentukan banyaknya penanaman modal; dan didalam usaha apa
modal ditanamkan; untuk mengimpor atau mengekspor barang, kemana, seberapa dan
sebagainya.

Peraturan-peraturan Hukum Administrasi Negara seperti itu dicakup dengan nama Droit
E’conomique (atau Hukum Ekonomi dalam arti sempit).
Kemudian, setelah Perang Dunia Kedua, yaitu sekitar tahun 1945an, negara-negara Eropa yang
harus membangun kembali negaranya dengan bantuan International Bank for Reconstruction,
PBB diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun yang mendasari keputusan
IBRD untuk memberi bantuan kepada negara negara yang bersangkutan. Persetujuan
internasional antara IBRD dan negara penerima bantuan dituangkan dalam kebijaksanaan dan

8
peraturan hukum negara penerima bantuan untuk dilaksanakan, seperti misalnya sampai kini juga
terjadi di Indonesia sejak Orde Baru.

Keseluruhan kebijaksanaan dan peraturan hukum yang tidak hanya terbatas pada Hukum
Administrasi Negara saja, tetapi juga mengatur hal-hal yang termasuk substansi Hukum Pidana,
Hukum Perdata, Hukum Dagang, Hukum Perdata Internasional, bahkan juga Hukum Acara
Perdata dan Pidana, dicakup dengan nama Droit de l’Economique atau Hukum Ekonomi dalam
arti luas.

Hukum Ekonomi menganut asas :


1. Asas keimanan dan ketaqwaan terhadap TYME
2. Asas manfaat
3. Asas demokrasi Pancasila
4. Asas adil dan merata
5. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dlm perikehidupan
6. Asas hukum
7. Asas kemandirian
8. Asas keuangan
9. Asas ilmu pengetahuan
10. Asas kebersamaan, kekeluargaan, keseimbangan, dan kesinambungan dlm
kemakmuran rakyat
11. Asas pembangunan ekonomi yg berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
12. Asas kemandirian yg berwawasan kenegaraan

Hukum ekonomi Indonesia dibedakan menjadi :


Hukum Ekonomi Pembangunan
Meliputi pengaturan dan pemikiran hukum mengenai cara – cara peningkatan dan
pengembangan kehidupan ekonoi secara nasional.

9
Hukum Ekonomi Sosial
Menyangkut pemikiran hukum mengenai cara – cara pembagian hasil pembangunan ekonomi
nasional secara adil dan merata dalam martabat kemanusiaan (HAM) manusia Indonesia

• Hukum Ekonomi merupakan penjabaran hukum ekonomi pembangunan dan hukum ekonomi
sosial yang memiliki dua aspek yaitu:
• aspek pengaturan usaha-usaha pembangunan ekonomi, dalam arti peningkatan kehidupan
kehidupan ekonomi secara keseluruhan dan;
• aspek pengaturan usaha-usaha pembagian hasil pembangunan ekonomi secara merata di antara
seluruh lapisan masyarakat, sehinga setiap warga negara Indonesia dapat menikmati hasil
pembangunan ekonomi sesuai dengan sumbangannya kepada usaha pembangunan ekonomi
tersebut. (Sunaryati Hartono)
• Rangkaian perangkat peraturan yg mengatur kegiatan ekonomi yg dilakukan oleh pelaku ekonomi
• Merupakan kajian baru yg berawal dari konsep kajian Hukum Dagang
• Embrio Hukum Ekonomi adalah kajian Hukum Dagang dan perkembangan pada bagian
dari Hukum Perdata
• Hukum Ekonomi tidak hanya dikaji dari Hukum Perdata saja tapi harus dikaji dari banyak aspek
sehingga membutuhkan metode pendekatan yang berbeda dari kajian Hukum Dagang /
Hukum Perdata pada umumnya.
Sunaryati Hartono menyatakan bahwa hukum ekonomi Indonesia dapat dibedakan menjadi:
• Hukum Ekonomi Pembangunan, yang meliputi pengaturan dan pemikiran hukum mengenai cara-
cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi Indonesia secara nasional.
• Hukum Ekonomi Sosial, yang menyangkut pengaturan pemikiran hukum mengenai cara-cara
pembagian hasil pembangunan ekonomi nasional itu secara adil dan merata. Dengan martabat
kemanusiaan (hak asasi manusia) manusia Indonesia.

Pendekatan Hukum Ekonomi


• MAKRO : memanfaatkan ilmu-ilmu lain sbg pisau analisis terhadap berbagai masalah.
Dimanfaatkan untuk kajian perlindungan publik dan konsumen

10
• MIKRO : dimanfaatkan uuntuk mengkaji hubungan hukum para pihak sesuai target.

Kajian Hukum Ekonomi


• Kajian yg berkonsep makro
• kajian hukum thdp setiap hal yg ada kaitannya dg keg pelaku ekonomi scr makro
• Ada campur tangan negara thdp keg tsb shg tercapai masy ekonomi yg sehat & wajar.
• Kajian yg berkonsep mikro
• Kajian yg pny wawasan khusus thdp hubungan hubungan yg tercipta krn adanya hub para pihak
yg sifatnya kondisional, situasional.

Ciri Hukum Ekonomi


• Negara ikut berpearn sbg regulator dlm pengaturan berbagai keg ekonomi
• Apabila keg ekonomi tdk ada intervensi dr negara maka pelaku ekonomi cenderung bersikap
sewenang-wenang. Tdk akan tercipta kemakmuran dan pembagian hasil pembangunan scr adil &
merata bagi masyarakat.

Peran Hukum Ekonomi


• Mengatur perekonomian dg memberikan batasan-batasan tertentu kpd pihak yg kuat dan memberi
peluang-peluang kpd pihak yg lemah agar tercapai keadilan.
• Dengan demikian diharapkan pembangunan ekonomi akan berjalan scr adil.

Hukum Ekonomi yg memadai akan MENUNJANG pembangunan ekonomi


Krn melalui hk ekonomi masy diarahkan utk melakukan / tdk melakukan hal-hal tertentu utk
mencapai tujuan pembangunan ekonomi yg diinginkan

11
Hukum Badan Usaha

Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apa pun dalam bidang perekonomian
yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.

Pengusaha adalah setiap orang atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu
jenis perusahaan.

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap
dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara
Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap
dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara
Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba.

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus
dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang
perorangan dalam badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang
didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara republik Indonesia.

Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan, yang dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan
terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba ( bagi diri sendiri ).

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur sebuah


perusahaan, yaitu:
a. Adanya kegiatan terus menerus dan tetap.
b. Terang-terangan.
c. Diadakan pembukuan.
d. Dengan tujuan mencari keuntungan.

12
e. Adanya bentuk usaha yang jelas.

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN
Bentuk perusahaan yang paling banyak dijumpai dalam praktik di Indonesia antara lain :
· Perusahaan perorangan atau Persekutuan Dagang
· Persekutuan perdata
· Persekutuan firma
· Persekutuan komanditer
· Yayasan
· Perseroan terbatas
· Koperasi
· Perusahaan negara
· Perusahaan daerah

PENDIRIAN PERUSAHAAN
Pendirian Persekutuan Dagang
Pada umumnya pendirian PD didirikan berdasarkan dengan akta notaris.
a. Modal milik satu orang saja.
b. Didirikan atas kehendak seorang pengusaha.
c. Keahlian, teknologi, dan manajemen dikelola satu orang saja.
d. Bila tampak banyak orang di perusahaan itu merupakan para pembantu pengusaha.
e. Tentu saja bukan perusahaan badan hukum dan tidak termasuk persekutuan atau
perkumpulan.
f. Risiko dan untung rugi menjadi tanggungan sendiri.
g. Tidak melalui proses pendirian perusahaan sebagai mestinya, kecuali surat izin usaha dari
kantor perdagangan setempat.
h. Wajib untuk membuat catatan keuangan termasuk kewajiban terhadap pajak dan retribusi
daerah

13
Pendirian Persekutuan Perdata
1) Berdasarkan perjanjian para pihak. ( Pasal 1320 KUH Perdata )
2) Dapat dilakukan dengan sepakat para sekutu atau bisa pula secara lisan. ( Pasal 1624 KUH
Perdata )
3) Tiap sekutu wajib memasukkan dalam kas persekutuan berupa uang, benda, atau manajemen.
( Pasal 1619 KUH Perdata )
Dalam KUHPdt sendiri dijelaskan pada pasal 1624 KUHPerdapat sebagai berikut: "Persekutuan
mulai berlaku sejak saat perjanjian, jika dalam perjanjian tidak ditentukan lain."
Apa yang dijabarkan dalam ketentuan pasal ini dapat disimpulkan bahwa ketentuan pasal ini
dapat disimpulkan bahwa pendirian persekutuan perdata bisa dilakukan secara lisan atau dibuat
secara tertulis sejak adanya perjanjian.

Pendirian Persekutuan Firma


Tata cara pendirian firma sebagai suatu badan usaha atau perusahaan dijabarkan dalam pasal 22
KUHD yang mengemukakakan:
"Tiap tiap perseroan firma harus di dirikan dengan akta otentik; akan tetapi ketiadaan akta yang
demikian tidak dapat dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga. "

Oleh M.Manullang, dalam persekutuan firma, beberapa sekutu mendirikan firma. Mereka secara
bersama-sama membuat suatu akta resmi atau akta di bawah tangan. Jika ditelusuri lebih lanjut
apa latar belakang munculnya rumusan pendirian firma, seperti yang dijelaskan pada dalam Pasal
22 KUHD, tampaknya pembentuk undang-undang berharap agar;
a. Firma yang didirikan terang-terangan;
b. Ada kepastian hukum dalam pendirian firma;
c. Firma sebagai persekutuan menjalankan perusahaan;
d. Perlu ada bukti tulisan tentang pendirian firma.

Pendirian Perseroan Komanditer ( CV )


Sama seperti mendirikan firma, mendirikan CV tidak terikat kepada persyaratan materil tertetu.
Besarnya jumlah modal persekutuan komanditer atau C. Tidak ditentukan di dalam undang-

14
undang. Jadi besarnya modal CV tergantung pada kemampuan dan kesepakatan pada pendirinya.
Pada mendirikan CV, sekutu aktif menyerahkan inbreng-nya dalam bentuk uang atau barang,
sedangkan sekutu pasif menyerahkan uang saja.

Mendirikan CV, sama seperti firma, sudah harus mengikuti formalitas tertentu. CV didirikan
melalui perjanjian, yang dibuat dengan akta otentik atau akta notaris. Tetapi ketiadaan akta
otentik tidak dapat dijadikan alasan untuk merugikan pihak ketiga. Artinya jika akta otentik tidak
ada, terhadap pihak ketiga CV secara hukum tetap dipandang ada (eksis). Jadi jika demikian
dapat dikatakan bahwa CV dapat didirikan dalam perjanjian baik secara tertulis atau tidak
tertulis. Lazimnya dalam praktik CV didirikan secara tertulis dengan memakai akta notaris.
Setelah didirikan, akta pendirian ini didaftarkan kepaniteraan pengadilan negeri setempat dan
selanjutnya diumumkan dalam berita negara

Pendirian Perseroan Terbatas ( PT )


a. Syarat Formal
Syarat formal yang dimaksud ialah yang tercantum dalam pasal 7 ayat (1) UUPT dikemukakan:

"Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa
indonesia."

Selanjutnya didalam pasal 7 ayat (2) UUPT disebutkan:


"Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan."
Sebagai bukti bahwa pendiri telah mengambil bagian saham, nama pengambul saham dicatat
dalam Daftar Buku Pemegang Saham.

b. Syarat Materiil
Yang dimaksud syarat materill dalam pendirian PT adalah modal. Dalam pasal 31 UUPT
dikemukakan:
1. Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.

15
2. Ketentuan sebagai mana dimaksud ayat (1) tidak menutup kemungkinan peruraturan
perundangan-undangan dibidang pasar modal mengatur modal perseroan terdiri atas saham tanpa
nilai nominal.
Jika 2 syarat tersebut terpenuhi maka,PT dapat mengajukan status badan hukum PT adalah
mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian PT. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 9
UUPT.

Pendirian Koperasi
Koperasi didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi. Dengan demikian
dikenal 2 (dua) macam koperasi yaitu koperasi primer dan koperasi skunder.
Koperasi primer adalah koperasi yang anggota-anggotanya adalah perseoranga. Artinya koperasi
primer didirikan oleh perseorangan. Koperasi sekunder adalah koperasi yang beranggotakan
badan hukum koperasi, artinya koperasi sekunder didirikan oleh koperasi.
Untuk mendirikan koperasi primer, dibutuhkan sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang
sebagai anggota. Sedangkan untuk mendirikan koperasi sekunder dibutuhkan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) koperasi (primer).

Sehubungan dengan koperasi ini, dari segi hukum, yang penting dan menjadi pokok adalah kerja
sama di antara anggota-anggota mulai pendirianya sampai pada menjalankan kegiatannya. Di
sini ada sejumlah hak dan kewajiban hukum yang berlaku bagi mereka.

Mendirikan koperasi sekurang-kurangnya menempuh tiga tahap sebagai berikut:


· Tahap pertama:membuat perjanjian pendirian
Mendirikan koperasi dilakukan melalui perjanjian. Para pendiri koperasi menghadap notaris dan
mendirikan koperasi melalui akta otentik. Akta pendirian koperasi itu sekaligus sebagai anggaran
dasar.
· Tahap kedua:pengesahan
Akta pendirian atau anggaran dasar koperasi kemudian dikirimkan ke pemerintah in casu
kementerian hukum dan HAM, disertai dengan permohonan tertulis untuk mendapatkan

16
pengesahan sekaligus status badan hukum koperasi. Akta pendirian dan anggaran dasar koperasi
akan diteliti sebelum diberikan pengesahan atau penolakan.
· Tahap ketiga:pengumuman
Koperasi yang telah memperoleh pengesahan kemudian diumumkan dalam berita negara RI
sebagai pemberitahuan kepada masyarakat sehingga secara hukum masyarakat terikat pada
kegiatan-kegiatan dari koperasi itu..Menurut hukum, koperasi didirikan dengan prinsip
perjanjian, artinya para pendiri koperasi berjanji (bekerja sama) untuk mendirikan koperasi serta
menjalankannya sesuai dengan kesepakatan mereka.

KEWAJIBAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN


Dasar hukum
a. Undang-undang republik indonesia nomor 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan
(UU WDP)
b. SK. Memperindag no. 12/MPP/Kep/1/1998 jo 5K memperindag no.12/MPP/Kep/1/1998
tentang penyelenggaraan wajib daftar perusahaan.

Pengertian Daftar Perusahaan


Menurut pasal 1 huruf a undang-undang nomor 3 tahun 1982, daftar perusahaan adalah daftar
catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang ini dan atau
peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap
perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan.

Tujuan dan sifat


a. Tujuan daftar perusahaan menurut pasal 2 UUWDP adalah mencatat bahan-bahan keterangan
yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dn merupakan sumber informasi resmi untuk
semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas, data, serta keterangan lainnya tentang
perusahaan yang tercantum dalam daftar perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha.
Hal ini semata-mata untuk melindungi perusahaan yang dijalankan secara jujur.
b. Sifat daftar perusahaan menurut pasal 3 UUWDP adalah terbuka untuk semua pihak, artinya
daftar perusahaan itu dapat dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai sumber informasi.

17
Arti penting daftar perusahaan
Daftar perusahaan memiliki arti penting bagi:
a. Pemerintahan
1. Memudahkan agar sewaktu-waktu dapat mengikuti secara seksama keaadaan dan
perkembangan sebenarnya dari dunia usaha di wilayah Negara Republik Indonesia secara
menyeluruh, termasuk tentang perusahaan asing. Dengan demikian, pemerintah dapat
memperoleh informasi secara seksama mengenai keadaan dan perkembangan yang sebenarnya
tentang dunia usaha di wilayah negara republik indonesia yang sangat berguna untuk menyusun
dan menetapkan kebijaksanaan dalam rangka memberikan bimbingan, pembinaan, dan
pengawasan atas dunia usaha, serta dalam menciptakan iklim usaha yang sehat dan tertib.

2. Untuk mengamankan pendapatan Negara karena dengan wajib daftar perusahaan sekaligus
dapat diarahkan dan di usahakan terciptanya iklim usaha yang tertib dan sehat.

b. Dunia usaha
1. Untuk mencegah dan menghindari praktik-praktik usaha yang tidak sehat.
2. Sumber informasi untuk kepentingan usaha (pihak ketiga).

c. Masyarakat
Alat pembuktian yang sempurna (pembuktian yang autentik) berhadap setiap pihak ketiga,
sepanjang tidak dibuktikan sebaliknya.

Kewajiban Pendafataran
Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan dan perusahaan yang wajib
didaftarkan adaklah setiap,perusahan yang berkedudukan di wilayah NKRI menurut ketentuan
perundang-undangan yang berlaku termasuk dalamnya kantor cabang, kantor pembantu anak
perusahaan, dan aget serta perwakialan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk
mengadakan perjanjian.

18
Dalam pengertian perusahan ini yermasuk perusahan asing yang berkedudukan dan menjalankan
usahanya di wilayah Negara NKRI menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Agen dan perwakilan perusahaan di perlakukan sama dengan perusahaan.

Pendafataran wajib diklakukan oleh pemilik atau pengurus perusahan yang bersangkutan aytyau
dapat diwkailkan kepada orang lain dengan memberikan surat kuasa yang sah. Apabila pemilik
dan atau pengurus adri suatu perusahaan yang berkedudukan di wilayah Negara Republik
Indonesia tidak bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia, pengurus atau kuasa
yang ditugaskan memegang pimpinan perusahaan berkewajiban untuk mendaftarkan bentuk
perusahaan yamg wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan itu adalah badan hukum (termasuk
koperasi), persekutuan, perorangan, dan perusahaan lainnya, diluar tang tersebut diatas.

Sedangkan perusahaan yang dikecualikan dari wajib daftar perusahaan adalah usaha
nonperekonomian dan nonprofit, misalnya pendidikan dan nonformal, notaris, penngacara, jasa
kesehatan daan rumah sakit yang dikelola oleh bukan badan usaha antara lain:

a. Setiap perusahaan Negara yang berbentuk perushaan jawatan seperti diatur dalam undang-
undang No. 9 tahun 1969 (Lemabaran Negara tahun 1969 No. 40) jo indische Be drijvenwet
(Sweetshind Tahun 1927 Nomor 419) sebagaimana telah dirabah dan ditambah.
b. Setiap perusahaan kecil perorangan yang dijalankan oleh pribadi pengusahanya sendiri atau
dengan mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri yag terdekat serta tidak memerlukan
izin usaha dan tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.

Waktu Pendaftaran
Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan setelah perusahaan menjalankan
usahanya. Dalam hal ini batasan suatu perusahaan dianggap mulai menajalankan usahanya yaitu
pada saat menerima izin usaha dari instansi teknis yang berwenang. Sedangkan mengenal hal-hal
yang wajib didaftarkan dalam daftar perusahan tersebut sangat bergantung pada jenis yang
didaftarkan. Pengaturan yang rinci mengenai hal-hal apa saja yang harus didaftarkan tersebut
dijelaskan didalam pasal 11 sampai dengan pasal 17 UUWDP.

19
Hukum Kepailitan
Kepailitan :
“sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yg pengurusan dan pemberesannya dilakukan
oleh kurator dibawah pengawasan hakim pengawas”.

Agar harta pailit Debitor dpt digunakan utk membayar kembali seluruh utang Debitor secara adil
dan merata serta seimbang;

Dasar Pemikirannya untuk menghindari :


1. Perebutan harta Debitor apabila dlm waktu yg sama ada bbrp Kreditor yg menagih
piutangnya dr Debitor;
2. Adanya Kreditor pemegang hak jaminan kebendaan yg menuntut haknya dg cara menjual
brg milik Debitor tanpa memperhatikan kepentingan atau para Kreditor lainnya;
3. Adanya kecurangan2 yg dilakukan oleh salah seorang Kreditor atau Debitor sendiri;

Proses Permohonan Kepailitan


Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya
satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, DINYATAKAN PAILIT DENGAN
PUTUSAN PENGADILAN, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonannya
Sendiri maupun atas permhnan satu atau lebih krediturnya. [Pasal 2 (1)UU Kepailitan].

Debitor :
Pihak atau orang yang wajib melakukan suatu prestasi dalam perikatan

Kreditor :
Pihak atau orang yang berhak atas suatu prestasi dalam perikatan

Definisi Pailit:
Suatu keadaan di mana orang atau badan hukum (debitor) berada dalam kondisi tidak membayar
utang-utangnya kepada para kreditornya

20
Pengertian Kepailitan
1. Segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa pailit
2. Hakikat kepailitan adalah sita umum yang bersifat conservatoir terhadap seluruh harta
kekayaan debitor untuk kepentingan para kreditornya.
3. Debitor yang dinyatakan pailit kehilangan hak penguasaan terhadap seluruh harta kekayaan
yang dimilikinya (harta pailit).
4. Penyelesaian harta pailit diserahkan kepada kurator yang diawasi hakim pengawas

Kreditor yang Memiliki Hak Istimewa


1. Hak tagih dari kas negara
2. Hak tagih dari kantor lelang
3. Hak tagih lainnya dari badan publik yang dibentuk oleh negara

Kreditor Separatis
1.Kreditor separatis adalah kreditor yang memiliki piutang yang dijamin dengan hak jaminan
2.Misal, pemegang gadai, pemegang jaminan fidusia, pemegang hak tanggungan atas tanah,
dan pemegang hipotik

Kreditor Konkuren
1.Mereka adalah golongan kreditor biasa yang tidak dijamin dengan jaminan khusus
2.Mereka akan memperoleh pembayaran menurut imbangan tagihan masing-masing, setelah
kreditor lainnya yang memiliki hak didahulukan memperoleh pembayaran

Pihak-Pihak yang Dapat Mengajukan Permohonan Pailit


1.Debitor
2.Satu atau lebih kreditor
3.Kejaksaan untuk kepentingan umum
4.Bank Indonesia
5.Badan Pengawas Pasar Modal
6.Menteri Keuangan

21
Pihak-Pihak Yang Dapat Dipailitkan
1.Perorangan
2.Badan Usaha yang Tidak Berbadan Hukum
3.Badan Usaha yang Berbadan Hukum
4.Badan Usaha Milik Negara
5.Badan Hukum Lainnya

Utang :
Kewajiban yg dinyatakan /dapat dinyatakan dlm jumlah uang
baik dalam mata uang Indonesia maupun asing, baik secara yang langsung maupun yang akan
timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul krn Perjanjian atau Undang2 dan yang
wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tdk dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat
pemenuhannya dari harta Kekayaan Debitor.

Utang yg telah jatuh waktu & dpt ditagih


Kewajiban untuk membayar utang yg telah jatuh waktu baik telah krn diperjanjikan, krn
percepatan waktu penagihannya sebagaimana telah diperjanjikan, maupun krn putusan
pengadilan, Arbiter atau Majelis Arbitrase.

Prosedure Pengajuan Permohonan Pailit


1. Permohonan diajukan kpd ketua Pengadilan tempat domisili debitor;
2. Permohonan tsb hrs diajukan oleh Advokat; tapi kalau pemohonnya bukan Debitor/Kreditor,
tdk hrs dg/oleh Advokat. Jadi bisa Kejaksaan, BI, Bapepam atau Menkeu sendiri.
3. Pengadilan wajib memanggil Debitur- kalau yg mengajukan pailit Kreditur, Kejaksaan,BI,
Bapepam, Menkeu.
4. Pengadilan “dapat” memanggil kreditur kl yg mengajukan pailit itu DEBITUR.

22
Permohonan harus dikabulkan
Apabila terdapat “FAKTA atau KEADAAN YG TERBUKTI SECARA SEDERHANA” bahwa
persyaratan UNTUK DINYATAKAN PAILIT seperti psl. 2 ayat(1) TELAH DIPENUHI.

Fakta/ KEADAAN yg terbukti secara sederhana Adanya fakta 2 (dua) atau lebih kreditor dan
fakta utang yang telah jatuh waktu dan tidak dibayar, sedangkan perbedaan besarnya jumlah
utang yg didalilkan
oleh pemohon dan termohon TIDAK MENGHALANGI DIJATUHKANNYA Putusan
pernyataan pailit.

Sepanjang tidak diatur secara tegas di dalam UUK, maka Hukum Acara Kepailitan yang berlaku
di Pengadilan Niaga adalah Hukum Acara Perdata Indonesia [Pasal 299 UUK].

Syarat-Syarat Hapusnya Daftar Perusahaan


Daftar perusahaan hapus apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Perusahaan yang bersangkutan menghentikan segala kegiatan usahanya;
b. Perusahaan yang bersangkutan berhenti pada waktu akta pendiriannya kadaluwarsa
c. Perusahaan yang bersangkutan dihentikan segala kegiatan usahanya berdasarkan suatu
putusan pengadilan negeri yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.

23

Anda mungkin juga menyukai