Anda di halaman 1dari 2

Nama : Robby Fernando Purba

NIM : 17.3295

LAPORAN BACAAN BAB I & 2

RANCANG BANGUN TEOLOGI LOKAL

I.ISI

Didalam BAB 1 buku ini fokus menerangkan pergesaran yang terjadi antara
perspektif berteologi yang mengakibatkan adanya perubahan dari orang Kristen secara
khusus dalam pemahaman injil. Pada tahun 1950 di Asia-Afrika pemahaman orang Kristen
pada Injil hanya berdampak pada situasi pribadi namun kini perhatiannya lebih kepada situasi
yang memberikan tanggapan terhadap Injil. Ada istilah yang digunakan pada saat itu dalam
pergeseran pandangan berteologi yaitu “lokalisasi,kontekstualisasi,pempribumian dan
inkulturasi”,setiap pandangan tersebut memiliki makna dan nuasanya masing-masing namun
semuanya berfokus kearah kebutuhan dan tanggung jawab orang kristen dalam menyikapi
Injil.

Setiap usaha dan cara yang digunakan dilandaskan pada setiap masing-masing
pendekatan yang berkaitan dengan konteks budayanya masing-masing. Ada tiga kaegori yang
berhubungan teologi lokal yaitu penerjemahan,adaptasi dan konteksutal. Setiap pendekatan
teologi itu tidak hanya fokus kepada hubungan antara konteks budaya dan teologi,namun juga
memfokuskan diri kearah hubungan teologi dan komunitas dari teologi lokal itu. Dalam
pembahasan teologi lokal pastinya juga ada komunitas dari teologi lokal itu. Pengalaman
yang muncul dari setiap orang – orang yang hidup didalam komunitas – komunitas yang
kecil Kristen dengan pengalaman mereka dari pandangan-pandangan terhadap rakyat dan
juga pengalaman mereka terhadap kitab suci tentunya itulah yang membentuk komunitas itu
sendiri dengan konteks – konteks lokal. Tentunya didalam setiap komunitas teologi Roh
kudus pastilah bekerja sehingga komunitas ini dapat berkembang dalam pengajaran tentang
kitab suci bagi daerah setempat.

Pada BAB 2 buku ini menjelaskan tentang teologi lokal sebagai hubungan antara injil,
gereja dan budaya. Dalam ketiga hubungan itu menciptakan sebuah peta hubungan dimana
peta tersebut adalah salah satu cara untuk merangkai pemahaman awal keadaan budaya yang
darinya kita bisa dapatkan budaya lainnya. Setiap peta berfungsi dengan cara yang berbeda –
beda, dalam artian peta ini memungkinkan siapapun terlibat dalam pengembangan teologi –
teologi lokal.
Peta digunakan untuk menyusun pola hubungan – hubungan dalam teologi – teologi
lokal. Pola tersebut mempunyai dua maksud yaitu yang petama adalah mengenai orientasi
dan yang kedua adalah evaluasi dimana fungsi orientasi adalah sebagai penolong suatu
komunitas menemukan ketika berada didalam proses pengembangan suatau teologi. Evaluasi
adalah menolong dalam menganalisa kekuatan dan kelemahan dalam apa yang dilakukan.

II.Posisi Penulis
Penulis menggunakan hasil metode penelitian dalam menuliskan buku tersebut
Namun buku tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan,kelebihannya ialah Judul bukunya
telah menunjukkan bahwa keseluruhan dari isi buku ini memang membahas tentang Teologi
Kontekstual. Kemudian buku ini memberikan solusi kepada pembaca bagaimana seseorang
dapat masuk dan melayani dalam suatu budaya tertentu. Kemudian kelemahan dari buku
tersebut ialah bahasa buku yang sulit untuk dipahami dan dalam setiap pembahasan di buku
ini kurang disertai dengan gambaran atau contoh sehingga sangat sulit untuk dipahami.

III.Kesimpulan
Kesimpulan, Dalam buku tersebut penulis menjelaskan tentang pemahaman dalam
berteologi sesuai konteks yang ada, dimana Injil itu dapat diterima di dalam suatu budaya.
Walaupun begitu Injil tidak berusaha untuk menghilangkan budaya yang telah ada melainkan
Injil hanya mengkoreksi budaya – budaya yang tidak di landaskan dengan kebenaran Firman
Allah. Injil dan budaya bisa berdampingan dengan baik sehingga melahirkan suatu perubahan
dalam Injil maupun budaya. Ketika Injil diterima di dalam satu komunitas maka muncullah
konsep teologi lokal atau teologi yang harus selalu kontekstual.

Anda mungkin juga menyukai