Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

”PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)”

Disusun Oleh

RIDA HILYATUN INDAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS)

Sasaran : Warga RT 1 kekait usia 17-50 tahun

Hari/Tanggal : 26 mei 2020

Waktu : 10.00-selesai

Penyuluh : RIDA HILYATUN INDAH


Tempat : Rumah kepala lingkungan RT 1 Desa kekait

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan pesatnya perkembangan era
globalisasi, serta adanya transisi demografi dan
epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat
perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan
perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin
kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek
pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan, gaya
hidup masyarakat, dan merekayasa kependudukan atau
faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor
perilaku yang secara teoritis memiliki andil 35 - 40 %
terhadap derajat kesehatan (Dinkes Sulawesi Selatan,
2006). Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat
kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya
untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.
Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) (Evanta Maria, 2009).
Sejatinya program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) telah diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama
Pusat Promosi Kesehatan. Kebijakan Indonesia Sehat 2010
menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan
merata. Untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Sehat
2010 telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No.131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu subsistem dari
SKN adalah subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) untuk mendukung
upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan visi
nasional Promkes sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI.
No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat 2010 (PHBS 2010). Untuk melaksanakan program
Promkes di daerah telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan
Promkes di daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI.
No.1114/Menkes/SK/VIII/2005 (Eva Yanti, 2015).
PHBS yang kini tidak lagi menjadi istilah asing di
masyarakat, jika dilihat dari kepanjangannya yakni
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu terkait dengan
perilaku seseorang menyangkut kebersihan lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat
dihindari dengan pelaksanan PHBS, mulai dari diare, DBD,
flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak
terjadi. Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah
kesehatan lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal
individu. Penerapan PHBS di berbagai tatanan menjadi hal
yang utama dalam mencegah penyebaran penyakit,
diantaranya di tatanan rumah tangga sebagai tempat
tinggal individu serta di tatanan rumah sakit sebagai
tempat yang sangat rawan dalam penyebaran penyakit.
Meskipun, hal ini menjadi hal yang patut dijadikan
sorotan oleh banyak pihak, namun masih banyak masyarakat
yang belum memahami dan belum mengaplikasikan PHBS dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini dapat dilihat pada
situasi Rumah Sakit, dimana masih terdapat pihak-pihak
yang merokok di area rumah sakit yang dapat mengganggu
kondisi pasien lain dan mengotori lingkungan sekitar.
Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting untuk
dilakukan penyuluhan mengenai penerapan PHBS baik di
tatanan rumah tangga serta rumah sakit sebagai bekal
mereka untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit.
B.TUJUAN
1) Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami dan mengaplikasikan PHBS
dalam kehidupan mereka.
2) Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan peserta penyuluhan dapat:
a. Menjelaskan pengertian PHBS.
b. Menyebutkan tatanan PHBS.
c. Menjelaskan tentang sasaran dan manfaat PHBS di
tatanan Rumah Tangga dan Rumah Sakit.
d. Menjelaskan indikator PHBS di tatanan Rumah Tangga
dan Rumah Sakit.
e. Mempraktikkan cara mencuci tangan yang benar.

C. PESERTA PENYULUHAN
Warga desa kekait RT 01 Usia 17-50 tahun.

D. PEMBAHASAN MATERI
 Pengertian PHBS.
 Tatanan PHBS
 Sasaran dan manfaat PHBS di tatanan rumah tangga dan
Rumah Sakit
 Indikator PHBS di rumah tangga dan Rumah Sakit
 Mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar.

E. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demonstrasi

F. MEDIA
 Materi penyuluhan/Leaflet
 Lembar balik
G. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
H. Kegiatan penyuluhan
Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluan Media dan Metode
Peserta
Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan  Menjawab
3 memperkenalkan diri salam
1.
menit  Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Mendengarkan Ceramah
 Menyebutkan materi yang akan diberikan  Mendengarkan
 Kontrak waktu penyuluhan selama ± 30 menit
Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang pengertian PHBS.  Memperhatikan
Ceramah dengan
 Menjelaskan tatanan PHBS  Mendengarkan
menampilkan power
15  Menjelaskan tentang sasaran dan manfaat PHBS di tatanan
 Bertanya dan
2. point dan
menit rumah tangga dan RS
menjawab
membagikan
 Menjelaskan indikator PHBS di rumah tangga dan RS
pertanyaan leaflet
yang diajukan
 Mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar.

Evaluasi :
10  Menjawab
3.  Menanyakan tentang materi yang telah diberikan dan Tanya jawab
menit pertanyaan
reinforcement kepada peserta
Terminasi :  Mendengarkan
2
4.  Menyampaikan kesimpulan  Menjawab Ceramah
menit
 Mengucapkan salam penutup salam
I. EVALUASI

1.Evaluasi Struktur
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
 Pelaksana penyuluhan menyiapkan media penyuluhan sebelumnya
 Konsultasi SAP kepada pembimbing lahan
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah kepala
lingkungan RT 01 desa kekait
 Kontrak waktu penyuluhan kepada peserta selama ± 30 menit
2.Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Pelaksana penyuluhan mampu menguasai peserta penyuluhan untuk
memusatkan perhatian
 Peserta mengajukan pertanyaan dan pemateri dapat menjawab
pertanyaan secara benar
3.Evaluasi Hasil
60% dari sasaran penyuluhan mampu:
 Menjelaskan kembali pengertian PHBS.
 Menyebutkan dan menjelaskan kembali 3 dari 5 tatanan PHBS.
 Menyebutkan dan menjelaskankembali 50% manfaat dan sasaran
PHBS di tatanan rumah tangga dan rumah sakit.
 Menyebutkan dan menjelaskan kembali 50% indikator PHBSdi
tatanan rumah tangga dan rumah sakit.
 Mendemonstrasikan kembali cara mencuci tangan yang benar.
Lampiran Materi Penyuluhan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. PENGERTIAN PHBS

- Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah


diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. 
Program ini dijalankan dengan kesadaran bahwa dampak dari
perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, dengan
demikian diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku
yang tidak sehat menjadi sehat. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa
Tengah, 2009)
- Menurut UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992, sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus
merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki
kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
- Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan
proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat. (Dinas
Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan, 2006)
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya
sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS melalui pendekatan pimpinan (Advocacy),
bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)
- PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga
beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud


keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS.  Dalam hal ini ada 5 program prioritas
yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana
Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM. (Dinas Kesehatan Prov.
Sulawesi Selatan, 2006)

B. TATANAN PHBS
1) PHBS di Rumah Tangga

Perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan rumah


tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat.
 Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota
keluarga, yaitu :
- Pasangan Usia Subur
- Ibu Hamil dan Menyusui
- Anak dan Remaja
- Usia lanjut

- Pengasuh Anak

 Manfaat PHBS di Rumah Tangga, yaitu :


- Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak
mudah sakit
- Anak tumbuh sehat dan cerdas
- Produktivitas anggota keluarga meningkat
- Pengeluaran biaya dapat dialokasikan untuk pemenuhan
gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan
- Mampu mengupayakan lingkungan sehat
- Mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan
- Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
- Mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat seperti Posyandu, JPKM, tabungan bersalin,
arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulan desa.
- Peningkatan kinerja dan citra alokasi biaya
penanganan masalah kesehatan dapat di alihkan untuk
pengembangan lingkungan sehat dan penyedian sarana
kesehatan merat bermutu dan dan terjangkau
- Menjadi pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pengembangan PHBS di rumah tangga
(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006)

2) PHBS di Tempat Umum


Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau swasta, atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana pariwisata,
transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana
perdagangan, dan sebagainya.Kondisi lingkungan yang buruk
dan perilaku yang tidak sehat di tempat-tempat umum dapat
menimbulkan berbagai penyakit.Untuk mencegah resiko
terjadinya berbagai penyakitdan melindungi diri dari ancaman
penyakit setiap individu, kelompok dan masyarakat tempat-
tempat umum, diharapkan dapat melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-
tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat
umum yang ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum
ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum
akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan
penyakit.

Tujuan PHBS di tempat-tempat umum :


- Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat
di tempat-tempat umum.
- Meningkatnya tempat-tempat umum sehat, khususnya tempat
perbelanjaan/pasar, rumah makan, tempat ibadah dan
angkutan-angkutan.

Manfaat PHBS di Tempat-tempat Umum :


 Bagi Masyarakat:
- Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.
- Masyarakat mampu mengupayakan lingungan sehat, serta
mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang dihadapi
 Bagi Tempat Umum:
- Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi
lebih bersih, indah dan sehat, sehingga meningkatkan
citra tempat umum.
- Meningkatkan pendapatkan bagi tempat-tempat umum
sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna
tempat-tempat umum.
 Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota :
- Peningkatan persentase tempat umum sehat menunjukkan
kinerja dan citra pemerintah kabupaten / kota yang
baik.
- Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran
bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-
tempat umum.

Sasaran PHBS di Tempat-tempat Umum :


- Masyarakat pengunjung
- Pedagang dan Pembeli/konsumen

- Petugas kebersihan, keamanan pasar


- Pengelola (pramusaji)

- Jamaah

- Pemelihara/pengelola tempat ibadah

- Penumpang dan Awak angkutan umum

- Pengelola angkutan umum


(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006)

3) PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat. PHBS di lingkungan
sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah
(6 – 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan
PHBS. PHBS di sekolah Penerapan PHBS ini dapat dilakukan
melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah. (Edi Danureja,
2008)
Sasaran PHBS di sekolah adalah :
1)Sasaran primer : sasaran utama yang akan diubah
perilakunya yaitu murid dan guru yang bermasalah.
2)Sasaran sekunder: sasaran yang dapat mempengaruhi
individu yang bermasalah (Kepala sekolah, guru, orang
tua, murid).
3)Sasaran tersier: sasaran yang diharapkan dapat menjadi
unsur pembantu dlm menunjang pendanaan, kebijakan
dan kegiatan untuk tercapainya PHBS.
Manfaat PHBS di sekolah adalah :
1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga
peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit
2) Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang
berdampak pada prestasi belajar peserta didik.
3) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin
meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua
(masyarakat).
4) Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang
pendidikan
5) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
(Eva Yanti, 2010)
4) PHBS di Tempat Kerja
Perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja merupakan
upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan
tempat kerja sehat.Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan
untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan
pekerja agar tetap sehat dan produktif.
Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja :
- Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di
tempat kerja.
- Meningkatkan produktivitas kerja.
- Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
- Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
- Menurunkan   angka   penyakit   akibat   kerja   dan
lingkungan kerja.
- Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan
kerja dan masyarakat.

Manfaat PHBS di Tempat Kerja


 Bagi Pekerja :
- Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit.
- Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada
peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.
- Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk
peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan.
 Bagi Masyarakat :
- Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada
di sekitar tempat kerja.
- Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang
diterapkan oleh tempat kerja setempat.
 Bagi  Tempat Kerja
- Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang
berdampak positif terhadap pencapaian target dan
tujuan.
- Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
- Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
 Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota :
- Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja
dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang
baik.
- Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat
dialihkan untuk peningkatan kesehatan bukan untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
- Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
 Instansi Terkait :
- Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di
Tempat Kerja.
- Dukungan buku panduan dan media promosi.
(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006).

5) PHBS di Institusi Kesehatan


Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan
oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah
sakit, puskesmas, dan klinik swasta.
Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di
institusi kesehatan dapat menjadi sumber penularan penyakit
bagi pasien, petugas kesehatan maupun pengunjung. Terjadinya
infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di institusi
kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang dirawat di
institusi kesehatan kepada penderita lain atau petugas di
institusi kesehatan ini disebut dengan Infeksi Nosokomial.
Infeksi Nosokomial dapat terjadi karena kurangnya kebersihan
institusi kesehatan atau kurang higienis, tenaga kesehatan
yang melakukan prosedur medis tertentu kurang
terampil.Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak
memadainya fasilitas institusi kesehatan seperti
ketersediaan air bersih, jamban, pengelolaan sampah dan
limbah, juga perilaku dari pasien, petugas kesehatan dan
pengunjung seperti membuang sampah dan meludah sembarangan.
PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk
memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas
agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
institusi kesehatan ber-PHBS.

Tujuan PHBS di Institusi Kesehatan :


- Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di
institusi kesehatan.
- Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi
kesehatan.
- Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.

Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan :


- Pasien.
- Keluarga Pasien.
- Pengunjung.
- Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
- Karyawan di institusi kesehatan.

Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan :


 Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
- Memperoleh   pelayanan   kesehatan   di   institusi
- Kesehatan yang sehat
- Terhindar dari penularan penyakit
- Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
peningkatan kesehatan pasien.
 Bagi Institusi Kesehatan :
- Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi
kesehatan.
- Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik
sebagai tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan
dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
 Bagi Pemerintah Daerah :
- Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat
menunjukkan kinerja dan citra Pemerintah
Kabupaten/Kota yang baik
- Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran
bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di Institusi
Kesehatan.
(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006)

C. Indikator PHBS
1) Indikator PHBS di Rumah Tangga
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi ASI ekslusif.
3. Menimbang bayi dan balita yang dilakukan mulai umur 1
bulan sampai 5 tahun di posyandu.
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
(Sudayasa, 2009).
2) Indikator PHBS di Tempat Umum
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok
5. Tidak meludah sembarangan
6. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

7. Menutup makanan dan minuman


(Dinas Kesehatan Prov. Lampung, 2009).
3) Indikator PHBS di Tempat Kerja
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan
dan sesudah buang air besar dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya.
9. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis
pekerjaan.

(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006).


4) Indikator PHBS di Institusi Kesehatan
1. Menggunakan air bersih
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
3. Menggunakan jamban
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Tidak merokok di Institusi Kesehatan
6. Tidak meludah sembarangan
7. Memberantas jentik nyamuk
(Dinas Kesehatan Prov. Lampung, 2009).

D. Cara Mencuci Tangan yang Benar


 Cuci Tangan
Adalah cara pencegahan infeksiyang paling penting. Cuci
tangan harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan, walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung
lainnya.
 Tujuan Cuci Tangan
1. Menekan pertumbuhan bakteri pada tangan
2. Menurunkan jumlah kuman yang tumbuh didalam sarung
tangan
3. Supaya tangan terlihat bersih
 Langkah-langkah mencuci tangan yang benar

 Waktu yang tepat untuk mencuci tangan


1. sebelum makan
2. sebelum menyiapkan makanan
3. setelah memegang daging mentah
4. sebelum dan setelah menyentuh orang sakit
5. sesudah menggunakan kamar mandi
6. setelah batuk atau bersin atau membuang ingus
7. setelah mengganti popok atau pembalut
8. sebelum dan setelah mengobati luka
9. setelah membersihkan atau membuang sampah
10. setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di Rumah


Tangga. Available at :
http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?
mod=&idMenuKiri=50&idMenuTab=51 . (Akses :12 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di Sekolah.
Availableat : http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?
mod=&idMenuKiri=50&idMenuTab=52. (Akses : 10 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di tempat
Kerja. Available at :
http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?
mod=&idMenuKiri=50&idMenuTab=54. (Akses :11 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=47%3Astrategi-
memasyarakatkan-phbs&catid=48%3Apkpm&lang=en. (Akses : 10
Agustus 2015 )
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2009. Pengembangan PHBS di 5
Tatanan. Available at :
http://dinkeslampung.blogspot.com/2009/05/pengembangan-
phbs-di-5-tatanan.html. (Akses : 10 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2006. Pedoman
Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Available at :
http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf.
(Akses : 11 Agustus 2015)
Sudayasa, Putu. 2009. 10 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga.
Available at : http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-
tatanan-rumah-tangga/. (Akses : 11 Agustus 2015)

Anda mungkin juga menyukai