Anda di halaman 1dari 12

Laporan Resmi Kimia Analitik 1

Praktikum Kimia Analitik 1


PENENTUAN KLORIDA DENGAN CARA GRAVIMETRI
Dosen Pengampuh,
Nur Jannah Baturante, S.Si.,M.Sc

Oleh :
Nama : Megawati Umasangadji
Npm : 03291911045
Kelas : A
Semester : III (Tiga)

PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
I. Landasan Teori
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif
suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat
komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisi
gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsuratau senyawa
tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor
pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan
penggunaan gravimetri, dapat digunakan dalam analisis kadar air. Untuk
penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan
memanaskan senyawa dimagsud pada suhu 110°C - 130°C. Berkuarangnya berat
sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan merupakan berat air
kristalnya. Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yan
g diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan
yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit,tidak adanya interferensi
yang mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati. Salah satu
jenus titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida (Cl-,I-,Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini
biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa
ion halida pada umumnya dengan mengunakan larutan standar perak nitrat AgNO 3.
Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halida
akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam
lemak, dan beberapa anion fosfat PO43- dan ionarsenat AsO43-. Dasar titrasi
argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudahlarut antara titran
dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah tirasi penentuan NaCl
dimana ion Ag+ dari titran akan ereaksi dengan ion Cl - dari analit membentuk
garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq )+ NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan ion perak akan bereaksi denagan indikator. Indikator yang
dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimana dengan indikator ini ion perak
aaaaakan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir
titrai dapat diamati. Indikator lai yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indikator
adsorbsi. Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi
argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan metode Mohr. Volhard,
atau Fajans. Selain mengunakan jenis indikator diatas maka kita juga dapat
menggunakan metode potensimetri untuk menentukan titik ekuevalen. Ketajaman
titik ekuivalen.ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang
terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang kecil
akan menghasilkan kurva titrasi argonmetri yang memiliki kecuraman yang tinggi
sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan
rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak
sulit ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa
kuat dan antara asam lemah dan basa kuat (Anonim, 2014).
Endapan merupakan zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar
dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dapat
dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (sentrifugasi).
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh oleh zat yang bersangkutan.
Kelarutan (s) suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan kosentrasi
molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti
suhu, tekanan, kosentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itudan pada komposisi
pelarutnya (Ni Putu, Dkk, 2014).
Suatu metode analisis gravimetrik biasanya didasarkan pada reaksi kimia:
aA + rR AaRr
dimana a molekul analit A bereaksi dengan r molekul reagennya R. Produknya
yakni AaRr, biasanya merupakan substansi yang sedikit larut yang ditimbulkan
setelah pengeringan atau yang bisa dibakar menjadi senyawa lain yang
komposisinya diketahui, untuk kemudian ditimbang. Persyaratan yang harus
dipenuhi agar metode gravimetrik berhasil yaitu:
a. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang
terendapakan secara analitis tidak dapat terdeteksi
b. Zat yang ditimbang hendaknya murni bila tidak diperoleh hasil galat.
Dalam prosedur gravimetrik yang lazim, suatu endapan ditimbang dan dirinya
analitik dalam sampel dihitung. Maka presentasi nilai A adalah:
Berat A
%A= × 100 %
Berat sampel
Persoalan yang sangat penting dalam gravimetrik adalah pembentukan endapan
yang murni dan dapat disaring. Pendalaman masalah ini dapat diperoleh melalui
studi laju endapan dimana partikel-pertikel berubah menjadi gumpalan-gumpalan
yang cukup besar untuk memisahkan dari larutan tersebut sebagai endapan
(Underwood, 2002).
II. Tujuan Percobaan
Setelah percobaan ini dilakukan, mahasisiwa diharapkan dapat lebih mengerti
konsep analisis menggunakan gravimetric. Dan untuk menentukan jumlah endapan
klorida.
III. Alat Praktikum
1. Gelas beker 250 mL
2. Gelas beker 600 mL
3. Electronic blance
4. Staring rod
5. Erlenmeyer 250 mL
6. Erlenmeye 100 mL
7. Bucher funnel
8. Gelas arloji
9. Gelas ukur 10 mL
10. Gelas ukur 100 mL
11. Pipet tetes 10 mL
IV. Bahan Praktikum
1. Padatan XCl 3,5 gram
2. HNO3 pekat 1 mL
3. Padatan AgNO3
4. Akuades
V. Prosedur Kerja
a. Penimbanga padatan XCl 3 gram
1. Ditimbang padatan XCl 3 gram dan 5 gram, kemudian masukkan
kedalam geles beker 250 mL
2. Ditambahkan akuades kegelas beker yang berisi XCl dengan ukuran 100
mL. Kemudian diaduk-aduk sampai padatan XCl benar-benar melarut.
3. Tambahkan Asam Nitrat 1 mL kedalam gelas beker yang berisi larutan
XCl
4. Tambahkan 1 M AgNO3 100 mL kedalam geles beker 100 mL.
Kemudian diambil 1 M AgNO3 dengan pipet tetes 10 mL dan masukkan
kedalam gelas beker yang berisi larutan XCl secara bertahap sampai tidak
ada lagi bentuk gas.
5. Kamudian difilter berat XCl dalam gelas erlenmeyer 250 mL kamudian
tambahakan filter (Bucher funnel), tuangkan isi wadah dalam gelas
erlenmeyer, setelah itu tuangkan isi padatan XCl kedalam gelas arloji,
kemudian ditimbang dan catat hasilnya.
b. Penimbanga padatan XCl 5 gram
1. Ditimbang padatan XCl 5 gram dan 5 gram, kemudian masukkan
kedalam geles beker 250 mL
2. Ditambahkan akuades kegelas beker yang berisi XCl dengan ukuran 100
mL. Kemudian diaduk-aduk sampai padatan XCl benar-benar melarut.
3. Tambahkan Asam Nitrat 1 mL kedalam gelas beker yang berisi larutan
XCl
4. Tambahkan 1 M AgNO3 100 mL kedalam geles beker 100 mL.
Kemudian diambil 1 M AgNO3 dengan pipet tetes 10 mL dan masukkan
kedalam gelas beker yang berisi larutan XCl secara bertahap sampai tidak
ada lagi bentuk gas.
5. Kamudian difilter berat XCl dalam gelas erlenmeyer 250 mL kamudian
tambahakan filter (Bucher funnel), tuangkan isi wadah dalam gelas
erlenmeyer, setelah itu tuangkan isi padatan XCl kedalam gelas arloji,
kemudian ditimbang dan catat hasilnya.
6. Penimbanga padatan XCl 10 gram
1. Ditimbang padatan XCl 10 gram, kemudian masukkan kedalam geles
beker 600 mL
2. Ditambahkan akuades kegelas beker yang berisi XCl dengan ukuran 100
mL. Kemudian diaduk-aduk sampai padatan XCl benar-benar melarut.
3. Tambahkan Asam Nitrat 1 mL kedalam gelas beker yang berisi larutan
XCl
4. Tambahkan 1 M AgNO3 100 mL kedalam geles beker 100 mL.
Kemudian diambil 1 M AgNO3 dengan pipet tetes 10 mL dan masukkan
kedalam gelas beker yang berisi larutan XCl secara bertahap sampai tidak
ada lagi bentuk gas.
5. Kamudian difilter berat XCl dalam gelas erlenmeyer 250 mLdan 100 mL
kamudian tambahakan filter (Bucher funnel), tuangkan isi wadah dalam
gelas erlenmeyer, setelah itu tuangkan isi padatan XCl kedalam gelas
arloji, kemudian ditimbang dan catat hasilnya.
VI. Data Pengamatan
a. Hasil pengamatan XCl 3 gram

Perlakuan Hasil Pengamatan

Barat kaca arloji kosong


dikurangi denga berat 3 gram
endapan XCl
Larutan Agcl yang
dicampur kedalam larutan
XCl sampai tidak lagi
60 mL
terbentuk gas dengan batas
volume
Larutan yang disaring Terbentuk endapan
Berat endapan AgCl yang 7,357gram
ditimbang
Berat sampel % Cl- 60,3 %

b. Hasil pengamatan XCl 5 gram

Perlakuan Hasil Pengamatan

Barat kaca arloji kosong


dikurangi denga berat 5 gram
endapan XCl
Larutan Agcl yang
dicampur kedalam larutan
XCl sampai tidak lagi
90 mL
terbentuk gas dengan batas
volume

Larutan yang disaring Terbentuk endapan

Berat endapan AgCl yang 12,262 gram


ditimbang
Berat sampel % Cl- 60,3 %

c. Hasil pengamatan XCl 10 gram

Perlakuan Hasil Pengamatan


Barat kaca arloji kosong
dikurangi denga berat 10 gram
endapan XCl
Larutan Agcl yang dicampur
kedalam larutan XCl sampai
tidak lagi terbentuk gas 180 mL

dengan batas volume

Larutan yang disaring Terbentuk endapan

Berat endapan AgCl yang 24,524 gram


ditimbang
Berat sampel % Cl- 60,3 %

VII. Analisis Data


1. Berat sampel XCl = 3 gram
Berat endapan AgCl = 7,357gram
Volume AgNO3 1 M = 60 mL
Analisis data:
Penyelesaian :
mol AgCl = massa AgCl
Mr AgCl
= 15,733 gram
143,5 gram/mol
= 0,051 mol
Berat Cl- dalam sampel XCl = 0,051 mol × 35,5 gram/mol
= 1,8105gram
% Cl- dalam sampel = 1,8105 gram
× 100 %
3 gram
= 60,3 %
2. Berat sampel XCl = 5 gram
Berat endapan AgCl = 12,262 gram
Volume AgNO3 1 M = 90 mL
Analisis data:
Penyelesaian :
mol AgCl = massa AgCl
Mr AgCl
= 20,032 gram
143,5 gram/mol
= 0,085 mol
Berat Cl- dalam sampel XCl = 0,085 mol × 35,5 gram/mol
= 3,0175 gram
% Cl- dalam sampel = 3,0175 gram
× 100 %
5 gram
= 60,3 %
3 Berat sampel XCl = 10 gram
Berat endapan AgCl = 24,524 gram
Volume AgNO3 1 M = 180 mL
Analisis data:
Penyelesaian :
mol AgCl = massa AgCl
Mr AgCl
= 32,931 gram
143,5 gram/mol
= 0,170 mol
Berat Cl- dalam sampel XCl = 0,170 mol × 35,5 gram/mol
= 6,035 gram
% Cl- dalam sampel = 6,035 gram
× 100 %
10 gram
= 60,3%

VIII. Pembahasan
Analisis gravimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif dengan penimbangan
berat zat setelah diperlakukan sedemikian rupa sehingga zat tersebut diketahui
rumus molekul dengan pasti dan berada dalam keadaan stabil . untuk mencapai itu
analisis harus dapat berlangsung dengan baik antara lain proses pemisahan harus
berlangsung sempurna, endapan yang tebentuk yang harus dapat dipisahkan
dengan mudah dari larutanya dan zat yang ditimbang harus mempunyai susunan
stoikiometri tertentu dan bersifat murni. Pada dasarnya pemisahan dilakukan
dengan cara mula-mula cuplikan zat yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai,
lalu ditambahkan zat pengendap. Endapan yang yterbentuk disaring dan
ditimbang. Kemudian jumlah zat yang ditentukan dihitung dari faktor
stokiometrinya. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat dengan cara
menimbang hasil reaksi pengendapan.
dalam percobaan pratikum kali ini dilakukan dua percobaan yaitu tentang
penentuan klorida dengan cara gravimetri XCl 3 gram, XCl 5 dan XCl 10 gram
dimana dalam praktikum ini perlakuan yang pertama yaitu menimbang gelas kaca
arloji kosong dan didapati berat volume kaca arloji kosong yang ditmbang =
10,000 gram setelah itu ditimbang berat padatan XCl 3 gram = 13,000 gram.
Kemudian berat volume kaca arloji kosong dikurangi dengan berat padatan XCl 3
gram dan hasilnya = 3 gram. Berat padatan XCl 3 gram kamudian ditambaha
dengan akuades 100 mL dan pada saat penambahan terjadi reaksi:
XCl(s)+ H2O X+(aq) + Cl-(aq) + H2O
kemudian diaduk-aduk sampai semua padatan larut dengan sempurna kemudian
larutan tersebut ditambah dengan larutan HNO3 1 mL setelah penambahan
kemudian larutan tersebut di larutkan dengan larutan AgNO 3 secara bertahap
sampai tidak adalagi bentuk gas dan pada saat penambahan larutan AgNO3 dengan
larutan XCl terjadi reaksi : Ag+(aq) + Cl- (aq) AgCl(s) ini menunjukan kalau larutan
AgNO3 yang dicampur denagan larutan XCl bersifat homogen. Setelah itu
dituangkan larutan kedalam gelas erlenmeyer untuk disaring dan setelah disaring
terdapat padatan AgCl, kemudian padatan tersebut ditimbang berat padatan
tersebut. Dan hasilnya adalah 7,357 gram.
Pada percobaan padatan yang kedua yaitu XCl 5 gram ditimbang dan hasilnya
= 15.000 gram dan dari hasil berat padatan tersebut dikurangi dengan berat kaca
arloji kosong dan hasilnya = 5 gram, Berat padatan XCl 5 gram kamudian
ditambaha dengan akuades 100 mL dan pada saat penambahan terjadi reaksi XCl (s)
+ H2O X+(aq) + Cl-(aq) + H2O kemudian diaduk-aduk sampai semua padatan larut
dengan sempurna kemudian larutan tersebut ditambah dengan larutan HNO3 1 mL
setelah penambahan kemudian larutan tersebut di larutkan dengan larutan AgNO3
secara bertahap sampai tidak adalagi bentuk gas pada penambahan AgNO3
sebanyak 90 mL. Dan pada saat penambahan larutan AgNO 3 dengan larutan XCl
terjadi reaksi : Ag+(aq) + Cl- (aq) AgCl(s) ini menunjukan kalau larutan AgNO3 yang
dicampur denagan larutan XCl bersifat homogen. Setelah itu dituangkan larutan
kedalam gelas erlenmeyer untuk disaring dan terdapat padatan AgCl pada saringan
tersebut, kemudian berat padatan tersebut ditimbang dan hasilnya adalah 12,262
gram.
Dan pada percobaan padatan yang ketiga yaitu XCl 10 gram ditimbang dan
hasilnya = 20.000 gram dan dari hasil berat padatan tersebut dikurangi dengan
berat kaca arloji kosong dan hasilnya = 10 gram, Berat padatan XCl 10 gram
kamudian ditambaha dengan akuades 100 mL dan pada saat penambahan terjadi
reaksi XCl(s)+ H2O X+(aq) + Cl-(aq) + H2O kemudian diaduk-aduk sampai semua
padatan larut dengan sempurna kemudian larutan tersebut ditambah dengan
larutan HNO3 1 mL setelah penambahan kemudian larutan tersebut di larutkan
dengan larutan AgNO3 secara bertahap sampai tidak adalagi bentuk gas dan pada
saat penambahan larutan AgNO3 dengan larutan XCl terjadi reaksi : Ag+(aq) + Cl- (aq)
AgCl(s) ini menunjukan kalau larutan AgNO3 yang dicampur denagan larutan XCl
bersifat homogen. Setelah itu dituangkan larutan kedalam gelas erlenmeyer untuk
disaring dan ternyata larutan yang didapat terlau banyak atau volumenya melebihi
sehingga digunakan gelas erlenmeyer baru lagi dengan ukuran 100 mL setelah itu
disaring dan terdapat padatan XCl pada saringan tersebut, kemudian berat padatan
tersebut ditimbang dan hasilnya adalah 24,524 gram.
IX. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobana ini yaitu Berat padatan XCl
pada percobaan 1-3 yaitu XCl 3 gram, 5 gram dan 10 gram didapatkan berat
sampel % Cl- = 60,3 %.

Daftar Pustaka

Anonim. (2003). PRAKTIKUM KIMIA DASAR KIMIA I : Analisis Pengendapan Kimia.


Diakses dari http://pdtk 1-tekim-undip. Weebly.com/materi-argento-
gravimetri.html pada tanggal 19 April 2014
Ni Putu, Dkk. (2014). Kimia Analitik Analisis Kualitatif Dan Pemisahan Kimia.
Singaraja: Graha Ilmu
Underwood A.L.,JR.R.A DAY. (2002). Analisis Kimi Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai