Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

FARIDATUL RISIANA
PENDAHULUAN
Mikroorganisme terdapat dimana saja, hampir disetiap tempat. Bahkan benda-benda, air
minum, makanan sehari-hari yang dianggap sudah steril daan bersih, setelah diteliti lagi ternyata
masih banyak terdapat mikroorganisme didalamnya. Keberadaan mikroorganisme ini tentu saja ada
yang membahayakan dan ada juga yang tidak. Mikroorganisme merupakan organism hidup yang
berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Irianto,2013).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
(nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media
tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen selnya. Media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk
mengisolasi mikroorganisme, identifikasi, dan membuat kulyur murni. Media berfungsi sebagai tempat
tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media,
selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan menyimpan
mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media berdasarkan sifat terbagi menjadi tiga
yaitu media padat, media semi padat semi cair, media cair. Media berdasarkan komposisi atau
susunannya terdiri atas media sintesis, semi sintesis, dan media non sintesis (Gunawan, 2010).
Nutrient agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat yang merupakan perpaduan
anatara bahan alamiah dan senyawa. Senywa kimia NA ibuat dari campuran ekstrak daging dan
peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat ,karena sifatnya yang mudah membeku dan
mengandung karbohidrat yang berupa galaktan sehingga tidak mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena
merupakan sumber protein ,nitrogen ,vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang . Medium nutrient agar merupakan medium yang
berwarna coklat muda yang memiliki konsentrasi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik
dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri (Sutarma,2010).
Medium Nutrient Agar dibuat dengan cara melarutkan 42 gram Nutrient Agar ke dalam 1500
ml aquades steril dalam Erlenmeyer. Larutan ini selanjutnya dipanaskan di atas kompor sambil
diaduk-aduk 10-15 menit. Selanjutnya disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 0C selama 15 menit.
Medium Nutrient Broth dibuat dengan cara melarutkan 9,6 gram Nutrient Broth ke dalam 1200 ml
aquades steril dalam Erlenmeyer. Larutan ini selanjutnya dipanaskan di atas kompor sambil diaduk-
aduk 10-15 menit (Retnowati, 2011).
Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup ,dalam hal ini
adalah mikroorganisme ( protozoa,fungi,bakteri,mycoplasma dan virus) yang terdapat di dalam suatu
benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh
atau menghilangkan mikroorganisme. Metode sterilisasi dibagi menjadi dua yaitu metode sterilisasi
kimia dan sterilisasi fisik. Metode sterilisasi panas digunakan unruk bahan yang tahan panas,metode
sterilisasi panas menggunakan uap air disebut sterilisasi basah ,sedangkan sterilisasi tanpa
kelembapan disebut sterilisasi kering . dimana sterilisasi panas kering berfungsi untuk mematikan
organism dengan cara mengoksidasi komponen sel ataupun mendenaturasi enzim, sedangkan
sterilisasi panas basah digunakan untuk bahan yang sensitif panas. Alat yang diguknakan dalam
sterilisasi basah yaitu menggunakan autoklaf . prinsip dari autoklaf adalah terjadinya koagolasi yang
lebih cepat dalam keadaan basah dibandingkan keadaan kering. Proses sterilisasi menggunakan
autoklaf ini dapat membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau dengan
mengkoagolasi protein pada enzim dan membrane sel mikroorganisme ( Pratiwi,2009 ).
Sterilisasi dan pembuatan media sangat perlu untuk dilakukan bagi seorang farmasis dalam
pengerjaan pengujian anti bakteri. Alat dan bahan yang digunakan harus dalam keadaan steril untuk
mencegah pertumbuhan bakteri lain sehingga tidak mengganggu dalam proses pengerjaan. Oleh
karena itu, dilakukan praktikum teknik sterilisasi dan pembuatan media yang bertujuan untuk dapat
mempersiapkan media dan peralatan untuk pengerjaan mikrobiologi.

MATERIAL DAN METODE PRAKTIKUM


Teknik sterilisasi dan pembuatan media
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat-alat gelas, autoklaf, batang pengaduk,
cawan petri, ose, kapas, kertas payung, plastik, rak tabung reaksi, tabung reaksi. Sedangkan bahan-
bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu, aquades, Media NA, dan Media NB.
 Penyiapan alat-alat
- Dicuci alat-alat dan dibersihkan dengan tissue hingga kering
- Ditutup semua alat menggunakan kapas.
- Disusun alat diatas kertas payung dan dibungkus dengan rapi dengan kertas payung.
- Dimasukkan ke dalam autoklaf untuk di sterilisasi pada suhu 1210C selama 2 jam.
- Dikelurkan alat dari autoklaf
 Pembuatan media
- Ditimbang 2 gram bubuk NA dan dilarutkan dalam 100 mL aquades.
- Ditimbang 0,4 gram bubuk NB dan dilarutkan dengan 50 mL aquades.
- Dimasukkan NB kedalam 10 tabung reaksi masing-masing 5 mL.
- Dimasukkan NA dan NB ke dalam plastik pembungkus dan diikat.
- Ditutup Erlenmeyer berisi NA dan masing-masing tabung reaksi berisi NB dengan kapas dan
dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 2 jam.
- Dikeluarkan NA dari autoklaf
- Dimasukkan kedalam kulkas.

PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM


Praktikum teknik sterilisasi dan pembuatan media ini bertujuan untuk dapat mempersiapkan
media dan peralatan untuk pengerjaan mikrobiologi. Peralatan laboratorium harus disterilkan sesuai
dengan sifat bahan. Salah satu metode sterilisasi yaitu panas. Panas merupakan metode sterilisasi
yang mudah dilakukan. Metode panas terdiri dari tiga macam yaitu panas basah, panas kering, dan
pasteurisasi. Metode panas basah membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan
panas kering. Panas basah membunuk mikroorganisme melalui proses denaturasi dan koagulasi dari
protein yang dapat menyebabkan lepasnya ikatan hidrogen sehingga bentuk tiga dimensi protein
menjadi rusak. Ada beberapa metode sterilisasi panas basah, yaitu memanaskan pada air mendidih,
menggunakan panas uap air, atau kombinasi panas uap air dan tekanan. Sterilisasi menggunakan
panas basah akan memberikan hasil yang lebih baik apabila dilakukan pada suhu air mendidih. Suhu
yang tinggi dapat lebih cepat membunuh mikroba apabila panas basah disertai dengan tekanan,
karena suhu melebihi dari suhu air mendidih, contohnya pemakaian autoklaf (Irianto, 2013).
Autoklaf merupakan salah satu metode sterilisasi yang disukai karena bahan yang disterilisasi
tidak rusak oleh panas. Kondisi tekanan 15 psi (1210C) dapat membunuh semua organisme (tetapi
tidak terhadap prion). Endospora biasanya mati dalam waktu 15 menit. Autoklaf dapat dimanfaatkan
untuk sterilisasi media pertumbuhan, peralatan, pakaian, peralatan intravenous, cairan, siring,
peralatan transfusi, dan beberapa alat yang tahan terhadap panas dan tekanan. Sterilisasi
menggunakan panas kering bekerja melalui porses oksidasi. Metode yang sering digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi yaitu pemanasan langsung. Pengambilan bateri menggunakan mata ose
dapat dilakukan dengan memanaskan mata ose pada nyala api sampai merah. Bentuk lain dari
sterilisasi panas kering yaitu sterilisasi menggunakan udara panas (hot air sterilization). Sterilisasi ini
dilakukan dengan cara memasukkan bahan yang disterilisasi ke dalam oven. Sterilisasi panas
memerlukan waktu yang lama dan suhu yang lebih tinggi yaitu 2 jam pada sekitar 170 0C. Metode ini
dapat membunuh semua mikroorganisme termasuk spora. Pasteurisasi dapat membunuh mikroba
pathogen dengan pemanasan sedang namun dapat mematikan mikroorganisme yang menyebabkan
kebusukan (Pratiwi,2009).
Percobaan yang pertama yaitu pembuatan media. Media yang digunakan adalah
media NA dan NB, dimana media NA ditimbang sebanyak 2 gram kemudian di masukkan ke dalam
Erlenmeyer dan dilarutkan dengan 100 ml aquades. Media NB ditimbang sebanyak 0,4 gram bubuk
NB dan dilarukkan dengan aquades sebanyak 50 ml kemudian di masukkan sebanyak 5 ml ke
masing-masing tabung reaksi 1 sampai 10. Setelah itu, masing-masing mulut tabung reaksi ataupun
Erlenmeyer ditutup menggunakan kapas. Tujuan dari penutupan mulut Erlenmeyer adalah untuk
meminimalisir terjadinya kontaminasi dan larutan tidak meluap atau menguap, setelah semuanya
tertutup dengan rapi ,di masukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 2 jam untuk
mensterilisasi media yang ada. tujuan dari sterilisasi adalah untuk menghindari kontaminasi ,yaitu
masuknya mikroorganisme yang tidak di inginkan . sterilisasi yang dilakukan pada percobaan ini yaitu
sterilisasi yang menggunakan panas ,dimana panas yang digunakan bersamaan dengan panas dari
uap air yang disebut sebagai sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah. Setelah media steril,
media didinginkan sebelum digunakan dan disimpan di dalam kulkas.

Percobaan yang kedua yaitu sterilisasi alat- alat gelas berupa cawan petri. Sebelum di
sterilkan, alat dan bahan tersebut dibungkus terlebih dahulu dengan kertas payung hal ini dilkukan
untuk mencegah masuknya kembali bakteri setelah disterilisasi dan menjaga sterilitasnya
(Pratiwi,2009). Setelah dibungkus, alat kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf. Sterilisasi pada
autoklaf dilakukan pada suhu 121℃ selama 2 jam. Perhitungan waktu sterilisasi dimulai semenjak
termometer pada autoklaf menunjuk 121℃ . Prinsip kerja dari autoklaf adalah dimana alat-alat yang
disterilisasi tersebut terkena uap air dengan suhu di atas 100℃ yang dihasilkan saat uap berada di
bawah tekanan. Uap dihasilkan langsung di peralatan atau dipasok melalui sambungan ke saluran
uap bertekanan tinggi (Irianto,2013).

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa stresilisasi merupakan
proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup. Cara kerja sterilisasi ialah cara kerja
agar terhindar dari kontaminasi, cara steril ini digunakan pada pembuatan media. Media pertumbuhan
mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh
suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen selnya.

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, A. W., 2010. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta : Penebar Swadaya.
Irianto, Koes., 2013. Mikrobiologi medis. Bandung : ALFABETA.
Murwani, S., 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang : UB Press.
Pratiwi,S.T ., 2009 . Mikrobiologi Farmasi. Erlangga . Jakarta : 150-171
Retnowati, Y., Nurhayati, B., dan Posangi, N.W., 2011. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
pada Media yang Diekspos dengan Infus Daun Sambiloto (Andrographis paniculata).
Saintek. 6(2).4.
Sutarma., 2010. Kultur Media Bakteri Peneliitian Veterier. Jl. R. E. Martadinata 30 bogor 16114.

Anda mungkin juga menyukai