Anda di halaman 1dari 4

NAMA: FARADHEA AYUNINGTIAS (19022)

TUGAS: KMB II

1. Pengertian Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan untuk mendiagnosis dan menunjang
prosedur medis. Pemeriksaan radiologi berguna untuk membantu dokter melihat
kondisi bagian dalam tubuh pasien. Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan
menggunakan sejumlah media, seperti sinar-X, medan magnet, gelombang suara, dan
cairan radioaktif.
2. Tujuan Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan untuk mendiagnosis dan menunjang
prosedur medis. Pemeriksaan radiologi berguna untuk membantu dokter melihat
kondisi bagian dalam tubuh pasien
3. Indikasi Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi dibagi menjadi dua, yaitu radiologi diagnostik dan radiologi
intervens, yaitu:
a. Radiologi Diagnostik
Radiologi diagnostik bertujuan untuk mengetahui kondisi organ dalam pasien,
sehingga penyakit yang diderita oleh pasien dapat diketahui. Berikut ini adalah
beberapa penyakit dan kondisi yang dapat terdeteksi dengan pemeriksaan
radiologi diagnostik:
1. Tumor dan kanker
2. Epilepsi
3. Infeksi
4. Abses atau kumpulan nanah
5. Gangguan sendi dan tulang
6. Gangguan pencernaan
7. Gangguan pernapasan, salah satunya COVID-19
8. Gangguan pembuluh darah
9. Gangguan kelenjar tiroid
10. Gangguan kelenjar getah bening
11. Gangguan saluran kemih
12. Gangguan sistem saraf
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit Alzheimer
15. Penyakit paru-paru
16. Penyakit jantung
17. Stroke
b. Radiologi Intervensi
Radiologi intervensi dilakukan untuk membantu dokter dalam menjalankan
prosedur medis, seperti memasang kateter atau memasukkan alat bedah yang
berukuran kecil ke dalam tubuh pasien.
Beberapa prosedur yang dapat memanfaatkan bantuan radiologi intervensi adalah:
1. Pemasangan ring, angiografi, dan angioplasti
2. Pemasangan feeding tube atau selang nasogastrik
3. Pengambilan sampel jaringan (biopsi) pada payudara, paru-paru, atau kelenjar
tiroid
4. Pemasangan Central Venous Catheters (CVC)
5. Pengobatan tulang belakang, seperti vertebroplasti dan kifoplasti
6. Penyumbatan pembuluh darah atau embolisasi untuk menghentikan
perdarahan
7. Ablasi tumor untuk membunuh sel-sel kanker
Tujuan untuk mendeteksi penyakit dan membantu prosedur medis, serta bisa
memanfaatkan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui bagaimana respons
tubuh pasien terhadap pengobatan
4. Peran Perawat
Perawat radiologis biasanya mengembangkan dan mengelola rencana perawatan
untuk membantu pasien memahami prosedur dan, kemudian, memulihkan diri dari
prosedur. Hal ini mungkin juga termasuk bekerja dengan keluarga pasien. Perawat
dapat melakukan pemeriksaan atau melaksanakan tindakan kesehatan preventif dalam
pedoman yang ditetapkan dan instruksi dari ahli radiologi. Selain itu, perawat dapat
merekam temuan dokter dan mendiskusikan kasus dengan baik ahli radiologi atau
profesional kesehatan lainnya. Seringkali, seorang perawat radiologis akan membantu
selama pemeriksaan atau terapi. Perawat radiologis harus lulus dari sekolah perawat
terakreditasi. Setiap perawat juga harus lulus ujian lisensi nasional.
5. Persiapan pasien
a) Melepas semua aksesoris yang dipakai, seperti perhiasan, jam tangan, gigi palsu dan
kacamata, lalu mengenakan pakaian khusus yang sudah disediakan
b) Tidak melakukan aktivitas berat 1–2 hari sebelum menjalani pemeriksaan PET scan
dan menjalani pola diet tertentu 24 jam sebelum pemeriksaan
c) Berpuasa 4–12 jam sebelum menjalani USG atau CT scan, karena makanan yang
belum tercerna bisa membuat gambar yang dihasilkan kurang jelas
d) Mengonsumsi obat pereda rasa sakit, misalnya pada pasien yang menjalani foto
Rontgen untuk mendiagnosis patah tulang
e) Minum air putih yang cukup dan tidak buang air kecil sampai selesai pemeriksaan
pada pasien yang hendak menjalani USG
f) Tidak minum apa pun kecuali air putih, dimulai sejak 24 jam sebelum menjalani PET
scan.
6. Jenis Pemeriksaan Radiologi
1. Pemeriksaan Foto Rontgen
Pemeriksaan foto Rontgen menggunakan mesin yang mengeluarkan radiasi sinar-
X untuk menampilkan bagian dalam tubuh pasien dalam gambar 2 dimensi.
Pemeriksaan ini umumnya hanya berlangsung selama beberapa menit.
Tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa, dokter mungkin mengambil
gambar pasien dalam sejumlah posisi. Pada beberapa kondisi, dokter akan
menggunakan cairan kontras agar gambar yang dihasilkan menjadi lebih jelas.
2. Pemeriksaan Fluoroskopi
Fluoroskopi menggunakan sinar-X untuk menampilkan gambar organ tubuh
pasien dalam format video. Umumnya, dokter menjalankan pemeriksaan
fluoroskopi dengan terlebih dulu memberikan zat pewarna kontras.
Sama seperti pemeriksaan foto Rontgen, dokter dapat meminta pasien mengubah
posisi agar mendapatkan gambar yang lebih jelas. Lama pemeriksaan fluoroskopi
tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa.
3. Pemeriksaan Ultrasound (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan dengan mengarahkan gelombang suara berfrekuensi
tinggi ke bagian tubuh pasien yang akan diperiksa. Gelombang suara tersebut akan
memantul saat mengenai objek padat, seperti organ dalam tubuh atau tulang.
Pantulan dari gelombang suara akan ditangkap oleh alat (probe) yang ditempelkan
ke permukaan tubuh pasien dan diolah oleh komputer menjadi gambar 2 dimensi
atau 3 dimensi. Pemeriksaan ultrasound umumnya berlangsung selama 20–40
menit.
4. Pemeriksaan CT scan
Pemeriksaan CT scan bertujuan untuk menampilkan gambar organ dalam tubuh
pasien dengan lebih jelas dari berbagai sudut. CT scan menggunakan mesin
pemancar sinar-X yang didukung sistem komputer khusus. CT scan dapat
menampilkan gambar organ tubuh secara detail yang bisa digabungkan menjadi
gambar 3 dimensi. Seluruh tahap pemeriksaan CT scan biasanya berlangsung
selama 20 menit sampai 1 jam.
5. Pemeriksaan MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) bertujuan untuk menghasilkan gambar organ
di dalam tubuh pasien secara detail. Pemeriksaan MRI dapat berlangsung selama
15 menit sampai lebih dari 1 jam. MRI menggunakan teknologi medan magnet
dan gelombang radio, sehingga aman dari radiasi. Gambar yang dihasilkan dari
MRI juga lebih detail dan jelas jika dibandingkan dengan jenis pemeriksaan
radiologi lain.
6. Pemeriksaan Kedokteran Nuklir
Pemeriksaan kedokteran nuklir dilakukan menggunakan mesin yang dilengkapi
kamera gamma. Kamera gamma tersebut berfungsi mendeteksi sinar gamma di
dalam tubuh pasien. Sinar gamma di dalam tubuh pasien berasal dari cairan
radioaktif yang disuntikkan ke pasien sebelum pemeriksaan. Sinar tersebut
kemudian diolah oleh komputer menjadi gambar 3 dimensi untuk selanjutnya
dianalisis oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai