Anda di halaman 1dari 60

AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN

(PEMBENTUKAN KEGIATAN OPERASIONAL)


BENTUK BADAN USAHA DIBEDAKAN :

1. Perusahaan Perseorangan (proprietorship);

2. Persekutuan Firma,

3. Persekutuan Terbatas (limited partnership)

atau CV (commanditaire vennootschap);

4. Perseroan Terbatas (corporation);

5. Koperasi (cooperative).
PERSEKUTUAN (PARTNERSHIP)

A. PENGERTIAN PERSEKUTUAN

Persekutuan adalah Perusahaan yang didirikan oleh


beberapa orang dengan tujuan untuk memperluas
usaha dan permodalan yang lebih kuat
dibandingkan perusahaan perorangan.

Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu


1. PERSEKUTUAN FIRMA ( Fa ),
adalah Suatu usaha kerjasama yang didirikan
untuk menjalankan perusahaan dengan
menggunakan nama bersama dan semua sekutu
dalam usaha tersebut bertanggung jawab penuh
(dan biasanya ikut aktif) mengelola perusahaan.
a). Firma menggunakan nama anggota sebagai identitas
usaha.
Contoh:
Konsultan Pajak Adam dan sekutu, dimana Adam
adalah salah satu anggota dalam firma tersebut.
b). Firma tidak memiliki sekutu pasif sehingga seluruh
sekutu mempunyai tanggung jawab yang sama
menurut hukum.
c) Seluruh sekutu firma dapat bertindak atas nama
perusahaan
e). Firma diharuskan oleh hukum untuk memiliki
pembukuan terpisah dari pemiliknya (sekutu). Proses
akuntansi dapat dikelola oleh pihak ketiga dan
sekutu memiliki hak untuk melihat, memeriksa, dan
mengawasi pembukuan
2. PERSEKUTUAN KOMANDITER
(Commonditaire Vennootschap disingkat CV )

adalah : Suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk


berusaha dimana salah satu atau lebih dari sekutu
nya bertanggung jawab terbatas.

a. Sekutu Aktif (Active Partner) ,


adalah sekutu yang ikut aktif mengelola perusahaan
dan bertanggung jawab penuh dengan seluruh harta
pribadinya.

b. Sekutu Pasif (Silent Partner),


adalah sekutu yang hanya menyetor modal saja
tanpa ikut mengelola perusahaan.
B. BENTUK-BENTUK PERSEKUTUAN
Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam :

1. PERSEKUTUAN PERDAGANGAN
Adalah persekutuan yang usaha pokoknya adalah pembuatan,
pembelian, dan penjualan barang dagangan, misal perusahaan
mebel

2. PERSEKUTUAN JASA-JASA
Adalah persekutuan yang bertujuan untuk memberikan jasa-
jasa karena keahliannya, misalnya persekutuan konsultan
pajak, akuntan, advokat dll.

3. PERSEKUTUAN UMUM
Adalah suatu bentuk persekutuan dimana semua anggotanya
dapat bertindak atas nama perusahaan dan kepadanya dapat
diminta pertanggung jawaban atas kewajiban-kewajiban
persekutuan. Contoh : Firma (Fa)
… lanjutan BENTUK-BENTUK PERSEKUTUAN

4. PERSEKUTUAN TERBATAS
adalah persekutuan dimana aktivitas sekutu
tertentu dibatasi dan sebaliknya tanggung jawab
masing-masing sekutu akan dibatasi sampai
jumlah tertentu, yang mungkin sejumlah investasi
yag telah diberikannya. Contoh : CV

5. JOIN STOCK COMPANIES


Adalah bentuk persekutuan dimana struktur
modalnya berupa saham-saham yang dapat
dipindah tangankan.
C. KARAKTERISTIK UTAMA PERSEKUTUAN

Ciri khas Persekutuan meliputi:


1. MUTUAL AGENCY
Masing-masing sekutu bertindak atas nama persekutuan,
artinya dalam melakukan aktivitas bisnis persekutuan,
tindakan dari satu orang sekutu akan mengikat semua
anggota lainnya.
2. LIMITED LIFE
Umur Persekutuan adalah terbatas.
Hal-hal yang membatasi umur Persekutuan antara lain
perjanjian persekutuan, ketentuan hukum serta putusan
pengadilan. Persekutuan dapat bubar karena masuknya
sekutu baru, pengunduran sekutu dan sebagainya.
3. UNLIMITED LIABILITY
Tanggung jawab masing-masing sekutu tidak terbatas
pada modal yang telah disetor saja.
… lanjutan Karakteristik Utama Persekutuan

4. OWNERSHIP OF AN INTERSET IN A PARTNERSHIP


Kekayaan yang telah disetor ke dalam persekutuan sudah
bukan lagi milik sekutu penyetor, melainkan milik semua
sekutu.

5. PARTICIPATION ON PARTNERSHIP PROFIT


Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam pembagian
laba atau rugi Persekutuan.

6. RIGHT TO DISPOSE OF A PARTNERSHIP INTEREST


Masing-masing sekutu mempunyai hak untuk menjual atau
memindahkan haknya atas modal dan hak atas laba kepada
orang lain, baik kepada sekutu sekutu maupun bukan.

7. MUTUAL LIABILIY
Semua sekutu bertanggung jawab terhadap utang
persekutuan. Jadi utang persekutuan adalah juga utang
seluruh sekutu.
D. PERJANJIAN PERSEKUTUAN

Perjanjian yang terjadi antara dua individu atau lebih


dalam membentuk persekutuan diwujudkan secara
tertulis.
1) Nama dan setoran modal masing-masing sekutu.
2) Hak dan kewajiban masing-masing sekutu.
3) Dasar pembagian laba atau rugi.
4) Ketentuan untuk penarikan kembali aset
5) Prosedur pengajuan perseilisihan ke pengadilan.
6) Prosedur pengunduran diri sekutu lama atau
masuknya sekutu baru.
7) Hak dan kewajiban sekutu yang bertahan pada
saat ada sekutu yang meninggal.
E. KELEBIHAN BENTUK USAHA PERSEKUTUAN:

 Bentuk persekutuan seperti firma lebih mudah dalam


pendiriannya.
 Bentuk persekutuan seperti firma juga lebih mudah
dalam pembubarannya misalkan akan berubah
menjadi bentuk perseroan terbatas.
 Bentuk persekutuan juga mempunyai kebebebasan
dan keluwesan dalam menentukan bentuk usahanya.
 Kebebasan masing-masing sekutu dalam
pengambilan keputusan.
 Persekutuan hanya wajib melaporkan pajaknya tetapi
bukan pembayar pajaknya karena yang membayar
pajak adalah para sekutu yang memperoleh laba
persekutuan. Pajaknya berupa pajak penghasilan.
F. KELEMAHAN BENTUK USAHA PERSEKUTUAN:

 Tanggung jawab pribadi sekutu akan hutang


perusahaan.

 Kelangsungan hidup perusahaan biasanya


terbatas karena ikut ditetukan oleh perjanjian
dalam pendirian persekutuan.

 Kesulitan dalam memindahtangankan


kepentingan pemilik.
G. AKUNTANSI DALAM PERSEKUTUAN

 Pada perusahaan yg berbentuk persekutuan,


laba atau rugi selalu dibagi di antara para
sekutu sesuai dengan metode pembagian laba
yang telah disepakati.

 PEMBAGIAN LABA adalah pemindahan saldo


laba ( rugi ) persekutuan ke akun modal
masing-masing sekutu.

 MODAL SEKUTU pada dasarnya merupakan


keseluruhan dari hak para sekutu terhadap
persekutuan.
Pada umumnya hubungan ekonomis antara
PERSEKUTUAn dan PARA SEKUTU ditampung di
dalam EMPAT AKUN, berikut ini :

1. AKUN ” MODAL ”

2. AKUN “PRIVE”

3. AKUN “UTANG KEPADA SEKUTU”

4. AKUN “PIUTANG KEPADA SEKUTU”


1. AKUN ” MODAL ”

AKUN MODAL menunjukkan besarnya hak modal


sekutu yang bersangkutan.
Modal masing masing sekutu berasal dari setoran
modal mula-mula.
MODAL AKAN BERTAMBAH DENGAN :
 Setoran tambahan modal
 Pembagian laba
MODAL BERKURANG DENGAN :
 Penarikan modal
 Pembagian rugi
 Pengambilan aset oleh sekutu (Prive)
Untuk memudahkan pencatatan pembentukan
persekutuan, pembagian Laba atau Rugi dan
perubahan kepemilikan anggota persekutuan,
sebaiknya anda pahami dulu aturan Debit dan Kredit
berdasarkan PERSAMAAN AKUNTANSI berikut ini:

ASET + BIAYA = KEWAJIBAN + EKUITAS+ PENDAPATAN

Debit Kredit Debit Kredit


( + (-) (-) ( + )
1. AKUN ” MODAL ”
Akun modal akan dicatat :
 di DEBIT apabila BERKURANG
 di KREDIT apabila BERTAMBAh.
CONTOH
Pencatatan setoran Sekutu dalam ayat jurnal
Debit Kredit
Kas Rp. xxx -
Aset lain2 (Tanah, Kendaraan) Rp. xxx -
Modal Sekutu “A” - Rp. 200.000
Modal Sekutu “B” - Rp. 250.000
Modal Sekutu “C” - Rp. 300.000

Dari jurnal tersebut di posting ke Akun buku besar,


selanjutnya disusun Laporan Keuangan (Neraca) sbb:
CONTOH A:
PELAPORAN AKUN MODAL SEKUTU DALAM
NERACA CV “A B C”
NERACA AWAL
1 JANUARI 2018
AKTIVA UTANG DAN MODAL
KAS XXXX UTANG DAGANG XXXX
PIUTANG DAGANG XXXX
PERSEDIAAN BRG XXXX MODAL “A” 200.000.000
KENDARAAN (NETO) XXXX MODAL “B” 250.000.000
BANGUNAN XXXX MODAL “C” 300.000.000
2. AKUN ” PRIVE ”

Akun prive juga diselenggarakan untuk tiap-tiap


sekutu.
Akun prive akan dicatat :
Di DEBIT apabila terjadi :
 Pengambilan harta persekutuan oleh sekutu.
 Kerugian yang harus ditanggung sekutu ( apabila
tidak langsung ditutup ke rekening modal ).

Di KREDIT apabila terjadi :


 Pembagian laba yang diperoleh sekutu ( apabila
tidak langsung ditutup ke rekening modal ).
CONTOH B
Jika Persekutuan Menggunakan 2 Akun Yaitu AKUN
“MODAL” dan Akun “PRIVE”
1. Pencatatan pada saat sekutu mengambil aset
persekutuan (Prive di Debit) A=10.000, B= 17.500
dan C = 22.500 dalam ayat jurnal sbb:

Debit Kredit
Prive “A” Rp. 10.000 -
Prive “B” Rp. 17.500 -
Prive “ C” Rp. 22.500
Kas - Rp. 50.000
2. Pencatatan pada saat sekutu mendapat bagian
laba persekutuan Rp. 75 Jt dibagi sama kepada
sekutu masing masing dapat Rp. 25 jt (Prive di
Kredit) dalam ayat jurnal sbb:

Debit Kredit
Laba – Rugi Rp.75.000 -
Prive “A” - Rp. 25.000
Prive “B” - Rp. 25.000
Prive “ C” - Rp. 25.000

Dari jurnal tersebut di posting ke Akun buku besar,


selanjutnya disusun Laporan Keuangan (Neraca)
sbb:
CONTOH NERACA jika masing – masing sekutu menggunakan DUA
AKUN YAITU AKUN “MODAL” DAN AKUN “PRIVE”
CV “A B C”
NERACA (LIHAT CONTOH A, NERACA AWAL)
31 DESEMBER 2018
AKTIVA UTANG DAN MODAL
KAS XXXX UTANG DAGANG XXXX
PIUTANG DAGANG XXXX MODAL “A” 200.000.000
PERSEDIAAN BRG XXXX PRIVE “A” *) 15.000.000
215.000.000
KENDARAAN (NETO) XXXX MODAL “B” 250.000.000
BANGUNAN XXXX PRIVE “B” 7.500.000
257.500.000
MODAL “C” 302.500.000
PRIVE “D” 2.500.000
305.000
*) PRIVE A (K) Rp. 15.000
( laba Rp. 25.000 – PRIVE (D) Rp. 10.000)
CONTOH C
Jika Persekutuan Menggunakan 1 Akun Yaitu AKUN
“MODAL”
1. Pencatatan pada saat sekutu mengambil aset
persekutuan (Prive di Debit) A=10.000, B= 17.500
dan C = 22.500 dalam ayat jurnal sbb:

Debit Kredit
Prive “A” Rp. 10.000 -
Prive “B” Rp. 17.500 -
Prive “ C” Rp. 22.500
Kas - Rp. 50.00
2. Pencatatan pada saat sekutu mendapat bagian
laba persekutuan Rp. 75 Jt dibagi sama kepada
masing masing sekutu dapat Rp. 25 jt (Modal di
Kredit) dalam ayat jurnal sbb:

Debit Kredit
Laba – Rugi Rp.75.000 -
Modal “A” - Rp. 25.000
Modal “B” - Rp. 25.000
Modal “ C” - Rp. 25.000
3. Pada akhir periode akun Prive debit (pengambilan
asset) , DITUTUP ke akun Modal dengan ayat
jurnal penutup sbb:

Debit Kredit
Modal “A” Rp. 10.000 -
Modal “B” Rp. 17.500 -
Modal “C” Rp. 22.500 -
Prive “A” - Rp. 10.000
Prive “B” - Rp. 17.500
Prive “ C” - Rp. 22.500
CONTOH : NERACA jika masing – masing sekutu menggunakan SATU
REKENING YAITU REKENING “MODAL”

CV “A B C”
NERACA (LIHAT CONTOH A, NERACA AWAL)
31 DESEMBER 2018
AKTIVA UTANG DAN MODAL
KAS XXXX UTANG DAGANG XXXX
PIUTANG DAGANG XXXX
PERSEDIAAN BRG XXXX MODAL DIDA *) 215.000.000
KENDARAAN (NETO) XXXX MODAL EDI 257.500.000
BANGUNAN XXXX MODAL FADIL 302.500.000

*)MODAL A = 200.000
(awal)+ 25.000 (laba) –
10.000 (Prive A)
H. AKUNTANSI PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Persekutuan biasanya didirikan oleh beberapa sekutu untuk
berusaha bersama-sama guna mencapai suatu tujuan
tertentu.

Masing-masing sekutu yang mendirikan persekutuan dapat


terdiri dari beberapa kemungkinan sebagai berikut:

a) Persekutuan didirikan oleh sekutu- sekutu yang semuanya


belum mempunyai usaha (semua sekutu baru)

b) Persekutuan didirikan oleh sekutu yang sudah memiliki


usaha sebelumnya dan sekutu yang belum memiliki usaha

c) Persekutuan didirikan oleh sekutu- sekutu yang semuanya


sudah memiliki usaha
 Jika persekutuan didirikan oleh sekutu-sekutu
yang semuanya belum memiliki usaha, maka
setoran-setoran langsung dicatat dalam buku
persekutuan yang baru.

 Jika setoran-setoran meliputi aktiva non-kas,


maka aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu
dinilai menurut harga pasar atau nilai wajarnya.

 Apabila nilai wajarnya atau harga pasarnya tidak


dapat ditentukan maka aktiva non-kas tersebut
dinilai menurut perjanjian sekutu-sekutu firma
tersebut.
1. PERSEKUTUAN DIBENTUK OLEH SEKUTU- SEKUTU
YANG SEMUANYA BELUM MEMPUNYAI USAHA (SEMUA
ANGGOTA BARU)
Contoh:
Pada tanggal 1 Pebruari 2018 Tuan ADI, BUDI dan
CAHYA sepakat mendirikan persekutuan dengan
nama Firma "ABC".
Atas pendirian tersebut :
a. Tuan ADI menyetor uang tunai sebesar Rp.
200.000.000,
b. Tuan BUDI menyerahkan sebuah rumah untuk
tempat usaha dengan nilai Rp. 250.000.000.
c. Tuan CAHYA menyerahkan persediaan barang
dagangan seharga Rp. 50.000.000,- dan
kendaraan seharga Rp. 100.000.000,-.
Pencatatan pada saat para sekutu menyetorkan harta
kekayaannya ke dalam persekutuan sebagai MODAL
AWAL dalam ayat jurnal sbb:

a. Mencatat setoran Adi berupa uang tunai Rp 200.000.000

DEBIT KREDIT
KAS 200.000.000 -
MODAL ADI - 200.000.000

b. Mencatat setoran Budi berupa rumah untuk tempat usaha


Rp 250.000.000

DEBIT KREDIT
BANGUNAN 250.000.000 -
MODAL BUDI - 250.000.000
c. Mencatat setoran Cahya berupa barang dagangan
Rp 50.000.000 dan Kendaraan Rp. 100.000.000,-

DEBIT KREDIT
PERSEDIAAN BARANG 50.000.000 -
KENDARAAN 100.000.000 -
MODAL CAHYA - 150.000.000

Atau ke 3 catatan setoran harta kekayaan masing


masing sekutu tersebut, dicatat secara gabungan
seperti jurnal berikut ini :
Pencatatan pada saat para sekutu menyetorkan
harta kekayaannya ke dalam persekutuan sebagai
MODAL AWAL secara gabungan dalam ayat jurnal
sbb:

DEBIT KREDIT
KAS 200.000.000 -
PERSEDIAAN BARANG 50.000.000 -
KENDARAAN 100.000.000 -
BANGUNAN 250.000.000 -
MODAL ADI - 200.000.000
MODAL BUDI - 250.000.000
MODAL CAHYA - 150.000.000

Dari jurnal tersebut, kemudian di POSTING ke masing masing


AKUN BUKU BESAR, untuk selanjutnya disusun NERACA
AWAL sebagai berikut :
FIRMA “ABC”
NERACA (AWAL)
1 PEBRUARI 2018

AKTIVA UTANG DANMODAL


KAS 200.000.000 MODAL ADI 200.000.000
PERSEDIAAN BARANG 50.000.000 MODAL BUDI 250.000.000
KENDARAAN 100.000.000 MODAL CAHYA 150.000.000
BANGUNAN 250.000.000
600.000.000 600.000.000
2. PERSEKUTUAN DIDIRIKAN DARI PERUSAHAAN PERORANGAN DAN
SEKUTU LAIN YANG TIDAK MEMPUNYAI USAHA

Persekutuan Yang dibentuk dengan cara kedua dan


ketiga, dimana salah satu atau semua anggotanya
telah memiliki perusahaan maka tahap-tahapnya
adalah sebagai berikut:

a. Menilai kembali harta kekayaan usaha lama


b. Menyerahkan usaha lama ke persekutuan
c. Membentuk persekutuan
Prosedur pembukuannya dapat dilakukan dengan
dua cara berikut ini:

a. Persekutuan yg baru dibentuk MELANJUTKAN


BUKU-BUKU PERUSAHAAN LAMA SETELAH
PENYESUAIAN.

b. Buku-buku usaha lama DITUTUP dan diganti


dengan BUKU BARU.
Contoh.
UD. Morodadi yang bergerak dalam bidang jual beli barang dagangan dan
dimiliki tuan ADI, pada tanggal 2 Januari 2018 bermaksud merubah
usahanya dalam bentuk persekutuan dengan nama CV. “REJEKI". Sekutu
lain yang akan ikut bergabung adalah BUDI dan CAHYA.
Adapun neraca UD Morodadi sebelum pembentukan CV “REJEKI” sbb:
UD “MORODADI”
NERACA
1 JANUARI 2018
AKTIVA UTANG DAN
MODAL
KAS 75.000.000 UTANG DAGANG 200.000.000
PIUTANG DAGANG 125.000.000
PERSEDIAAN BARANG 150.000.000 MODAL ADI 350.000.000
KENDARAAN (NETO) 200.000.000
550.000.000 550.000.000
Mereka sepakat untuk menyesuaikan harta Tuan ADI
dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Uang kas sebesar Rp. 75.000.000,- seluruhnya


diambil Tuan Adi.
2. Piutang sebesar Rp 10.000.000,- dihapus karena
sudah tidak dapat ditagih
3. Persedian dinilai berdasarkan harga pasarnya
sebesar Rp. 160.000.000,-
4. Kendaraan dinilai berdasarkan harga pasarnya
sebesar Rp. 180.000.000,-
5. Kepada Tuan Adi sebagai pemilik usaha lama,
diberikan good will yang dinilai sebesar Rp.
50.000.000,
4. Dalam pendirian persekutuan ini, sekutu lain sbb:
a. Tuan Budi menyetor uang tunai Rp.
250.000.000,-
b. Tuan Cahya menyerahkan bagunan sebagai
tempat usaha persekutuan dengan nilai Rp.
300.000.000,-.

Diminta :
a. Jurnal PENYESUAIAN terhadap harta kekayaan
UD” Morodadi”
b. Jurnal SETORAN HARTA dari Tuan Budi dan
Cahya
c. Menyusun NERACA AWAL persekutuan,
dengan asumsi melanjutkan buku-buku
perusahaan lama
1. JURNAL UNTUK MENCATAT PENYESUAIAN HARTA UD
“MORODADI”

a. Mencatat Uang Kas perusahaan yang diambil oleh tuan Adi Rp.
75.000.000
DEBIT KREDIT
MODAL ADI 75.000.000 -
KAS - 75.000.000

b. Mencatat penghapusan Piutang Dagang Rp. 10.000.000

DEBIT KREDIT
MODAL ADI 10.000.000 -
PIUTANG DAGANG - 10.000.000
… Lanjutan JURNAL UNTUK MENCATAT PENYESUAIAN HARTA UD “MORODADI”

c. Mencatat kenaikan harga pasar persediaan barang


dagangan Rp . 10.000.000

DEBIT KREDIT
PERSEDIAAN BARANG 10.000.000 -
MODAL ADI - 10.000.000
d. Mencatat penurunan harga pasar kendaraan Rp .
20.000.000
DEBIT KREDIT
MODAL ADI 20.000.000
KENDARAAN - 20.000.000

e. Mencatat Good Will yang diterima Adi


DEBIT KREDIT
GOOD WIL 50.000.000 -
MODAL ADI - 50.000.000
Atau jika ke 4 catatan penyesuaian tersebut DIGABUNG maka
ayat jurnal yang dibuat sbb :

DEBIT KREDIT

PERSEDIAAN BARANG 10.000.000 -


GOOD WIL 50.000.000 -
MODAL ADI 45.000.000 -
KAS - 75.000.000
PIUTANG DAGANG - 10.000.000
KENDARAAN - 20.000.000
2. JURNAL UNTUK MENCATAT SETORAN HARTA BUDI DAN
CAHYA
e. Setoran Budi berupa uang tunai Rp. 250.000.000,-

DEBIT KREDIT
KAS 250.000.000 -
MODAL BUDI 250.000.000

f. Setoran Cahya berupa bangunan Rp. 250.000.000,-

DEBIT KREDIT
BANGUNAN 300.000.000 -
MODAL CAHYA - 300.000.000

Dari jurnal tersebut, kemudian di POSTING ke masing masing


AKUN BUKU BESAR, untuk selanjutnya disusun NERACA
AWAL sebagai berikut :
CV “REJEKI”
NERACA (AWAL)
1 JANUARI 2018

AKTIVA UTANG DAN MODAL


KAS 250.000.000 UTANG DAGANG 200.000.000
PIUTANG DAGANG 115.000.000
PERSEDIAAN BARANG 160.000.000 MODAL ADI 305.000.000
KENDARAAN (NETO) 180.000.000 MODAL BUDI 250.000.000
BANGUNAN 300.000.000 MODAL CAHYA 300.000.000
GOODWILL 50.000.000
1.055.000.000 1.055.000.000
I. PEMBAGIAN LABA ATAU RUGI DALAM PERSEKUTUAN

Pada dasarnya terdapat berbagai cara yang dapat


dipakai sebagai dasar pembagian laba rugi dalam
persekutuan antara lain:

1. Laba atau Rugi dibagi sama


2. Laba atau Rugi dibagi atas dasar perbandingan
dengan ratio Misal 40:30:30
3. Laba atau Rugi, dibagi atas dasar perbandingan
modal yang dapat dibagi:
a. Dibagi sesuai perbandingan modal awal;
b. Dibagi sesuai perbandingan modal akhi;
c. Dibagi sesuai perbandingan modal rata-rata
tahunan.
… lanjutan Pembagian Laba Atau Rugi Dalam Persekutuan

4. Laba atau Rugi dibagi, mula-mula diperhitungkan


a. Bunga atas modal untuk masing-2 sekutu;
b. Sisanya dibagi atas dasar perbandingan atau
dibagi sama.

5. Laba atau Rugi dibagi, mula-mula diperhitungkan :


a. Gaji sebagai pemilik;
b. Bunga atas modal;
c. Bonus untuk anggota yang aktif;
d. Sisanya dibagi atas dasar perbandingan.

6. dll
Contoh:
CV. ABC yang didirikan pada tahun 2017 oleh DIDA, EDI dan
FADIL , pada akhir tahun 2018 perusahaan mendapat
keuntungan Rp. 75.000.000, diketahui pula posisi rekening
“Prive” dan Rekening “Modal” masing anggota sebagai
berikut:

NAMA SEKUTU MODAL PRIVE


DIDA 200.000.000 (K) 10.000.000 (D)
EDI 250.000.000 (K) 17.500.000 (D)
FADIL 300.000.000 (K) 22.500.000 (D)

1. Apabila laba Rp. 75.000.000,- disetujui dibagi sama :


JURNAL UNTUK PENCATAT PEMBAGIAN LABA (Cara 2) :
a. Jurnal untuk mencatat pembagian laba Rp. 75 jt kepada masing2 sekutu
DEBIT KREDIT
RUGI - LABA 75.000.000 -
MODAL DIDA - 25.000.000
MODAL EDI - 25.000.000
MODAL CAHYA - 25.000.000
b. Jurnal untuk menutup pengambilan harta (Prive) kepada masing2 modal
sekutu
DEBIT KREDIT
MODAL DIDA 10.000.000 -
MODAL EDI 17.500.000 -
MODAL CAHYA 22.500.000 -
PRIVE DIDA - 10.000.000
PRIVE EDI - 17.500.000
PRIVE CAHYA - 22.500.000
JURNAL UNTUK PENCATAT PEMBAGIAN LABA (CARA - 1)

DEBIT KREDIT
RUGI - LABA 75.000.000 -
PRIVE DIDA - 25.000.000
PRIVE EDI - 25.000.000
PRIVE CAHYA - 25.000.000

Dari jurnal tersebut, baik cara 1 atau cara 2 (dipilih salah satu
cara) , kemudian di POSTING ke masing masing AKUN
BUKUBESAR, untuk selanjutnya disusun NERACA AWAL
sebagai berikut :
2. Dibagi atas dasar perjanjian dengan ratio misal laba Rp 75.000.000, dibagi
kepada DIDA, EDI dan FADIL dengan ratio 4 : 3 : 3

Perhitungan :
Bagian laba DIDA = 4/10 x Rp. 75.000.000,- = Rp. 30.000.000,-
Bagian laba EDI= 3/10 x Rp. 75.000.000,- = Rp. 22.500.000,-
Bagian laba FADIL= 3/10 x Rp. 75.000.000,- = Rp. 22.500.000,-

JURNAL UNTUK PENCATAT PEMBAGIAN LABA (CARA -1):

DEBIT KREDIT
RUGI - LABA 75.000.000 -
PRIVE (pribadi) DIDA - 30.000.000
PRIVE (pribadi) EDI - 22.500.000
PRIVE (pribadi) CAHYA - 22.500.000

Istilah lain PRIVE = PIBADI


2. Pembagian Laba 75jt dibagi dgn ketentuan :
Misal :
a. mula-mula diperhitungkan gaji sebagai pemilik,
b. bunga modal dan
c. bonus untuk anggota yang aktif,
d. sisanya dibagi atas dasar perbandingan

Kasus 1
a. Setiap sekutu mendapat gaji Rp. 1.000.000,- per
bulan
b. Bunga atas modal masing-2 sekutu 3 %
c. Dida sebagai pimpinan perusahaan mendapat
bonus 5% dari laba
d. Sisa laba dibagi sama.
PERHITUNGAN PEMBAGIAN LABA Rp. 75.000.000

DIDA EDI FADIL TOTAL


Gaji Sekutu ( 12blx1jt) 12.000.000 12.000.000 12.000.000 36.000.000
Bunga modal 3%x200jt 6.000.000 7.500.000 9.000.000 22.500.000
Bonus 5 % x laba 3.750.000 - - 3.750.000
Dida
Sisa Laba (75.000-62.500)= 4.250.000 4.250.00 4.250.00 12.750.000
12.750.000 : 3 = 4.250.000

Laba diterima sekutu 26.000.000 23.750.000 25.250.000 75.000.000

NAMA SEKUTU MODAL SEKUTU


*) DIDA 200.000.000 (K)
EDI 250.000.000 (K)
FADIL 300.000.000 (K)
JURNAL UNTUK PENCATAT PEMBAGIAN LABA 75.000.000 (CARA -1):

DEBIT KREDIT

RUGI - LABA 75.000.000 -


PRIVE DIDA - 26.000.000
PRIVE EDI - 23.750.000
PRIVE CAHYA - 25.250.000
3. Pembagian Laba 75jt ,
Jika laba lebih kecil dari ketentuan pembagian laba, maka
kekurangan laba dianggap sebagai rugi dibagi sama kpd
sekutu :
Misal :
a. mula-mula diperhitungkan gaji sebagai pemilik,
b. bunga modal dan
c. bonus untuk anggota yang aktif,
d. sisanya dibagi atas dasar perbandingan

Kasus 2
a. Setiap sekutu mendapat gaji Rp. 1.500.000,- per bulan
b. Bunga atas modal masing-2 sekutu 5 %
c. Dida sebagai pimpinan perusahaan mendapat bonus 10 %
dari laba
d. Sisa laba dibagi sama.
PERHITUNGAN PEMBAGIAN LABA Rp. 75.000.000, Jika tidak memenuhi
jumlah yg seharusnya dibagikan kpd Sekutu
DIDA EDI FADIL TOTAL
Gaji Sekutu ( 12blx1,5jt) 18.000.000 18.000.000 18.000.000 54.000.000
(K) (K) (K) (K)
Bunga modal 5%x200jt 10.000.000 12.500.000 15.000.000 37.500.000
(K) (K) (K) (K)
Bonus 10 % x laba Dida 7.500.000 - - 7.500.000
(K) (K)
Total laba hrs dibagi 35.500.000 30.500.000 33.000.000 96.000.000
(K) (K) (K) (K)
Rugi (96.jt – 75 jt = 21jt.. 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000
21.000 : 3 = 7.000.000 (D) (D) (D) (D)
Laba diterima sekutu 26.000.000 23.750.000 25.250.000 75.000.000
(K) (K) (K) (K)
Laba yang harus dibagi sesuai ketentuan : Rp. 96.000.000 (K)
Laba yang diperoleh perusahaan (riil) : Rp. 75.000.000 (K)
Kekurangan laba (rugi) : Rp. 21.000.000 (D)
Rugi Rp. 21.000.000 dibagi 3 = Rp. 7.000.000,-
J. AKUN ” UTANG KEPADA SEKUTU ”

Jika persekutuan butuh tambahan dana, dana ini bisa


diperoleh (pinjam) kepada salah satu sekutu, pinjaman
ini di catat pada Akun “UTANG KEPADA SEKUTU”.
Akun ini akan :
 di DEBIT apabila utang kepada sekutu berkurang
 di kredit apabila utang kepada sekutu bertambah.
 Dalam hal persekutuan dilikuidasi maka saldo akun
ini ikut dipertimbangkan di dalam menghitung
bagian kas sekutu yang bersangkutan.
 Di dalam neraca saldo disajikan pada kelompok
kewajiban lancar yaitu “Utang Kepada Sekutu.
K. AKUN ” UTANG KEPADA SEKUTU ”

Jika persekutuan memberi pinjaman dana kepada


SEKUTU, pemberian pinjaman ini di catat pada Akun
“PIUTANG KEPADA SEKUTU”.
Akun ini akan :
 di DEBIT apabila Piutang kepada sekutu bertambah
 di kredit apabila Piutang kepada sekutu berkurang.
 Dalam hal persekutuan dilikuidasi maka saldo akun
ini ikut dipertimbangkan di dalam menghitung
bagian kas sekutu yang bersangkutan.
 Di dalam neraca saldo disajikan pada kelompok Aset
lancar, yaitu Piutang Sekutu.
CONTOH
UTANG SEKUTU DAN PIUTANG SEKUTU
Misal :
Persekutuan pinjam uang kepada Tuan Dida sebesar Rp.
50.000.000,- maka ayat jurnal untuk mencatat Utang ini adalah:
DEBIT KREDIT
KAS 50.000.000 -
UTANG KEPADA DIDA - 50.000.000

Misal :
Tuan Edi meminjam uang kepada persekutuan sebesar Rp. 30.000.000,-
maka ayat jurnal untuk mencatat piutang ini adalah:
DEBIT KREDIT
PIUTANG KEPADA EDI 30.000.000 -
KAS - 30.000.00
CONTOH :
NERACA, Jika ada transaksi UTANG dan PIUTANG kepada Sekutu

CV “A B C”
NERACA (LIHAT CONTOH A, NERACA AWAL)
31 DESEMBER 2018
AKTIVA UTANG DAN MODAL
KAS XXXX UTANG DAGANG XXXX
PIUTANG XXXX UTANG KPD DIDA 50.000.000
DAGANG
PIUTANG KPD EDI 30.000.000 MODAL DIDA XXXX
KENDARAAN XXXX MODAL EDI XXXX
(NETO)
BANGUNAN XXXX MODAL FADIL XXXX
LAPORAN RUGI LABA

LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
PERSEKUTUAN

NERACA
CONTOH
CV. ABC
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
PERIODE YG BERAKSHIR 31 DES 2015

DIDA EDI FADIL


MODAL AWAL 200.000.000 250.000.000 300.000.000
PEMBAGIAN LABA ( + ) 25.000.000 25.000.000 25.000.000
225.000.000 275.000.000 325.000.000
PRIVE ( - ) (10.000.000) (17.500.000) (22.500.000)
MODAL AKHIR (NERACA) 215.000.000 257.500.000 302.500.000

Anda mungkin juga menyukai