BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti
ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif. Salah satu
perilaku kesehatan terbagi atas tiga yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan
(Nurafifah, 2015).
faktor predisposisi yang dapat mempengaruhi kesehatan pada anak. Peran ibu
agar dapat menjaga kesehatanya. Orang tua juga berperan penting dalam
mencegah penyakit pada anak serta Peran ibu juga dibutuhkan perhatian dari
Anak sangat rentan terhadap kuman penyakit dan kepekaan terhadap gejala
suatu penyakit merupakan ketakutan sendiri bagi orang tua.Anak juga secara
1
2
(Pasalli, 2016).
151,8 juta kasus pneumonia/ tahun, 8,7% (13, 1 juta) diantaranya merupakan
kasus baru dan insidens pneumonia anak-balita paling tinggi, mencakup 74%
(115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari setengahnya
(Masfufatun, 2016).
dan balita. Selain itu pneumonia juga sering berada pada daftar 10 penyakit
seluruh Kalimantan Selatan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 1.924 kasus dan
3
terbanyak sejak bulan januari 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 1.1 didapatkan data dari Rekam medik RSUD Dr. H.
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dengan jumlah 229 orang dengan
persentasi 12.84 %.
Banjarmasin di Ruang Alexandri angka kejadian dari awal januari 2017 s.d
Dari tabel 1.2 didapatkan data bahwa jumlah klien dengan Pneumoniadi
Demam Thypoid.
Dari tabel 1.1 dan 1.2, dari 10 penyakit terbanyak di ruang Alexandri
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari tahun 2016 dan bulan
januari – maret 2017 dapat kita lihat klien yang menderita penyakit
Pneumonia setiap tahunnya dapat terus meningkat. Namun, hal ini masih
dapat berubah karena data yang didapat masih belum lengkap empat bulan
anak menjadi gelisah, takut dan rewel, dalam keadaan sakit anak tidak bisa
(Sumartini, 2015).
Fenomena tersebut yang harus ditindak lanjuti oleh pihak yang terkait
dalam hal ini rumah sakit, khususnya perawat sehingga pentingnya peran
klien anak dengan Pneumonia dan keluarganya yang meliputi aspek promotif,
serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh pada tahap
pelaksanaan, dan evaluasi serta pendokumentasian yang baik dan benar dari
Masalah jalan napas tidak ditangani secara cepat maka bisa menimbulkan
masalah yang lebih berat, seperti pasien akan mengalami sesak yang hebat
terbentuk satu sama lainnya yang membantu manusia dalam proses bernafas.
6
benda asing yang menyebabkan jalan nafas tidak efektif (Faiz, 2014).
melakukan penelitian Karya Tulis Ilmiah pada klien dengan Pneumonia yang
Saleh Banjarmasin”.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
Hasil laporan asuhan keperawatan pada klien anak dengan Pneumonia ini
2. Secara Praktis
a. Bagi Klien
b. Bagi Keluarga
Pneumonia.
c. Bagi Perawat
d. Bagi Penulis
Pneumonia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
(Syaifuddin, 2006).
9
10
a. Ventilasi, yaitu gerakan keluar masuk udara dari paru (inspirasi dan
ekspirasi).
darah.
yaitu:
diinspirasi (dihirup).
11
sesungguhnya.
1) Hidung
(c) Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat – lipat
berjumlah 3 buah:
(Syaifuddin, 2006).
2) Sinus Paranalis
kelembapan udara).
3) Faring
belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
(Syaifuddin, 2006).
udara dari nasofaring dan makanan dari mulut. Pada bagian ini
lidah).
2008).
laring.
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi oleh sel epitilium berlapis. Pita suara ini
berjumlah 2 buah: di bagian atas adalah pita suara palsu dan tidak
bawah adalah pita suara yang sejati yang membentuk suara yang
disebut vokalis, terdapat 2 buah otot. Oleh gerakan 2 buah otot ini
16
maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita suara (rima
(a) Trakea
karina
dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan
lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari
(Syaifuddin, 2006).
Paru–paru
dua: Paru–paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), lobus pulm-
Diantara lobus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat
yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap–tiap
bagian luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang
(Syaifuddin, 2006).
1. Pengertian
dengan cairan dan sel radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel
(alveoli) dengan gejala umum pada anak-anak dan bayi yaitu napas cepat
ta, 2015).
asing.
2. Etiologi
dan protozoa:
3. Patofisiologi
21
aspirasi bekuan darah, pus, bagian gigi menyumbat makanan dan tumor
sesak nafas dan penurunan kemampuan batuk efektif. Sel menjadi radang
berisi eksudat dan sel epitel menjadi rusak karena terjadi konsolidasi dan
dan kerusakan membran alveolar dan kapiler akan menjadi sesak nafas
Pathway
Bakteri, virus, jamur, protozoa
Masuk ketubuh manusia melalui saluran pernafasan
Ada sumber infeksi di saluran pernapasan
• Edema trakeal/faringeal
• Peningkatan produksi sekret Penurunan jaringan efektif Reaksi sistemis: bakterimia,
paru dan kerusakan mual,demam, penurunan
membran alveolar-kapiler berat badan, dan kelemahan
• Gangguan
pertukaran gas • Perubahan pemenuhan
• Ketidak efektifan nutrisi kurang dari
bersihan jalan napas kebutuhan
• Gangguan pemenuhan
ADL (Aktivity Daily
Living)
• Hipertermi
• Resiko kekurangan volume
cairan
23
a. Demam
b. Berkeringat
d. Sesak nafas
e. Sakit kepala
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan Penunjang
hasil anamnesa dari klien test diagnostik yang sering dilakukan adalah :
b. Laboratorium:
24
CO2.
meningkat
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
jari tangan anda rapat satu sama lain. Secara bergantian tepukkan
b. Penatalaksanaan Medis
napas lagi selama tiga hari dan tidak ada komplikasi lain. Klien
banyak resisten.
(Muttaqin, 2008).
1. Pengertian
tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukran berat
(gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
2013).
27
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
2013).
1) Faktor Herediter
2) Faktor Lingkungan
a) Lingkungan Internal
perkembangan seks.
b) Lingkungan Eksternal
(1) Fisik
(2) Motorik
(3) Sensoris
(4) Sosialisasi
kitarnya.
(1) Fisik
(3) Sensoris
didengarnya.
(4) Sosialisasi
(1) Fisik
(2) Motorik
(3) Sensoris
didekatnya.
(4) Sosialisasi
(1) Fisik
(2) Motorik
31
mulutnya sendiri.
(3) Sosialisasi
(1) Fisik
(2) Sensoris
disekitarnya.
(3) Sosialisasi
(1) Fisik : Berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi
(2) Motorik
kertas.
(3) Sensoris
(4) Sosialisasi
melempar benda.
bantuan.
gelas.
roda tiga.
kepala.
kancing baju.
(a) Motorik
6-7 cm/tahun.
proporsi tubuhmemanjang.
sebaya.
keluarga, dan masyarakat. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang
1. Pengkajian Keperawatan
pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan dan
Pneumonia yaitu :
a. Keluhan Utama
kelemahan
1) Aktivitas/istirahat
2) Sirkulasi
3) Makanan/cairan
4) Neurosensori
5) Nyeri/kenyamanan
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit
6) Pernafasan
Tanda :
konsolidasi
5) Bunyi nafas menurun tidak ada lagi area yang terlibat, atau
napas bronkial.
7) Pemeriksaan Penunjang
1) Sinar X:
2) GDA/nadi oksimetris
bakteremia semtara
bakterial.
perembesan (hipoksemia)
rekayasa (rubela) ).
2. Diagnosa Keperawatan
tersebut dinamakan tanda dan gejala. Tanda adalah sesuatu yang dapat
(Nursalam, 2011).
a. Aktual (actual)
c. Kemungkinan (Possible)
d. Sejahtera (Wellness)
e. Sindrom (Syndrom)
penyakit.
(etiologi).
edema trakheal/faringeal.
gas.
pneumonia.
3. Perencanaan
edema trakheal/faringeal.
Tujuan :
efektif
Kriteria Hasil :
napas normal.
Intervensi Rasional
1 2
Mandiri Penurunan bunyi napas menunjukkan
Kaji fungsi pernapas (bunyi napas, akumulasi sekret dan ketidakefektifan
kecepatan, irama, kedalaman, dan pengeluaran sekresi yang selanjutnya
penggunaan otot bantu napas). dapat menimbulkan penggunaan otot
bantu napas dan peningkatan kerja
pernapasan.
Kaji kemampuan klien Pengeluaran sulit bila sekret sangat
mengeluarkan sekresi. Lalu catat kental (efek infeksi dan hidrasi yang
karakter dan volume sputum. tidak adekuat)
Berikan posisi semi/fowler tinggi Posisi fowler memaksimalkan ekspansi
dan bantu klien latihan napas dalam paru dan menurunkan upaya bernapas.
dan batuk efektif. Ventilasi maksimal membuka area
atelektasis dan meningkatkan gerakan
sekret kejalan napas besar untuk
dikeluarkan.
1 2
Pertahankan intake cairan Hidrasi yang adekuat membantu
sedikitnya 2500 ml/hari kecuali mengencerkan sekret dan
tidak diindikasikan. mengefektifkan pembersihan jalan
napas.
Bersihkan secret dari mulut dan Mencegah obstruksi dan ispirasi.
trakea, bila perlu lakukan Pengisapan diperlukan bila klien tidak
pengisapan (suction). mampu mengeluarkan sekret. Eliminasi
lendir dengan suction sebaiknya
dilakukan dalam jangka waktu kurang
dari 10 menit dengan pengawasan efek
samping suction.
Kolaborasi pemberian obat sesuai Pengobatan antibiotik yang ideal
indikasi. berdasarkan pada tes uji resistensi
Obat antibiotik. bakteri terhadap jenis antibiotik
sehingga lebih mudah mengobati
pneumonia.
Tujuan :
Kriteria Hasil:
Intervensi Rasional
Mandiri Pneumonia mengakibatkan efek luas
Kaji dispnea, takipnea, bunyi pada paru, bermula dari bagian kecil
nafas, peningkatan upaya bronkhopenia sampai inflamasi difus
pernapasan, ekspansi thoraks, dan yang luas, nekrosis, efusi pleura, dan
kelemahan.
fibrosis yang luas. Efeknya terhadap
pernapasan bervariasi dari gejala ringan,
dispnea berat, dan distres pernafasan
Evaluasi perubahan tingkat Akumulasi sekret dan berkurangnya
kesadaran, catat sianosis dan jaringan paru yang sehat dapat
perubahan warna kulit – termasuk mengganggu oksigenasi organ vital dan
membran mukosa dan kuku. jaringan tubuh.
Intervensi Rasional
1 2
Kaji saat timbulnya demam. Mengidentifikasi pola demam.
1 2
Kaji tanda – tanda vital tiap 3 jam Acuan untuk mengetahui keadaan umum
atau lebih sering. klien
Berikan kebutuhan cairan ekstra. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
penguapan cairan tubuh meningkat,
sehingga perlu diimbangi dengan intake
cairan yang banyak.
Berikan kompres dingin. Konduksi suhu membantu menurunkan
suhu tubuh
Mandi dengan air dingin dan selimut
yang tidak terlalu tebal memungkinkan
terjadinya pelepasan panas secara
konduksi dan evaforasi (penguapan).
Antipiretik dapat mengontrol demam
dengan memengaruhi pusat pengaturan
suhu di hipotalamus. Cairan dapat
membantu mencegah dehidrasi karena
meningkatnya metabolisme. Menggigil
menandakan tubuh memerlukan panas
lebih banyak.
gas.
minimal.
Kriteria evaluasi :
aktivitas.
Intervensi Rasional
Monitor frekuensi nadi dan napas Mengidentifikasi kemajuan atau
sebelum dan sesudah beraktivitas. penyimpangan dari sasaran yang
diharapkan.
Batas Karakteristik :
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Pantau : Presentase jumlah makanan Mengidentifikasi kemajuan atau
yang dikonsumsi setiap kali makan, penyimpangan dari sasaran yang
timbang BB tiap hari, hasil diharapkan.
48
pneumonia.
Batasan karakteristik :
kental, turgor buruk, berat badan berkurang tiap hari, frekuensi nadi
Kriteria hasil :
elektrolit.
2) Output urine lebih besar dari 30 ml/jam, berat jenis urine 1,005
turgor kulit baik, tidak ada penurunan berat badan, dan tidak
mengeluh kehausan.
Intervensi Rasional
1 2
Pantau intake dan output cairan tiap 8 Mengidentifikasi kemajuan atau
jam, timbang BB tiap hari, hasil penyimpangan dari sasaran yang
pemeriksaan analisa urine dan diharapkan.
elektrolit serum, kondisi kulit dan
membrane mukosa tiap hari.
Berikan terapi intravena sesuai Selama fase akut, klien sering kali
dengan anjuran dan berikan dosis berada dalam keadaan kondisi yang
pemeliharaan, selain itu berikan pula terlalu lama dan mengalami sesak
tindakan – tindakan pencegahan. napas yang parah. Untuk meminum
cairan peroral secara adekuat dan
mempertahankan hidrasi yang
adekuat, jika ada demam, kehilangan
cairan akan meningkat karena
keringat yang berlebihan. Hal yang
terjadi jika demam membaik adalah
meningkatnya penguapan karena
vasodilatasi perifer, hal ini terjadi
sebagai mekanisme kompensasi yang
digunakan oleh tubuh untuk
mengeluarkan panas.
1 2
Berikan cairan peroral sekurang – Cairan membantu distribusi obat –
kurangnya 2 jam sekali. Dukung obatan dalam tubuh serta membantu
klien untuk minum cairan yang menurunkan demam. Cairan bening
bening dan mengandung kalori. membantu mencairkan mukus, kalori
membantu menanggulangi
kehilangan BB.
Laporkan pada dokter jika ada tanda Ini merupakan tanda – tanda
– tanda kekurangan cairan menetap kebutuhan cairan yang meningkat
atau bertaambah parah. atau mulai timbulnya komplikasi.
Monitor intake cairan dan output Output urine perlu dimonitor sebagai
urine tiap 6 jam. indikator akan fungsi ginjal dalam
melakukan filtrasi cairan yangmasuk.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
a. Tujuan Evaluasi
2011:135).
b. Tahap Evaluasi
a) Kognitif
b) Afektif
c) Psikomotor
c. Komponen Evaluasi
terjadi
standar
6. Dokumentasi Keperawatan
dapat dipelajari oleh perawat yang lain. Semua tahap dalam proses
52
1. Pengertian
(Faiz, 2014).
Ariasti (2014).
b) Mengencerkan sekret
d) Memperbaikiventilasi
e) Meningkatkanefisiensiotot-otot pernapasan
a. Indikasi
b. Kontra indikasi
tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan
54
terutama bila yang diberikan adalah bayi prematur. Oleh karena itu
a. Perkusi
atau anak kecil. Untuk bayi prematur cukup dengan 3 atau 4 jari.
maupun expirasi.
bayi dan anak kecil, jadi vibrasi sangat efektif untuk mengeluarkan
sekresi bila RR sekitar normal (30-40). Bila bayi bernafas lebih dari
mengaplikasikan vibrasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan: anak dengan kurang gizi, sakit
liver atau bayi prematur bisa kena penyakit rickets, yang mudah
c. Postural Drainage
56
Posisi yang paling banyak terkena adalah sisi kanan atas posterior.
tekanan intra kranial. Pada bayi prematur hal tersebut akan beresiko
perdarahan perivetrikular.
7. Jam tangan
8. Bantal 2 buah
9. Botol untuk bahan pemeriksaan sputum
Scapula kiri
BAB III
METODE PENELITIAN
Banjarmasin.
Subyek pada penelitian Studi Kasus ini adalah pasien anak umur 1-5
neoplasma, riketsia.
massif.
C. Fokus Studi
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Dengan usia anak 1-5 tahun.
D. Defenisi Operasional
60
masalah jalan napas tidak ditangani secara cepat maka bisa menimbulkan
masalah yang lebih berat, seperti pasien akan mengalami sesak yang hebat
derajat data klien, riwayat penyakit klien, pengkajian, pemeriksaan fisik, dan
data penunjang.
Pada pengumpulan data Studi Kasus ini yaitu disajikan dalam bentuk
buku status pasien, observasi dan wawancara dengan pasien atau keluarga
Lokasi dalam penelitian Studi Kasus ini yaitu di ruang Alexandri RSUD
KTI yaitu pada bulan Mei sampai dengan Juli tahun 2017.
penelitian, dalam hal ini RSUD Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Setelah
yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat
3. Confidentiality (kerahasiaan)
BAB IV
HASIL DAN PEMAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Pengambilan Hasil
Hasil penelitian Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moch.
2. Pengakajian
a. Identitas Klien
Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama An. AR An. A
Umur 6 Bulan 16 Bulan
Agama Islam Islam
Pendidikan - -
Pekerjaan - -
Status Perkawinan - -
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Alamat Jln. Kuin Utara RT.03/RT Jl. Tatah Bangkal RT
Banjarmasin 03/01 Banjarmasin
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
Tanggal Masuk RS Jumat, 02-Juni-2017 Sabtu, 03-Juni-2017
Tanggal Pengkajian Senin, 05-Juni-2017 Senin, 05-Juni-2017
No. Rekam Medis 2-8-91-xx 2-8-xx-xx
Diagnosa Medis Pneumonia Pneumonia
62
63
Keterangan :
: Laki-laki : Penderita/Klien
: Meninggal
c. Riwayat Anak
Masa Anak Klien I Klien 2
1. Masa Prenatal Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan
selama masa selama masa
kehamilan, ibu klien kehamilan, ibu klien
rajin memeriksakan rajin memeriksakan
kehamilannya ke kehamilannya ke
Puskesmas sebanyak 4 Puskesmas sebanyak 4
– 5 × dan tidak ada -5 × dan tidak ada
kelaianan-kelaianan kelaianan-kelaianan
dalam kehamilan. dalam kehamilan.
e. Imunisasi
Tinggi Badan Ibu klien mengatakan tinggi Ibu klien mengatakan tinggi
badan klien pada hari senin, badan klien pada hari selasa,
Waktu Tumbuh Gigi Ibu klien mengatakan waktu Ibu klien mengatakan
tumbuh gigi klien yaitu pada waktu
umur 6 bulan tumbuh gigi klien yaitu
pada
umur 6 bulan
Perkembangan Tiap Klien 1 Klien 2
Tahap
Berguling Ibu Klien mengatakan klien Ibu Klien mengatakan klien
bisa berguling pada umur 3,5 bisa berguling pada umur
bulan 3,5 bulan
Bicara Pertama Kali Ibu klien mengatakan klien Ibu klien mengatakan klien
masih belum bisa berbicara bias berbicara pertama kali
pertama kali umur klien pada umur 12 bulan
masih 6 bulan
g. Riwayat Nutrisi
Riwayat Nutrisi Klien 1 Klien 2
Pemberian ASI Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan pertama
pertama kali diberikan ASI kali diberikan ASI saat lahir 2
saat lahir 2 jam setelah jam setelah melahirkan,
melahirkan, waktu dan cara waktu dan cara pemberian
pemberian tidak menentu, tidak menentu, jumlah
jumlah pemberian tergantung pemberian tergantung dengan
dengan kebutuhan bayi, ASI kebutuhan bayi, ASI
diberikan sampai usia saat ini diberikan sampai usia 1 tahun
69
(6 bulan). 4 bulan.
h. Riwayat Hospitalisasi
Riwayat Hospitalisai Klien 1 Klien 2
Pemahaman keluarga Orang tua klien Orang tua klien
tentang sakit dan rawat mengatakan membawa mengatakan membawa
inap anaknya kerumah sakit anaknya kerumah sakit
karena anaknya butuh karena anaknya butuh
pertolongan segera karena pertolongan segera karena
badan anaknya panas naik badan anaknya panas naik
turun, dan tidak turun, dan tidak
mengetahui penyakit apa mengetahui penyakit apa
yang diderita pada yang diderita pada
anaknya hingga harus anaknya hingga harus
dirawat inap, orang tua dirawat inap, orang tua
klien berharap penyakit klien berharap penyakit
yang diderita pada yang diderita pada
anaknya agar segera cepat anaknya agar segera cepat
sembuh dan dapat sembuh dan dapat
berkumpul bersama berkumpul bersama
dirumah dirumah
Pemahaman anak tentang Pada saat pengkajian klien Pada saat pengkajian
sakit dan rawat inap tampak lemah, tidak dapat reaksi anak tampak kurang
bermain seperti biasanya ceria, klien tampak lemah,
di rumah karena kondisi tidak dapat bermain
kesehatannya yang sedang seperti biasanya di rumah
dirawat inap di rumah karena kondisi
sakit dan umur klien kesehatannya yang sedang
masih 6 bulan dirawat inap di rumah
sakit dan tidak terbiasa
dengan lingkungan sekitar
70
Kepala dan Leher Kebersihan kepala dan Kebersihan kepala dan leher
leher tampak bersih, warna tampak bersih, warna rambut
rambut hitam, kepala tidak hitam, kepala tidak ada
ada benjolan, tidak lesi, benjolan, tidak lesi, tidak
tidak teraba massa kepala, teraba massa kepala, tidak
tidak ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, pergerakan
pergerakan leher dapat leher dapat menoleh ke kiri
menoleh ke kiri dan ke dan ke kanan, tidak ada
kanan, tidak ada pembengkakan kelenjar
pembengkakan kelenjar tyroid.
tyroid.
Mata (Penglihatan) Mata klien tampak bersih, Mata klien tampak bersih,
mata simetris antara kiri mata simetris antara kiri dan
dan kanan, sklera tidak kanan, sklera tidak ikterik,
ikterik, konjungtiva konjungtiva anemis, refleks
anemis, refleks pupil pupil normal isokor, tidak
normal isokor, tidak strabismus, fungsi
strabismus, fungsi penglihatan baik (Klien
penglihatan baik (Klien masih dapat melihat tulisan,
dapat melihat, benda dan benda dan lambaian tangan
lambaian tangan dalam dalam jarak ± 3 meter, klien
jarak ± 2 meter, klien tidak tidak menggunakan alat
menggunakan alat bantu bantu penglihatan (kaca
71
B5. Bowel Nafsu makan cukup baik, Nafsu makan cukup baik,
(Pencernaan) pemerian ASI, mukosa porsi makan ½, mukosa
bibir tampak kering, bising bibir tampak kering,
usus 12x/m, nyeri dan bising usus 12 x/m, nyeri
distensi abdomen tidak ada dan distensi abdomen
tidak ada
B6. Bone
(muskuloskeletal/ Kemampuan pergerakan Kemampuan pergerakan
75
l. Pengobatan
Pengobatan
Klien 1 Klien 2
1. Injeksi 1. Injeksi
- Cefotaxin :200 mg Intrvena - Cefotaxin : 400 mg Intrvena
- Antrain :100 mg Intravena - Antrain :125 mg Intravena
- Kalmetasone: 2,5 mgIntravena - Kalmetasone 2,5 mgIntraV
2. Nebulizer 2. Nebulizer
- Ventolin : ½ respul - Ventolin : ½ respul
(Inhalasi) Nacl 0,9 % 2cc (Inhalasi) Nacl 0,9 % 2 cc
3. Oksigen 3. Oksigen
2 liter permenit mengunakan 2 liter permenit mengunakan
nasal kanul nasal kanul
4. Dext : 5 % ¼ Ns 4. Dext : 5 % ¼ Ns
Inf. Dext : 0.225 Ns Inf : 0,225 Ns
3. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
82
Klien 1
Data Subyektif : Jamur,virus,bakteri,protozoa Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Orang tua klien Masuk ke alveoli
mengatakan anaknya sering
batuk Kuman berlebihan di bronkus
4. Vital Sign
TD -
N 84 x/m
R 42 x/m
T 36,0ºC
GCS Skor 15 kesadaran
Composmentis
Data Objektif
1. Orang tua klien tampak
bingung
2. Orang tua klien sering
bertanya tentang
masalah penyakit yang
diderita pada anaknya
Klien 2
Data Subyektif : Jamur,virus,bakteri,protozoa Ketidakefektifan
Keluarga klien mengatakan bersihan jalan nafas
anaknya sering batuk Masuk ke alveoli
Data Objektif
1. Orang tua klien tampak
bingung
2. Orang tua klien sering
bertanya tentang
masalah penyakit yang
diderita pada anaknya
4. Diagnosis Keperawatan
Data Problem Etiologi
85
Klien 1
Data Subyektif : Ketidakefektifan Jamur,virus,bakteri,protozoa
bersihan jalan nafas
Orang tua klien mengatakan Masuk ke alveoli
anaknya sering batuk
Kuman berlebihan di
Data Obyektif : bronkus
1. Klien tampak lemah Peradangan
2. Klien tampak batuk
3. Saat diauskultasi terdengar Akumulasi skret di bronkus
ronchi
4. Vital Sign Bersihan jalan nafas
TD-
N 84 x/m
R 42 x/m
T 36,0ºC
GCS Skor 15 kesadaran
Composmentis
Data Objektif
1. Orang tua klien tampak
bingung
2. Orang tua klien sering
bertanya tentang
masalah penyakit yang
diderita pada anaknya
Klien 2
Data Subyektif : Ketidakefektifan Jamur,virus,bakteri,protozoa
bersihan jalan nafas
Orang tua klien mengatakan Masuk ke alveoli
anaknya sering batuk
Kuman berlebihan di
Data Obyektif : bronkus
1. Klien tampak lemah Peradangan
2. Klien tampak batuk
3. Saat diauskultasi Akumulasi skret di bronkus
terdengar ronchi Bersihan jalan nafas
4. Vital Sign
TD -
N 84 x/m
R 44 x/m
T 38.4ºC
GCS Skor 15 kesadaran
Composmentis
Data Objektif
3. Orang tua klien tampak
bingung
4. Orang tua klien sering
bertanya tentang masalah
penyakit yang diderita
pada anaknya
5. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Intervensi (NIC) Rasional
88
Klien 1
1 2 3
Ketidakefektifan bersihan 1. Observasi tanda tanda 1. Untuk mengetahui
jalan nafas berhubungan vital keadan klien
dengan penumpukan skret. 2. Kaji frekuensi 2. Untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan pernafasan, catat rasio frekuensi pernapasan
keperawatan Dalam waktu inspirasi/ ekspirasi klien.
3-4 jam bersihan jalan 3. Auskultasi bunyi nafas, 3. Bersihan jalan nafas
nafas teratasi dengan catat adanya bunyi yang tidak efektif dapat
kriteria hasil: nafas. Misalnya: mengi, dimanifestasikan dengan
krekels dan ronki. adanya bunyi nafas
NOC adventisius
1. bunyi nafas bersih 4. Berikan fisioterapi dada 4. Untuk membantu
2. tak ada sianosis pengeluaran skret
3. RR 20-30 x/menit 5. Ajarkan klien batuk 5. Untuk membantu
4. Tidak sesak efektif mengeluarkan sekret.
5. Klien tampak tidak 6. Berikan posisi semi 6. Posisi semi fowler akan
batuk fowler mempermudah pasien
6. Sekret dapat keluar untuk bernafas
pada waktu batuk 7. Berikan minum hangat 7. Hidrasi menurunkan
7. Pada saat diauskultasi sedikit sedikit tapi kekentalan sekret dan
tidak terdengar suara sering mempermudah
ronchi pengeluaran.
8. Melaksanakan tindakan
8. Pemberian obat-obatan
kolaborasi Bronchodila
pengerncer dahak
tor, mukolitik.
memudahkan proses
evakuasi jalan nafas
3
1 2
NOC 5. Kolaborasi pemberian 5. Untuk memenuhi
89
1 2 3
6. Konsultasi dengan tim 6. Mengetahui sejauh mana
90
anaknya
1 2 3
Klien 2
91
1 2 3
92
1 2 3
93
5. Berikan motivasi
5. Motivasi yang diberikan
keluarga dengan
berupa pengertian dan
memberikan pengertian
informasi dapat
dan informasi
memberikan
pengetahuan terhadap
orang tua mngenai
kondidianaknya.
1 2 3
94
Diagnosa Keperawatan Selasa, 06 Juni 2017 Rabu, 07 Juni 2017 Kamis, 08 Juni 2017
Klien 1 Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
1 2 3 4 5 6 7
Ketidakefektifan bersihan 10.00 9. Mengukur suhu tubuh 09.00 3. Mengauskultasi bunyi 09.05 2. Mengkaji frekuensi
jalan nafas berhubungan 10. Mengkaji frekuensi nadi dan nafas, catat adanya bunyi pernafasan, dan mencatat
dengan penumpukan skret nafas nafas. rasio inspirasi/ ekspirasi
11. Mengauskultasi bunyi nafas, 09.10 4. Memberikan fisioterapi 09.10 3. Mengauskultasi bunyi nafas,
10.10
catat adanya bunyi nafas. dada (Clapping, Vibrasi) catat adanya bunyi nafas.
12. Memerikan fisioterapi dada
10.15 09.25 5. Mengevaluasi pada ibu 4. Memberikan fisioterapi
(Clapping, Vibrasi)
klien cara posisi semi dada (Clapping, Vibrasi)
10.25 13. Mengajarkan pada ibu fowler pada anaknya 09.30 5. Mengevaluasiibu klien cara
kliencara posisi semi fowler
09.35 7. Berkolaborasi pemberian posisi semi fowler pada
pada anaknya bronkodilator (Nebulizer
14. Menyarankan ibu untuk anaknya
Ventolin ½ respul Inhalasi)
tetap sering memberikan 6. Mengevaluasi ibu tetap
95
1 2 3 4 5 6 7
Pola nafas tidak efektif 10.35 2. Mengkaji frekuensi 09.40 2. Mengkaji frekuensi 09.40 2. Mengkaji frekuensi
berhubungan dengan pernafasan 42 x/menit pernafasan 40 x/menit pernafasan 38 x/menit
kompliace paru menurun 10.40 3. Memberikan posisi semi 09.45 3. Memberikan posisi semi 09.45 3. Memberikan posisi semi
fowler fowler fowler
10.50 4. Pemberian oksigen 2 liter 09.50 4. Pemberian oksigen 2 liter 09.50 4. Pemberian oksigen 2 liter
nasal kanul nasal kanul nasal kanul
Anietas berhubungan 10.55 7. Memberikan ketenangan 09.55 4. Mendorong dan libatkan 10.00 4. Mendorong dan libatkan
dengan perubahan status pada orang tua orangtua dalam perawatan orangtua dalam perawatan
kesehatan 10.57 8. Memberitahu dan jelaskan terhadap anaknya. terhadap anaknya
tentang prognosa dan
diagnose penyakit yang
dialami oleh anaknya.
11.00 9. Menjelaskan tindakan yang
akan dilakukan terhadap
anaknya sebelum tindakan
dilakukan
11.02 10. Mendorong dan libatkan
orangtua dalam perawatan
terhadap anaknya.
96
11.05 keluarga dengan
memberikan pengertian
dan informasi
97
11. Menguatkan informasi yang
disediakan tim kese-hatan
11.30
yang lain dengan cara yang
tepat
12. Menanyakan pada keluarga
tentang informasi yang
11.32
diberikan
98
7. Berkolaborasi pemberian 10.00 bronkodilator (Nebulizer
10.40 bronkodilator (Nebulizer Ventolin ½ respul inhalasi)
:Ventolin ½ respul inhalasi)
Pola nafas tidak efektif 12.05 2. Mengkajaji frekuensi 10.35 2. Mengkajaji frekuensi 10.35 2. Mengkajaji frekuensi
berhubungan dengan pernafasan 42 x/menit pernafasan 40 x/menit pernafasan 40 x/menit
kompliace paru menurun 09.10 3. Memberikan posisi semi 10.45 3. Memberikan posisi semi 10.40 3. Memberikan posisi semi
fowler fowler fowler
10.50 10.50
4. Pemberian oksigen 2 liter 4. Pemberian oksigen 2 liter 10.50 4. Pemberian oksigen 2 liter
nasal kanul nasal kanul nasal kanul
Hipertermi berhubungan 12.55 6. Memonitor suhu tubuh 11.50 1. Memonitor suhu tubuh 09.55 1. Memonitor suhu tubuh
dengan Inflamasi pasien setiap 4 jam pasien setiap 4 jam pasien setiap 4 jam
09.57 7. Memberikan kompres 09.57 2. Memberikan kompres 09.57 2. Memberikan kompres
hangat di daerah dahi/ hangat di daerah dahi/ hangat di daerah dahi/
frontal, axilla, dan lipatan frontal, axilla, dan lipatan frontal, axilla, dan lipatan
paha serta mengajarkan paha serta mengajarkan paha serta mengajarkan
kepada orang tua klien cara kepada orang tua klien kepada orang tua klien cara
mengompres hangat cara mengompres hangat mengompres hangat
8. Menganjurkan kepada 5. Berkolaborasi dalam 5 Berkolaborasi dalam
orang tua klien agar pemberian antipiretik, pemberian antipiretik,
13.00 10.00 10.00
anaknya menggunakan Analgesik dan antibiotik Analgesik dan antibiotik
pakaian tipis dan mudah - Inj. Antrain 125 mg - Inj. Antrain 125 mg
intravena intravena
menyerap keringat
99
9. Menganjurkan kepada - Inj. Cefotoxie 400 mg - Inj. Cefotoxie 400 mg
intravena intravena
orang tua klien agar
13.30
anaknya untuk banyak
minum ± 8-10 gelas/ hari
bila tidak ada mual dan
muntah
10. Berkolaborasi dalam
10.05
pemberian antipiretik,
Analgesik dan antibiotik
- Inj. Antrain 125 mg
intravena
- Inj. Cefotoxie 400 mg
intravena
Ansietas berhubungan 13.35 1. Memberikan ketenangan 12.35 4. Mendorong dan libatkan 12.30 4. Mendorong dan libatkan
dengan perubahan status pada orang tua orangtua dalam perawatan orangtua dalam perawatan
kesehatan 13.37 2. Memberitahu dan jelaskan terhadap anaknya. terhadap anaknya.
tentang prognosa dan
diagnose penyakit yang
dialami oleh anaknya.
3. Menjelaskan tindakan yang
13.45
akan dilakukan terhadap
anaknya sebelum tindakan
dilakukan
100
4. Mendorong dan libatkan
13.50
orangtua dalam perawatan
terhadap anaknya.
5. Memberikan motivasi
13.55
keluarga dengan
memberikan pengertian dan
informasi
101
akan datang dan atau proses
pe-ngontrolan penyakit
10. Mendiskusikan pilihan
terapi atau penanganan
14.10
11. Menguatkan informasi yang
disediakan tim kesehatan
14.15
yang lain dengan cara yang
tepat
12. Menanyakan pada keluarga
tentang informasi yang
14.20
diberikan
102
7. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Selasa, 06 Juni 2017 Rabu, 07 Juni 2017 Kamis, 08 Juni 2017
Jam Evalusi Jam Evaluasi Jam Evaluasi
Klien I
1 2 3 4 5 6 7
Ketidakefektifan 15.30 Subjektif: 16.00 Subjektif: 19.00 Subjektif:
bersihan jalan nafas Ibu klien mengatakan anaknya Ibu klien mengatakan anaknya Ibu klien mengatakan batuk anaknya
berhubungan dengan masih seringbetuk betuk masih ada namun tidak sudah berkurang
penumpukan skret sering
Objektif: Objektif:
5. Klien tampak lemah Objektif: 1. Klien tampak lemah
6. Klien tampak batuk 1. Klien tampak lemah 2. Tampak batuk berkurang
7. Saat diauskultasi terdengar 2. Klien tampak batuk 3. Saat diauskultasi terdengar brocho
ronchi 3. Saat diauskultasi terdengar vasikuler
8. Vital Sign ronchi 4. Vital Sign
TD - 4. Vital Sign TD -
N 82 x/m TD - N 80 x/m
R 42 x/m N 84 x/m R 38 x/m
T 36,2ºC R 40 x/m T 36,0ºC
GCS Skor 15 T 36,4ºC GCS Skor 15
kesadaran Composmentis GCS Skor 15 kesadaran Composmentis
kesadaran Composmentis
Assesment: Assesment:
Masalah belum teratsi Assesment: Masalah teratasi
Masalah teratasi sebagian
Planning: Planning:
Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 6, Planning: Intervensi dihentikan klien diizinkan
7, Lanjutkan intervensi 3,4,5,7 pulang
103
1 2 3 4 5 6 7
Pola nafas tidak efektif 15.35 Subjektif : 16.05 Subjektif : 19.10 Subjektif :
berhubungan dengan
Komplieace paru Orang tua klien mengatakan Orang tua klien mengatakan sesak Orang tua klien mengatakan ananya
menurun ananya sesak nafas nafas anaknya mulai berkurang sesak nafas sudah berkurang
Ansietas pada orang tua 15.40 Subjektif: 16.10 Subjektif: 19.15 Subjektif:
berhubungan dengan
Perubahan status Orang tua klien mengatakan Orang tua klien mengatakan cemas Orang tua klien mengatakan cemas
kesehatan anak sangat cemas terhadap kesehatan terhadap kesehatan anaknya mulai terhadap kesehatan anaknya mulai
anaknya berkurang berkurang
104
1 2 3 4 5 6 7
4. Orang tua klien sering 2. Orang tua klien masih bertanya Assesment:
bertanya tentang kondisi tentang kondisi anaknya Masalah teratasi
anaknya
Assesment: Planning
Masalah teratasi sebagian Intervensi dihentikan klien diizinkan
Assesment:
pulang
Masalah belum teratasi
Planning
Planning Lanjutkan Intervensi 4
Lanjutkan Intervensi 1, 2,3,4,5
Assesment: Assesment:
Masalah teratasi sebagian Masalah teratasi
Planning Planning
Lanjutkan Intervensi 1, 2,6 Intervensi dihentikan
105
1 2 3 4 5 6 7
Klien 2 Jam Evaluasi Jam Evaluasi Jam Evaluasi
Selasa, 06 Juni 2017 Rabu, 07 Juni 2017 Senin, 19 Juni 2017
Ketidakefektifan 15.50 Subyektif : 16.20 Subyektif : 19.20 Subyektif :
bersihan jalan nafas
berhubungan dengan Orang tua klien mengatakan Orang tua klien mengatakan batuk Orang tua klien mengatakan anaknya
penumpukan skret anaknya sering batuk anaknya berkurang sehat tidak ada batuk
1 2 3 4 5 6 7
106
Pola nafas tidak efektif 15.55 Subjektif 16.25 Subjektif 19.30 Subjektif
berhubungan dengan
kompliace paru Orang tua klien mengatakan Orang tua klien mengatakan sesak Orang tua klien mengatakan sesak nafas
menurun anaknya masih sesak nafas nafas pada anaknya mulai pada anaknya sudah berkurang
berkurang
Objektif Objektif
7. Klien tampak masih lemah Objektif 1. Klien tampak lemah
8. Klien tampak sesak 1. Klien tampak masih lemah 2. Tampak sesak berkurang
9. Respirasi meningkat 42 x/m 2. Klien tampak sesak berkurang 3. Respirasi meningkat 36 x/m
10. Tampak otot bantu 3. Respirasi meningkat 40 x/m 4. Tidak tampak otot bantu pernafasan
pernafasan 4. Tampak otot bantu pernafasan 5. Tidak tampak nafas cuping hidung
11. Tampak nafas cuping 5. Tampak nafas cuping hidung
hidung 6. Terpasang oksigen nasal kanul Assesment:
2 liter/m Masalah teratasi
12. Terpasang oksigen nasal
kanul 2 liter/m Planning
Assesment:
Masalah teratasi sebagian Intervensi dihentikan
Assesment:
Masalah belum teratasi
Planning
Lanjutkan Intervensi 2,3,4
Planning
Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4
1 2 3 4 5 6 7
107
Obyektif : Obyektif : Obyektif :
Ansietas pada orang tua 16.05 Subjektif 16.35 Subjektif 19.40 Subjektif
berhubungan dengan
perubahan status Orang tua klien mengatakan Orang tua klien mengatakan sangat Orang tua klien mengatakan perasaan
kesehatan anak sangat cemas terhadap kesehatan cemas terhadap kesehatan anaknya cemas sudah tidak ada
anaknya
Objektif Objektif
Objektif 1. Ekspresi wajah orang tua 1. Ekspresi wajah orang tua tampak
5. Ekspresi wajah orang tua tampak masih cemas tenang
tampak cemas 2. Orang tua klien sering bertanya 2. Orang tua klien kadang bertanya
6. Orang tua klien sering tentang kondisi anaknya tentang kondisi anaknya
bertanya tentang kondisi
anaknya Assesment:
Masalah teratasi
1 2 3 4 5 6 7
108
Assesment: Assesment: Planning:
Masalah belum teratasi Masalah belum teratasi Intervensi dihentikan
Planning: Planning:
Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5,6 Lanjutkan Intervensi 4
109
110
pada masalah bersihan jalas nafas, Hal tersebut dilihat pada gambar hasil
B. Pembahasan
Data yang ditemukan pada anak yang mengalami batuk dan sesak
paru (alveoli) dengan gejala umum pada anak-anak dan bayi yaitu napas
keperawatan yang muncul adalah pada sistem pernafasan. Hal ini sesuai
penumpukan sputum.
sampai dapat teratasi karena disebabkan oleh beberapa hal. Pertama pada
dapat dilakukan karena kondisi anak menangis dan rewel peran orang tua
2014).
(Faiz, 2014).
gas, dan menurunkan usaha nafas Hockenberry dan Wilson (2012) dalam
Paramanindi (2014).
yang bersifat pasif dan aktif. Teknik yang bersifat pasif seperti
indikasi relative seperti infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka
tindakan.
Potter & Perry (2006), Ricciuti & Schub (2010), dan Cartens (2010)
sesuai program yang diberikan (1/2 ventolin dan NaCL 0,9) , dilanjutkan
sehingga dapat mengurangi sesak yang dirasa wheezing pada anak. Hal
yang dihadapi pada saat pelaksanaanya. Biasanya bayi atau anak kecil
akan menangis sebelum dilakukan tindakan. Hal ini juga ditemui penulis
dengan tangisan anak yang mereda dan bahkan berhenti menagis. Sesuai
Greenberg (2012).
Selain masalah bersihan jalan nafas tidak efektif ditemui anak juga
Pola nafas yang terjadi pada anak disebabkan oleh penurunan daya
kembang paru akibat proses inflamasi yang terjadi pada parenkim paru.
(2012).
117
Pemberian posisi semi fowler dan lateral juga dilakuakan pada anak
dengan dua buah bantal, sedangkan untuk posisi lateral anak diberikan
pengganjal berupa bantal atau kain pada sisi punggung untuk mencegah
bersifat bronkodilator.
118
C. Keterbatasan Penelitian
Studi kasus ini dilakukan tentunya tidak lepas dari keterbatasan, peneliti
dada agar lebih mudah dalam melakukan pemberian tindakan fisioterapi dada
pada anaknya.
119
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
perubahan anak tidak mengeluh sesak frekuensi nafas dalam batas normal.
B. Saran
1. Bagi Klien
yang benar dan lebih optimal. dan mematuhi program keperawatan dan
2. Bagi Keluarga
3. Bagi Perawat
119
120
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika
Cartens, J. (2010). Evidence Summaries: Chest Pysioteraphi Clinical Informatios.
Joanna Briggs: Institute.
Faiz, H. N. (2014). Pengelolaan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada An. A
Dengan Bronkopneumonia Di Ruang Anggrek RSUD Ambarawa, Jurnal
Keperawatan. Akper Ngundi Waluyo Ngaran.
Joel, K. R. (2O16). Identifikasi Dan Uji Sensitifitas Bakteri Yang Diisolasi Dari
Sputum Penderita Pneumonia Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandau Manado
Terhadap Antibiotik Eritomisin, Seftriakson, Sefadroksil, Jurnal
Keperawatan. FMIPA UNSRAT Manado.
122
123
Inap Anak Lantai III Selatan RSUD Fatmawati Jakarta. Karya Tulis
Ilmiah Ners. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia