Anda di halaman 1dari 3

https://www.dewatanews.com/2015/11/kawasan-pantai-lovina-dengan.

html

Kawasan Pantai Lovina dengan


Permasalahannya
 Unknown  Pariwisata,

  Kawasan wisata Lovina dari Udara

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng menjelang tutup tahun 2015 ini
mendapat suatu penghargaan ”Tourism Awards” sebagai wujud keberhasilan komitmen pemerintah
kabupaten di belahan Utara Pulau Dewata ini. Hal ini juga menggambarkan suatu keinginan bagaimana
upaya Disbudpar Kabupaten Buleleng yang saat ini dipimpin Gede Suyasa untuk mengembangkan
potensi pariwisata yang ada di Bali Utara tampil beda dengan yang ada di Bali Selatan.

    Sepertinya Disbudpar dengan dinas terkait mulai melirik Buleleng Barat, khususnya kawasan
pariwisata Batu Ampar, sebagai langkah perbaikan dan pelestarian telah dilakukan masyarakat bersama
pelaku pariwisata menumbuhkembangkan terumbu karang, khususnya Teluk Pemuteran. Keberhasilan
terumbu karang yang dilakukan dengan pembinaan pemerintah Kabupaten Buleleng melalui leading
sector Dinas Kelautan dan Perikanan ini, sehingga meraih penghargaan PBB di Brazil serta Kepala Staf
Angkatan Laut (KSAL).
    Sebagai wujud pembuktian dari geliat terpadu dari komponen masyarakat, pelaku pariwisata dan
pemerintah, sehingga digelar ”Pemuteran Dive Festival Buleleng, Bali” dengan berbagai kegiatan yang
menonjolkan keberhasilan pemandangan alam bawah laut yang baik untuk snorkeling (menyelam).

    Keberhasilan gelar kegiatan di Teluk Pemuteran itu, sekaligus poin sukses Bupati Buleleng Putu Agus
Suradnyana sebagai sebagai salah satu panelis mewakili Indonesia dalam Kongres Kelautan Asia Timur
ke-5 di Vietnam, pada tanggal 20 November 2015.

    Penghargaan ”Tourism Awards” yang diterima Disbudpar Kabupaten Buleleng bukan untuk dijadikan
kebanggaan semata. Sebab, dibalik keberhasilannya itu malah menjadi tantangan untuk menata
kawasan Pantai Lovina.

    Kawasan pantai Lovina memiliki potensi alam yang sangat indah, seperti terumbu karang, taman laut
serta lumba-lumba yang memiliki habitat di kawasan Pantai Lovina, dan keindahan pantainya untuk
menikmati sunrise maupun sunset,  berenang dan pemandangan alam bawah laut yang baik untuk
menyelam (snorkeling).

 Permasalahan yang timbul dalam upaya pengembangan potensi wisata kawasan Pantai Lovina
ini, adalah bagaimana upaya yang dilakukan Disbudpar dalam pengembangan potensi Kawasan
Wisata Pantai Lovina, serta faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
pengembangan potensi wisata kawasan Pantai Lovina.

    Berdasarkan hasil penelusuran penulis, Lovina sebagai kawasan wisata yang merupakan
kawasan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dalam pengembangan obyek wisata
Pantai Lovina ada beberapa faktor pendukung, yakni ditetapkannya Lovina sebagai kawasan
wisata, dengan dikeluarkannya SK Gubernur Propinsi Bali No.528 dan Perda No.4 Tahun 1999,
bahwa Buleleng memiliki dua kawasan pariwisata yaitu Lovina dan Batu Ampar dan keduanya
merupakan kawasan wisata yang sama-sama berada di daerah pesisir pantai.

     Pantai Lovina termasuk obyek wisata di pesisir Bali Utara. Lokasinya di Desa Kalibukbuk,
Buleleng, Bali. Oleh sebab itu lebih dikenal dengan obyek wisata Kalibukbuk . Pantai
Lovina yang berpasir hitam masih sangat alami, sehingga menarik dikunjungi wisatawan.

     Adanya obyek dan daya tarik wisata, seperti potensi alam lumba-lumba, terumbu karang,
taman laut, kesenian sapi gerumbungan, megangsing, seni tari dan keindahan panorama bawah
laut dan desa-desa unik yang masih asli yang merupakan penduduk Bali aga, yakni keturunan
Bali Mojopahit .

     Disamping adanya pendukung ada juga kendala-kendala atau hambatan yang dihadapi oleh
Disbudpar dalam upaya pengembangan potensi Pantai Lovina, adalah belum optimalnya
penataan & pengembangan potensi pariwisata, dapat dilihat dengan adanya pencemaran
lingkungan yang dilakukan di sekitar kawasan wisata Pantai Lovina yang sangat mengganggu
dan mencemari lingkungan dan tentu saja jika dibiarkan akan membawa dampak yang buruk
bagi kawasan wisata Pantai Lovina.

     Jika penataan dan pengembangan potensi Pantai Lovina dibalik kendala yang dihadapi oleh
Disbudpar Buleleng ini tidak segera dilakukan, ada kekhawatiran pelaku pariwisata bahwa Pantai
Lovina sebagai kawasan wisata lima tahun ke depan hanya tinggal kenangan.

    Selain itu, aksebilitas/ jarak, disini yaitu jarak antara kawasan wisata Pantai Lovina yang jauh
dari pusat keramaian kunjugan wisatawan yang sentralnya berada di Kota Denpasar dan
Kabupaten Badung yang tentu saja menghambat pengembangan wisata karena wisatawan merasa
enggan untuk berkunjung diakibatkan jarak yang terlalu jauh.

    Dan yang terakhir, kurangnya sumber dana yang sebagai modal utama dalam proses
pembangunan dan pengembangan kawasan wisata Pantai Lovina, karena tanpa adanya dana tentu
saja proses tersebut tidak akan berjalan, sehingga menghambat kelangsungan pembangunan dan
pengembangan pariwisata.—
*   Made Tirthayasa 
      Pemred Dewata News

Anda mungkin juga menyukai