DEPARTEMEN BIOMEDIK
DIVISI BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
NIM : 2010911220056
KELOMPOK : 9
ASISTEN PRAKTIKUM :
KATA PENGANTAR............................................................................................1
BAB I .......................................................................................................................2
PENDAHULUAN ...............................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................4
PEMBAHASAN ..................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP ...........................................................................................................8
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Laporan yang kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin ini
laporan resmi praktikum ini, maka tidak lupa kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Demikian
Mohon maaf atas semua kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Serta
penulis memohon kritik dan sarannya atas segala kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi kami
selaku penulis.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Empedu adalah larutan yang dihasilkan oleh hati dan disimpan di kantong
sebagai organ aksesoris dari tractus digestivus. Empedu adalah cairan basa yang
biliverdin, dan urobilin yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian
empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses
pencernaan lemak yang dilakukan di dalam usus. Cairan empedu ini akan
disalurkan ke usus dan akan bercampur dengan makanan yang sudah dicerna
terlebih dahulu di lambung disebut kimus. Sebagian dari cairan tersebut juga
akan disalurkan dan disimpan di dalam kantung empedu, diserap atau dibuang
lesitin, kolesterol, pigmen empedu seperti bilirubin, protein seperti musin, dan
dalam proses penyerapan vitamin yang larut dalam lemak. Garam empedu juga
2
meliputi uji fisika seperti uuji warna, keasaman, uji gmelin, uji rosenbach, dan
uji van den bergh. Uji mineral meliputi uji klorida, uji fosfat, uji sulfat, dan uji
hay serta uji karbohidrat yaitu uji pettenkofer dan uji lemak yaiyu uji kolesterol
salkowski.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Keduanya di sintesis dari kolestrol dalam hati manusia. Asam kolat merupakan
asam empedu yang terbanyak. Ada anggapan bahwa, asam empedu ini, merupakan
kolestrol dari dalam tubuh. Asam empedu yang terdapat di dalam empedu, biasanya
empedu mengandung kation alkali terutama Na+ dan K+, dan pHnya alkali, hal ini
garam empedu. Baik asam empedu maupun garam empedu mempunyai peranan
penting pada pencernaan lemk. Asam empedu dan garam empedu membentuk
memprediksi tipe batu empedu. Komponen utama empedu adalah air (97%), zat
terlarut organik yang meliputi garam empedu (0,7%), lesitin dan kolesterol
(0,51%), bilirubin (0,02%) (sering dalam bentuk jugated), garam anorganik (200
meq / L potasium, natrium, dan bikarbonat), dan sejumlah kecil tembaga dan logam
dengan jenuh kolesterol dalam empedu karena hipersekresi dari hati; cacat dalam
4
penyerapan, sekresi, dan motilitas, ditingkatkan kristalisasi empedu dan kadar asam
deoksikolat yang lebih tinggi di kolam asam empedu sekunder karena perlambatan
transit usus.[2] Pada uji kolesterol Salkowski dengan 1 ml empedu lalu dimbahkan
dengan 3 ml larutan kloroform akan terbentuk 2 lapisan yang berwarna kuning dan
bening dan jika ditabahkan oleh larutan organic akan menunjukkan adanya
steroid.[3] Ketika larutan kloroform dan larutan empedu telah dicampurkan dengan
H2SO4 pekat lalu dikocok maka larutan kloroform dan larutan empedu telah
dicampurkan dengan H2SO4 pekat lalu dikocok maka terbentuklah 3 lapisan yaitu
berwarna kuning, hijau, dan bening. Lapisan yang berwarna hijau ini yang disebut
fluorsensi. Lapisan fluorsensi ini terbentuk karena H2SO4 pekat tercampur dengan
H2SO4 pekat melalu dinding tabung yang dimiringkan terbentuklah 3 lapisan yang
berwarna hijau pada lapisan paling atas, warna putih dengan cincin merah pada
lapisan tengah, dan pada lapisan bawah berwarna bening. Ketiga lapisan tersebut
dikocok dan membentuk 2 lapisan yang berwarna cokelat keruh dan merah
kehitaman adanya terbentuk cincin pada kedua warna menunjukkan uji positif
terhadap asam empedu, empedu menunjukkan sifat hidrofobik dan kepolaran asam
kehidrofobikan asam empedu, hal ini dikarenakan pengikatan asam empedu oleh
serat pangan melalui interaksi hidrofobik. Asam kolat memiliki 3 gugus hidroksil
merupakan asam empedu yang kurang hidrofobik dan kurang terikat oleh serat
5
pangan yang tak larut sedangkan asam deoksikolat memiliki 2 gugus hidroksil.
Asam deoksikolat adalah salah satu asam empedu yang bersifat hidrofobik, dan
asam litokolat memiliki 1 gugus hidroksil. Sifat hidrofobik dari asam deoksikolat
dapat mempercepat pengikatan asam empedu oleh serat pangan, karena pengikatan
asam empedu oleh serat pangan terjadi melalui interaksi hidrofobik dan dikeluarkan
bersama feses.[5] Pada uji fosfat dengan mengasamkan sedikit filtrate dengan HNO3
pekat kemudian dididihkan selama 2 menit akan berwarna kuning pucat dan setelah
dan terbentuk endapan. Pada usus kecil, kalsium makanan dan fosfat dapat
mengendapkan bahan gizi dan zat usus seperti asam empedu dan asam lemak.[6]
Kalsium bilirubinat, kalsium karbonat, dan kalsium fosfat adalah garam kalsium
yang paling umum diidentifikasi dalam batu empedu pigmen dan inti dari batu
pada HNO3 akan terbentuk tiga lapisan warna yaitu hijau, ungu, dan tidak berwarna
(bening). Lapisan berwarna hijau dan bening merupakan warna dasar dari masing-
masing komponen, dimana hijau merupakan warna dari pigmen empedu dan bening
merupakan warna dari HNO3. Warna ungu yang berada di bagian tengah adalah
mesobilisianin yang merupakan hasil oksidasi dari empedu oleh HNO3.[8] Reaksi
van den berg adalah reaksi yang digunakan untuk mengukur kadar bilirubin dalam
darah. Tes Van den Bergh kuantitatif dan kuantitatif telah memberikan lebih banyak
data data yang pasti dan bermanfaat daripada yang lain. Penentuan karakter dan
jumlah biIirubin dalam serum memberikan gagasan yang jauh lebih akurat
6
pemeriksaan urin dan feses atau studi tentang warna. Melalui reaksi van den Bergh,
larutan empedu dicampur reagen diazo merubah warna larutan empedu menjadi
coklat kehijau-hijauan dan pada pengujian aquadest warna tidak berubah. Karena
larutan bilirubin tidak larut dalam air sehingga pada pengujian terhadap aquadest
warnanya tidak berubah.[9] Uji rosenbach adalah modifikasi dari uji gmelin. Uji
rosenbach berguna untuk mendeteksi keberaadan empedu dalam urin. Dengan cara
urin disaring melalui kertas saring kecil. Kertas saring kemudian dikeringkan, dan
setetes asam nitrat ditambahkan. Akan didapatkan warna empedu yang khas
muncul (bintik kuning dengan cincin merah, ungu, biru dan hijau di sekitarnya).[10]
Uji klorida dilakukan dengan cara asamkan sedikit filtrate dengan HNO3 pekat.
didihkan selama 1 menit kemudian dinginkan. Masukan sedikit filtrate asam ditas
Uji endapan dengan larutan NH4OH encer. Hasilnya terjadi pemisahan antara
endapan dan cairan, yaitu cairan berwarna kuning muda dan endapan berwana
pucat. Karena Ketika klorida disekresikan, sel saluran empedu didepolarisasi yang
peningkatan level seluler anion HCO3−. Gradien yang berubah untuk HCO3− dan
Cl− mendorong pertukaran Cl− / HCO3− apikal. Hasil akhirnya adalah sekresi
7
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Bedasarkan dari hasil praktikum yang telah kami jalani serta literatur,
empedu adalah cairan basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena
hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu, larutan encer yang
diproduksi dan dikeluarkan oleh hati, sebagian besar terdiri dari garam empedu,
fosfolipid, kolesterol, bilirubin terkonjugasi, elektrolit, dan air. Produksi dan sekresi
Komposisi empedu pada kandung empedu dapat memprediksi tipe batu empedu.
membentuk asam empedu sekunder, yaitu asam deoksikolat dan asam litokolik.
Kedua asam empedu primer dan sekunder dikonjugasi oleh hati dengan asam
amino, baik glisin atau taurin. Asam empedu terkonjugasi dikenal sebagai garam
empedu. Pada uji kolesterol Salkowski dengan 1 ml empedu lalu dimbahkan dengan
3 ml larutan kloroform akan terbentuk 2 lapisan yang berwarna kuning dan bening
dan jika ditabahkan oleh larutan organik akan menunjukkan adanya steroid. Ketika
larutan kloroform dan larutan empedu telah dicampurkan dengan H2SO4 pekat lalu
dikocok maka terbentuklah 3 lapisan yaitu berwarna kuning, hijau, dan bening.
Lapisan yang berwarna hijau ini yang disebut fluorsensi. Pada Uji Pettenkofer,
8
membentuk 2 lapisan yang berwarna cokelat keruh dan merah kehitaman adanya
terbentuk cincin pada kedua warna menunjukkan uji positif terhadap asam empedu,
empedu menunjukkan sifat hidrofobik dan kepolaran asam empedu. Pada uji fosfat
dengan mengasamkan sedikit filtrate dengan HNO3 pekat, menjadi kuning keruh
dan terbentuk endapan. Percobaan uji gmelin, lapisan berwarna hijau dan bening
warna dari pigmen empedu dan bening merupakan warna dari HNO3. Warna ungu
yang berada di bagian tengah adalah mesobilisianin yang merupakan hasil oksidasi
dari empedu oleh HNO3. Reaksi van den bergh adalah reaksi yang digunakan untuk
mengukur kadar bilirubin dalam darah. Uji rosenbach adalah modifikasi dari uji
9
DAFTAR PUSTAKA
2016;35(5):347-353
4. Rahman TA, Husein AS, Beshir S, Hamed AR, Ali A, Tanany ESS,
Seeds and its Endophytic Aspergillus niger Strain SH3 Either Singly or in
Chemistry. 2013;2(3):156-160
10
Aetiopathogenesis of Gallstone Disease in Sri Lanka. PLOS ONE.
2015;10(4)
Histochemistry. 1967;18(10):600-2
of surgery. 1932;15(30).
10. Bleyer, J. M., Steigmann, F. Old and New Tests for Bilirubin In the Urine.
11